Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sel kulit secara alami akan meregenerasi diri setiap bulan. Eksfoliasi secara teratur dapat membantu proses ini, membuang sel kulit mati, sehingga mencerahkan dan memudarkan bekas jerawat. Salah satu produk
Daftar isi
Asam hidroksi (HAs) merupakan senyawa yang akhir akhir ini telah banyak digunakan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan sejumlah kosmetik dan formulasi terapeutik dengan berbagai efek menguntungkan bagi kulit [1].
Senyawa Asam Hidroksi yang paling sering dikenal akhir akhir ini, seperti asam α-hidroksi (AHA), asam β-hidroksi (BHA), asam polihidroksi (PHA), dan asam bionat [1].
AHA merupakan asam karboksilat yang memiliki satu gugus hidroksil terikat pada posisi-α dari gugus karboksilnya, sehingga disebut asam α-hidroksi [1].
BHA merupakan asam karboksilat yang memiliki satu gugus hidroksil yang terikat pada posisi-β dari gugus karboksilnya, oleh karena itu disebut asam β-hidroksi [1].
Sedangkan PHA merupakan generasi baru dari Asam Hidroksi yang merupakan asam karboksilat dengan dua atau lebih gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon atau rantai alisiklik [1].
Berikut ini merupakan beberapa jenis AHA [2]:
Asam glikolat merupakan jenis AHA paling umum yang terbuat dari tanaman seperti tebu. Asam glikolat memiliki sifat antimikroba dan dapat membantu mencegah munculnya jerawat.
Asam laktat merupakan jenis AHA yang umum lain yang terbuat dari laktosa dalam susu.
Tartaric merupakan jenis AHA yang belum banyak dikenal. Tartaric ini terbuat dari ekstrak anggur, dan bermanfaat untuk meringankan tanda-tanda kerusakan akibat sinar matahari dan jerawat.
Jenis AHA lain yaitu asam sitrat yang terbuat dari ekstrak buah jeruk. Adapun fungsi asam sitrat ini antara lain :
Malic atau asam malat merupakan jenis persilangan AHA-BHA yang terbuat dari asam apel.
Asam mandelic merupakan jenis AHA yang mengandung molekul lebih besar dan berasal dari ekstrak almond.
Salah satu jenis BHA yang banyak telah banyak dikenal sebagai bahan dalam produk perawatan jerawat yaitu Asam salisilat. Asam salisilat ini dapat memberikan manfaat pada kulit berjerawat berupa [2]:
Jenis PHA yang utama ada dua yaitu [3]:
SCL-PHA merupakan jenis PHA yang memiliki tiga hingga lima atom karbon dalam unit monomernya. SCL-PHA cenderung keras, kristal, dan polimer rapuh dengan titik leleh tinggi.
MCL-PHA merupakan jenis PHA rantai panjang yang memiliki 6-14 atom karbon dalam unit monomernya. MCL-PHA umumnya lunak dan elastomer dengan titik leleh lebih rendah dibandingkan dengan SCL-PHA.
AHA, BHA dan PHA umumnya banyak ditemukan sebagai eksfoliator yang bermanfaat bagi kulit khususnya untuk [2]:
Manfaat AHA antara lain [2, 4]:
BHA bermanfaat untuk [2, 4]:
Manfaat PHA antara lain [4]:
AHA dapat memberikan efek samping ringan ketika pertama kali digunakan, sebagai tanda kulit sedang menyesuaikan diri dengan produk. Adapun efek samping tersebut berupa [5]:
Pengguna AHA harus lebih berhati hati ketika keluar rumah, mengingat kulit akan lebih sensitif terhadap sinar UV khususnya satu minggu pertama pemakaian [5].
Namun, untuk lebih amannya, pengguna AHA memang harus memakai tabir surya setiap hari dan mengoleskannya lebih sering untuk mencegah efek negatif paparan UV [5].
Adapun sebelum menggunakan AHA sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, khususnya jika memiliki kondisi berikut ini [5]:
Efek samping BHA diketahui bergantung pada jenis produk dan kepekaan dari kulit pengguna yang berbeda beda [7].
Efek samping umum penggunaan BHA termasuk [7]:
Penggunaan PHA bersamaan dengan retinyl acetate (vitamin A) dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi pada kulit [6].
Oleh karena itu, meskipun penggunaan retinyl acetate (vitamin A) dan PHA secara bersamaan dapat meningkatkan efektivitas PHA, keduanya sangat tidak disarankan untuk digunakan bersamaan [6].
Cara penggunaan AHA umumnya bergantung pada jenis produk kosmetiknya, namun secara umum mencakup [2]:
Penggunaan BHA ini bermacam macam caranya, ada yang harus digunakan rutin setiap hari, namun ada juga yang hanya digunakan dalam beberapa kali per minggunya [2].
Oleh karena itu, penggunaan BHA ini harus disesuaikan dengan aturan produk pada masing masing produk yang digunakan [2].
Adapun jika pertama kali menggunakan produk baru maka sangat disarankan untuk melakukan patch test pada area tertentu pada kulit yang biasanya lebih sensiitif daripada area lainnya.
Dengan demikian, jika produk yang digunakan tidak cocok dengan kulit maka akan dapat terlihat dan hal ini juga mencegah risiko reaksi negatif pada area kulit yang lebih luas.
Jika hasil patch test tidak menunjukkan efek negatif, maka penggunaan produk yang mengandung BHA tersebut dapat digunakan pada area yang lebih luas sesuai anjuran pemakaian.
Ketika menggunakan produk yang mengandung BHA, jangan lupa untuk selalu menggunakan tabir surya untuk meminimalisir efek negatif paparan sinar UV [2].
Sama halnya dengan AHA dan BHA, cara penggunaan PHA juga bergantung pada jenis produk yang digunakan baik berupa pembersih, toner, bantalan, masker, dan bahkan pelembab [6].
Pertama kali, jangan lupa melakukan patch test, kemudian gunakan produk sesuai dengan aturan pemakaian yang ada pada masing masing produk.
1. Kornhauser Andrija. Applications of hydroxy acids: classification, mechanisms, and photoactivity. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 2010.
2. Kristeen Cherney & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. AHA vs. BHA: What’s the Difference?. Healthline; 2019.
3. Basnett, P. Science and Principles of Biodegradable and Bioresorbable Medical Polymers || Natural bacterial biodegradable medical polymers; 2017.
4. Lauren Sharkey & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. Everything You Need to Know About Chemical Exfoliation. Healthline; 2020.
5. Kristeen Cherney & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. Everything You Need to Know About Using Alpha Hydroxy Acids (AHAs). Healthline; 2019.
6. Colleen de Bellefonds & Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. Brainy Beauty: What Can PHAs Really Do for Your Skin?. Healthline; 2020.
7. Julia Estrela. Aha Vs. Bha. Livestrong; 2021.