√ Scientific BasePass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Scientific review by: Tim Riset IDNmedis
Penderita epilepsi cenderung mengalami kejang kambuhan tanpa sebab. Sekitar 70% penderita epilepsi dapat mengendalikan kejang dengan penggunaan obat[1].
Menyaksikkan penderita epilepsi mengalami kejang dapat terasa menakutkan, tapi tidak perlu panik, kebanyakan kejang bukan merupakan kondisi darurat. Kejang akan berhenti dengan sendirinya tanpa menyebabkan efek merugikan permanen[2].
Kejang dapat dibedakan menjadi kejang sebagian (onset fokal) dan kejang umum (sekujur tubuh, disebut sebagai kejang tonic clonic). Pada kejang sebagian, penderita masih sadar tapi tidak dapat mengendalikan gerakan kejang[2].
Kejang tonic clonic umum biasanya mengikuti pola berikut[3]:
Penderita menjadi tidak responsif, tidak menjawab saat diajak berbicara, tidak bereaksi jika kita melambaikan tangan di depan wajah atau menggoyangkan tubuh penderita. Penderita dapat jatuh
Otot mengencang dan menjadi terlihat kaku seperti papan (disebut sebagai fase tonic, berlangsung selama beberapa detik)
Selanjutnya terjadi serangkaian gerakan menyentak (disebut fase clonic, berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit)
Lama kelamaan, gerak menyentak berhenti dan penderita mulai sadar dan dapat berbicara lagi, tapi bisa menjadi pusing atau tidak stabil selama beberapa saat
Untuk kasus kejang yang lebih ringan, seperti tangan atau kaki sedikit bergetar, pertolongan pertama dapat berupa mengarahkan penderita menjauh dari bahaya seperti jalur orang lewat, tangga, dan air[2].
Berikut langkah memberikan pertolongan pertama jika seseorang mengalami kejang tonic-clonic (tubuh menjadi kaku, diikuti kejang otot)[1, 4, 5]:
Tetap tenang dan mendampingi penderita kejang.
Jika penderita kejang memiliki makanan atau cairan di dalam mulut, segera gulingkan badan ke samping.
Tenangkan orang di sekitar yang mungkin menjadi panik dan minta mereka untuk memberi ruang bagi penderita kejang.
Tempatkan benda empuk di bawah kepala penderita dan regangkan pakaian di sekitar leher.
Jangan mencoba untuk menahan atau menghentikan gerakan penderita kejang karena dapat menyebabkan cedera. Hindari juga untuk memasukkan objek ke dalam mulut penderita sebab dapat mengakibatkan cedera.
Jauhkan benda-benda tajam (gelas, perabotan, dan sebagainya) dari sekitar penderita kejang untuk mencegah terjadinya cedera.
Posisikan penderita pada posisi tubuh miring atau semi tengkurap untuk mempertahankan saluran pernapasan tetap terbuka dan mencegah penderita menghirup cairan sekresi.
Perhatikan jam sejak kejang dimulai sehingga dapat menghitung lama kejang berlangsung.
Setelah kejang berhenti, baringkan tubuh penderita pada posisi miring secara hati-hati untuk membantu menjaga saluran napas lancar.
Setelah serangkaian kejang, penderita dapat mengalami kebingungan selama beberapa saat. Jangan tinggalkan penderita kejang sendirian, sebaiknya didampingi hingga benar-benar sadar dan dapat merespon secara normal saat diajak berbicara. Tenangkan penderita dan jelaskan dengan perlahan mengenai hal yang membuatnya bingung.
Jangan memberikan minuman atau makanan apa pun hingga penderita kejang benar-benar sudah pulih.
Biarkan pasien beristirahat hingga benar-benar pulih, periksa respon pasien setiap beberapa menit sekali.
