Anoreksia Nervosa – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Anoreksia Nervosa adalah masalah kejiwaan yang ditandai dengan gangguan perilaku pola makan dimana seseorang tidak mau makan atau makan dengan porsi yang sangat sedikit karena terobsesi dengan tubuh yang... kurus dan selalu merasa gemuk meskipun berat badannya sudah kurus bahkan cenderung dibawah normal. Anoreksia nervosa dapat terjadi pada pria dan wanita meskipun secara epidemiologi lebih banyak wanita yang mengalami terutama pada usia remaja hingga dewasa muda. Penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti dari berbagai sumber namun terdapat faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan terkena anoreksia nervosa, faktor risiko yang dimaksud berasal dari faktor psikologis (depresi, kepribadian obsesif-kompulsif), faktor lingkungan (trauma atau stress, pekerjaan yang menuntut keindahan penampilan, stigma masyarakat bahwa tubuh kurus merupakan suatu keharusan) dan faktor genetik (adanya anggota keluarga dekat seperti ibu/kakak/tante yang memiliki keadaan yang sama). Gejala awal umumnya terlihat dari segi perilaku makan (seperti tidak mau makan, sering berpuasa, penggunaan obat-obat untuk menekan nafsu makan atau pencahar, olahraga berlebihan untuk menurunkan berat badan), kemudian dari segi psikologis (takut gemuk, khawatir, sensitif, sulit berkonsentrasi, mudah marah) dan apabila terus berlanjut akan memperlihatkan perubahan pada tubuh (berat badan turun drastis, terlihat tidak bersemangat dan kelelahan) bahkan dapat terjadi komplikasi seperti keadaan malnutrisi, gangguan hormonal hingga keinginan bunuh diri. Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, diagnosa harus terlebih dahulu ditegakkan. Untuk mendiagnosa anoreksia nervosa diperlukan tenaga ahli (dokter spesialis kejiwaan/psikiater) yang akan melakukan pemeriksaan fisik dan mental dari penderita. Pengobatan untuk anoreksia nervosa umumnya bersifat jangka panjang dan memerlukan gabungan dari berbagai macam bidang mulai dari terapi perilaku, terapi nutrisi dan dukungan emosional baik dari keluarga maupun orang terdekat. Read more

Apa Itu Anoreksia Nervosa?

Anoreksia Nervosa ( img : The Conversation )

Anoreksia nervosa adalah kondisi gangguan perilaku makan yang masih tergolong masalah psikologis [1,2,3,4,5,6,7,8].

Anoreksia nervosa ditandai dengan rasa khawatir dan takut berlebihan terhadap kenaikan berat badan dan kondisi ini lebih banyak dialami oleh remaja atau dewasa muda.

Karena kekhawatiran berlebihan itulah seseorang dengan anoreksia nervosa akan berusaha membuat berat badannya tidak mudah naik.

Bahkan rata-rata penderita anoreksia nervosa pun cenderung menolak berat badannya yang sudah normal sehingga lebih menginginkan tubuh yang sangat kurus.

Tinjauan
Anoreksia nervosa adalah gangguan perilaku makan di mana hal ini ditandai umumnya dengan rasa ketakutan berlebih terhadap peningkatan berat badan, bahkan ketika berat badan sudah tergolong kurang dari angka ideal.

Fakta Tentang Anoreksia Nervosa

  1. Gangguan perilaku makan di Amerika Serikat terjadi pada kurang lebih 30 juta orang, baik wanita maupun pria [4].
  2. Di Amerika Serikat, diketahui sekitar 500.000 wanita didiagnosa mengalami anoreksia nervosa [1].
  3. Di Indonesia sendiri prevalensi gangguan perilaku makan anoreksia nervosa belum diketahui secara pasti, namun 12-22% wanita di sejumlah wilayah Indonesia dengan rentan usia 15-29 tahun dilaporkan mengalami kekurangan energi kronis; belum diketahui apakah hal tersebut berkaitan dengan anoreksia nervosa [1].
  4. Anoreksia nervosa dan anoreksia adalah dua kondisi berbeda, sebab anoreksia menandakan bahwa seseorang kehilangan kemampuan untuk makan atau kehilangan selera makan sama sekali [4].
  5. Wanita memiliki risiko 10 kali lipat lebih tinggi menderita anoreksia nervosa daripada pria [4].

Penyebab Anoreksia Nervosa

Belum diketahui secara jelas apa faktor penyebab utama dari suatu gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa.

Namun, faktor psikologis, faktor lingkungan, atau faktor biologis dapat menjadi hal-hal yang meningkatkan risiko seseorang (baik wanita maupun pria) mengalami anoreksia nervosa.

