Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Serumenolitik adalah agen yang digunakan untuk melunakkan serumen (kotoran telinga) yang mengeras sehingga lebih mudah dikeluarkan dari telinga. Agen ini dapat berbentuk minyak, gliserin, atau cairan lubrikan
Kotoran pada telinga dihasilkan melalui kelenjar yang terdapat pada saluran telinga. Kotoran telinga berfungsi untuk menjebak debu juga partikel kecil untuk mencegah dalam capaiannya merusak atau menginfeksi gendang telinga. Biasanya kotoran mengering dan jatuh melalui telinga bersama dengan debu atau kotoran yang terperangkap[1].
Setiap orang memiliki kotoran telinga, namun jumlah juga jenisnya akan ditentukan secara genetik. Saluran telinga yang kecil, membuat kotoran akan sulit keluar dari saluran. Keadaan ini dapat membuat tumbukan kotoran atau lilin, yaitu penumpukkan kotoran telinga[1].
Daftar isi
Serumenolitik merupakan agen yang dapat membuat serumen yang keras atau kotoan di telinga menjadi lunak dan akan membuat kotoran ini lebih mudah untuk di keluarkan dari telinga. Serumenolitik adalah zat yang dapat melembutkan, yang terdirir dari jenis minyak, gliserin, zat pengemulsi, dan zat pelumas lainnya. Serumenolitik ditempatkan pada telinga untuk melembutkan kotoran dan meredakan ketidaknyamanan pada telinga[2].
Agen serumenolitik merupakan larutan cair yang akan membantu dalam mengencerkan melembutkan, memecah, atau melarutkan kotoran telinga. Senyawa ini berbasis air atau minyak dengan larutan yang berbasis air adalah yang paling umum digunakan[6].
Bahan khas yang ditemukan dalam serumenolitik berbasis air termasuk hidrogen peroksida, asam asetat, natrium dokusat, dan natrium bikarbonat. Dan yang erbasis minyak yaitu minyak kacang tanah, zaitun, dan almond[6].
Obat dalam serumenolitik yang diresepkan adalah karbamid peroksida, yang diteteskan hingga 10 tetes ditempatkan dua kali sehari hingga empat hari. Tetes akan bekerja dengan melepaskan oksigen dalam mendorong dan melembutkan ekstrusi serumendan juga memiliki efek antibakteri yang lemah[6].
Serumenolitik digunakan untuk melembutkan kotoran dan ketidaknyamanan pada telinga, dan diberikan untuk Impaksi lilin telinga[2]. Impaksi lilin telinga, atau impaksi serumen atau juga kotoran telinga penyakit yang tidak berbahaya yang dapat disertai dengan gejala yang lebih serius[3].
Serumen adalah kotoran telinga, yaitu zat lilin hidrofobik yang memberikan perlindungan mekanis dan mikroba pada lapisan epitel saluran, yang dibantu dengan gerakan pada rahang[3].
Impaksi lilin telinga merupakan akumulasi serumen yang bergejala, atau akumulasi serumen yang mencegah penilaian diagnostik. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak. Salah satu prosedur otolaringologi yang umum yaitu dengan pengangkatan serumen yang dilakukan oleh dokter[3].
Pengangkatan serumen yang terkena dampak umumnya di anggap aman namun tetap memiliki risiko terkait, seperti perforasi gendang telinga, kegagalan pengangkatan serumen, dan laserasi kanal. Dengan mengidentifikasi pasien berisiko tinggi dan dalam menyesuaikan strategi manajemen, risiko yang terjadi akan dapat dikurangi[3].
Teknik pengangkatan terhadap serumen yang umum digunakan yaitu serumenolitik (agen pelembut serumen), irigasi, dan pengangkatan manual. Serumenolitik (agen pelembut serumen) dan irigasi, dapat digunakan sendiri juga bisa dalam kombinasi yang efektif dan berbiaya rendah. Seseorang yang kontraindikasi dengan serumenolitik (agen pelembut serumen) dan irigasi, akan di anjurkan untuk mengangkat cerumen secara manual[3].
Adapun gejala dari impaksi lilin telinga termasuk aural penuh, gangguan pendengaran, sakit pada telinga, gatal, otitis eksterna dan tinnitus. Lalu terdapat empat risiko yang menyebabkan impaksi lilin telinga, adapun faktor-faktor ini meliputi[2] :
Karbanid peroksida akan melepaskan hidrogen peroksida dan radikal bebas di saat bersentuhan dengan air atau permukaan luar telinga dan gigi. Hidrogen peroksida bertindak sebagai serumenolitik, pemutihan enamel, dan antiseptik[4].
