Stroke A-Z – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Stroke adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan suplai nutrisi termasuk oksigen ke sel sel otak yang menyebabkan gangguan fungsi otak. Stroke secara umum dibagi menjadi 2 besar tergantung dari sebab... terjadinya. Stroke yang diakibatkan oleh sumbatan pembuluh darah di otak disebut stroke iskemik, sedangkan stroke akibat pecah pembuluh darah disebut stroke hemoragik. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya stroke, diantaranya hipertensi, diabetes, dan perilaku hidup tidak sehat (merokok, kurang olahraga dan obesitas). Pola hidup sehat berupa diet seimbang, olahraga dan menghindari stress dapat menurunkan risiko terjadinya stroke. Read more

Stroke adalah kondisi gangguan pada otak di mana hal ini terjadi saat suplai darah ke otak terhambat. Hal ini menjadikan jaringan otak tak memperoleh nutrisi serta oksigen secara cukup.

Karena terhambatnya aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi menuju otak, sel-sel otak pun mengalami kehilangan fungsi dalam beberapa waktu.

Fakta Tentang Stroke

  1. Tiap tahunnya selalu ada kurang lebih 17 juta kasus stroke baru di dunia dengan 7 juta kematian akibat penyakit ini.
  2. Tiap tahunnya Indonesia pun mengalami peningkatan pada jumlah penderita stroke yang disebabkan oleh gaya hidup tak sehat.
  3. Stroke duduk di peringkat ke-5 sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat.
  4. Tiap tahunnya, ada kurang lebih 800 ribu orang tercatat terserang stroke di Amerika.
  5. Di Indonesia, penyakit stroke menjadi sebab kematian utama.

Jenis-Jenis Stroke

Untuk dapat mengatasi atau mewaspadai penyakit stroke, penting untuk mengenali lebih dulu jenis-jenis stroke yang dapat terjadi.

Stroke Iskemik

Pada kasus stroke iskemik, arteri yang bertugas menyuplai darah menuju otak mengalami sumbatan atau penyempitan.

Sumbatan pada pembuluh darah dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke otak.

Hal ini bisa disebabkan oleh karena pembekuan, penggumpalan sel darah dan juga lemak dalam pembuluh darah yang membentuk plak aterosklerosis.

Penting untuk diketahui pula bahwa stroke iskemik sendiri terbagi menjadi dua jenis kondisi, yaitu :

Stroke Iskemik Emboli

Stroke iskemik emboli dapat terjadi ketika bagian tubuh tertentu mengalami pembentukan gumpalan darah di mana kemudian gumpalan ini bisa berpindah ke otak.

Stroke Iskemik Trombotik

Stroke iskemik ini terjadi ketika pada salah satu arteri yang mengirimkan aliran darah ke otak mengalami pembentukan gumpalan darah.

Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah arteri di otak, sehingga darah yang keluar menekan sel-sel otak dan mengakibatkan gangguan fungsi otak

Aneurisma serta tekanan darah tinggi merupakan contoh kondisi umum yang menyebabkan stroke hemoragik.

Seperti pada stroke iskemik yang terbagi menjadi dua jenis, stroke hemoragik pun demikian. Berikut adalah dua jenis stroke hemoragik yang dapat dikenali :

Perdarahan Subaraknoid

Jenis stroke hemoragik ini tergolong jarang terjadi. Stroke ini terjadi ketika perdarahan terjadi pada area antara otak dan jaringan tipis penutupnya.

Perdarahan Intraserebral

Jenis stroke hemoragik ini terjadi karena pecahnya arteri otak sehingga darah memenuhi jaringan yang ada di sekelilingnya.

Transient Ischemic Attack (TIA)

Jenis stroke ini adalah suatu kondisi stroke ringan yang terjadi setelah gagalnya aliran darah mencapai bagian dari otak yang menyebabkan sumbatan pada otak dalam waktu singkat.

Sumbatan aliran darah yang tersuplai ke otak ini hanya terjadi tak lebih dari 5 menit. Namun, stroke ringan ini bisa menjadi tanda peringatan penyakit stroke di masa mendatang.

Mirip dengan stroke iskemik, penggumpalan darah adalah penyebab paling sering dari kondisi TIA ini.

Seringkali penderita TIA tak begitu menyadarinya sehingga karena terlambat memperoleh penanganan, stroke besar pun benar-benar terjadi hanya dalam waktu 3 bulan hingga 1 tahun.

