Fraktur – Jenis – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Fendria Suwangsana
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang atau sendi. Fraktur merupakan masalah yang harus diberikan penanganan yang tepat dan cepat agar rehabilitasi bagian yang terkena dan secara umum fungsi lokomotor... individu secara keseluruhan dapat kembali normal sebagaimana sebelum adanya kejadian fraktur. Dikarenakan tidak semua fraktur menimbulkan deformitas, seringkali pasien dan keluarga abai untuk penanganannya. Dan memang adalah sifat natural dari tulang untuk tersambung dengan walaupun dengan kontak minimal, apalagi pada dewasa muda dan status gizi yang baik. Tetapi penatalaksanaan fraktur tidak terbatas pada tulang sebagai jaringan keras, tetapi juga mencakup jaringan non tulang yang terlibat di sekitar fraktur (sendi, tendon, ligamen dan lain sebagainya). Oleh karena itu prinsip utama dalam penanganan fraktur adalah: 1. Reduksi anatomis, yaitu mengembalikan alignment tulang dan sendi se anatomis mungkin dengan berbagai terapi 2. Fiksasi yang stabil, yaitu, mengupayakan tulang yang yang sudah direduksi agar stabil dan membiarkan tubuh secara alami melaksanakan proses penyembuhan 3. Suplementasi nutrisi yang tepat dan sesuai kebutuhan 4. Rehabilitasi di awal yang tepat, sehingga penyakit sekunder akibat fraktur seperti kekakuan sendi, kontraktur dan lain-lain dapat dicegah dan fungsi anatomis dan fisiologis bagian yang terkena fraktur bisa kembali seperti sedia kala Read more

Apa Itu Fraktur?

Fraktur atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang benar-benar patah atau mengalami keretakan [2,4,5,6,7,8].

Fraktur dapat terjadi ketika tulang menerima tekanan yang melebihi kemampuan tulang itu sendiri untuk bertahan.

Tulang dapat menjadi lemah dan rapuh karena tekanan, namun ketika tulang memang sudah dalam kondisi lemah, maka tulang dapat retak atau patah hanya karena sedikit tekanan.

Tinjauan
Fraktur adalah kondisi ketika tulang mengalami keretakan atau patah sama sekali karena memperoleh tekanan berlebih atau karena telah mengalami kelemahan sehingga mudah rapuh.

Fakta Tentang Fraktur

  1. Ada kurang lebih 6 juta orang di Amerika yang tiap tahunnya dapat mengalami setidaknya satu tulang yang patah [1].
  2. Risiko patah tulang pada usia 85 tahun ke atas 4 kali jauh lebih tinggi daripada usia antara 65-75 tahun [2].
  3. Tulang paling rapuh dan sering patah adalah tulang selangka menurut para ahli ortopedi [1].
  4. Mengikuti tulang selangka, tulang yang paling rapuh dan sering patah lainnya adalah tulang pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lengan [1].
  5. Wanita kulit putih memiliki risiko lebih tinggi mengalami patah tulang pergelangan tangan, tulang belakang atau pinggul, khususnya jika sudah berusia 50 tahun ke atas [2].
  6. Tulang pinggul adalah tulang yang paling rentan mengalami fraktur pada orang-orang yang sudah memasuki usia 65 tahun ke atas [1].
  7. Patah tulang pada lansia umumnya disebabkan oleh cedera atau osteoporosis [1].
  8. Merokok atau sekadar mengunyah tembakau dapat membuat nikotin masuk ke dalam tubuh dan memperlambat proses pemulihan tulang yang patah [1].
  9. Pria kulit putih yang memiliki risiko lebih kecil terkena patah tulang hanya 13%, namun risiko kematian akibat patah tulang justru lebih besar daripada wanita [2].
  10. Di Indonesia jumlah kasus patah tulang atau tulang retak di tahun 2010 saja mencapai 43.003 kasus di mana jumlah ini cukup besar dengan rata-rata penyebab utama berupa cedera pada saat berkegiatan serta kecelakaan lalu lintas [3].

Jenis-Jenis Fraktur

Fraktur atau patah tulang tergolong menjadi beberapa jenis kondisi, yaitu antara lain :

jenis fraktur

1. Fraktur Terbuka

Pada kondisi fraktur terbuka, tulang yang patah dapat menembus kulit [4,8].

Jika tulang sampai menonjol keluar melewati kulit, maka inilah jenis kondisi fraktur terbuka.

2. Fraktur Tertutup

Tulang patah namun tidak sampai menembus keluar kulit disebut juga dengan fraktur tertutup atau fraktur stable [4,8].

Pada kondisi ini, fraktur tidak menyebabkan luka atau menyobekkan kulit.

3. Fraktur Kominutif

Saat tulang patah mengalami remuk atau tulang sampai benar-benar terbagi menjadi tiga atau lebih bagian, inilah jenis fraktur kominutif [4,5].

4. Fraktur Greenstick

Kondisi ketika tulang yang patah hanya di satu sisi saja namun lainnya mengalami pembengkokan, hal inilah yang disebut dengan fraktur greenstick [5,8].

Jenis fraktur ini disebabkan oleh tekanan berlebih biasanya dan lebih rentan terjadi pada anak-anak.

5. Fraktur Oblik

Tulang yang patah pada jenis fraktur ini adalah tulang yang memang sudah miring, bengkok atau melengkung [4,5].

6. Fraktur Transversal

Jenis patah tulang ini biasanya terjadi pada garis lurus tulang yang panjang [4,5].

Fraktur ini juga dikenal dengan kondisi fraktur dengan arah melintang pada tulang di mana umumnya disebabkan oleh cedera langsung di tulang tersebut.

7. Fraktur Kompresi

Jenis fraktur ini adalah kondisi ketika patahnya tulang meluas dan menyebar serta cenderung mendorong tulang ke arah permukaan lainnya [5,8].

8. Fraktur Spiral

Fraktur jenis ini utamanya disebabkan oleh cedera rotasi sehingga arah garis patahan tulang berbentuk spiral [5].

9. Fraktur Segmental

Jenis fraktur ini terjadi ketika garis patahnya tulang berjumlah lebih dari satu namun kesemuanya itu tidak berhubungan satu dengan yang lain [5].

10. Fraktur Hairline

Fraktur jenis ini juga diketahui sebagai fraktur stres yang dapat terjadi sebagai dampak dari gerakan atau tekanan berulang pada suatu anggota tubuh [8].

Fraktur jenis ini juga jauh lebih sering serta rentan terjadi pada kaki, khususnya kaki bagian bawah.

11. Fraktur Avulsi

Fraktur jenis ini sangat umum terjadi pada sendi bahu dan lutut.

Ketika kontraksi otot terjadi terlalu kuat, ligamen atau tendon dapat menarik tulang yang menyebabkan terjadinya fraktur [8].

12. Fraktur Komplikasi

Pada jenis fraktur ini, patah tulang dapat disertai dengan gangguan atau kerusakan pada saraf, pembuluh darah vena serta pembuluh darah arteri [8].

Tinjauan
Ada 12 jenis fraktur atau kondisi patah tulang tergantung dari lokasi fraktur, penyebab, dan menimbulkan luka atau tidak.

Penyebab Fraktur

Fraktur atau tulang yang patah terjadi karena terdapat tekanan yang cukup keras pada tulang.

Tulang yang sudah dalam kondisi lemah atau rapuh akan jauh lebih mudah untuk mengalami keretakan atau patah ketika memperoleh tekanan sedikit saja.

Namun pada umumnya, berikut ini adalah deretan penyebab utama patah tulang bisa terjadi [3,4,7,8] :

  • Penggunaan Berlebih : Gerakan berulang yang berlebihan tak hanya dapat merusak otot, namun juga menyebabkan tulang mendapat tekanan cukup besar. Para atletlah yang biasanya melakukan hal ini sehingga fraktur yang tertekan bisa mudah patah.
  • Osteoporosis : Kekurangan asupan mineral kalsium, kalium, vitamin D, dan magnesium dapat menjadi salah satu faktor peningkat risiko osteoporosis. Bila osteporosis terjadi, tulang keropos dan akan mudah lemah apalagi patah saat terkena tekanan.
  • Cedera : Penyebab fraktur satu ini adalah yang paling banyak terjadi, khususnya kecelakaan lalu lintas atau cedera saat berolahraga. Tulang dapat patah karena tekanan ataupun benturan yang terlalu keras.

Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa memiliki risiko sama besarnya untuk mengalami patah tulang.

Namun, ada beberapa hal yang menjadi faktor peningkat risiko seseorang bisa jauh lebih mudah mengalami fraktur, yaitu antara lain [1,7] :

  • Usia lanjut atau yang sudah berusia 65 tahun ke atas.
  • Menggunakan obat kortikosteroid
  • Merokok
  • Kurang olahraga
  • Memiliki gangguan pencernaan dan endokrin
  • Memiliki osteoporosis
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol
Tinjauan
Penyebab umum dari patah tulang biasanya meliputi cedera, penggunaan anggota tubuh tertentu secara berlebihan, atau penyakit tertentu terkait dengan tulang (umumnya adalah osteoporosis).

Gejala Fraktur

Gejala patah tulang timbul berdasarkan lokasi fraktur itu sendiri serta tingkat keparahannya.

Namun, berikut adalah tanda paling utama dan yang umumnya terjadi saat tulang patah [4,5,6,7,8] :

  • Pembengkakan pada area tulang yang patah
  • Kemerahan pada area tulang yang patah
  • Terdapat memar
  • Rasa sakit atau nyeri terjadi di area tulang yang parah
  • Kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuh yang tulangnya patah
  • Terdapat bunyi gemeretak dari area anggota tubuh yang mengalami fraktur

Pada kasus fraktur tertutup, orang lain tak akan tahu bila seseorang mengalami patah tulang.

Namun pada kasus fraktur terbuka, tulang dapat keluar menembus kulit sehingga menyebabkan luka sobek pada kulit dan tulang pun dapat terlihat dari luar.

Ketika terdapat dugaan gejala fraktur, segera kunjungi dokter untuk memeriksakan diri dan menempuh beberapa metode pemeriksaan ini [5,6,7,8] :

Metode pemeriksaan dengan memindai penting bagi dokter untuk mendapatkan gambar tulang pasien sehingga kondisi tulang dapat terdeteksi secara lebih jelas.

Melalui salah satu atau ketiga metode pemeriksaan tersebut, dokter mampu mendapati tanda kerusakan, jenis, serta lokasi fraktur dalam tubuh pasien.

Umumnya, CT scan dan MRI scan adalah metode pemeriksaan yang membantu dokter untuk memeriksa tulang sekaligus jaringan area lokasi tulang yang patah.

Tinjauan
Secara umum, bengkak, memar, nyeri, dan bunyi gemeretak saat menggerakkan tubuh adalah gejala utama fraktur. Untuk menentukan lokasi, jenis dan tingkat keparahan kondisi, pemeriksaan dalam bentuk pemindaian sangat diperlukan.

Pengobatan Fraktur

Dokter dapat menentukan pengobatan atau perawatan seperti apa yang diperlukan setelah mengetahui lokasi patah tulang sekaligus jenis patah tulang itu sendiri.

Namun, secara umum pengobatan dan perawatan yang diperlukan oleh pasien fraktur meliputi tindakan secara medis maupun non-medis.

Perawatan Medis

  • Pemasangan Gips

Pemasangan gips bertujuan utama agar tulang yang patah dapat kembali pulih dan pada tulang yang bergeser dapat kembali pada posisi yang benar [2,4,5,6,7].

Setelah dipasang, gips tidak boleh dilepas secara sembarangan karena pemasangan harus tetap sampai patah tulang benar-benar pulih.

  • Traksi

Traksi merupakan metode pengobatan fraktur yang cukup jarang, namun dokter akan memberikannya ketika memang benar-benar dibutuhkan oleh pasien.

Bila area patah tulang memang perlu distabilisasi, maka traksi adalah metode yang tepat.

Traksi bertujuan sebagai peregang otot serta tendong sekeliling tulang yang patah [4,5,6,7].

Dalam hal ini dokter pun akan menggunakan pemberat atau sistem katrol untuk menarik perlahan tulang-tulang yang patah.

  • Operasi

Bila fraktur yang terjadi tergolong kompleks, maka tindakan operasi adalah yang paling dianjurkan oleh dokter.

External fixation atau internal fixation adalah yang kemungkinan besar direkomendasikan oleh dokter [4,6,7].

