Obat

Trombolitik : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Trombolitik adalah terapi yang digunakan untuk memecah bekuan atau gumpalan darah yang berbahaya di pembuluh darah, memperbaiki aliran darah, dan mencegah kerusakan jaringan dan organ. Trombolisis biasanya

Serangan jantung yang juga disebut dengan infark miokard, adalah keadaan yang terjadi ketika bagian otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Apabila tidak segera di obati, maka akan semakin besar kerusakan yang terjadi pada otot jantung[1].

Penyebab utama serangan jantung adalah penyakit arteri koroner. Kejang parah atau kontraksi yang datang dengan tiba-tiba adalah penyebab yang kurang umum dari arteri koroner, yang dapat membuat aliran darah ke otot jantung berhenti[1].

Fungsi Trombolitik

Trombolitik berfungsi dalam memecah gumpalan dengan mengaktifkan fibrinolisis dan dengan membuat plasminogen menjadi plasmin yang melisiskan gumpalan. Hal tersebut akan membuat darah dan oksigen menyatukan kembali area tersebut, dnegan membatasi kerusakan pada jaringan[2].

Trombolitik akan lebih efektif bila segera mungkin di mulai setelah kejadian serangan jantung, stroke atau PE terjadi, tetapi baru dapat diberikan setelah gejala dalam waktu tiga jam, atau dalam waktu 12-24 jam setelah gejala dari sebuah serangan jantung[2].

Risiko paling umum yang terkait dengan trombolitik adalah pendarahan besar, termasuk pendarahan ke otak. Trombolitik dapat digunakan dalam[3]:

  • Infark miokard akut (AMI)
  • Trombosis vena dalam (DVT)
  • Emboli paru (PE)
  • Stroke iskemik akut (AIS)
  • Oklusi arteri perifer akut
  • Oklusi kateter yang berdiam
  • Pembentukan trombus intrakardiak

Perawatan trombolitik dikenal juga sebagai fibrinolitik atau trombolisis, yang berfungsi untuk melarutkan gumpalan intravaskular berbahaya dalam mencegah kerusakan iskemik dengan membuat aliran darah menjadi meningkat. Respons fisiologis yang signifikan akan membatasi perdarahan karena cedera vaskular besar atau kecil yang disebut dengan trombosis[3].

Sifat antitrombotik intrinsik dan fibrinolisis, dengan baik akan mengontrol respon hemostatik fisiologis. Pembentukan trombus akan terbatas di area cedera jaringan yang terlokalisasi. Aliran darah yang dianggap abnormal akan dihalangi, pada setiap trombus intravaskular tanpa kerusakan[3].

Pembentukan trombus intravaskular disebabkan dari segala bentuk keadaan hiperkoagulasi yang diturunkan atau didapat. Trombus abnormal dapat menyebar setelah pembentukkan, dan dapat menyebar sampai lumen arteri tersumbat total atau dapat terlepas dan berjalan dalam memblokir lumen vaskular hilir.

Penyakit yang Diatasi dengan Trombolitik

Trombolitik berfungsi dalam memecah gumpalan dengan mengaktifkan fibrinolisis. Trombolitik diberikan untuk[2]

  • Trombosis Arteri
  • Trombosis vena dalam
  • Serangan jantung
  • Stroke Iskemik
  • Bekuan Kateter IV
  • Emboli paru
  • Gangguan Trombotik / Tromboemboli

Adapun gejala utama dari serangan jantung, meliputi nyeri atau ketidaknyamanan pada dada, merasa lemah, pusing atau pingsan, nyeri juga ketidaknyamanan pada rahang, leher juga punggung, ketidaknyamanan pada salah satu atau kedua lengan juga bahu, serta sesak napas yang sering timbul bersamaan dengan rasa ketidaknyamanan pada dada[1].

Gejala serangan jantung lainnya yaitu berupa kelelahan yang tidak biasa serta mual juga muntah. Yang cenderung mengalami gejala ini adalah wanita. Faktor dan juga risiko serangan jantung yaitu melalui beberapa kondisi kesehatan, seperti gaya hidup, usia atau riwayat keluarga[1].

Cara Kerja Trombolitik

Trombolitik berfungsi dalam memecah gumpalan dengan mengaktifkan fibrinolisis dan dengan membuat plasminogen menjadi plasmin yang melisiskan gumpalan. Hal tersebut akan membuat darah dan oksigen menyatukan kembali area tersebut, dnegan membatasi kerusakan pada jaringan[2].

Hasil dari respons terintegrasi dan interaktif melalui faktor koagulasi, pembuluh darah, dan trombosit adalah trombosis dan hemostasis. Protrombin yang bersirkulasi selama trombosis akan diubah menjadi bentuk aktif trombin melalui pengaktifkan trombosit. Fibrinogen akan diubah menjadi fibrin oleh trombin yang aktif, yang akhirnya akan membentuk matriks fibrin[3].