Penyebab Stroke

Penyebab terjadinya stroke umumnya dapat ditentukan dari jenis stroke yang dialami oleh penderitanya.

Namun yang utama, penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darahlah yang menjadi faktornya.

Stroke Iskemik

Pada jenis stroke ini, arteri yang berperan utama mengirimkan darah ke otak mengalami penyempitan atau sumbatan, sehingga aliran darah ke otak menjadi berkurang.

Jika aliran darah terus berkurang, maka otak tak mendapat cukup darah, oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel otak pun berangsur rusak.

Gumpalan darah kerap menjadi alasan utama penyumbatan terjadi. Gumpalan darah ini umumnya terbentuk di arteri otak, atau pembuluh darah.

Stroke Hemoragik

Walau tak seumum jenis stroke iskemik, stroke hemoragik ini adalah jenis stroke yang lebih serius di mana dapat terjadi karena pecahnya arteri sehingga penderita mengalami perdarahan.

Darah yang keluar tersebut akan menekan dan merusak sel-sel otak dan sekitarnya. Bahkan setelah perdarahan, kondisi ini akan mengurangi suplai darah ke jaringan otak

Aneurisma, hipertensi, penggunaan obat pengencer darah, dan cedera dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah

Transient Ischemic Attack (TIA)

Gumpalan darah dapat menjadi penyebab utama dari kondisi sumbatan singkat di pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak.

Sumbatan dan gejala yang terjadi memang sementara, namun penting untuk segera memperoleh bantuan medis agar tidak berlanjut menjadi stroke besar.

Sejumlah faktor berikut ini adalah kondisi yang meningkatkan potensi seseorang terserang stroke sehingga perlu diwaspadai :

  • Merokok : Kebiasaan merokok atau hanya mengunyah tembakau saja, dapat memicu nikotin dan kandungan lainnya dalam rokok, merusak dinding pembuluh darah. Hal ini menjadi faktor yang membuat darah lebih gampang kental dan cenderung menggumpal.
  • Faktor Riwayat Keluarga : Orangtua atau saudara kandung dengan riwayat serangan jantung, stroke atau transient ischemic attack dapat menjadi risiko seseorang mengalami stroke.
  • Tekanan Darah Tinggi : Istilah lain untuk kondisi ini adalah hipertensi. Tekanan darah dianggap tinggi bila angka menunjukkan 140/90 atau lebih tinggi.
  • Diabetes : Penyakit ini dapat merusak pembuluh darah yang artinya juga sangat berpotensi meningkatkan risiko penyakit stroke.
  • Kolesterol Tinggi : Kadar kolesterol yang tinggi dapat menjadi pemicu penumpukan plak pada pembuluh darah sehingga menghambat jalannya aliran darah.
  • Sleep Apnea Obstruktif : Gangguan tidur ini adalah kondisi ketika kadar oksigen darah mengalami penurunan antara 30-50% sehingga memicu penghentian aliran udara dan pernafasan selama 10 detik.
  • Penyakit Kardiovaskular : Penyakit jantung seperti halnya infeksi jantung, gagal jantung, cacat jantung, hingga aritmia dapat menjadi pemicu stroke.
  • Faktor Usia : Orang yang telah menginjak usia 55 tahun lebih dianggap rentan terhadap penyakit stroke, meskipun begitu, stroke juga dapat diderita oleh usia yang lebih muda
  • Faktor Hormon : Risiko stroke dapat meningkat ketika seseorang menggunakan pil kontrasepsi atau mengikuti terapi hormon.
  • Faktor Jenis Kelamin : Pria memiliki risiko terkena stroke lebih tinggi daripada wanita.
  • Kurang Aktif Bergerak : Penumpukan lemak dalam tubuh dan darah jauh lebih mudah terjadi ketika seseorang jarang berolahraga dan jarang bergerak aktif sehingga faktor ini pun mampu meningkatkan risiko penyakit stroke.
  • Obesitas : Berat badan jauh di atas dari angka ideal dapat pula meningkatkan risiko stroke sehingga penderita perlu menurunkan berat badan serta mengontrolnya.
  • Konsumsi Alkohol Berlebihan : Para peminum berat jauh lebih tinggi risikonya terkena penyakit stroke.

