Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak Secara sederhana, spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma pada seorang pria, sedangkan oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) pada seorang wanita. Proses ini merupakan bagian yang
Spermatogenesis dan oogenesis adalah dua jenis pembentukan sel kelamin yang ditemukan dalam reproduksi seksual pada hewan. Spermatogenesis adalah pembentukan sel kelamin jantan sedangkan oogenesis adalah pembentukan sel kelamin betina. [1]
Pada spermatogenesis, sel kelamin jantan disebut dengan sperma. Sel kelamin jantan tidak hanya mampu berkembang sebelum bayi lahir namun juga mampu menggandakan diri tepat setelah bayi lahir. [2]
Sedangkan pada oogenesis, sel kelamin betina disebut dengan sel telur. Oogenesis dimulai sejak masa janin di dalam kandungan namun proses ini mengalami penundaan. Proses ini dilanjutkan pada masa pubertas yakni pada usia sekitar 12-15 tahun. [2]
Spermatogenesis terjadi di organ seksual pria, yakni testis. Testis terdiri atas tubulus tipis yang berkelok-kelok yang disebut sebagai tubulus seminiferus. Sel sperma dihasilkan di dinding tubulus. [3]
Di dalam dinding tubulus juga terdapat sel yang terletak tidak teratur yang disebut dengan sel Sertoli. Sel ini berfungsi mendukung dan menutrisi sel sperma yang belum matang. [3]
Pada sel telur, sel dilepaskan dari ovarium dan dapat tidak mencapai kematangan bahkan sampai 40 tahun. Sedangkan yang lain bisa saja hancur dan tidak pernah menjadi sel telur yang matang. [4]
Fakta Spermatogenesis dan Oogenesis
Terdapat beberapa fakta terkait dengan proses spermatogenesis dan oogenesis yang terjadi di dalam tubuh, yaitu: [5]
Fakta Spermatogenesis
Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan sel sperma dari spermatogonium adalah 70 hari melalui proses spermatogenesis
Satu spermatogonium menghasilkan 4 spermatozoa
Satu spermatosit primer bertanggung jawab terhadap produksi 2 spermatosit sekunder
Dalam sekali ejakulasi, sebanyak 200-300 juta sel sperma dihasilkan
Sebanyak 60% dari sel sperma bersifat dapat gerak (motil) dan 40% sisanya bersifat tidak dapat bergerak (non-motil)
Rentang jumlah sel sperma normal adalah 100 juta sel per mililiter dalam cairan semen
Jika jumlahnya kurang dari 100 juta sel/ ml maka disebut sebagai oligospermia, yang menyebabkan ketidaksuburan (infertilitas)
Pada manusia yang kromosomnya 46, sel spermatogonium dan sel spermatosit primer mempunyai 46 kromosom
Sedangkan sel spermatosit sekunder, spermatid, dan sel sperma mempunyai 23 kromosom
Fakta Oogenesis
Satu oogonium membentuk sel telur (ovum) tunggal
Satu oosit primer akan menghasilkan satu oosit sekunder dan satu badan polar yang kualitasnya akan turun di dalam ovarium
Pada oogenesis, 7 juta oosit primer terbentuk di dalam ovarium janin perempuan
Pada saat lahir, oosit primer berubah dan jumlahnya menjadi 2-4 juta saja
Pada masa pubertas, hanya ada 40.000 sel oosit primer yang tersisa di dalam ovarium
Jumlah tersebut setelah melewati tahap reproduksi, hanya akan tersisa 480 sel dan terdapat di dalam masa reproduksi wanita berusia 11-50 tahun
Pada manusia yang jumlah kromosomnya 46, sel oogonium dan sel oosit primer memiliki jumlah kromosom 46
Sedangkan pada sel oosit sekunder, badan polar, dan sel telur (ovum) mempunyai jumlah kromosom 23
Proses Spermatogenesis dan Oogenesis
Ada beberapa tahapan dalam spermatogenesis dan oogenesis yang terjadi selama masa reproduksi yaitu: [5]
Proses Spermatogenesis
Spermatogonium (sel induk sperma) pertama kali berkembang dari dinding epitelium germinal pada tubulus seminiferus. Sel ini merupakan sel induk diploid (2n kromosom) yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi sel lain.
Spermatogonium mengalami proses pembelahan sel secara mitosis dan berubaha bentuk menjadi sel spermatosit primer. Proses ini dikenal sebagai spermatositogenesis.
