Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Aneurisma adalah pembesaran arteri yang disebabkan oleh kelemahan dinding pembuluh darah. Seringkali kondisi ini tidak bergejala, namun anerisma yang pecah dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Tidak semua... aneurisma yang tidak pecah memerlukan pengobatan aktif. Dokter mungkin akan menyarankan monitoring untuk kasus aneurima yang tidak pecah. Pilihan untuk pembedahan bergantung pada usia, kondisi umum, penyakit penyerta, dan keputusan pribadi dari pasien sendiri. Faktor risiko terjadinya aneurisma adalah merokok, hipertensi, diet yang buruk, aktivitas fisik yang kurang, dan obesitas. Anda dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan cara menerapkan gaya hidup sehat, terutama jika sudah ada riwayat penyakit jantung, stroke, atau diabetes di keluarga Anda. Pilihlah jenis makanan yang sehat, jaga agar berat badan tetap ideal, berolahraga rutin, hindari merokok, dan lakukan pemeriksaan rutin terhadap status kesehatan Anda terutama jika Anda telah berusia diatas 40 tahun. Read more
Daftar isi
Apa Itu Aneurisma
Aneurisma adalah kondisi ketika dinding arteri melemah dan kemudian menyebabkan arteri membesar atau melebar yang kerap terjadi tanpa gejala.
Dinding arteri yang melemah menyebabkan timbulnya tonjolan yang berasal dari arteri di mana kelihatannya tidak berbahaya karena ketiadaan gejala.
Namun seiring berjalannya waktu, kondisi dapat bertambah parah dan tonjolan tersebut mengalami pecah dan kebocoran.
Kebocoran ini memicu perdarahan internal yang artinya terjadi di dalam tubuh serta memiliki risiko mengancam nyawa penderitanya.
Aneurisma ini dapat terjadi di bagian tubuh manapun, hanya saja kaki, aorta, limpa serta otak adalah bagian tubuh paling umum yang mengalaminya.
Fakta Tentang Aneurisma
- Wanita lebih rentan mengalami aneurisma otak daripada pria.
- Aneurisma otak lebih berisiko menyerang wanita dengan usia 55 tahun ke atas 15 kali lipat lebih tinggi dari pria.
- Umumnya arteri yang menyuplai darah ke jantung dan otaklah yang terserang aneurisma, walau aneurisma dapat terjadi pada pembuluh darah manapun.
- Aneurisma dapat berkembang lebih cepat pada orang-orang yang merokok dan punya tekanan darah tinggi.
- Langkah operasi kerap diambil untuk menangani sejumlah tipe aneurisma agar tidak terjadi kebocoran dan perdarahan.
- Aneurisma otak menjadi salah satu penyebab stroke dan kematian akibat stroke di dunia.
- Angka pengidap stroke mengalami peningkatan di Indonesia sebesar 7% di tahun 2013 dengan aneurisma otak sebagai salah satu penyebabnya.
- Pecahnya aneurisma otak terjadi pada kurang lebih 30 ribu penderita di Amerika Serikat per tahunnya.
- 40% kasus aneurisma otak di Amerika Serikat dapat menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam saja.
- Per tahun lebih dari 25 ribu angka kematian di Amerika Serikat ternyata terkait dengan aneurisma aorta sebagai penyebabnya.
Jenis-jenis Aneurisma
Aneurisma terbagi menjadi 3 jenis menurut lokasinya di dalam tubuh, yakni meliputi aneurisma aorta, aneurisma otak dan aneurisma perifer.
1. Aneurisma Aorta
Aneurisma aorta adalah jenis yang banyak dijumpai. Aorta sendiri merupakan arteri berukuran besar berdiameter normal 2-3 cm yang berawal dari bilik kiri jantung lalu melewati rongga perut serta dada.
Meski ukurannya 2-3 cm saja, aorta dapat mengalami pembengkakan sehingga ukurannya mencapai 5-6 cm lebih.
Aneurisma aorta abdominal adalah jenis aneurisma aorta yang paling banyak diderita, yang artinya aorta yang melalui perutlah yang mengalami aneurisma.
Aneurisma aorta abdominal dapat berakibatfatal, apalagi ketika penderitanya tidak menjalani operasi untuk menanganinya.
Hanya sekitar 20% kelangsungan hidup pasien aneurisma aorta abdominal dengan ukuran aorta 6 cm tanpa dioperasi, namun peluang selamat dapat meningkat menjadi 50% bila ditangani dengan benar.
Aneurisma aorta paling jarang adalah jenis aorta toraks, yakni aneurisma yang berdampak pada aorta yang mengalir melalui dada. Jika dioperasi, maka tingkat kelangsungan hidup pasien bisa sampai 85%.
2. Aneurisma Otak
Aneurisma otak adalah kondisi aneurisma yang terjadi pada arteri pemasok darah menuju otak. Istilah lain untuk kondisi ini adalah aneurisma intrakranial.