Gejala Stroke

Stroke seringkali menimbulkan gejala secara tiba-tiba tanpa peringatan apapun. Namun, berikut ini adalah gejala umum stroke yang paling kerap dialami :

  • Sakit kepala
  • Mudah bingung
  • Kesulitan berbicara dan kesulitan dalam memahami suatu pembicaraan
  • Gangguan penglihatan
  • Mati rasa pada lengan, kaki, bahkan hingga wajah
  • Mati rasa pada satu sisi tubuh
  • Penurunan kemampuan koodinasi tubuh
  • Kesulitan berjalan
  • Pusing dan muntah-muntah
  • Salah satu sisi tubuh melemah dan dapat mengalami kelumpuhan
  • Nyeri pada kaki dan tangan yang bisa makin buruk apalagi saat digerakkan
  • Gangguan pada sistem kemih
  • Gangguan dalam mengekspresikan atau mengontrol emosi
  • Depresi

Segera temui dokter apabila beberapa gejala sudah cukup sering terjadi dan terus berulang, seperti kelemahan atau kelumpuhan pada lengan.

Wajah sulit untuk tersenyum karena mengalami penurunan di salah satu sisinya diikuti dengan kesulitan bicara (cadel) adalah tanda bahwa penanganan medis dibutuhkan segera.

Berikut ini adalah metode pemeriksaan yang dokter lakukan pada pasien untuk memastikan penyebab dan jenis stroke.

  • Pemeriksaan Fisik : Dokter akan memeriksa gejala fisik pasien dan riwayat kesehatannya, hal ini meliputi juga pemeriksaan tekanan darah dan pembuluh darah.
  • Tes Darah : Dokter perlu mengetahui bagaimana terjadinya penggumpalan darah dengan tes ini, termasuk juga kadar kolesterol, kadar trigliserida dan kadar gula darah pasien.
  • MRI Scan : Dokter memanfaatkan gelombang radio untuk mendeteksi kondisi jaringan otak yang kemungkinan telah rusak.
  • CT Scan : Penggunaan sinar-X di sini bertujuan untuk menunjukkan kemungkinan keberadaan tumor, stroke, maupun perdarahan yang terjadi pada otak maupun area sekitarnya.
  • Ekokardiogram : Dokter gunakan metode ini untuk mendeteksi sumber gumpalan darah yang kemungkinan menjalar hingga otak dan mampu memicu serangan stroke.
  • Angiogram Serebral : Dokter memeriksa kondisi detil otak dan pembuluh darah pasien dengan memasukkan kateter ke pangkal paha pasien untuk menuju arteri utama.
  • Ultrasound Karotis : Dokter mendeteksi adanya penumpukan lemak atau plak pada aliran darah di arteri karotis atau arteri leher melalui gelombang suara.

Pengobatan Stroke

Penanganan penyakit stroke biasanya juga dapat ditentukan oleh dokter setelah mengetahui jenisnya.

Berikut ini adalah metode-metode perawatan yang umumnya diberikan atau dianjurkan oleh dokter sesuai jenis stroke yang dialami.

Stroke Iskemik

Umumnya pada kondisi stroke iskemik, penanganan yang dokter berikan bertujuan untuk melancarkan aliran darah ke otak pasien.

  • Injeksi tPA (recombinant tissue plasminogen activator)

Penyuntikan obat ini dilakukan seharusnya dalam waktu 4,5 jam sejak gejala muncul untuk dapat meredakan gejala sekaligus meminimalisir risiko komplikasi.

Tujuan pemberian suntikan ini adalah untuk mengembalikan aliran darah dengan memecah gumpalan darah yang terjadi pada arteri.

Obat ini diberikan dokter sebagai penurun kolesterol yang kadarnya tinggi. Fungsi obat ini adalah sebagai penghambat enzim yang memroduksi kolesterol pada liver.

  • Stent Retriever

Ketika pembuluh darah pada otak benar-benar tersumbat oleh gumpalan darah, maka dokter umumnya menggunakan alat yang ditempelkan pada kateter untuk mengangkat gumpalan darah tersebut.

Bila gumpalan darah sangat besar sehingga tak dapat dipecah dengan injeksi tPA, maka dokter umumnya mengombinasikan pemasangan stent retriever ini bersama dengan suntikan tPA.

  • Endarterektomi Karotis

Langkah operasi ini bertujuan untuk mengangkat plak yang menghambat arteri karotis (pembuluh darah pada leher yang menyuplai darah ke otak).

Metode angioplasti dapat pula diterapkan oleh dokter untuk melebarkan arteri karotis melalui kateter yang dokter masukkan lewat pembuluh darah pada pangkal paha.

Balon atau stent yang melekat pada kateter tersebut kemudian digembungkan agar arteri yang menyempit dapat mengembang. Hal ini bertujuan memberi jalan bagi aliran darah supaya lancar.