Setelah kejang berakhir, sebaiknya dilakukan pengecekan ada tidaknya cedera yang dialami dan berikan pertolongan pertama. Penderita sebaiknya disarankan untuk tidak mengemudikan kendaraan, pastikan seseorang mengantarkan penderita sampai ke rumah dengan selamat.
Penderita kejang sebaiknya disarankan untuk menghubungi dokter untuk melaporkan mengenai kejang yang dialami dan memeriksa apakah obat yang diresepkan sesuai.
Jika penderita kejang diketahui mengalami epilepsi, biasanya tidak perlu menghubungi ambulans.
Pertolongan Pertama Kejang pada Pengguna Kursi Roda
Jika kejang dialami pengguna kursi roda, langkah pertolongan pertama yang perlu dilakukan yaitu[1]:
Biarkan penderita kejang tetap duduk dengan sabuk pengaman terpasang (kecuai jika menyebabkan cedera).
Pasang rem pada kursi roda.
Jika kusi roda berupa jenis yang dapat dinaikkan, maka naikkan tempat duduk dan kunci pada posisi tersebut.
Berikan penyangga pada kepala penderita sampai kejang berhenti.
Lengan penderita sedikit ke satu sisi untuk membantu mengeluarkan cairan dari mulut.
Setelah kejang berhenti, jika penderita kesulitan bernapas atau perlu tidur, turunkan dari kursi roda dan baringkan pada posisi pemulihan.
Pertolongan Pertama Kejang di dalam Air
Berikut langkah pertolongan pertama kejang yang terjadi di dalam air[1]:
Berikan sokongan pada kepala penderita sehingga wajah keluar dari air.
Angkat bagian belakang kepala penderita untuk memastikan jalur pernapasan yang lancar.
Jika penderita berada di dalam kolam renang, pindahkan dari air ketika kejang berhenti.
Jika penderita berada di surf, segera pindahkan dari air secepat mungkin.
Alat pengapung dapat membantu ketika memindahkan penderita dari air.
Jika memungkinkan, minta bantuan orang lain.
Setelah keluar dari air, segera hubungi ambulans, bahkan jika penderita dapat bernapas normal.
Baringkan penderita pada posisi miring.
Periksa pernapasan penderita. Jika tidak bernapas atau jika tidak bernapas dengan normal, posisikan kembali penderita pada posisi berbaring dan mulai prosedur CPR.
Pertolongan Pertama Kejang pada Anak
Berikut langkah pertolongan pertama kejang pada anak[4]:
Jauhkan anak dari benda-benda keras, tajam, atau panas. Letakkan bantalan empuk di bawah kepala anak. Arahkan tubuh anak pada posisi miring untuk menjaga saluran pernapasan tetap lancar.
Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak atau memberikan cairan atau obat selama atau sesaat setelah kejang.
Jangan menahan lidah anak.
Jangan menahan gerakan tubuh anak.
Menenangkan anak ketika sudah kembali sadar.
Biasanya tidak perlu menghubungi ambulans jika anak memang diketahui menderita epilepsi, dan jika kejang berakhir setelah satu atau dua menit.
Hubungi ambulans jika:
merupakan pertama kalinya anak mengalami kejang dengan penyebab yang tidak diketahui
kejang terjadi berkali-kali
kejang berlangsung lebih lama dari 5 menit
anak terlihat sakit, terluka, atau tidak responsif
Kapan Sebaiknya Menghubungi Ambulans?
Pada banyak kasus, terutama jika diketahui penderita mengalami epilepsi, biasanya tidak diperlukan menghubungi ambulans. Sebaiknya mencari bantuan medis jika[1, 3, 4]:
Kejang berlangsung lebih lama dari 5 menit
Kejang lain dimulai segera setelah kejang pertama berhenti
Penderita tidak dapat bangun setelah gerakan kejang berhenti
Penderita tidak merespon selama lebih dari 5 menit setelah kejang berhenti
Penderita mengalami kesulitan bernapas setelah kejang berhenti
Penderita mengalami cedera selama kejang
Merupakan kejang pertama yang pernah dialami penderita
Kejang terjadi di dalam air
Diduga terjadi masalah lain, atau jika penderita mengalami kondisi medis lain seperti penyakit jantung atau diabetes
Kejang Darurat
Umumnya kejang berlangsung kurang dari 2 menit. Namun beberapa orang dengan epilepsi cenderung mengalami kejang berat atau membahayakan nyawa. Pada penderita epilepsi, kejang dapat berlangsung lama atau terjadi dalam rangkaian. Pada beberapa orang, kejang dapat terjadi secara rutin[1].