External fixation adalah prosedur pemasangan suatu perangkat pada bagian luar jaringan lunak tubuh supaya posisi tulang yang patah dapat stabil kembali melalui pelat yang dipasang dan dihubungkan dengan sejenis kabel.

Namun bila kondisi tulang yang patah telah berhasil pulih, maka pasien dapat datang kembali ke dokter untuk mengecek dan melepaskan perangkat tersebut.

Internal fixation adalah metode operasi untuk mengimplantasi suatu perangkat yang bertujuan menjaga posisi normal tulang yang patah agar tetap berada di tempatnya.

Metode stabilisasi ini dilakukan dengan menanam pelat khusus, namun biasanya pelat ini bisa terlepas sendiri saat tulang sudah benar-benar pulih.

Namun untuk jauh lebih amannya, periksakan ke dokter dan cek apakah pelat sudah bisa diangkat ketika tulang sudah sembuh.

  • Obat-obatan

Dokter kemungkinan besar akan memberikan obat pereda nyeri [2].

Namun untuk penderita osteporosis, biasanya dokter akan memberikan obat sejenis bisphosphonate yang bisa mencegah sekaligus mengatasi osteoporosis.

Perawatan Non-Medis

Untuk bentuk perawatan non-medis, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah [2,8] :

  • Mengonsumsi sumber vitamin D dan kalsium tinggi.
  • Mengonsumsi makanan-makanan dengan kandungan gizi seimbang.
  • Melakukan olahraga ringan secara rutin namun tidak secara berlebihan, dan sebisa mungkin dibantu oleh terapis yang ahli.
  • Menghindari melakukan aktivitas yang terlalu berat sampai tulang dipastikan pulih total.
  • Menjaga agar gips yang sudah dipasang atau area bekas operasi tidak basah.
Tinjauan
Perawatan patah tulang dapat dilakukan dengan dua cara, yakni perawatan medis dan non-medis. Pemasangan gips, pemberian obat-obatan, operasi dan traksi adalah metode-metode pengobatan medis yang umumnya dilakukan oleh dokter.

Komplikasi Fraktur

Patah tulang rata-rata dapat disembuhkan, namun selalu ada kemungkinan bahwa fraktur yang sangat serius dapat mengakibatkan komplikasi pada tubuh penderita fraktur.

Inilah beberapa kondisi komplikasi yang paling memungkinkan terjadi [8,9] :

  • Pneumotoraks, umumnya dapat dikembangkan oleh penderita patah tulang rusuk.
  • Pneumonia dan penyakit tromboembolik, umumnya berisiko lebih tinggi terjadi pada lansia yang mengalami patah tulang pinggul.
  • Cedera viseral, umumnya mampu menyebabkan kerusakan struktur pada paru-paru, kandung kemih dan otak.
  • Perdarahan yang terjadi secara berlebihan, khususnya pada jenis fraktur terbuka.
  • Infeksi
  • Cedera tulang kompleks
  • Cedera neurovaskular
  • Anggota tubuh yang kurang seimbang atau selaras.
  • Kerusakan pada jaringan sekitar lokasi fraktur, begitu juga pada kulit dan saraf.

Pencegahan Fraktur

Patah tulang adalah jenis kondisi yang tidak selalu dapat dicegah, baik dari luar maupun dari dalam.

Hanya saja, upaya-upaya dalam meminimalisir kerapuhan supaya tidak gampang patah tetap bisa dilakukan dengan berbagai langkah ini : [4,7] :

  • Mengonsumsi makanan-makanan kaya akan kandungan vitamin D.
  • Mengonsumsi makanan-makanan kaya akan kandungan mineral kalsium, magnesium, dan kalium.
  • Berolahraga secara rutin, khususnya olahraga yang bisa membantu memperkuat otot, sendi dan tulang, seperti latihan beban, menari, lari, hiking, dan jalan kaki.
  • Berkendaralah secara aman dengan memakai helm dan menaati peraturan lalu lintas agar tak mudah mengalami kecelakaan.
  • Melindungi diri dari berbagai macam cedera dengan melakukan segala aktivitas secara hati-hati untuk meminimalisir risiko patah tulang.
Tinjauan
Tidak semua dan tidak selalu fraktur atau patah tulang dapat dicegah, namun meminimalisirnya dengan menjaga asupan makanan serta melindungi diri dari kecelakaan atau cedera tetap bisa diupayakan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment