Tinjauan Medis : dr. Vina Yolanda Ikhwin Putri, MD
Glaukoma adalah suatu penyakit mata dimana terjadi kerusakan saraf optik yang disebabkan oleh timbunan cairan aqueous humor di bilik depan mata. Glaukoma terdiri dari beberapa tipe, dan ini tergambarkan... dari gejala yang muncul. Salah satu tipe glaukoma yaitu glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan serangan akut yang berujung pada kebutaan jika tidak ditangani segera. Tetapi ada juga tipe glaukoma yang tidak dirasakan gejalanya seperti pada glaukoma sudut terbuka. Oleh karena itu, sebagai langkah pencegahan penting, mulailah memeriksakan mata anda sejak usia 40 tahun untuk mengetahui apakah mata anda mengalami glaukoma atau tidak. Penanganan glaukoma lebih awal akan memiliki peluang kerusakan saraf optik lebih kecil. Read more
Glaukoma merupakan salah satu penyakit yang dapat menghilangkan penglihatan mata. Penyakit ini merusak saraf mata karena adanya tekanan dari cairan yang menumpuk pada bagian depan mata.
Berdasarkan data WHO, penyakit ini merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia setelah katarak. Pada tahun 2010, 39 juta orang yang mengalami kebutaan di dunia. Di mana 3,2 juta diantaranya merupakan penderita glaukoma [4].
Daftar isi
Apa itu Glaukoma?
Glaukoma merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kehilangan penglihatan dan kebutaan dengan merusak saraf optik. Mata memiliki sistem aliran cairan mata (aqueous humour) ke dalam pembuluh darah.
Bilik depan mata yang terletak di belakang kornea dan di depan iris diisi oleh cairan yang disebut aqueous humor. Cairan ini berbeda dengan air mata, aqueous humor diproduksi oleh bagian yang terdapat di belakang iris yang disebut dengan badan siliar.
Cairan tersebut berfungsi untuk menjaga bentuk mata, memberikan nutrisi dan membersihkan benda asing yang masuk ke mata. Jika sistem aliran tersebut terganggu, maka akan terdapat timbunan cairan yang bisa menekan saraf optik. [1,2]
Aqueous humor yang diproduksi oleh badan siliar normalnya akan mengalir dari bilik belakang mata melewati pupil menuju bilik depan mata, kemudian mengalir keluar mata melalui lubang anyaman halus yang berbentuk spons yang terdapat di sudut bilik depan mata yang disebut Trabecular Meshwork.
Normalnya kecepatan produksi aqueous humor dan aliran keluarnya adalah sama, jika terjadi gangguan aliran keluar aqueous humor dari mata, sedangkan produksi aqueous tetap berlanjut, akan menyebabkan penumpukan aqueous humor di dalam mata dan terjadi peninggian tekanan dalam mata atau tekanan intraokuli.
Peningkatan tekanan inilah yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Tekanan intraokuli normal berkisar antara 10-21 mmHg.
Mengapa saraf optik begitu penting? Karena saraf optiklah yang akan menghantarkan signal dari sel yang sensitif terhadap cahaya (retina) yang terletak di bagian belakang mata menuju otak, dimana penglihatan dipersepsikan.
Jenis-Jenis Glaukoma
Berdasarkan gangguan dari sistem aliran cairan mata (aqueous humour), glaukoma terbagi menjadi 2 jenis utama dan beberapa jenis lainnya. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Disebut juga dengan glaukoma sudut terbuka primer, dimana terjadi kerusakan saraf optik secara perlahan dalam jangka waktu yang lama karena peningkatan tekanan intraokuli >21 mmHg. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa penyempitan lapangan pandang mulai dari perifer/pinggir, sehingga seringkali tidak disadari.
Jenis glaukoma ini merupakan kondisi yang paling banyak terjadi. Proses penyakit ini terjadi secara bertahap dimana sistem aliran cairan mata tidak lancar seperti saluran yang tersumbat.
Saluran aliran cairan mata terhambat sebagian karena trabecular meshwork mengalami gangguan. Trabecular meshwork merupakan jaring yang terletak pada sistem saluran cairan mata.
Kondisi ini mengakibatkan tekanan mata meningkat dan merusak saraf optik. Jenis glaukoma ini tidak menimbulkan rasa sakit dan pada tahap awal tidak menyebabkan gangguan pada penglihatan seseorang [1].
2. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup terjadi karena kerusakan optik secara cepat akibat peningkatan tekanan intraokuli mendadak, peningkatan tekanan intraokuli mendadak ini dapat disebabkan oleh tertutupnya jalur aliran aqueous humor keluar sama sekali karena berkontaknya pinggiran luar kornea dan iris.
Gejala pada glaukoma jenis ini dapat berupa nyeri pada mata mendadak disertai mata merah, bahkan mual.
Kondisi ini merupakan hal yang serius karena sistem saluran cairan mata tersumbat sepenuhnya. Hal ini dikarenakan iris terletak sangat dekat dengan saluran tersebut sehingga menghalangi cairan[1].
3. Glaukome Sekunder
Jenis glaukoma ini disebabkan oleh cedera atau penyakit mata lainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai kondisi medis, adanya penyakit mata lain, penggunaan obat-obatan, cedera fisik dan kelainan mata.
Beberapa kasus operasi mata dapat menyebabkan glaukoma sekunder namun masih jarang ditemui [5].
4. Glaukoma Tegangan Rendah
Jenis glaukoma ini berbeda dengan jenis lainnya dimana seseorang memiliki tekanan mata yang normal. Meskipun demikian, terdapat kerusakan pada saraf optik. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana penyebab dari glukoma jenis ini [5].
5. Pigmentary Glaukoma
Jenis glaukoma ini disebabkan karena organ di dalam mata pasien yakni iris, masuk ke dalam sistem saluran cairan mata sehingga menimbulkan penyumbatan.
Kondisi ini disebabkan karena iris (bagian yang memberi pigmen warna pada mata) memiliki bentuk yang kecil sehingga memiliki potensi untuk masuk ke dalam cairan mata (aqueous humour) [6].
6. Glaukoma Tekanan Normal
Terjadi ketika tekanan intraokuli <21 mmHg tetapi masih menyebabkan kerusakan pada saraf optik.
7. Glaukoma Kongenital
Bayi yang lahir dengan glaukoma. Siapapun dapat mengalami glaukoma, tetapi terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami glaukoma seperti usia > 40 tahun, riwayat glaukoma dalam keluarga, ras afrika, penderita diabetes melitus, dan pemakaian obat steroid jangka panjang.
Tatalaksana dan managemen glaukoma berbeda tergantung jenis glaukoma yang di alami, semakin cepat glaukoma dideteksi dan ditatalaksana dengan tepat semakin penyakit tersebut dapat dikontrol, karena kerusakan mata yang disebabkan oleh glaukoma bersifat menetap.
Penyebab Glaukoma
Glaukoma yang menyerang saraf optik ini memiliki faktor utama yakni kelainan gen. Selain itu terdapat beberapa faktor sekunder lain yang menjadi penyebab glaukoma, yakni [6] :
- Paparan zat kimia yang mencederai mata
- Infeksi mata
- Peradangan mata
- Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah
Gejala Glaukoma
Pada awalnya, glaukoma tidak memiliki tanda-tanda atau gejala apapun sehingga setengah dari penderita glaukoma tidak mengetahui kondisi yang mereka miliki. Gejala pada umumnya dirasakan setelah glaukoma mengalami perkembangan. Berikut gejala dari glaukoma [6]:
- Penglihatan secara perlahan kabur, dimulai dari sisi penglihatan tertutama bagian penglihatan yang dekat dengan hidung
- Adanya titik blind spot
- Terdapat lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah cahaya yang terang
- Kelainan pada pupil mata dimana ukuran pupil tidak sama
Seorang pasien yang memiliki glaukoma sudut tertutup yang akut dapat menunjukkan tanda-tanda yang lebih ekstrim, meliputi [1]:
- Penglihatan seseorang akan secara tiba-tiba kabur
- Sakit mata yang parah
- Sakit kepala, perut terasa mual dan muntah
- Terdapat lingkatan pelangi ketika melihat ke arah cahaya terang
Siapa yang Beresiko Glaukoma?
Setiap orang baik laki-laki maupun perempuan memiliki resiko terhadap glaukoma. Namun beberapa kriteria dibawah ini memiliki resiko yang lebih besar terhadap glaukoma [1,3]:
- Seseorang yang beruisa diatas 40 tahun
- Memiliki keturunan yang menderita glaukoma
- Memiliki keturunan ras tertentu yakni Afrika, Hispanik dan Asia
- Memiliki tekanan mata yang tinggi
- Terdapat keluhan mata yakni rabun dekat dan rabun jauh
- Mengalami cedera mata
- Pengguna obat steroid jangka panjang
- Memiliki kornea yang tipis dan berada di tengah
- Memiliki riwayat penipisan saraf optik
- Penderita diabetes, migrain, tekanan darah tinggi, atau masalah kesehatan lain yang berpengaruh terhadap sistem tubuh
Jika seseorang memiliki lebih dari satu faktor-faktor tersebut, maka resikonya akan lebih besar menderita glaukoma. Maka dari itu, hal ini perlu diwaspadai bersama.