Dalam 24 jam tanpa penanganan, aneurisma otak yang pecah akan mengakibatkan suatu kondisi fatal pada penderitanya. Bahkan 66% dari penderita yang masih bertahan hidup tetap akan mengalami kecacatan neurologis.
Perdarahan subaraknoid adalah istilah bagi jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya aneurisma otak.
3. Aneurisma Perifer
Aneurisma yang terjadi pada arteri perifer ini masih terklasifikasi lagi menjadi beberapa jenis untuk dikenali.
- Aneurisma Arteri Limpa : Aneurisma yang dialami pada area limpa.
- Aneurisma Poplitea : Aneurisma paling umum terjadi ini biasanya menyerang bagian belakang lutut.
- Aneurisma Arteri Karotis : Aneurisma dialami di bagian leher.
- Aneurisma Arteri Femoralis : Aneurisma ini dialami di pangkal paha.
- Aneurisma Arteri Mesenterika : Aneurisma terjadi pada arteri yang fungsi utamanya sebagai pengangkut darah ke usus.
Risiko pecah pada aneurisma perifer tidaklah sebesar pada kondisi aneurisma jenis aorta. Justru pada kondisi ini, risiko penggumpalan darah lebih tinggi sehingga menghambat aliran darah menuju otak, kaki dan lengan.
Penyebab Aneurisma
Pelebaran atau pembesaran arteri oleh melemahnya dinding arteri dapat disebabkan oleh kondisi bawaan pembuluh darah arteri yang sejak lahir sudah lemah.
Hanya saja, tak seluruh kasus aneurisma terjadi karena kondisi arteri bawaan, sebab ada pula yang terjadi karena penyakit tertentu serta gaya hidup tak sehat.
Umumnya, ada 2 kondisi yang paling kerap menyebabkan dinding arteri melemah, yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi dan aterokslerosis.
- Hipertensi
Semakin tinggi kadar tekanan darah, maka pembuluh darah dapat menjadi makin lemah sekaligus makin lebar.
Hal tersebut dapat terjadi karena jumlah tekanan pada dinding arteri menjadi pengukur kekuatan darah saat mengalir melalui pembuluh darah.
Semakin tinggi kadar tekanan darah, sirkulasi darah akan terganggu. Hal ini turut meningkatkan pula risiko gangguan pembuluh darah serta penyakit jantung.
Aneurisma dapat pula terjadi karena plak yang berasal dari penumpukan kolesterol serta lemak menghambat jalannya aliran darah pada arteri.
Hipertensi dan aterosklerosis biasanya tak terjadi begitu saja, sebab ada pula beberapa faktor yang berkaitan dengan pola hidup buruk menjadi pemicunya.
- Riwayat kesehatan keluarga yang mengidap penyakit jantung
- Kehamilan (biasanya wanita hamil dapat mengalami anerisma di area limpa)
- Jarang bergerak aktif atau olahraga
- Merokok
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Diet tinggi gula, garam, lemak dan kolesterol.
Bahkan merokok adalah aktivitas yang paling berisiko memicu pecahnya aneurisma, di mana hal ini umum terjadi pada para perokok tembakau.
Beberapa kondisi lainnya pun bisa saja meningkatkan risiko aneurisma, seperti :
- Trauma atau cedera pada dada
- Penyakit ginjal polikistik yang memicu aneurisma otak
- Penyakit menular seksual seperti sifilis yang tidak ditangani dapat memicu aneurisma aorta.
Gejala Aneurisma
Aneurisma jarang disadari lebih awal karena ketiadaan gejala. Perkembangan kondisinya sendiri berjalan lambat selama bertahun-tahun.
Namun saat perkembangan sudah semakin serius, barulah gejala seperti pembengkakan serta timbulnya nyeri di area permukaan kulit.
Pada kondisi di mana aneurisma berkembang dan hampir atau telah mengalami pecah atau kebocoran, beberapa gejala ini yang patut diwaspadai.
- Sakit kepala
- Kepala terasa ringan dan melayang
- Detak jantung lebih cepat dari normalnya
- Mual
- Muntah
- Tubuh terasa nyeri
- Perdarahan
- Kesulitan bernafas dan menelan
- Demam dan penurunan berat badan bila aneurisma disebabkan oleh radang pembuluh darah
Aneurisma yang awalnya tidak ada gejala tentu sulit untuk terdeteksi, namun ketika gejala telah muncul, memeriksakan diri langsung ke dokter adalah keputusan tepat.
Saat beberapa gejala mencurigakan dari yang telah disebutkan dialami, pemeriksaan-pemeriksaan inilah yang perlu ditempuh oleh penderita.
- MRI Scan : Tujuan pemeriksaan adalah sebagai pengidentifikasi apakah aneurisma sudah pecah atau belum.
- CT Scan : Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui apakah ada risiko perdarahan dalam otak, terutama pada kondisi aneurisma yang telah pecah.
- Ultrasound : Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya gangguan di pembuluh darah, seperti keberadaan tonjolan, hambatan, serta area yang mengalami kelemahan.
Komplikasi Aneurisma
Walaupun aneurisma awalnya tak menunjukkan tanda-tanda abnormal sama sekali, hati-hati karena justru perkembangannya berjalan diam-diam dan tiba-tiba bisa alami kebocoran.
Banyak orang yang sebenarnya sedang memiliki kondisi aneurisma tapi tak sadar. Dengan gaya hidup yang tak sehat, perkembangan kondisi aneurisma dapat makin cepat.
Bila tak disadari atau bahkan sudah muncul gejala namun tetap diabaikan, bahaya-bahaya komplikasi umum inilah yang dapat mengancam kesehatan :
- Sakit Kepala Ekstrem : Ketika aneurisma otak sudah memicu pada salah satu jenis penyakt stroke, sakit kepala yang dirasakan penderita bisa begitu hebat, berulang dan tak tertahankan.
- Angin Duduk : Aneurisma dapat pula memicu angin duduk dengan tanda utama nyeri pada dada. Waspadai angin duduk karena dapat berakibat pada serangan jantung.
- Sakit Punggung atau Dada Parah : Pecahnya aneurisma aorta pada bagian dada dapat mengakibatkan komplikasi berupa nyeri di dada dan punggung begitu parah.
Ada kemungkinan komplikasi lainnya yang dapat terjadi saat aneurisma tidak segera diberi penanganan tepat. Tergantung lokasi terjadinya aneurisma, inilah komplikasi yang berisiko tinggi:
- Gagal ginjal
- Serangan jantung
- Gagal jantung kongestif
- Paralisis atau kelumpuhan otot karena gangguan saraf
- Epilepsi
- Stroke
- Hidrosefalus (komplikasi aneurisma otak)
- Kerusakan pembuluh darah
Pengobatan Aneurisma
Dokter dapat menentukan pengobatan yang paling baik bagi penderita aneurisma ketika sudah mengetahui lokasi dan tingkatkeparahan aneurisma.
Pengobatan Aneurisma Aorta
Untuk kasus aneurisma aorta abdominal, dokter biasanya akan meresepkan obat pengendali tekanan darah jika pasien alami hipertensi.
Namun, tak jarang dokter pun menganjurkan langkah operasi untuk memperbaiki pembuluh darah apabila memang diperlukan.
Angka kematian pada kasus aneurisma aorta abdominal yang pecah rupanya mencapai 50% lebih.
Untuk aneurisma aorta toraks, dokter memberi resep obat hipertensi. Namun bila diperlukan, dokter pun mungkin memberi saran untuk operasi untuk memperbaiki pembuluh darah maupun katup jantung sekaligus.
Ketika jenis aneurisma aorta toraks ini sampai pecah, maka penderitanya tak akan bertahan hidup lama. Dalam beberapa menit usai pecahnya aneurisma, penderita dapat meninggal.
Pengobatan Aneurisma Otak
Untuk kasus aneurisma otak, penanganan yang umum diberikan adalah pemasangan stent usai dokter memotong aneurisma lewat jalur operasi.
Ada kalanya aneurisma otak sampai pecah dan pasien harus rawat inap selama 21 hari untuk mengantisipasi komplikasi seperti hidrosefalus dan vasospasme.
Hanya 30% saja jumlah penderita aneurisma otak yang dapat bertahan hidup dengan kondisi normal usai pecahnya aneurisma. Sementara itu, 1/3 penderita aneurisma otak pecah akan meninggal.
Pencegahan Aneurisma
Aneurisma terjadi rata-rata disebabkan oleh kondisi tekanan darah tinggi serta aterosklerosis. Aterokslerosis dan hipertensi terjadi karena gaya hidup yang kurang sehat.
Maka sebagai langkah pencegahan aneurisma, perubahan gaya hidup adalah yang paling penting.
- Jauhi rokok dan asap rokok.
- Konsumsi banyak sayur dan buah serta gandum utuh.
- Konsumsi daging putih dan merah yang kadar kolesterol dan lemak jenuhnya rendah.
- Konsumsi produk olahan susu yang rendah lemak.
- Olahraga rutin, khususnya olahraga kardio.
- Cek rutin ke dokter untuk mengontrol kadar tekanan darah, gula darah dan kolesterol.
- Jaga berat badan agar mampu mengurangi tekanan di dinding arteri karena berat badan berlebih memberi tekanan pada jantung.
Dalam menjaga kesehatan fungsi pembuluh darah supaya terhindar dari kondisi aneurisma dan juga menjaga kelancaran aliran darah yang tersuplai ke seluruh tubuh, perbaikan pola hidup perlu dilakukan.