Daftar isi
Introvert merupakan kebalikan dari ekstrovet, di mana lebih suka menghindari situasi sosial dan cenderung pendiam serta menarik diri dari lingkungan [1].
Sedangkan rasa malu merupakan suatu perasaan, kecemasan dan ketidaknyamanan dalam situasi sosial tertentu khususnya yang berhubungan dengan hambatan interpersonal hingga ketakutan terhadap evaluasi negatif dari orang lain [2].
Oleh karena itu, introvert dan pemalu merupakan hal yang berbeda, walaupun keduanya mungkin pada beberapa hal tertentu terlihat seperti sama [3].
Sifat orang introvert dan pemalu diketahui tidak sama, meskipun banyak yang menganggapnya mirip satu sama lainnya.
Orang yang introvert umumnya akan sangat suka menghindari acara-acara yang melibatkan interaksi sosial dengan banyak orang khususnya [4].
Mengingat, orang introvert lebih nyaman melakukan hal sendirian atau dengan kelompok kecil beranggotakan satu atau dua orang [4].
Tidak seperti orang pemalu, orang introvert tidak memiliki rasa takut terhadap reaksi negatif orang sehingga harus melewatkan acara sosial. Sederhana saja, orang introvert lebih menikmati masa kesendiriannya [4].
Orang yang pemalu umumnya akan merasa tidak nyaman atau canggung ketika berada di acara yang melibatkan interaksi sosial, khususnya jika berada di sekitar orang-orang yang baru (tidak dikenal) [4].
Ketika berada di sekitar banyak orang, orang yang pemalu mungkin akan menjadi snagat gugup hingga tubuhnya menjadi berkeringat [4].
Selain itu, detak jantungnya pun dapat menjadi lebih cepat dan bahkan juga menimbulkan sakit perut mendadak [4].
Tidak seperti orang introvert yang suka melewatkan acara sosial karena tidak suka, orang pemalu melewatkan acara sosial karena rasa takut atau perasaan negatif yang menguasai pikiran dan tubuhnya [4].
Jika introvert lebih suka sendirian karena bersama banyak orang melelahkan, maka orang yang pemalu tidak selalu suka sendirian namun takut berinteraksi dengan orang [3].
Berikut ini merupakan beberapa ciri jika seseorang memiliki kepribadian introvert [5]:
Seoranga yang pemalu mungkin akan cenderung lebih pendiam jika dibandingkan orang lainnya. Adapun berikut ini merupakan beberapa ciri-ciri orang yang pemalu [6]:
Penyebab dari munculnya kepribadian introvert ini hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ilmuwan telah menemukan bahwa tipe kepribadian introvert dan ekstrovert memiliki cara kerja otak yang sedikit berbeda satu sama lain [4].
Untuk introvert sendiri, aliran darah yang menuju ke lobus frontal lebih tinggi jika dibandingkan dengan ekstrovert [4].
Adapun bagian otak tersebut berfungsi untuk membantu seseorang mengingat, memecahkan masalah, dan membuat rencana kedepan [4].
Selain itu, otak introvert cenderung memberikan reaksi sedih terhadap bahan kimian yang mengaktifkan bagian otak untuk mencari perhatian dan kesenangan seperti dopamine [4].
Berikut ini merupakan beberapa hal yang mungkin dapat menjadi penyebab seseorang menjadi pemalu [5]:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, bayi yang lahir dengan kecenderungan menjadi pemalu ada sekitar 15 persen. Penelitian juga telah menemukan bahwa, terdapat perbedaan biologis pada otak seorang pemalu dengan orang yang tidak pemalu.
Sikap orang tua yang terlalu otoriter atau over protektif umumnya dapat menjadi pembatasan pengalaman sosial anaknya.
Sedangkan pengalaman sosial dapat mempengaruhi kecenderungan rasa malu. Dengan pengalaman sosial yang terbatas, anak kemudian akan tumbuh menjadi seorang yang pemalu.
Mengingat, anak-anak yang tidak diizinkan mengalami berbagai hal mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosialnya.
Selain itu, interaksi orang tua dan anak juga dapat berpengaruh, di mana jika tercipta pendekatan hangat dan penuh perhatian maka anak akan dapat lebih nyaman berada disekitar orang lain.
Anak yang memiliki orang tua yang pemalu mungkin juga akan mengembangkan rasa malu dengan meniru perilaku yang dilakukan oleh orang tuanya.
Selain orang tua, lingkungan tempat tinggal, sekolah, komunitas dan budaya juga dapat membentuk anak.