Plasmin yang berasal dari plasminogen akan mengimbangi proses ini, yang berkumpul pada matriks fibrin. Fibrinolitik alami yang ditemukan dalam sel endotel adalah aktivator plasminogen jaringan (tPA). Hal ini akan menunjukkan spesifisitas dan afinitas fibrin. Tujuan akhir dari trombilitik adalah mengubah plasminogen menjadi plasmin dalam lokasi trombus dan permukaan fibrin dengan membuat tPA ke plasminogen menjadi terikat, dan pengikatan ini akan membantu konversi[3].

Sebagian besar agen spesifik fibrin, membutuhkan kehadiran fibrin dalam konversi, tetapi dapat dilakukan tanpa fibrin dalam skala minimal, misalnya alteplase (tPA), reteplase dan tenekteplas. Sedangkan tidak membutuhkan kehadiran fibrin dalam agen spesifik non-fibrin untuk konversi, itulah mengapa dapat melakukan ini secara sistematis, misalnya streptokinase[3].

Streptokinase merupakan agen dari trombolitik yang diekstraksi oleh strain streptokokus tertentu. Berbeda dengan streptokinase, urokinase tidak memiliki antigenisitas dan mengubah plasminogen menjadi plasmin secara langsung. Kedua obat ini akan mengkatalis pembentukan plasmin dari plasminogen dan akan sedikit dipengaruhi oleh bekuan fibrin lokal, oleh karena itu akan memiliki efek sistemik lebih tinggi[3].

Contoh Obat Trombolitik

Trombolitik tersedia dalam bentuk bubuk dan kit untuk injeksi. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara ada yang dihentikan.

Beberapa contoh Trombolitik dengan resep dokter dan dihentikan termasuk[2]:

Alteplase sebagai aktivator plasminogen rekombinan dan identik dengan tPA asli, yang lebih spesifik dan mempunyai paruh plasma selama 46 menit. Alteplase merupakan fibrinolitik yang paling sering digunakan untuk mengobati kejadian kardiovaskular akut (STEMI), emboli paru (PE), dan stroke iskemik akut (AIS)[3].

Streptokinase merupakan agen fibrinolitik yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, karena biayanya yang relatif rendah dengan kemanjuran juga keamanan yang wajar. Streptokinase bukanlah aktivator plasminogen, namun obat ini akan membentuk kompleks yang akan mengubah lasminogen tambahan menjadi plasmin aktif setelah mengikat dengan plasminogen yang bersirkulasi bebas[3].

Urokinase adalah obat yang paling sering digunakan untuk kateter yang tersumbat dan trombus vaskular perifer. Urokinase di anggap sebagai trombolitik fisiologis yang dihasilkan oleh parenkim ginjal, yang dimurnikan melalui urin manusia. Pemberian dosis berulang tidak ada masalah terhadap antigenik karena antigenisitasnya yang rendah[3].

Reteplase merupakan aktivator plasminogen rekombinan yang bekrja dengan cepat, juga dengan kecenderungan perdarahan yang lebih rendah dibandingkan alteplase. Pemberian reteplase dalam bolus telah mendapatkan persetujuan dari FDA. Seperti alteplase, reteplase dapat digunakan kembali jika diperlukan dan tidak bersifat antigenik[3].

Efek Samping Trombolitik

Trombolitik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari trombolitik termasuk[4,5]:

  • Penglihatan kabur
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Pingsan saat bangun dari posisi berbaring atau duduk secara tiba-tiba
  • Demam
  • Berkeringat
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Berdarah
  • Mual
  • Muntah

Perdarahan yang biasanya tidak serius dapat terjadi karena terapi streptokinase. Namun pendarahan yang serius dapat terjadi pada beberapa orang. Ikutilah instruksi dokter dalam membantu atau pun mencegah pendarahan serius dengan hati-hati. Jangan banyak bergerak, dan jangan bangun dari tempat tidur sendiri[4].

Apabila pendarahan terjadi atau mengalami cedera, segera kunjungi pelayanan kesehatan terdekat. Waspadalah terhadap pendarahan atau aliran darah pada kulit, seperti sekitaran tempat suntik diberikan atau dimana darah diambil pada lengan[4].

Bila mengalami tumor otak atau aneurisma, tekanan darah tinggi, hemofilia atau gangguan perdarahan lainnya beritahu dokter, sebelum menggunakan tenecteplase[5].

Apabila sedang menggunakan tenecteplase, jangan mengkonsumsi aspirin dan ibuprofen, karena akan dapat meningkatkan risiko pendarahan. Hindari sesuatu hal yang dapat meningkatkan risiko pendarahan juga cedera, lakukanlah perawatan ekstra untuk mencegah perndarahan[5].

1) Anonim. CDC.gov. Heart Attack Symptoms, Risk, and Recovery. 2021
2) Anonim. Drugs.com. Thrombolytics. 2021
3) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Thrombolytic Therapy. 2020
4) Anonim. Drugs.com. Streptokinase. 2020
5) Cerner Multum. Drugs.com. Tenecteplase. 2019

Share