Spermatosit primer ini menjalani proses pembelahan sel secara meiosis I dan membentuk 2 spermatosit sekunder.
Spermatosit sekunder mengalami pembelahan sel secara meiosis II dan membentuk 2 spermatid. Sehingga spermatid yang dihasilkan berjumlah 4. Spermatid ini masing-masing terhubung melalui jembatan sitoplasma.
Spermatid berbentuk bulat dan merupakan sel non-motil mengalami proses pendewasaan dan membentuk sel motil haploid (n kromosom). Proses pembentukan sperma dari spermatid disebut dengan spermiogenesis.
Proses Oogenesis
Oogonium (sel induk telur) pertama kali berkembang dari sel epitelium germinal yang terdapat di atas ovarium. Sel ini memiliki kemampuan memperbaharui dirinya sendiri.
Oogonium mengalami proses pembelahan sel mitosis dan berdiferensiasi menjadi sel oosit primer.
Sel oosit primer ini menjalani proses pembelahan sel meiosis I dan berhenti pada tahap diplonema pada masa anak-anak. Ketika pubertas terjadi, sel ini berubah menjadi sel oosit sekunder dan badan polar.
Oosit sekunder mengalami pembelahan sel meiosis II. Proses ini berhenti pada tahap metafase dan membentuk ootid.
Ootid mengalami proses fertilisasi dan menghasilkan ovum (sel telur) berbentuk bola, besar dan tak dapat bergerak (non-motil), juga badan polar yang kedua. Badan polar akan diserap oleh ovarium.
Perbandingan Spermatogenesis dan Oogenesis
Berikut ini disajikan tabel yang akan memperlihatkan perbedaan antara proses spermatogenesis dan oogenesis: [6]
Parameter
Spermatogenesis
Oogenesis
Pengertian
Produksi sel sperma dari spermatogonium (sel induk sperma)
Produksi sel ovum dari oogonium (sel induk telur)
Lokasi pembentukan
Di testis pria
Di ovarium wanita
Tahapan
Seluruh tahapan spermatogenesis terjadi di testis
Tahap akhir dari oogenesis terjadi di oviduk (tuba falopi/ saluran telur)
Pelepasan sel
Sel sperma dilepaskan dari testis
Sel ovum dilepaskan dari ovarium
Jumlah produksi sel
Jutaan sel sperma dihasilkan setiap hari
Satu sel ovum dilepaskan setiap bulannya
Lamanya proses
Spermatogenesis terjadi setiap hari dari masa pubertas sampai seumur hidup
Oogenesis terjadi sekali dalam sebulan dari masa pubertas sampai menopause
Peran sel Sertoli
Memainkan peran membantu dalam proses
Tidak memiliki peran dalam proses
Tahapan pertumbuhan
Tahapan pertumbuhan terlalu singkat
Tahapan pertumbuhan panjang
Tahapan istirahat
Tidak ada tahap istirahat
Tahapan istirahat terjadi pada masa embrio sampai pubertas
Jenis pembelahan sel
Sama besar sehingga menghasilkan 4 spermatid haploid
Tidak sama besar sehingga hanya menghasilkan satu sel ovum dan 2 badan polar
Ukuran sel yang dihasilkan
Spermatid lebih kecil dari sel spermatosit
Ovum lebih besar dari sel oosit
Pemadatan inti sel
Pemadatan inti sel terjadi di sel sperma
Tidak terjadi pemadatan inti sel di sel ovum
Penyimpanan makanan
Sangat sedikit penyimpanan makanan yang terjadi di sel sperma
Banyak makanan dan hasil metabolisme disimpan di sel ovum
Pergerakan sel yang dihasilkan
Sel sperma bersifat dapat gerak (motil)
Sel ovum bersifat tidak dapat bergerak (non-motil)
1. Lakna Panawala. Difference Between Spermatogenesis and Oogenesis. Researchgate; 2017.
2. Anonim. Spermatogenesis and Oogenesis. Lecturio; 2020.
3. Kara Rogers. Spermatogenesis. Britannica; 2021.
4. Anonim. Oogenesis. Britannica; 2021.
5. Anonim. Difference Between Spermatogenesis and Oogenesis. Toppr; 2021.
6. Anonim. Difference Between Spermatogenesis and Oogenesis. Vedantu; 2021.