Penyakit & Kelainan

11 Mitos Tentang Virus Corona dan COVID-19

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Infeksi virus corona atau COVID-19 adalah suatu penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan. Tentunya mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun untuk mengambil langkah yang benar dalam pencegahan

Di saat terjadi pandemi seperti saat ini, penting untuk tetap terhubung dengan berita-berita paling aktual sekaligus faktual. Banyak orang yang memanfaatkan keadaan krisis untuk menyebarkan kabar-kabar yang meresahkan dan bisa merugikan banyak orang jika terus disebar secara berantai.

Agar kita terhindar dari berita-berita bohong, mitos, atau hoax seputar Covid-19, berikut fakta-fakta resmi yang kami himpun dari beberapa website seperti WHO, CDC, dan juga Kementrian Kesehatan Indonesia:

1. Obat virus corona (COVID-19) telah ditemukan dan siap disebar ke seluruh Indonesia

Tidak benar. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat spesifik yang direkomendasikan untuk mencegah atau mengobati virus SARS-CoV-2. Namun, mereka yang telah terinfeksi harus mendapatkan perawatan yang layak agar gejala bisa diredakan, dan mereka yang sudah memasuki tahap sakit berat harus mendapatkan alat-alat bantuan yang memadai. [1, 2]

Beberapa jenis pengobatan masih dalam tahap penelitian, dan akan diuji secara klinis.

2. Orang yang terjangkit Covid-19 tidak bisa sembuh

Tidak benar. Pasien Covid-19 bisa sembuh dan bersih dari virus SARS-CoV-2. Jika tertular, maka pasien harus segera melakukan perawatan dan pengobatan sesuai gejala. [1]

Jika mengalami batuk, demam, dan kesulitan bernafas, segera hubungi fasilitas kesehatan – lakukan melalui telepon lebih dulu. Banyak pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19 dengan bantuan layanan kesehatan yang baik.

3. Bisa menahan nafas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk atau sesak berarti tidak terinfeksi Covid-19

Tidak benar. Gejala terinfeksi Covid-19 yang paling umum adalah batuk kering, kelelahan dan demam. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang lebih berat, seperti radang paru-paru. [1]

Cara terbaik untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan laboratorium (rapid test). Kita tidak bisa memastikannya hanya dengan menahan nafas, bahkan hal ini bisa berbahaya untuk sistem pernafasan.

4. Virus penyebab Covid-19 hanya menular di daerah dengan iklim panas dan lembab

Tidak benar. Dari bukti-bukti yang sudah ada sejauh ini, Covid-19 bisa ditularkan di semua tempat, bukan hanya yang panas dan lembab saja. Apapun iklim tempat tinggal Anda, selalu lakukan langkah-langkah pencegahan dengan sering mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer berbahan dasar alkohol 70%. [1]

Melakukan langkah ini berarti menghilangkan virus dari tangan dan mencegah infeksi yang bisa terjadi karena menyentuh mata, mulut, dan hidung.

5. Berendam di air panas bisa mencegah penularan Covid-19

Tidak benar. Suhu tubuh normal manusia tetap berada di kisaran 36.5⁰C hingga 37⁰C, berapapun suhu air yang digunakan untuk mandi. Bahkan, mandi dengan air yang terlalu panas bisa berbahaya karena bisa menyebabkan kulit terbakar. [1]

6. Covid-19 bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk

Tidak benar. Hingga saat ini tidak ada informasi maupun bukti yang menunjukkan bahwa Covid-19 bisa ditularkan oleh nyamuk. Covid-19 adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus yang menyebar melalui droplet yang keluar dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi ketika batuk, bersin, bahkan bicara. [1]

Air liur dan ingus juga bisa membawa virus penyebab Covid-19. Untuk melindungi diri dari penularan, sering bersihkan tangan menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol 70% atau cuci dengan air mengalir dan sabun. Hindari kontak dengan siapapun yang batuk atau bersin-bersin dan selalu gunakan masker bila harus keluar rumah.

7. Thermal scanner atau termometer infrared bisa mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19

Setengah benar. Scanner atau termometer yang sekarang banyak dipakai di pintu-pintu masuk gedung perkantoran, bank, supermarket dan tempat-tempat umum lainnya memang efektif untk mendeteksi orang yang demam (atau suhu tubunya lebih tinggi dari suhu tubuh normal) yang bisa disebabkan oleh infeksi Covid-19. [1, 3]

Tapi, termometer ini tidak bisa mendeteksi orang yang sudah terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala (asimtomatik) seperti demam dan batuk.

8. Menyemprotkan alkohol atau chlorine ke seluruh tubuh bisa membunuh virus corona

Tidak benar. Menyemprot cairan-cairan semacam ini bisa berbahaya untuk selaput lendir (seperti mata dan mulut) serta tidak bisa membunuh virus yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh. [1]

Alkohol dan chlorine (yang terdapat dalam cairan pemutih pakaian) memang berguna sebagai disinfektan bagi permukaan-permukaan benda, tapi harus digunakan sesuai anjuran dan tidak boleh disemprotkan ke tubuh.

9. Membilas hidung dengan air garam bisa mencegah infeksi Covid-19

Tidak benar. Sampai sekarang masih belum ada bukti yang menunjukkan bahwa mencuci hidung dengan air garam bisa melindungi dari infeksi aibat virus SARS-CoV-2. [1]

Memang ada bukti dalam jumlah kecil mengenai bilasan air garam di hidung bisa menyembuhkan orang lebih cepat dari selesma. Tapi, belum ada bukti ia bisa mencegah terjadinua infeksi saluran nafas.

10. Antibiotik bisa mencegah dan mengobati Covid-19

Tidak benar. Antibiotik adalah obat untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri, sementara Covid-19 disebabkan oleh virus. Jadi jelas antibiotik tida bisa digunakan sebagai obat atau pencegah infeksi Covid-19. [1, 2, 3]

Namun, bila pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami infeksi lanjutan yang disebabkan oleh bakteri, maka mungkin antibiotik akan digunakan sebagai salah satu pengobatannya.

11. Teh hangat dan lemon bisa mengobati Covid-19

Tidak benar. Belum ada bukti ilmiah mengenai pernyataan ini dan dianggap sebagai konten yang menyesatkan. Memang benar bahwa lemon mengandung banyak manfaat yang baik untuk kesehatan, namun belum terbukti bisa menyembuhkan infeksi saluran pernafasan akibat SARS-CoV-2. [2]

Pastikan untuk selalu memeriksa kebenaran berita saat menerimanya, dan jangan asal meneruskan atau membagikannya ke banyak orang tanpa check and re-check lebih dulu.

Website resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia selalu meng-update berita bohong dan mitos mengenai penyakit ini setiap kali beredar kabar yang salah dan/atau meresahkan masyarakat.

1) WHO Team. 2020. World Health Organization. Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters
2) Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19. 2020. Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19. Hoax Buster
3) Division of Viral Disease. 2020. Center for Diseases Control and Prevention. Share facts about COVID-19

Share