Di mana setiap koneksinya pada jaringan tertentu dapat berkontribusi pada perkembangannya.
Penghinaan yang dilakukan di depan umum dapat juga menjadi penyebab seseorang mengembangkan rasa malu.
Penghinaan tidak hanya dapat berupa kalimat-kalimat menghina, namun mengingatkan seseorang akan kesalahannya pun jika dilakukan didepan umum mungkin juga akan menjadi sebuah penghinaan bagi sebagian orang.
Introvert mungkin bukan termasuk hal yang harus atau membutuhkan pengobatan khusus. Mengingat penyebabnya saja masih belum diketahui dengan jelas, untuk mengurangi pun mungkin belum diketahui caranya [3].
Hal yang perlu diperhatikan yaitu, cara memperlakukan orang yang introvert dengan tepat, khususnya untuk anak-anak [3].
Adapun hal yang perlu orang tua perhatikan untuk memastikan kebahagiaan dan kesehatan anaknya yang introvert antara lain [3]:
Pertama, orang tua diharapkan telah menerima kenyataan bahwa anaknya adalah seorang introvert. Dan, harus juga ditanamkan bahwa, menjadi introvert merupakan salah satu jenis kepribadian yang normal.
Dengan demikian, orang tua juga diharapkan untuk mencari informasi terkait ciri-ciri dari kepribadian introvert agar dapat memahami anaknya yang introvert.
Orang tua diharapkan tidak memaksakan anaknya yang introvert untuk mengikuti aktivitas sosial. Mengingat, anak yang introvert lebih suka dan nyaman sendirian.
Orang tua juga harus paham bahwa, mungkin anaknya yang introvert hanya akan berteman dengan sedikit orang, namun pertemanan itu akan menjadi sangat dekat nantinya.
Setelah melakukan aktivitas sosial, anak yang introvert mungkin akan membutuhkan waktu istirahat dengan menghabiskan waktu sendirian. Karena jika tidak, anak yang introvert mungkin dapat mengalami stress.
Oleh karena itu, orang tua harus memastikan anaknya yang introvert mendapatkan waktu untuk sendirian agar anak bisa beristirahat setelah melakukan aktivitas sosial.
Bagi orang tua pada umumnya, khususnya orang tua ekstrovert, membesarkan anak yang introvert mungkin akan menjadi sulit. Namun, yang perlu diketahui adalah anak yang introvert itu seperti semua anak pada umumnya, di mana paling membutuhkan cinta dan pengertian.
Oleh karena itu, orang tua harus memastikan anaknya yang introvert mendapatkan cinta dan pengertian yang cukup.
Rasa malu yang berlebihan atau telah menganggu kehidupan seseorang khususnya menimbulkan kesulitan di sekolah, tempat kerja atau dalam menjalin hubungan mungkin perlu dikurangi atau diatas [5].
Mengatasi rasa malu dengan tingkatan yang ekstrem mungkin menjadi perlu dilakukan untuk pengembangan harga diri yang sehat. Ada beberapa cara mengatasi rasa malu, termasuk [5]:
Psikoterapi diketahui dapat membantu anak-anak dalam mengatasi rasa malu yang dimilikinya. Dalam psikoterapi ini, anak-anak akan diajari keterampilan sosial, termasuk [5]:
Teknik relaksasi seperti pernapasan mungkin juga dapat membantu anak-anak atau orang dewasa dalam mengatasi kecemasan, yang mungkin merupakan hal yang mendasari rasa malu.
Terapi relaksasi ini diketahui dapat juga dilakukan secara kelompok, yaitu dengan beberapa orang yang memiliki permasalahan dengan rasa malu.Ada pengobatan efektif untuk orang dewasa dengan kecemasan yang kesulitan menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Namun, kecemasan yang parah seringkali tidak diobati.
Selain itu, dalam kasus yang jarang terjadi, pengobatan dapat meredakan rasa malu untuk sementara.
1. Fishman Inna, Ng Rowena dan Bellugi Ursula. Do extraverts process social stimuli differently from introverts?. Cognitive Neuroscience; 2011.
2. Nancy A Heiser, Samuel M Turner dan Deborah C Beidel. Shyness: relationship to social phobia and other psychiatric disorders; 2003.
3. Carol Bainbridge dan Amy Morin, LCSW. The Difference Between Being Shy and Being Introverted. Verywellfamily; 2021.
4. Michael W. Smith, MD. Introvert Personality. WebMD; 2020.
5. David Heitz DAN Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP. What You Should Know About Shyness. Helathline; 2019.