Daftar isi
Pertussis, atau yang disebut juga dengan whooping cough, adalah sebuah infeksi pernapasan serius akibat bakteri Bordetella pertussis. Infeksi ini menyebabkan batuk yang tidak terkontrol sehingga menyulitkan penderita untuk bernapas dengan normal. [4]
Pertussis dapat terjadi pada usia berapa pun. Walaupun demikian, pertussis dapat menjadi penyakit yang mematikan pada bayi dan anak-anak. [4]
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebelum ada vaksin pertussis, penyakit pertussis merupakan penyebab utama dari kematian anak-anak di Amerika Serikat. CDC melaporkan bahwa ada total 18.000 kasus anak menderita pertussis di tahun 2016 saja, dengan total 7 kasus kematian. [4]
Masa inkubasi (waktu antara infeksi awal dengan gejala awal) dari penyakit pertussis adalah sekitar 5-10 hari. Namun, menurut CDC, gejala dapat tidak muncul hingga 3 minggu pertama pasca terinfeksi. [4]
Awalnya, pertussis memiliki gejala yang sama seperti batuk pilek pada umumnya, yaitu [3] :
Setelah 7-10 hari, batuk akan berubah menjadi batuk dengan suara akhiran sesak, seperti seseorang mencoba untuk bernapas di udara. Batuk yang terjadi tergolong batuk kering dan tidak menghasilkan dahak. Bahkan, batuk dengan akhiran sesak napas dapat terjadi selama 1 menit dan mengubah wajah anda menjadi merah atau ungu. [3]
Bayi yang menderita pertussis mungkin tidak akan terlihat batuk dengan akhiran sesak. Anda perlu memperhatikan perilaku megap-megap atau berusaha untuk menangkap oksigen di tengah batuk. Beberapa bayi dan anak juga dapat mengalami gejala muntah. [3]
Sebuah jenis bakteri, yang disebut dengan Bordetella pertussis, adalah penyebab utama dari penyakit pertussis. Jika penderita pertussis batuk, bersin, atau tertawa, maka tetesan kecil cairan tubuhnya akan terbang ke udara. Cairan tubuh yang mengandung bakteri ini dapat membuat anda tertular pertussis. [3]
Pertussis tergolong penyakit yang sangat menular. Bakteri ini dapat menjadi penyakit airborne saat penderita pertussis batuk, bersin, atau tertawa. Waktu penyebaran penyakit antar manusia dapat tergolong cepat. [4]
Saat bakteri mencapai saluran pernapasan anda, bakteri akan menempel pada rambut-rambut halus dalam dinding paru-paru. Bakteri akan menyebabkan bengkak dan inflamasi pada paru-paru sehingga muncul gejala batuk kering yang berkepanjangan. [3]
Remaja dan orang dewasa sering mengalami pertussis tanpa gejala apapun. Saat komplikasi terjadi, penyakit ini dapat menyebabkan efek samping yang lebih berbahaya daripada batuk, termasuk [1,4] :
Pada bayi, terutama usia 6 bulan kebawah, komplikasi pertussis dapat lebih berat, termasuk [1,4] :
Segera pergi ke dokter jika anda mengalami batuk kering jangka panjang dan disertai dengan [1] :
Untuk mendiagnosis petusis, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik dan mengambil sampel lendir/dahak dari hidung ataupun tenggorokan. Sampel ini akan diuji untuk mengetahui ada tidaknya bakteri B. pertussis. Tes darah dan x-ray rongga dada juga dapat dilakukan guna memperkuat diagnosis. [2,4]
Salah satu cara terbaik untuk mencegah pertussis adalah vaksin. Vaksin yang dilakukan terdiri dari 5 serial injeksi dan sudah bisa diberikan pada anak. Efek samping dari vaksin pertussis umumnya adalah [1] :
Vaksin booster perlu dilakukan untuk mencegah pertussis. Anak remaja dan orang dewasa juga dapat melakukan vaksin booster untuk melindungi diri dari infeksi pertussis. Beberapa ahli mengatakan bahwa ibu hamil juga dapat melakukan vaksin pertussis booster saat usia kehamilan 27 hingga 36 minggu.
Bayi yang mengalami pertussis selalu diminta dokter untuk melakukan tindakan rawat inap. Jika anak anda sulit untuk menelan, dokter akan memberikan obat injeksi. Anak anda juga perlu melakukan isolasi dari pasien lainnya untuk mencegah penularan penyakit. [2]
Antibiotik perlu diberikan untuk membunuh bakteri penyebab pertussis dan mempercepat kesembuhan. Anggota keluarga yang terpapar pertussis juga dapat diberikan obat antibiotik oleh dokter. Obat pereda batuk biasa, seperti supresan atuk atau ekspektoran, tidak dapat mengurangi gejala karena hanya memberikan sedikit efek saja. [2,3]
Selain obat, ada beberapa perubahan gaya hidup dan obat rumahan yang perlu anda lakukan, diantaranya adalah [2,3] :
Dengan menggunakan obat dan tindakan penanganan, penderita pertussis dapat sembuh dalam waktu sekitar 4 minggu. Namun, anda tetap dapat batuk dan merasa lemah hingga 3-6 bulan. [3]
Vaksin DTaP dapat melindungi anda dan anak dari pertussis. Bayi dapat memperoleh dosis pertamanya pada usia 6 bulan, antara 15-18 bulan, dan usia 4-6 tahun. Anak-anak dan dewasa perlu melakukan vaksin DTaP ulangan setiap 10 tahun sekali. [3]
Jika anda terpapar oleh seseorang yang mengalami pertussis, anda perlu mendapatkan antibiotik dari dokter jika anda [1] :
1. Mayo Clinic Staff. Whooping Cough: Symptoms and Causes. Mayo Clinic; 2022.
2. Mayo Clinic Staff. Whooping Cough: Diagnosis and Treatment. Mayo Clinic; 2022.
3. Hansa D. Bhargava, MD. Whooping Cough. WebMD; 2020.
3. Karen Gill, M.D. & Kristeen Moore. Whooping Cough (Pertussis). Healthline; 2018.