Bagi orang-orang, khususnya para wanita, rata-rata akan memilih untuk mengurangi makan secara ekstrem ketika sedang berdiet menurunkan berat badan.
Makan sekali sehari adalah salah satu cara yang ditempuh agar berat badan turun dengan lebih cepat.
Walaupun memang tergolong efektif dalam menurunkan berat badan secara cepat, hal ini belum tentu baik bagi kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, sebelum banyak orang melanjutkan diet seperti ini atau bahkan mencobanya pertama kali, perlu untuk mengetahui aman dan sehat tidaknya cara turunkan berat badan tersebut.
Amankah makan sekali sehari?
Bisa aman dan bisa juga tidak untuk menerapkan makan sekali sehari [1,2].
Semakin sedikit kalori yang masuk ke dalam tubuh, berat badan pun akan semakin cepat dan mudah untuk turun [1].
Bahkan makan sekali sehari juga menjadi salah satu metode diet penurunan berat badan, salah satunya terdapat pada metode diet intermittent fasting [1,2].
Dengan jendela makan 1 jam (boleh makan apa saja dalam waktu tersebut asalkan tidak berlebihan) dan 23 jam sisanya berpuasa, banyak pula yang berhasil melakukannya dan mencapai target berat badan yang diinginkan [1].
Dalam waktu 1 jam tersebut, pelaku diet boleh mengasup kalori bagi tubuhnya dengan pengaturan jam puasa dan jendela makan sesuai keinginan masing-masing orang [1,2,3].
Meski begitu, biasanya sebelum masuk ke metode makan sekali sehari tersebut, diet intermittent fasting diawali dengan jendela makan 10 jam, 8 jam, dan 6 jam lebih dulu secara bertahap [1,3].
Melakukan secara bertahap misalnya 1-2 minggu dengan jendela makan 10 jam, lalu 1-2 minggu berikutnya dilanjutkan dengan jendela makan 8 jam, dan kemudian 6 jam akan membuat tubuh lebih mudah beradaptasi [1,3].
Makan sekali sehari seperti pada diet intermittent fasting bertahap tersebut akan jauh lebih aman [1,2].
Makan sekali sehari menjadi tidak aman dilakukan apabila seseorang tidak terbiasa lalu tiba-tiba melakukannya [1].
Hal ini bisa berdampak pada kesehatan, mengejutkan tubuh dan berpotensi menyebabkan tubuh drop karena seharian tidak mendapatkan asupan kalori yang cukup [4].
Seseorang yang terbiasa jarang makan, makan sekali sehari kemungkinan tidak akan terlalu berpengaruh pada tubuhnya.
Begitu pula dengan seseorang yang menjalankan diet intermittent fasting 23:1 yang sudah lebih dulu melewati jendela makan bertahap dari 10 jam hingga ke 6 atau 4 jam.
Tubuh mereka sudah beradaptasi dengan sedikitnya kalori masuk sehingga risiko badan “tumbang” lebih kecil.
Manfaat Makan Sekali Sehari
Beberapa orang yang makan sekali sehari meyakini bahwa ada sejumlah manfaat yang bisa didapat baik untuk berat badan maupun untuk keseluruhan kesehatan [1].
Makan sekali sehari bagi orang-orang yang tertarik mencobanya bisa berarti bahwa tidak ada batasan asupan makanan [1].
Mengonsumsi makanan dan minuman apa saja tetap aman bagi tubuh dan berat badan karena kalori yang masuk tetap sangat rendah [1].
Diet dengan metode seperti ini pun tidak perlu menghitung kalori, mudah dilakukan, dan pasti menurunkan berat badan dengan sangat cepat [1].
Jika menganut sistem diet intermittent fasting, maka makan sekali sehari atau dengan jendela makan akan bermanfaat bagi kesehatan, seperti :
Risiko Makan Sekali Sehari
Dianggap sebagai diet ekstrem, makan sekali sehari bisa berisiko buruk bagi yang melakukannya [1,2].
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi bila makan hanya sekali dalam sehari [1] :
Pada beberapa kasus, makan sekali sehari hanya akan memperbesar dan memperkuat keinginan untuk makan lebih banyak atau makan besar di waktu selanjutnya [1,2].
Binge eating adalah istilah untuk hal tersebut yang juga bisa diartikan sebagai waktunya “balas dendam” karena sudah menahan lapar.
Jika makan sekali sehari juga merupakan diet ketat ekstrem yang dipilih, hati-hati karena gangguan makan jangka panjang bisa menjadi akibatnya [8].
Sejumlah risiko lainnya yang kemungkinan bisa terjadi karena makan sekali sehari adalah [9] :
Walaupun makan sekali sehari adalah salah satu metode diet atau bahkan seseorang melakukannya karena kesibukan sangat padat, pastikan bahwa tubuh bisa beradaptasi dengan baik [1,2].
Namun, makan sekali sehari tidak dianjurkan untuk pengaplikasian jangka panjang karena mampu berdampak buruk bagi kesehatan [1,2].
Jika misal ingin menjalani diet intermittent fasting, pilih jam yang tidak terlalu menyiksa tubuh (jendela makan 6, 8, atau 10 jam di mana berat badan tetap bisa turun walaupun pelan-pelan.
1. Natalie Butler, R.D., L.D. & Jenna Fletcher. Should I eat just one meal a day?. Medical News Today; 2020.
2. Grant Tinsley, PhD, Nutrition & Jillian Kubala, MS, RD. Is Eating One Meal a Day a Safe and Effective Way to Lose Weight?. Healthline; 2020.
3. Stephanie Welton, MSc, Robert Minty, MD CCFP FCFP, Teresa O’Driscoll, MD FCFP, Hannah Willms, Denise Poirier, RPN, Sharen Madden, MD MSc FCFP, & Len Kelly, MD MClinSci FCFP FRRM. Intermittent fasting and weight loss. Canadian Family Physician; 2020.
4. Jessica Bruso. Can You Faint From a Low-Calorie Diet?. SFGATE; 2018.
5. Terra G Arnason, Matthew W Bowen, & Kerry D Mansell. Effects of intermittent fasting on health markers in those with type 2 diabetes: A pilot study. World Journal of Diabetes; 2017.
6. Mark P. Mattson, Valter D. Longo, & Michelle Harvied. Impact of intermittent fasting on health and disease processes. Ageing Research Reviews; 2018.
7. F B Aksungar, M Sarıkaya, A Coskun, M Serteser, & I Unsal. Comparison of Intermittent Fasting Versus Caloric Restriction in Obese Subjects: A Two Year Follow-Up. The Journal of Nutrition, Health and Aging; 2017.
8. Roni Elran-Barak, Maya Sztainer, Andrea B Goldschmidt, Scott J Crow, Carol B Peterson, Laura L Hill, Ross D Crosby, Pauline Powers, James E Mitchell, & Daniel Le Grange. Dietary Restriction Behaviors and Binge Eating in Anorexia Nervosa, Bulimia Nervosa and Binge Eating Disorder: Trans-diagnostic Examination of the Restraint Model. Eating Behaviors; 2015.
9. Grant M. Tinsley & Paul M. La Bounty. Effects of intermittent fasting on body composition and clinical health markers in humans. Nutrition Reviews; 2015.