Anak mulai belajar berpuasa sejak dini memang tidak ada salahnya.
Namun ketika anak latihan puasa saat harus menghadapi berbagai kegiatan sekolah, ada kemungkinan ia tidak akan kuat.
Orang tua tidak perlu memaksakan anak agar berpuasa penuh di awal latihannya.
Namun jika ingin si kecil bertahan dengan baik, berikut ini adalah sejumlah tips puasa saat sekolah yang bisa orang tua ajarkan dan anak terapkan.
Daftar isi
Sahur mengisi perut dengan makanan-makanan bergizi dan mengenyangkan akan membuat anak mampu berpuasa lebih baik [1,2].
Orang tua sebaiknya menyiapkan makanan-makanan sehat yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh anak [1,2].
Agar anak merasa kenyang dan tetap mendapat nutrisi yang seharusnya, anak perlu mengonsumsi buah, sayur, produk olahan susu, dan air putih cukup [3].
Serat, protein, dan karbohidrat kompleks adalah asupan yang tepat untuk membuat anak kenyang tahan lama [3].
Tidak hanya makanan sahur, makanan buka puasa pun perlu anak perhatikan.
Agar puasa selama sebulan saat sekolah tidak menjadi berat, orang tua juga perlu memerhatikan makanan anak saat berbuka [4].
Anak boleh menikmati makanan dan minuman yang manis-manis, namun sebaiknya tidak berlebihan.
Penting untuk kebutuhan serat, protein, vitamin C, zinc, kalsium dan zat besi tubuh anak terpenuhi dengan baik [4].
Jadi, para orang tua dapat coba menemukan sajian tepat mengandung kaya nutrisi agar anak tidak sekadar kenyang dan puas saat berbuka puasa, tapi tubuhnya juga tetap memperoleh gizi dan tenaga [4].
Pastikan anak tidak melakukan aktivitas terlalu berat baik di sekolah maupun di luar sekolah agar lebih kuat puasa [5].
Selain belajar, anak dapat melakukan permainan yang ringan tanpa melibatkan aktivitas fisik berlebihan [5].
Aktivitas di dalam ruangan juga lebih dianjurkan agar tidak panas-panasan yang menyebabkan anak lebih mudah haus [5].
Tidak beraktivitas terlalu berat adalah salah satu tips bagi anak sekolah yang berpuasa agar bisa menghemat energinya [5].
Anak yang sedang berlatih puasa di kala kegiatan sekolahnya yang mungkin cukup padat perlu diapresiasi oleh orang tua [1,2,4,5].
Para orang tua bisa memberi pujian kepada anak yang berhasil menjalankan puasanya dengan baik [1,2,4,5].
Ini merupakan salah satu tips puasa saat sekolah bagi anak agar menjadi lebih termotivasi dan lebih kuat [1,2,4,5].
Memberi pujian dan motivasi atas pencapaiannya dalam menyeimbangkan puasa serta sekolahnya akan membuat anak senang [1,2,4,5].
Tidak perlu menunggu sampai sebulan penuh untuk memberikan pujian kepada anak yang berhasil menjalankan ibadah puasa dengan sempurna [1,2,4,5].
Jika pun si kecil berhasil melakukan puasa selama seminggu secara penuh tanpa batal atau bolong, segera puji sifat rajin dan pencapaiannya [1,2,4,5].
Mendapatkan motivasi dan pujian dari orang tuanya sendiri tidak akan membuat anak berpikir bahwa puasa adalah beban selama bersekolah [1,2,4,5,6].
Puasa juga menjadi terasa lebih ringan dan menyenangkan saat sekolah dengan dukungan serta apresiasi orang tua [1,2,4,5,6].
Agar anak berpuasa dengan kuat saat sekolah, orang tua perlu menjadi contoh atau teladan [1,2,4,5].
Anak sangat mudah menirukan orang tuanya, termasuk orang dewasa lain di sekitarnya dalam hal apapun [1,2,4,5].
Maka hal ini pun berlaku pula dalam berpuasa; anak akan melihat seberapa rajin dan kuat orang tuanya dalam berpuasa sambil beraktivitas normal.
Orang tua yang kerap bolong atau batal puasa akan memberi contoh bagi anak untuk melakukan hal serupa.
Orang tua yang selama berpuasa juga terlalu sering mengeluh juga akan membuat anak menirukannya [1,2,4,5].
Jadi, biarkan anak belajar berpuasa dengan baik tanpa mengeluh dan tanpa menganggapnya sebagai hambatan saat bersekolah.
Orang tua pun tidak perlu memaksakan anak untuk benar-benar bisa berpuasa secara penuh dalam sehari, seminggu atau sebulan [1,2,4,5].
Ada kalanya anak tidak mampu melakukan puasa penuh karena kegiatan sekolah yang mungkin cukup berat.
Para orang tua pun tidak sebaiknya khawatir karena anak tidak bisa berpuasa penuh di awal adalah hal wajar.
Mulailah ajak anak belajar berpuasa setengah hari, khusus untuk anak yang masih muda (baru masuk sekolah) atau anak yang sangat aktif di sekolah dan sehari-harinya [1,2,4,5].
Orang tua bisa meningkatkan durasi waktu puasa anak dari setengah hari menjadi setengah hari lebih di keesokan hari atau minggu berikutnya.
Orang tua cukup mengarahkan, memercayai, menyontohkan, dan memotivasi si kecil agar ia bisa terbiasa dan merasa nyaman saat berpuasa [1,2,4,5].
Jika orang dewasa saja memerlukan istirahat cukup untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik, begitu pula dengan anak-anak.
Baik anak yang masih kecil, maupun anak-anak sekolah yang sudah lebih besar, tidur cukup selama bulan puasa sangat dianjurkan.
Sesibuk apapun kegiatan sekolah dan di luar sekolah, orang tua wajib mengingatkan anak beristirahat cukup [7].
Memiliki kualitas tidur yang baik dengan beristirahat 7-8 jam per harinya akan memberi anak energi yang cukup untuk berpuasa sekaligus beraktivitas normal [7,8].
Hal tersebut juga perlu diimbangi dengan asupan makanan yang penuh nutrisi alih-alih makanan cepat saji dan junk food yang bisa membuat anak lebih cepat lelah dan mudah mengantuk.
Demikian beberapa tips puasa saat sekolah agar anak kuat dan tidak terbeban; diperlukan arahan dan perhatian yang benar dari orang tua sehingga anak belajar puasa dengan baik.
1. Umm Muhammad. 7 Tips to Prepare Kids for Fasting during Ramadan. Ummi and Kids; 2023.
2. Penny Appeal. 7 Tips to Help Ease Your Child into Fasting During Ramadan. Penny Appeal; 2021.
3. Nazima Qureshi. 5 Healthy Suhoor Must-Haves. The Healthy Muslims; 2023.
4. Maryam Zainol. Fasting For Children: 7 Tips To Help Them Get Started This Ramadan. Have Halal Will Travel; 2023.
5. Faaiza Osman. 10 Tips to Help Kids Fast for Ramadan. Ayeina; 2018.
6. Raising Children Network. Praise, encouragement and rewards. Raising Children Network; 2020.
7. Mary L. Gavin, MD. Kids and Sleep. Kids Health; 2021.
8. Cleveland Clinic Abu Dhabi LLC. The common effects of lack of sleep and how to prevent them. Cleveland Clinic Abu Dhabi LLC; 2021.