Daftar isi
Pinus densiflora merupakan jenis pohon yang dapat tumbuh sampai setinggi 35 m dan digolongkan ke dalam keluarga Pinaceae. Pohon pinus ini lebih dikenal secara umum dengan sebutan pinus merah Jepang, pinus Jepang, atau pinus merah Korea.
Pinus densiflora merupakan tumbuhan yang berasal dari Jepang. Masyarakat setempat sudah lama membudidayakan untuk dimanfaatkan produksi kayu, sebagai pohon hias, dan memainkan peran penting dalam taman klasik di Jepang.
Di Asia Timur seperti Jepang dan Korea sudah banyak yang membuat minyak dari jarum pinus merah yang disebut sebagai red pine tree oil Pinus densiflora selain itu juga dapat dijadikan untuk bahan dalam pengobatan herbal yang alami. Hal ini tentunya membuat tumbuhan tersebut akhirnya sangat dimanfaatkan dalam berbagai hal oleh masyarakat
Pinus densiflora hampir mirip dengan spesies yang lainnya, akan tetapi juga memiliki beberapa perbedaan yang belum dikenal. Karakteristik yang dimiliki tumbuhan dengan habitus pohon berbatang keras yang mampu tumbuh tinggi hingga berukuran antara 20–35 m.
Bentuk daun dari tumbuhan pinus densiflora seperti pohon pinus pada umumnya yang memiliki daun jarum yang tetap hijau sepanjang tahun dengan panjang sekitar 8-12 cm daun jarum ini tumbuh dua helai per fasikulus.
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) yang tidak memiliki bunga melainkan fungsinya digantikan oleh strobilus. Strobilusnya berwarna kecoklatan dan berbentuk seperti oval yang ujungnya sedikit meruncing [2,3].
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada pinus densiflora:
Nama | Jumlah | Unit |
Camphene | 14.8 | % |
Limonene | 4.5 | % |
Sabinene | 2.6 | % |
Terpinene | 3.1 | % |
Elenole | 8.0 | % |
Germacrene | 2.3 | % |
Myrcene | 8.59 | % |
Cadinene | 0.92 | % |
Pinus densiflora diketahui memiliki berbagai macam kandungan gizi di dalamnya yang sangat berguna untuk kesehatan, salah satunya adalah myrcene. Mycene merupakan salah satu kandungan yang memiliki fungsi untuk melindungi jaringan jantung dan dapat menjadi zat antioksidan yang kuat dalam mengurangi kerusakan oksidatif pada sel tubuh [1,2].
Kandungan senyawa aktif yang terkandung di dalam pinus densiflora dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal yang dapat memberikan efek baik bagi kesehatan tubuh, salah satunya untuk meningkatkan imun tubuh. Senyawa aktif tersebut dapat diekstrak dari beberapa bagian dari tumbuhan ini.
Beberapa senyawa yang terkandung dalam pinus densiflora seperti sumber vitamin C, flavonoid, flavonol, bioflavonoid, dan masih ada senyawa yang lainnya. Beberapa senyawa tersebut yang mendominasi dari tumbuhan itu, sehingga bisa membantu tubuh untuk terhindar dari berbagai macam virus penyakit dan menangkal efek radikal bebas [1,3].
Pinus densiflora mengandung berbagai kandungan baik seperti vitamin C, flavonoid, flavonol, bioflavonoid yang sangat mendominasi dari tumbuhan tersebut
Berbagai senyawa yang terkandungan di dalamnya membuat pinus densiflora jika diolah dengan tepat dapat dikonsumsi dan memiliki manfaat baik bagi kesehatan tubuh, meskipun belum banyak yang mengetahuinya. Oleh karena itu perlu diketahui lebih lanjut manfaat kesehatan yang akan didapatkan jika mengonsumsi tumbuhan tersebut bagi tubuh.