Stroke Hemoragik

Dalam mengobati stroke hemoragik, dokter berupaya mengontrol perdarahan akibat kebocoran arteri dengan mengurangi tekanan pada otak yang disebabkan oleh cairan berlebih.

Pemberian obat-obatan maupun prosedur operasi dapat dilakukan oleh dokter, tergantung dari kondisi pasien itu sendiri.

  • Antiplatelet dan Antikoagulan

Antikoagulan adalah obat khusus untuk mengencerkan darah. Biasanya obat ini diberikan untuk membantu mengatasi darah mengental dan menggumpal pada pembuluh darah.

  • Obat Hipertensi

Obat penurun tekanan darah pun kemungkinan diberikan oleh dokter. Guna obat ini adalah menormalkan kembali tekanan darah yang naik dan tinggi.

  • Operasi

Bila perdarahan yang dialami cukup serius dan besar, dokter akan meredakan tekanan pada otak dengan menghilangkan darah yang telah bocor dari arteri.

Operasi untuk memperbaiki pembuluh darah mungkin akan diterapkan pula oleh dokter disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

Transient Ischemic Attack (TIA)

Pengobatan yang diberikan kepada penderita stroke jenis TIA ini biasanya serupa dengan penanganan yang diberikan kepada penderita stroke hemoragik dan iskemik.

Pemberian obat antihipertensi, antikoagulan, antiplatelet, dan kolesterol kemungkinan besar diberikan oleh dokter sesuai faktor risiko yang pasien alami.

Namun jika memang diperlukan, dokter akan menganjurkan kepada pasien untuk menempuh endarterektomi karotis, khususnya bila dijumpai adanya lemak menumpuk di arteri karotis.

Terapi lainnya, seperti terapi wicara, terapi fisik, dan terapi okupasi adalah bentuk rehabilitasi yang juga berpotensi pasien perlukan untuk mendukung pemulihan.

Komplikasi Stroke

Penyakit stroke dengan penanganan yang kurang tepat atau bahkan terlambat mampu menyebabkan komplikasi sementara maupun permanen.

Berikut ini adalah beberapa bahaya komplikasi yang patut diwaspadai oleh para penderita stroke.

  • Kesulitan bicara.
  • Kesulitan dalam menelan.
  • Paralisis atau kelumpuhan otot pada satu sisi tubuh saja.
  • Gangguan emosional karena penderita mengalami kesulitan mengontrol emosinya.
  • Risiko mengembangkan depresi cukup tinggi.
  • Kehilangan memori atau ingatan.
  • Kesulitan dalam berpikir dan mudah mengalami kebingungan.
  • Perubahan perilaku.
  • Bagian tubuh yang terpengaruh oleh stroke seperti lengan atau kaki akan mengalami nyeri maupun mati rasa.

Pencegahan Stroke

Stroke berawal dari pembuluh darah yang dipenuhi plak, yakni efek penumpukan lemak dan kolesterol sehingga aliran darah menjadi terhambat.

Oleh sebab itu, sebagai langkah pencegahan, orang-orang dengan risiko penyakit stroke tinggi dapat mencoba mengubah pola hidup yang lebih sehat.

  • Mengecek rutin kadar kolesterol, tekanan darah dan juga gula darah dengan pemeriksaan darah 2-4 kali dalam setahun.
  • Menghindari aktivitas merokok dan juga menghindari menghirup asap rokok terlalu sering.
  • Menjaga agar berat badan tidak naik berlebihan atau menghindari obesitas.
  • Mengatasi sleep apnea jika memiliki kondisi ini.
  • Membatasi atau menjauhi sama sekali asupan minuman beralkohol.
  • Memperbanyak asupan sayur dan buah, begitu juga gandum utuh, kacang-kacangan serta biji-bijian.
  • Membatasi asupan makanan berkolesterol tinggi dan menghindari makanan berlemak jenuh tinggi.
  • Melakukan olahraga seteratur mungkin; ambil waktu luang untuk bergerak aktif.

Untuk orang yang dalam kondisi sehat, memperbaiki gaya hidup adalah cara paling baik meminimalisir risiko terkena stroke.

Sementara bagi penderita stroke, selain memperbaiki gaya hidup supaya menjadi lebih sehat dan serangan stroke tidak mudah kembali dialami, biasanya diberikan resep antiplatelet atau antikoagulan oleh dokter untuk menurunkan risiko stroke iskemik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment