Obat sulprostone digunakan dalam dilatasi serviks pada trimester pertama, perdarahan pascapartum. Obat ini hanya diperuntukkan bagi pasien dewasa.[1]
Daftar isi
Berikut ini merupakan keterangan mengenai obat sulprostone mulai dari indikasi, kategori, konsumsi, bentuk, kontraindikasi dan peringatan penggunaan:[2]
Indikasi | Dilatasi serviks pada trimester I, penghentian kehamilan pada trimester II, perdarahan postpartum |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Obat yang bekerja di rahim |
Bentuk | Infus |
Kontraindikasi | Infeksi panggul, riwayat penyakit radang panggul, penyakit jantung, paru, ginjal, atau hati aktif. Perokok atau yang pernah merokok dalam 2 tahun terakhir. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Sulprostone: , disfungsi hati atau ginjal, peny KV. → Pasien dengan penyakit KV, glaukoma atau peningkatan tekanan intraokular → Pasien yang memiliki riwayat asma, epilepsi → Pasien dengan disfungsi ginjal atau hati → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui |
Obat sulprostone digunakan dalam pengobatan:[2]
Obat sulprostone digunakan hanya pada pasien dewasa. Berikut ini merupakan keterangan dosis penggunaannya:[2]
Intravena: ⇔ Pasien dengan dilatasi serviks pada trimester pertama: → Sebagai infus: 500 mcg selama 3-6 jam. ⇔ Pasien dengan penghentian kehamilan pada trimester ke-2 →Sebagai infus 100 mcg / jam hingga 10 jam. Dapat ditingkatkan kecepatan infus hingga 500 mcg / jam sampai dosis total maksimal 1,5 mg. Dapat diulangi sekali 12-24 jam kemudian jika tidak berhasil. → Dosis sekali minum Maksimal: 100 mcg/ jam → Interval Dosis Minimum: tiap 12 jam → Dosis Maksimum: 1,5 mg per hari ⇔ Pasien dengan perdarahan pascapartum → Awal: 100 mcg / jam via infus. Dapat meningkat hingga 500 mcg / jam jika diperlukan untuk mengontrol perdarahan, setelah itu dikurangi menjadi dosis pemeliharaan 100 mcg / jam. Dosis total 1,5 mg dalam 24 jam. → Dosis sekali minum Maksimal: 500 mcg → Interval Dosis Minimum: 12 jam → Dosis Maksimum: 1,5 mg per hari |
Berikut ini efek samping yang ditimbulkan karena penggunaan obat sulprostone:[2]
Berikut di bawah ini keterangan obat sulprostone mulai dari penyimpanan, cara kerja dan interaksi dengan obat lain:[2]
Penyimpanan | Infus: → Simpan adi bawah suhu 25 ° C. → jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | Deskripsi: Sulprostone, turunan sintetik dari dinoprostone (prostaglandin E2), adalah agonis selektif untuk reseptor EP3. |
Seperti apa efek obat sulprostone untuk penghentian kehamilan pada wanita pra eklamsia berat?
Dalam sebuah penelitian pada 30 wanita penderita preeklamsia berat dan satu wanita eklampsia, persalinan diinduksi berdasarkan indikasi ibu dengan sulprostone. Usia kehamilan rata-rata saat induksi adalah 28 minggu (kisaran 16-37 minggu). Janin mungkin mati (n = 19) atau dianggap tidak dapat hidup (n = 12). Semua wanita melahirkan pervaginam setelah interval induksi-ekspulsi median 14 jam (kisaran 6-57 jam). Pada semua wanita kecuali satu, persalinan dicapai dalam 37 jam.
Dua dari sembilan wanita yang menderita dispnea pada saat dimulainya induksi, mengalami kerusakan selama infus sulprostone. Pada salah satu wanita ini, infus harus dihentikan setelah 2 jam dan kehamilan diakhiri dengan dilatasi dan evakuasi. Seorang wanita melahirkan setelah 57 jam infus sulprostone. Kami tidak mengamati adanya komplikasi kardiovaskular. Semua kecuali satu wanita pulih setelah penghentian kehamilan: seorang wanita eklampsia parah meninggal 10 hari setelah melahirkan, setelah mengembangkan sindrom gangguan pernapasan dewasa, sepsis dan kegagalan banyak organ.[3]
Brand Merek Dagang |
Nalador[4] |
1. Anonim. Sulprostone. National Center for Advancing Translational Sciences; 2020.
2. Anonim. Sulprostone. Mims; 2020.
3. Nicolette van Gemund, Marjon A de Boer, Maria van Selm, Sicco A Scherjon, Humphrey H H Kanhai. Hipertency pregnancy: Sulprostone for pregnancy termination in women with severe (pre-) eclampsia. National Canter for Biotechnology Information; 2003.
4. Anonim. Sulprostone. Drugs; 2020.