Kejang yang sering terjadi dapat mengarah pada situasi kejang darurat, yang mana dapat mengarah pada cedera otak dan dapat mengancamm nyawa. Kejang darurat perlu untuk dikenali dan ditangani dengan segera[1].
Cara Mengantisipasi Kejang Epilepsi
Risiko terjadinya kejang yang mempengaruhi kesadaran seseorang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan dan cedera, bahkan kematian. Studi menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis kejang yang meningkatkan risiko kematian mendadak akibat epilepsi[1].
Penderita epilepsi yang rentan mengalami kejang hendaknya mengambil langkah untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi kejang[1, 4].
Berikut beberapa tips untuk menjaga keamanan dari kejang epilepsi[1, 4]:
Selalu membawa tanda pengenal medis, seperti gelang atau kalung dengan informasi epilepsi. Hal ini sebagai antisipasi jika terjadi situasi darurat. Informasi medis yang dibawa dapat membantu orang di sekitar untuk menjaga keselamatan dan memberikan pertolongan pertama yang sesuai.
Memastikan bahwa keluarga, teman, dan rekan kerja mengetahui apa yang perlu dilakukan jika kejang kambuh.
Penderita epilepsi sebaiknya menghindari melakukan kegiatan yang berpotensi mengakibatkan bahaya, seperti naik ke tempat tinggi, menggunakan mesin, atau mengemudikan kendaraan.
Menghindari melakukan olahraga berbahaya seperti mendaki gunung. Penderita epilepsi sebaiknya melakukan olahraga ringan hingga sedang. Jika ingin berenang, sebaiknya tidak dilakukan sendirian.
Menghindari semua hal yang berpotensi menjadi pemicu kejang, menghindari alkohol, menerapkan gaya hidup sehat, mengatasi stress dan membiasakan untuk mendapat tidur yang cukup.
Mengenali kapan waktu paling rentan untuk mengalami kambuh kejang.
Mengatur keamanan rumah sedemikian rupa untuk meminimalisir risiko bahaya jika kejang kambuh, meliputi mengamankan sudut tajam, memastikan lantai tidak licin, menghindari penggunaan meja kaca.
Mengendalikan kejang sebisa mungkin, pastikan untuk mengkonsumsi obat sesuai yang diresepkan dokter. Konsultasikan dengan dokter jika obat dirasa kurang efektif atau menimbulkan efek samping yang mengganggu
Jika menggunakan obat anti epilepsi, jangan menghentikan konsumsi secara tiba-tiba atau mengubah dosis obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Sebaiknya tidak menggunakan obat lain selama mengkonsumsi obat anti konvulsan. Penggunaan obat secara bersamaan berisiko menimbulkan reaksi interaksi obat.
Jika memungkinkan sebaiknya jangan mandi ketika sedang sendirian di rumah.
1. Anonim. Epilepsy-0First Aid and safety. Better Health Channel; 2021.
2. Matthew Hoffman, MD, reviewed by Christopher Melinosky, MD. What to Do When Someone Has a Seizure. WebMD; 2021.
3. Anonim, reviewed by Jennifer Robinson, MD. First Aid for Epilepsy Seizures. WebMD; 2019.
4. Anonim. Seizure: First Aid. Cleveland Clinic; 2015.
5. Anonim. First Aid: Seizures or Colvulsions. St John; 2021.