Tindakan Medis

Tonometri: Fungsi, Prosedur, dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tonometri adalah tes diagnostik yang berfungsi untuk mengukur tekanan di dalam bola mata, yang disebut intraocular pressure (IOP). Pengukuran ini bisa membantu dokter untuk menentukan apakah seseorang berisiko terkena glaukoma.

Glaukoma adalah penyakit mata serius dimana tekanan cairan di dalam mata meningkat.

Fungsi dan Tujuan Tonometri

Tonometri adalah pemeriksaan mata yang bisa mendeteksi perubahan pada tekanan mata jauh sebelum penderitanya bahkan menyadari perubahan itu terjadi. Selama beberapa dekade, tes ini telah dianggap sebagai standar terbaik (gold standard) internasional untuk mengukur IOP. [1]

Ada metode lain yang bisa digunakan untuk tes tekanan mata, termasuk alternatif dari tonometri yang disebut pneumotonometry, serta juga penggunaan Tono-Pen. [1]

Pneumotonometry memanfaatkan tekanan udara yang dilakukan pada mata, menggunakan sebuah alat yang menyerupai piston udara. Alat ini akan meniupkan udara secara singkat ke arah kornea untuk mengukur tekanan pada mata.

Jika hasilnya abnormal, dokter biasanya akan melakukan tes lain untuk memastikan diagnosis ini benar. Tetapi, tes ini dianggap kurang akurat bila dibandingkan dengan tonometri.

Tonometri digunakan untuk mengukur IOP pada: [2]

  • Glaukoma open angle
  • Glaukoma closed-angle akut
  • Perawatan trauma okuler tanpa robeknya kubah bola mata
  • Sebelum dan sesudah prosedur pembedahan ophthalmic

Glaukoma adalah penyakit dimana syaraf mata/optik secara bertahap mengalami kerusakan hingga akhirnya menyebabkan hilangnya penglihatan. Penyakit ini seringkali dihubungkan dengan meningkatnya tekanan mata.

Dengan mengetahui naiknya tekanan mata ini serta mencoba untuk menurunkannya adalah satu-satunya cara yang diketahui bisa mencegah terjadinya kebutaan akibat glaukoma. Pemeriksaan sejak awal bisa membantu melindungi penglihatan dan memperlambat terjadinya kebutaan. [1, 2, 3, 4]

Siapa yang Membutuhkan Tonometri?

Karena glaukoma biasanya tidak menunjukkan gejala, pemeriksaan mata secara rutin sebaiknya dilakukan. Dokter mata akan memeriksa tekanan mata dengan melakukan tonometri serta melacak perubahan pada tekanan tersebut dari waktu ke waktu.

Semua orang bisa mengalami glaukoma, tetapi risikonya lebih tinggi pada orang-orang dengan karakteristik berikut:

  • Berusia diatas 60 tahun
  • Memilki riwayat glaukoma dalam keluarga
  • Pernah mengalami cedera pada mata
  • Rabun jauh atau dekat
  • Pernah didiagnosa memiliki kornea yang tipis di bagian tengah
  • Memilki diabetes
  • Sering migraine
  • Memiliki masalah sirkulasi darah

Langkah-Langkah Prosedur Tonometri

Ada tiga cara utama untuk mengukur tekanan pada mata. [1, 2, 3, 4]

Metode yang paling akurat bisa mengukur kekuatan yang dibutuhkan untuk meratakan suatu aera pada bagian kornea.

  • Permukaan bola mata akan dibuat mati rasa dengan menggunakan tetes mata khusus. Segaris kertas halus yang diberi pewarna oranye kemudian akan diletakkan di bagian samping mata. Pewarna ini akan mengalir ke bagian depan mata untuk membantu dokter melakukan pemeriksaan. Kadang-kadang pewarna oranye ini juga diteteskan.
  • Pasien akan diminta untuk meletakkan dagu dan kening di sebuah penahan agar tidak bergerak-gerak selama pemeriksaan. Dokter akan meminta agar pasien tetap membuka mata dan melihat lurus ke depan. Sebuah alat yang bernama slit lamp akan digerakkan maju hingga ujungnya menyentuh kornea.
  • Kemudian cahaya berwarna biru akan digunakan agar pewarna oranye tadi bersinar menjadi hijau. Dokter akan memeriksa melalui sebuah teropong pada slit lamp untuk membaca tekanan yang terjadi.
  • Pasien tidak akan merasakan sakit selama pemeriksaan berlangsung.

Metode kedua menggunakan sebuah alat yang dipegang dan berbentuk seperti pensil. Pasien juga akan diberi tetes mata untuk mematikan rasa pada pemeriksaan ini untuk mencegah terjadinya rasa tidak nyaman. Alat ini akan disentuhkan ke permukaan kornea dan langsung merekam tekanan pada mata.

Metode terakhir adalah metode tanpa kontak. Pada metode ini, pasien akan diminta meletakkan dagu di sebuah alat yang mirip dengan slit lamp.

  • Pasien harus melihat lurus ke depan, ke arah alat periksa. Ketika jaraknya sudah tepat, seberkas cahaya tipis akan memantul dari kornea ke arah detektor.
  • Saat pemeriksaan berlangsung, sebuah hembusan udara akan menekan kornea dan membuatnya rata sesaat. Seberapa jauh kornea bisa terdorong, tergantung dari tekanan mata yang dialami pasien.
  • Hal ini menyebabkan berkas cahaya tadi bergerak ke titik yang berbeda pada detektor. Alat ini akan menghitung jumlah tekanan pada mata dengan melihat seberapa jauh cahaya bergerak.

Hasil Pemeriksaan

Tekanan mata tiap orang tidak sama. Normalnya, tekanan ini ada dalam rentang antara 12-22 mmHg (Merkuri milimeter). Kebanyakan orang yang didiagnosa mengalami glaukoma memiliki tekanan mata diatas 20 mmHg. [1, 2, 3, 4]

Jika tekanan mata tinggi tetapi syaraf optik tampak normal, maka pasien mungkin mengalami hipertensi okular. Pasien mungkin tidak mengalami gejala apapun, tetapi perlahan-lahan bisa mengarah pada glaukoma.

Beberapa orang dengan hipertensi okular tidak berakhir dengan glaukoma, tetapi yang lainnya kemudian menderita glaukoma meskipun tekanan matanya ada dalam rentang normal. Ini sebabnya, tonometri hanyalah satu bagian dari pemeriksaan mata lengkap. [2, 3]

Hasil dari pemeriksaan ini, bersama dengan tes-tes lainnya, bisa membantu dokter untuk mengetahu lebih baik mengenai kesehatan mata pasien. Dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatan pasien dan keluhan-keluhan yang dialaminya.

Jika hasil tonometri menunjukkan adanya tekanan mata yang tinggi, maka dokter akan mengawasi kondisi mata pasien dengan membuatkan jadwal pemeriksaan rutin. Atau, dokter bisa menurunkan tekanan mata ini dengan meresepkan obat tetes mata yang harus digunakan setiap hari.

Obat ini bisa melindungi syaraf mata dari kerusakan di masa yang akan datang, dan dalam jangka panjangnya bisa menyelamatkan mata dari kebutaan.

1. Colleen M. Story, Steve Kim, MD. Tonometry. Healthline; 2012.
2. John Bader; Shane J. Havens. Tonometry. Stat Pearls; 2020.
3. Franklin W. Lusby, MD, David Zieve, MD, MHA, Brenda Conaway. Tonometry. Medline Plus; 2018.
4. Alan Kozarsky, MD. What Is Tonometry? WebMD; 2019.

Share