Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Penyebaran COVID-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor utama tentu saja memang karena sifat virus yang mudah menular dan cepat menginfeksi orang
Coronavirus disease 2019 atau yang dikenal sebagai Covid-19 adalah nama resmi yang diberikan oleh WHO (World Health Organization) untuk penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, virus corona baru yang muncul pertama kali di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019. [4]
Sejak awal kemunculannya hingga ditulisnya artikel ini (April 2020), Covid-19 sudah menyebar ke 210 negara dan menyebabkan lebih dari 2,8 juta kematian. Karena itu, WHO menyatakan Covid-19 sebagai suatu pandemi. [4]
Daftar isi
Karena SARS-Cov-2 adalah jenis virus yang masih baru, maka penelitian masih terus dilakukan untuk bisa mengenali sifat-sifatnya agar penyebaran bisa ditekan semaksimal mungkin, penyembuhan bisa dipercepat, dan vaksin bisa segera ditemukan.
Namun, dari data yang sudah terkumpul, WHO menyatakan beberapa poin yang sudah pasti mengenai penyebaran Covid-19 ini: [2]
Salah satu usaha para peneliti untuk memahami sifat virus SARS-CoV-2 yang sangat menular ini adalah dengan membuat perbandingannya dengan SARS coronavirus (SARS-CoV) – penyebab penyakit pernafasan akut parah yang dikenal sebagai SARS.
SARS-CoV dan SARS-Cov-2 memiliki 86% urutan gen yang sama. SARS pernah disebut sebagai “pandemi pertama di abad ke-21” karena menyebar sangat cepat dari benua ke benua, menjangkiti lebih dari 8.000 orang dalam 8 bulan dengan rasio kematian 10%. [6]
Tetapi, SAR-CoV-2 penyebab Covid-19 menyebar jauh lebih cepat. Di tahun 2003, 8.098 kasus SARS dengan 774 kematian, terjadi dalam rentang waktu 8 bulan. Sebagai perbandingan, dalam 4 bulan sejak awal mewabahnya SARS-CoV-2, virus corona baru ini sudah menjangkiti hampir 3 juta orang dan menyebabkan hampir 200.000 kematian di seluruh dunia. [6]
Mengapa ini bisa terjadi?
Beberapa penelitian genetik sudah mempelajari struktur mikroskopis dari virus SARS-CoV-2, protein kunci di permukaannya, dan reseptor dalam sel tubuh manusia yang secara bersama-sama bisa menjelaskan mengapa virus ini bisa menginfeksi dan menular dengan sangat mudah. [5]
Spike protein digunakan oleh virus corona untuk mengikat membran sel manusia yang diinfeksinya. Proses pengikatan ini diaktivasi oleh enzim-enzim tertentu. Tapi, SARS-CoV-2 memliki struktur yang spesifik yang memungkinkannya untuk mengikat sel reseptor inangnya 10 kali lebih kuat dibandingkan virus SARS-CoV. [5]
Spike protein pada SARS-CoV-2 adalah penyebab ia sangat mudah menular dan memiliki waktu hidup yang lebih lama, yang menjelaskan cepat dan banyaknya penyebaran Covid-19. [5]
Menurut data resmi yang dirilis untuk publik, berikut adalah negara-negara paling terinfeksi per 25 April 2020: [7]
Penyebab utama negara-negara pada posisi teratas ini memiliki jumlah pasien terbanyak adalah karena kurangnya kontrol lingkungan, kurangnya ketegasan pelaksanaan langkah-langkah pencegahan penularan, serta kurangnya kesiapan menghadapi pandemi.
Sementara itu, di Indonesia, per 25 April 2020 jumlah pasien positif adalah 8,607 dengan jumlah kematian 720. Sepuluh provinsi dengan persebaran terbanyak adalah sebagai berikut: [1]
Sejak dinyatakannya Covid-19 sebagai pandemi, WHO bersama pihak pemerintah dari berbagai negara sudah gencar melakukan sosialisasi langkah-langkah pencegahan yang harus dipatuhi semua orang agar penyebaran Covid-19 bisa terus ditekan hingga akhirnya tidak ada lagi kasus positif baru.
Langkah-langkah pencegahan tersebut adalah: [1, 2, 3, 4, 7]
Tetap pantau informasi resmi dan akurat dari sumber-sumber yang terpercaya seperti WHO atau pemerintah setempat. Hindari pesan-pesan berantai di sosial media atau platform berkirim pesan seperti WhatsApp yang tidak memiliki sumber jelas. Pemerintah sudah merilis segmen di website resmi Covid-19 tentang berita-berita hoax seputar penyakit ini.
Dalam skala yang lebih besar, pemerintah juga memberlakukan lockdown atau pelarangan keluar masuknya orang ke suatu daerah untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih masif, serta membatasi pergerakan orang di luar rumah tanpa kepentingan.
Di Indonesia, menjelang Idul Fitri yang setiap tahun menjadi puncak arus hilir mudiknya orang dari satu daerah ke daerah lain untuk mengunjungi sanak saudara, pemerintah sudah mengeluarkan larangan beroperasi-nya angkutan massal publik seperti pesawat dan kereta api untuk menekan penyebaran Covid-19. [1]
1) Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19. 2020. Badan Nasional Penganggulangan Bencana. Situasi Covid-19 di Indonesia
2) WHO TEAM Health Emergencies Preparedness and Response. 2020. World Health Organization. Q&A on coronaviruses (COVID-19)
3) Richard Martinello, MD. 2020. Yale Medicine. COVID-19 (Coronavirus Disease 2019)
4) Aristos Georgiou. 2020. NewsWeek. CORONAVIRUS WAS ABLE TO SPREAD SO FAST BECAUSE OF 'STEALTH TRANSMISSIONS,' STUDY FINDS
5) Javier A. Jaimes, Nicole M. André, Jean K. Millet. 2020. bioRXiv. Structural modeling of 2019-novel coronavirus (nCoV) spike protein reveals a proteolytically-sensitive activation loop as a distinguishing feature compared to SARS-CoV and related SARS-like coronaviruses
6) Ana Sandoiu, Mohamed Elsonbaty Ramadan, M.S. 2020. Medical News Today. Why does SARS-CoV-2 spread so easily?
7) Avi Schiffmann. 2020. nCoV2019 live. World COVID-19 Stats
8) Jeffrey Sachs. 2020. CNN. Why the US has the world's highest number of Covid-19 deaths