Pengobatan dengan karbamid peroksida mengakibatkan demineralisasi yang melibatkan terhadap penurunan kandungan mineral kalsium enamel, fosfat, dan fluoride, juga pada perubahan kimia, struktur, dan sifat mekanik. Obat ini dapat menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap erosi, stabilitas fraktur atau penurunan ketahanan abrasi pada area yang dirawat dan mempengaruhi komponen organik email[4].
Karbamid peroksida bekerja dengan melepaskan hidrogen peroksida saat bersentuhan dengan gigi, sebagai zat pengoksidasi dan pemutih yang kuat. Dan juga akan melepaskan radikal bebas seperti H + atau H3O +. Hidrogen peroksida yang bertindak sebagai antiseptik, terutama pada situs dengan anaerobiosis relatif[4].
Setelah pemberian otik, karbamid peroksida kompleks akan melepaskan hidrogen peroksida yang akan memecah lilin yang mengeras. Selanjutnya komponen hidrogen peroksida terurai menjadi air, juga merupakan serumenolitik yang membuat lembaran corneocytes deskuamasi terhidrasi, sebagai penyusun utama sumbat serumen[4].
Pelunakan serumen akan di fasilitasi oleh gliserol dan urea, baik dengan atau tanpa syringing. Keratolitis akan dipicu oleh hidrogen peroksida dan urea secara ringan dengan membuat kotoran telinga hancur dalam membantu mengurangi beban keratin pada kotoran telinga dan membuat komponen aktif mencapai kulit yang berada dibawah kotoran[4].
Setelah perawatan yang dilakukan ke dalam saluran pendengaran eksternal atau rongga gigi, paparan karbamid peroksida akan terbatas pada kontak intim dengan area yang dirawat tanpa penyerapan sistemik[4].
Serumenolitik tersedia dalam bentuk larutan otik. Jenis obat ini bisa didapatkan dengan resep dokter dan dijual bebas di apotik. Contoh obat serumenolitik yang dijual bebas dan dengan resep dokter termasuk[2]:
Karbamid peroksida dikenal juga sebagai urea-hidrogen peroksida, yang merupakan senyawa padat kristal putih yang akan larut di dalam air dan terdiri dari hidrogen peroksida dan urea. Sebagai sumber hidrogen peroksida, obat ini dapat ditemukan dalam produk desinfektan dan pemutih gigi[4].
Sebagai agen pemutih gigi, efek merugikannya termasuk sensitivitas dentin dan / atau iritasi gingiva yang dikarenakan radikal bebas H + yang tidak stabil dan reaktif serta pH rendah dari penggunaan yang berkepanjangan. Melalui hilangnya mineral email dan pengerasan permukaan, dapat mengubah morfologi permukaan email[4].
Karbamid peroksida di anggap FDA aman untuk digunakan sebagai produk cedera mukosa mulut sebagai agen penyembuhan luka, meskipun tidak ada cukup data tentang keefektifan bahan ini sebagai agen penyembuhan luka oral. Karbamid peroksida tersedia dalam obat otik sebagai larutan non air, non minyak yang digunkaan dalam melembutkan, melonggarkan dan menghilangkan kotoran pada telinga atau serumen yang berlebih[4].
Serumenolitik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum serumenolitik termasuk[5]:
Apabila gendang telinga berlubang atau gendang telinga pecah, tidak boleh menggunakan karbamid peroksida, atau bila mengalami tanda-tanda infeksi juga cedera pada telinga, seperti nyeri bengkak, rasa hangat, drainase atau pendarahan[5].
Tidak boleh menggunakan karbamid peroksida lebih dari 4 hari dengan berturut-turut. Apabila masih merasa memiliki kotoran pada telinga yang berlebihan setelah menggunakan obat ini, atau muncul gejala yang tidak di inginkan, segera hubungi dokter[5].
Karbamid peroksida otic dalam penggunaan yang aman dan efektif, hadir dengan instruksi untuk pasien. Ikutilah petunjuk dengan hati-hati, bila ada pertanyaan, tanyakanlah pada dokter. Obat ini tidak diperbolehkan untuk digunakan pada anak di bawah usia 12 tahun[5].
1) Anonim. WebMD.com. Earwax Buildup. 2020
2) Anonim. Drugs.com. Cerumenolytics. 2021
3) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Cerumen Management: An Updated Clinical Review and Evidence-Based Approach for Primary Care Physicians. 2020
4) Anonim. Drugbank.com. Carbamide peroxide. 2021
5) Cerner Multum. Drugs.com. Carbamide peroxide (otic). 2021
6) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Cerumen Impaction Removal. 2020