Diagnosa Glaukoma
Satu-satunya cara untuk memeriksa glaukoma adalah dengan pemeriksaan mata lengkap oleh dokter spesialis mata. Pemeriksaan tekanan yang terjadi pada mata tidak cukup untuk mendiagnosa seorang pasien glaukoma. Pada saat pemeriksaan, dokter akan melakukan hal-hal berikut [1]:
- Mengukur tekanan yang terjadi pada mata
- Memeriksa sudut mata
- Memeriksa kerusakan saraf optik
- Uji penglihatan sisi mata
- Mengukur ketebalan kornea mata
- Mengambil gambar atau pengukuran komputer terhadap saraf optik
Dokter spesialis mata akan menganalisa hasil pengujian mata lengkap dengan tambahan informasi yang diberikan oleh pasien mengenai riwayat penyakit, keturunan, dll.
Meskipun tanda-tanda awal penyakit ini tidak dapat dirasakan, namun perlu diwaspadai jika terdapat riwayat keturunan (keluarga) yang memiliki kebutaan atau bahkan penyakit ini. Segeralah melakukan pemeriksaan jika memiliki kriteria resiko yang telah disebutkan diatas.
Pengobatan Glaukoma
Banyak penderita penyakit ini yang tidak menyadarinya karena tidak merasakan tanda-tanda khusus. Sehingga pada umur 60 tahun mereka secara perlahan kehilangan penglihatan.
Namun, penderita penyakit ini dapat mencegah resiko kebutaan tersebut dengan pengobatan yang tepat.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengobatan glaukoma, berikut penjelasannya
1. Penggunaan Obat Tetes Mata
Cara pengobatan ini dapat menurunkan tekanan pada mata sehingga tidak merusak saraf optik. Beberapa obat tetes berfungsi untuk mengurangi jumlah cairan atau membantu sistem saluran cairan mata menjadi lebih lancar [1,6].
Obat tetes ini biasanya digunakan setiap hari, tetapi terdapat beberapa efek samping yang diasakan, antara lain:
- Terdapat sensasi menyengat dan gatal
- Mata menjadi merah atau kulit di sekitar mata menjadi merah
- Perubahan denyut nadi dan jantung
- Perubahan tingkat energi
- Gangguan pada pernapasan (terutama pada penderita asma atau penyakit pernapasan lain)
- Mulut menjadi kering
- Penglihatan menjadi kabur
- Pertumbuhan bulu mata
- Perubahan warna mata, kulit di sekitar mata atau kelopak mata
Selain obat tetes, obat lain yang digunakan untuk penderita glaukoma memiliki efek samping.
Oleh sebab itu, seorang pasien harus mengkonsultasikan hal ini dengan dokter supaya pengobatan menjadi lebih maksimal.
2. Laser Surgery
Terdapat 2 jenis operasi dengan penggunaan laser yang dapat dilakukan oleh penderita glukoma berdasarkan jenisnya. Tujuan dari operasi ini adalah untuk membantu pengaliran sistem lasuran cairan mata [1,3,6].
- Trabeculoplasty
Merupakan opersi laser yang diperuntukkan bagi penderita glaukoma sudut terbuka. Ahli bedah mata akan menggunakan laser untuk memperbaiki sistem saluran cairan mata sehingga tidak terjadi sumbatan. Hal ini akan mengurangi tekanan pada saraf optik.
- Iridotomy
dilakukan untuk mengobati penderita glaukoma sudut tertutup. Dokter bedah akan membuat lubang kecil pada iris untuk membuka jalan bagi cairan mata. Sehingga saluran sistem cairan mata menjadi lancar dan mengurangu tekanan pada saraf optik.
3. Tindakan Operasi
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menciptakan saluran baru agar cairan mata dapat mengalir dan tidak menekan saraf optik. Terdapat 2 tindakan operasi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan seorang pasien glaukoma [1,3,6].
- Trabeculectomy
Ahli bedah mata akan membuat lipatan kecil di sklera dan membuat gelembung seperti saku di konjungtiva yang disebut bleb filtrasi. Bisanya terdapat dibawah kelopak mata atas dan tidak dapat dilihat.