Berikut di bawah ini manfaat kesehatan pada pinus densiflora :
Pinus densiflora mempunyai beberapa sifat-sifat baik yang terkandung di beberapa senyawa, sifat tersebut salah satunya seperti antioksidan. Antioksidan memiliki efek imunomodulator (meningkatkan sistem kekebalan tubuh) dengan meningkatkan pembentukan sel-sel imun.
Dilansir dari laman Natural Living Ideas, kandungan antioksidan alami selain itu bisa mengurangi dampak kurang baik yang disebabkan oleh radikal bebas. Oleh karena itu pinus densiflora sangat berperan aktif untuk lebih melindungi kesehatan tubuh [3,4].
Sifat seperti antioksidan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Menurut beberapa jurnal ilmiah, kandungan ekstrak minyak yang terdapat di bagian kayu pinus densiflora memiliki sifat antiseptik yang kuat, sehingga dapat digunakan untuk mengobati luka ringan. Tidak hanya itu saja, sifat antiseptiknya berperan penting terutama digunakan untuk membersihkan bakteri serta kuman dari permukaan kulit yang terluka.
Peranan dari ekstrak minyak pinus, yaitu membantu menstimulasi aliran darah yang mendorong pertumbuhan sel jaringan kulit, sehingga membuat kulit lebih sehat dan halus. Oleh karena itu, pinus densiflora sekaligus dapat dijadikan obat untuk merawat kulit agar kulit tetap lembab dan tidak kering [4,5].
Sifat antiseptik yang dipunyai pinus densiflora sangat baik untuk menyembuhkan luka ringan agar tidak mengalami infeksi yang berlebihan
Penyakit diabetes disebabkan karena adanya jumlah glukosa berlebihan ketika dikonsumsi oleh tubuh, sehingga membuat glukosa tersebut menumpuk di dalam tubuh dan akhirnya bisa menimbulkan beberapa penyakit.
Untuk mengobati penyakit diabetes diperlukan beberapa obat herbal untuk menurunkan glukosa dan salah satu obat herbal yang cukup dikenal berasal dari tumbuhan pinus densiflora.
Hal ini dikarenakan pada tumbuhan pinus densiflora terdapat kandungan yang dapat mengurangi kadar glukosa tinggi, yaitu senyawa polifenol jenis katekin. Kandungan senyawa polifenol pada tumbuhan tersebut cukup tinggi, sehingga bisa mempengaruhi proses penyerapan kadar gula pada makanan supaya tidak menimbulkan penumpukkan gula di dalam darah [1,6].
Senyawa polifenolnya membantu mengurangi penumpukkan kadar gula untuk diproduksi oleh tubuh agar terhindar dari timbulnya penyakit
Bagian tangkai daun dari pinus densiflora apabila dikonsumsi dapat dijadikan untuk penghilang stres. Hal ini dikarenakan tumbuhan tersebut memiliki beberapa kandungan senyawa yang dapat membuat saraf lebih rileks .
Kandungan senyawa yang dimiliki tidak lain berfungsi sebagai “adaptogen” untuk membantu tubuh mengatasi stres harian, sebagai tonik umum dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Tidak hanya itu saja, pinus densiflora ternyata juga dapat meningkatkan fungsi otak, seperti perhatian dan konsentrasi.
Hal ini didukung karena adanya senyawa aromaterapi yang dimiliki oleh pinus densiflora, sehingga apabila dihirup akan lebih menenangkan otak ataupun pikiran untuk tetap fresh [6,7].
Pinus densiflora bisa digunakan untuk obat penghilang stres yang baik, sehingga membuat pikiran akan lebih tenang
Mengonsumsi pinus densiflora pada bagian tangkai daunnya ternyata dapat meringankan asma. Penyakit asma sendiri merupakan penyakit yang terjadi karena sistem pernapasan pada paru-paru yang tidak lancar atau tersumbat.
Penyakit asma dapat mengakibatkan beberapa gejala, seperti mengi, batuk-batuk, dan rasa sesak pada dada. Namun, dengan mengonsumsi pinus densiflora sebagai obat herbal dapat mengurangi dan menyembuhkan asma karena memiliki kandungan limonene.
Senyawa limonene di dalam pinus densiflora mempunyai sifat antiinflamasi untuk mengendurkan saluran udara, merangsang pernapasan, dan membersihkan lendir dari paru-paru. Oleh karena itu, akan membuat saluran pernapasan akan lebih muda ataupun ringan untuk menghirup udara kembali [6,7].
Sifat antiinflamasi yang dipunya pinus densiflora ternyata sangat berefek baik bagi meringankan pernapasan yang tidak lancar
Terlepas dari manfaatnya, ternyata pinus densiflora juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping tersebut bisa ditimbulkan karena beberapa faktor yang lainnya, sehingga sebelum mengonsumsi perlu diketahui lebih lanjut efek tersebut terhadap tubuh.
Berikut efek samping yang dapat timbul dari penggunaan pinus densiflora bagi tubuh: :
Efek samping yang mungkin sering terjadi pada kesehatan tubuh yaitu alergi. Alergi merupakan suatu gejala pada tubuh akibat ketidakcocokan dalam mengonsumsi obat herbal.
Ketidakcocokan yang terjadi akibat dosis yang tidak sesuai, cara penggunaan yang tidak tepat atau penggunaan produk kualitas rendah bahkan sudah teroksidasi. Umumnya, efek samping ini sering dirasakan pada area kulit, sehingga alangkah baiknya untuk melakukan tes patch pada area kecil kulit serta bagian tubuh lainya untuk mencegah kulit tidak terpapar alergi dan kondisi medis lain [1,3].
Efek samping yang kedua pada pinus densiflora yang akan timbul ialah iritasi pada kulit. Iritasi ini ditimbulkan dari penggunaan luar pada ekstrak minyak essensial dari tumbuhan tersebut.
Sebelum menggunakan minyak essensial alangkah baiknya dengan mengecek keadaan kulit terlebih dahulu dengan oleskan 1-2 tetes minyak pinus ke bagian kulit yang tidak terlalu sensitif, seperti kaki atau lengan bawah. Selanjutnya tunggu 24 hingga 48 jam untuk melihat apakah muncul kemerahan atau tanda-tanda iritasi sebelum mengaplikasikannya pada bagian tubuh lain.
Hal tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Oleh karena itu, apabila terjadi gejala iritasi pada kulit, segera hentikan pemakaian minyak esensial ini [1,3].
Timbulnya efek samping dikarenakan adanya beberapa faktor sehingga perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya
Digunakan untuk obat herbal, tentunya pinus densiflora tidak luput dari cara penggunaannya. Oleh karena itu perlu diketahui cara penggunaan yang tepat untuk tumbuhan tersebut.
Berikut di bawah ini beberapa tips penggunaan yang tepat untuk pinus densiflora :
Pinus densiflora dapat diolah dengan cara merebus bagian daun. Cara yang perlu dilakukan cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Siapkan 4 hingga 8 tangkai daun pinus.
Potong terlebih dahulu ujung-ujung daun yang terdapat warna kekuningan, kemudian dicuci bersih dengan air. Lalu tumbuk daun tersebut atau blender hingga halus. Selanjutnya hasil tumbukkan tersebut, dicampur dengan air bersih sebanyak 300 hingga 350 ml.
Selanjutnya direbus hingga masak dan cukup mendidih, lalu saring air rebusan daun pinus ke dalam sebuah wadah. Tambahkan sedikit gula atau madu untuk mengurangi rasa pahitnya, lalu air rebusan pinus densiflora sudah siap untuk dikonsumsi. Konsumsilah air rebusan tersebut sebanyak sehari 2 kali untuk lebih cepat meringankan penyakit pada tubuh [8].
Cara yang tepat untuk dapat mengonsumsi pinus densiflora yaitu dengan merendamnya saja pada bagian tertentu pada tumbuhan tersebut. Hal ini tentu sangat mudah untuk dilakukan dan hanya membutuhkan waktu yang singkat saja. Langkah yang perlu dilakukan dengan menyiapkan beberapa bagian yang akan digunakan seperti tangkai daun yang masih terdapat daun.
Setelah itu cuci bersih menggunakan air dan tiriskan atau dikebas-kebaskan untuk mengurangi air bekas cuciannya. Masukkan bahan-bahannya ke dalam wadah seperti botol yang sudah dituangkan dengan air dingin matang. Rendamlah kurang lebih semalaman agar mendapatkan hasil yang baik.
Selanjutnya air rendaman pinus densiflora, maka sudah siap untuk dikonsumsi. Alangkah baiknya mengonsumsi setiap hari pada pagi hari, karena dapat lebih menstimulasi tubuh setelah tidur semalaman [8].
Cara penggunaan yang tepat dan benar sebelum mengonsumsi obat herbal perlu dilakukan agar mendapatkan efek baik bagi tubuh
Pada pinus densiflora selain cara penggunaannya yang perlu diketahui, cara penyimpanan pada tumbuhan tersebut ternyata juga harus diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kandungan senyawa di dalamnya.
Saat kondisi yang segar ternyata bisa dilakukan untuk penyimpanan pada pinus densiflora. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi dari tumbuhan tersebut dalam jangka panjang.
Hal yang perlu dilakukan pertama dengan mengambil beberapa bagian yang akan disimpan. Lalu masukkan ke dalam wadah yang tertutup dan letakkan di dalam lemari es.
Apabila ingin digunakan maka ambillah secukupnya saja, lalu segera tutup kembali agar tetap terjaga kondisinya dari pinus densiflora itu [8]
Penggunaan jangka panjang pada tumbuhan herbal perlu dilakukan proses penyimpanan untuk menjaga kondisi dari pinus densiflora
1. Byung-Kyu Lee, Jong-Hee Kim, Sang Hee Lee, Soon-Kwang Hong. Comparison of chemical compositions and antimicrobial activities of essential oils from three conifer trees; Pinus densiflora, Cryptomeria japonica, and Chamaecyparis obtusa. 19(4):391-6. Journal of microbiology and biotechnology; 2009.
2. Soon-Ho Kwon., Yang-Gil Kim., Hyein Kang., and Donghwan Shim. Morphology of strobili at different development positions and cone and seed characteristics of Pinus densiflora f. multicaulis. 85:51-59. Dendrobiology; 2021.
3. Balkrishna Ghimire., Chunghee Lee., Jongcheol Yang., and Kweon Heo. Comparative leaf anatomy of native and cultivated Pinus (Pinaceae) in Korea: implication for the subgeneric classification. 301(2):531-540. Plant Systematics and Evolution; 2014.
4. Yong Soo Park., Min Hee Jeon., Hyun Jung Hwang., and Mi Ra Park. Antioxidant activity and analysis of proanthocyanidins from pine ( Pinus densiflora ) needles. 5(4):281-7. Nutrition Research and Practice; 2011.
5. Ji-Won Kim., Sungbin Im., Ha-Ram Jeong., Young Sung Jung., etc. Neuroprotective Effects of Korean Red Pine (Pinus densiflora) Bark Extract and Its Phenolics. 28(5), 679–687. J. Microbiol. Biotechnol. 2018.
6. Hee-Jeong Min., Eun-Ji Kim., Seong-whan Shinn., and Young-Soo Bae. Antidiabetic Activities of Korean Red Pine (Pinus densiflora) Inner Bark Extracts. 47(4): 498~508. J. Korean Wood Sci. Technol; 2019,
7. Yu, E. J., Kim, T. H., Kim, K. H., & Lee, H. J. Aroma-active compounds ofPinus densi?ora (red pine) needles. 19(6), 532–537. Flavour and Fragrance Journal; 2014.
8. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018