Cairan mata (aqueous humor) akan mengalir keluar dari mata melalui flap dan masuk ke bleb. Hal ini dilakukan untuk menurunkan tekanan pada mata karena cairan yang masuk ke dalam bleb akan diserap oleh jaringan di sekitar mata.
- Penanaman Perangkat Drainase
Dokter mata akan melakukan operasi untuk menanamkan tabung kecil untuk memperlancar saluran cairan mata. Implan drainase glaukoma akan mengalirkan cairan ke area pengumpul (reservoir).
Ahli bedah akan membuat reservoir di bawah konjugtiva, di mana cairan mata akan diserap ke dalam pembuluh darah terdekat.
Kesuksesan pengobatan dari glaukoma merupakan kerjasama antara pasien dan dokter. Dokter akan memberikan resep obat serta tetes mata untuk pasien.
Lalu pasien dapat berkonsultasi setiap 3-6 bulan dengan dokter terhadap perkembangan glaukoma yang dialami. Namun dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan perawatan. Hal ini menjadi salah satu upaya dokter dalam memonitoring kondisi pasien.
Perawatan Pasca Operasi Glaukoma
Sesudah pasien melakukan operasi glaukoma, sangat penting untuk melakukan perawatan agar proses penyembuhan semakin cepat. Adapun perawatan yang dapat dilakukan sebagai berikut [7]:
- Saat mencuci wajah, hindarkan mata dari air karena setelah operasi mata akan mudah terinfeksi dan rasa yang tidak nyaman.
- Gunakanlah handuk basah untuk meminimalisir kontak mata terhadap air.
- Minimalisir kontak langsung dengan cahaya matahari karena setelah melakukan operasi, mata akan menjadi lebih sensitif. Gunakan kaca mata hitam untuk menghindari paparan langsung ketika keluar rumah di siang hari.
- Batasi penggunaan barang elektronik, biasanya dokter baru memperbolehkan pasien operasi glaukoma untuk menggunakan barang elektronik 24 jam jam pasca operasi.
- Konsumsi obat pasca pemulihan dan juga tetes mata yang diresepkan oleh dokter untuk mempercepat proses penyembuhan.
Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Glukoma memang terdengar seperti pencuri penglihatan seseorang karena menyerang saraf secara perlahan.
Banyak pasien yang tidak mengetahui kondisi dirinya sendiri, sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Pada akhirnya, mereka kehilangan fungsi penglihatan.
Tetapi, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan penglihatan atau memperlambat kemajuannya akibat glaukoma [1,3]:
1. Pemeriksaan mata lengkap secara berkala
Pemeriksaan mata secara komperhensif secara berkala dapat membantu mendeteksi glaukoma pada tahap awal, sebelum kerusakan signifikan terjadi. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan setiap 5-10 tahun untuk usia dibawah 40 tahun.
Setiap 2-4 tahun untuk usia 40-54 tahun, setiap satu hingga tiga tahun untuk usia 55 hingga 64 tahun, dan setiap 1-2 tahun untuk usia lebih dari 65 tahun. Jika seseorang memiliki resiko terhadap glaukoma, pemeriksaan harus dilakukan lebih sering.
2. Ketahui riwayat kesehatan mata keluarga
Faktor keturunan merupakan penyebab utama penyakit ini. Jika seseorang memiliki riwayat keturunan, maka perlu dilakukan pemeriksaan lengkap mata yang lebih sering [3].
3. Berolahraga
Olahraga yang teratur dapat mencegah glaukoma karena akan mengurangi tekanan pada mata. Konsultasi dengan dokter tentang olahraga yang tepat diperlukan agar usaha berolahraga untuk mencegah glaukoma dapat lebih maksimal [3].
4. Gunakan obat mata yang diresepkan secara teratur
Obat tetes mata yang diresepkan untuk pasien dapat secara signifikan mengurangi risiko tekanan mata yang akan berkembang menjadi glaukoma. Agar efektif, penggunaan obat tetes mata yang diresepkan oleh dokter harus dilakuan secara teratur bahkan jika seseorang tidak memiliki gejala [1,3].
5. Pakailah pelindung mata
Cidera mata yang serius dapat menyebabkan glaukoma. Penggunaan pelindung mata sangat diperlukan saat menggunaan peralatan elektronik atau bermain olahraga bulu tangkis di lapangan yang tertutup [3].