  • Faktor Lingkungan : Masa pubertas, perundungan, masalah dalam suatu hubungan sosial, atau stres dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi alasan berkembangnya kondisi anoreksia nervosa pada diri seseorang [3,4,7].
  • Faktor Psikologis : Ketidakmampuan mengelola stres dengan benar, cenderung diliputi kecemasan berlebih dan depresi, kepercayaan diri yang rendah, sifat perfeksionis, atau karakter obsesif-kompulsif dapat pula menjadi faktor peningkat risiko anoreksia nervosa pada seseorang [7].
  • Faktor Pekerjaan : Orang-orang yang bekerja di industri hiburan dan olahraga memiliki tekanan tersendiri dalam hal menjaga fisik mereka. Tuntutan untuk tampil bagus secara fisik (seringkali cenderung kurus) dapat membuat seseorang berlebihan dalam menjaga penampilan fisiknya dan mengarah pada anoreksia nervosa [3,7].
  • Faktor Genetik : Jika anggota keluarga ada yang pernah atau sedang mengalami anoreksia nervosa, hal ini dapat terjadi pada anggota keluarga yang lain. Kondisi ini cenderung dapat diturunkan khususnya dari orangtua ke anaknya [3,4,7].
  • Faktor Diet : Diet tidak sehat yang terlalu ekstrem sampai berdampak pada ketidakseimbangan hormon mampu menjadikan fungsi otak menurun dan hal ini pun bisa menjadi alasan dibalik timbulnya kondisi anoreksia nervosa [7].
  • Faktor Budaya dan Masyarakat : Standar kecantikan yang seolah mengharuskan untuk kurus dapat memengaruhi seseorang untuk menjaga penampilan tubuhnya secara berlebihan di mana hal ini berpotensi mengarah pada anoreksia nervosa [4,7].
Tinjauan
Berbagai faktor dapat menjadi pemicu seseorang mengalami anoreksia nervosa, mulai dari faktor genetik, lingkungan, budaya dan masyarakat, diet sehari-hari, pekerjaan, dan juga psikologis.

Gejala Anoreksia Nervosa

Gejala anoreksia nervosa pada seseorang tak hanya dapat dilihat secara fisik, tapi juga dari perilaku dan juga sisi psikologisnya [3,4,5,7].

Gejala Fisik

  • Menstruasi tidak teratur atau justru mengalami amenorrhea pada wanita
  • Libido menurun pada pria
  • Penurunan berat badan yang terlalu drastis
  • Perubahan berat badan yang cukup sering
  • Perubahan pada kondisi wajah yang cenderung pucat, lemas, dan mata cekung
  • Selalu merasa kelelahan
  • Tubuh seolah tidak ada tenaga
  • Sering sulit tidur
  • Perut kembung
  • Intoleransi makanan
  • Konstipasi atau sembelit
  • Selalu merasa kedinginan bahkan ketika suhu ruangan atau cuaca sedang hangat
  • Pusing hingga kehilangan kesadaran

Gejala Perilaku

  • Tiba-tiba tidak menyukai makanan yang sebelumnya sangat disukai
  • Sering berpuasa
  • Cenderung menghindari banyak kelompok makanan
  • Menghitung kalori makanan setiap sebelum menyiapkan makanan atau mengonsumsi makanan
  • Lebih banyak menghabiskan waktu sendiri daripada bergaul dengan orang lain
  • Penyalahgunaan diuretik, obat penekan nafsu makan dan laksatif
  • Berolahraga berlebihan dan terlalu memaksakan diri, seperti olahraga di saat sakit, olahraga di saat cedera, olahraga saat cuaca sedang buruk.
  • Cenderung sering membuang atau menyembunyikan makanan daripada memakannya.
  • Terlalu sering menimbang berat badan
  • Terlalu sering bercermin untuk mengamati bentuk tubuh.
  • Menghindari aktivitas makan bersama orang lain
  • Berbohong di depan orang lain dengan mengatakan bahwa mereka sudah makan padahal belum
  • Upaya melukai diri sendiri dan terdapat keinginan atau bahkan percobaan untuk bunuh diri.
  • Menyiapkan atau mengonsumsi makanan secara tidak wajar, seperti memotong-motong makanan terlalu kecil dan mengunyah makanan terlalu lama.

Gejala Psikologis

  • Merasa cemas dan depresi, terutama ketika dihadapkan dengan makanan atau di saat waktunya makan.
  • Memiliki citra tubuh yang buruk terhadap diri sendiri, seperti merasa berat badan terlalu berlebihan padahal sebenarnya berat badan kurang dari idealnya.
  • Terlalu memedulikan bentuk tubuh, berat badan, makanan, dan cara makan.
  • Sisi perfeksionis yang tinggi terhadap diri sendiri.
  • Lebih sensitif (mudah tersinggung) terhadap orang-orang yang membicarakan berat badan, olahraga, bentuk tubuh dan makanan.
  • Rasa takut berlebih berat badan mudah naik
  • Sulit berkonsentrasi
Tinjauan
Gejala anoreksia nervosa terdiri dilihat dari tiga sisi, fisik, psikologis dan perilaku. Umumnya, secara fisik penderita akan terlihat kuyu, pucat dan terlihat lelah dengan mata cekungnya. Secara perilaku, penderita terlalu sering menghindari makanan atau membuang makanan. Secara psikologis, penderita terlalu cemas dan peduli terhadap berat badan dan bentuk tubuhnya yang dianggap gemuk padahal sebenarnya sudah terlalu kurus.

Pemeriksaan Anoreksia Nervosa

Pemeriksaan gejala anoreksia nervosa sedari dini akan sangat menolong dan memperbesar potensi mengatasi gangguan perilaku makan ini.

Pemeriksaan yang dimaksud dilakukan oleh dokter dan meliputi [4,8]:

  • Dokter melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan pasien.
  • Dokter akan menanyakan perasaan pasien tentang berat badannya.
  • Dokter akan menanyakan tentang siklus menstruasi pada pasien wanita.

Selain pemeriksaan fisik dan pemeriksaan riwayat kesehatan melalui sejumlah pertanyaan, dokter kemungkinan merasa perlu melakukan beberapa tes lanjutan, yaitu :

Pemeriksaan lanjutan bertujuan untuk mengeliminasi kondisi gangguan kesehatan lain yang gejalanya mirip dengan anoreksia nervosa, seperti :

Kriteria Diagnosa

Menurut DSM-5 (Diagnostif and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition) oleh American Psychiatric Association, ada beberapa kriteria diagnosa anoreksia nervosa.

Jadi, seseorang positif terdiagnosa anoreksia nervosa ketika beberapa kriteria diagnosa ini terpenuhi yaitu [4,5] :

  • Memiliki ketakutan intens menjadi gemuk atau berat badan naik, padahal justru sedang mengalami kekurangan berat badan.
  • Membatasi asupan energi yang menyebabkan berat badan sangat rendah berdasarkan usia pasien, kesehatan fisik, dan jenis kelamin.
  • Menolak anggapan bahwa berat badan rendah yang sedang dimiliki pasien bukanlah kondisi yang serius.
Tinjauan
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien terkait riwayat medis serta perasaan dan reaksi terhadap makanan dan berat badan selain pemeriksaan fisik. Tes darah, pemindaian dan elektrokardiogram memungkinkan menjadi tes lanjutan yang perlu ditempuh oleh pasien.

Penanganan Anoreksia Nervosa

Dalam menangani anoreksia nervosa, beberapa metode seperti terapi, konseling nutrisi maupun obat-obatan sangat diperlukan.

Tujuan dari beberapa penanganan tersebut bagi pasien adalah [4] :

  • Membantu pasien dalam memperbaiki perilaku untuk jangka panjang.
  • Membantu mengubah pola pikir pasien yang negatif mengenai dirinya sendiri.
  • Membantu pasien mengatasi masalah emosional, termasuk penghargaan diri yang rendah.
  • Membantu pasien mengembalikan berat badan menjadi lebih ideal dan menuju angka yang sehat.

1. Obat-obatan

Suplemen nutrisi adalah jenis obat yang umumnya diberikan oleh dokter, dan jika pasien diketahui menderita OCD (obsessive-compulsive disorder) atau gangguan obsesif-kompulsif, maka dokter memberikan obat pengendali depresi dan kecemasan [4,8].

SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors cukup sering diresepkan oleh dokter di mana obat golongan antidepresan ini dapat membantu pasien untuk lebih tenang.

Obat ini umumnya diberikan ketika berat badan setidaknya 95 persen dari tinggi badan normal dan usia pasien.

Selain itu, antipsikotik seperti olanzapine adalah obat yang juga dapat diresepkan oleh dokter dengan tujuan supaya berat badan pasien bertambah menuju angka ideal sesuai dengan usia dan tinggi badannya.

2. Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif adalah salah satu metode psikoterapi yang perlu dijalani oleh pasien anoreksia nervosa [2,8].

Terapi ini berguna membantu pasien untuk mengubah cara pikir dan perilaku pasien, khususnya mengenai berat badan dan makanan.

3. Konseling Nutrisi

Konseling nutrisi juga dapat dilakukan oleh pasien dengan ahlinya untuk dapat mengembalikan berat badan yang hilang terlalu banyak karena rasa ketakutan terhadap kegemukan [2,4,8].

Dengan bantuan terapis atau ahlinya, pasien akan dapat menjalani pola makan yang baik.

Tak hanya itu, pasien juga dibantu untuk belajar menerapkan diet seimbang sehingga berat badan tidak berlebih maupun tidak kurang dalam upaya menjaga kesehatan tubuh.

4. Rawat Inap di Rumah Sakit

Bagi penderita anoreksia nervosa yang mengalami malnutrisi atau gizi buruk, rawat inap di rumah sakit sangat diperlukan [4,8].

Pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit ditandai dengan penurunan berat badan yang sangat ekstrem serta terus-terusan menolak untuk makan.

Selama dirawat inap, ahli medis akan memberi asupan makanan yang cukup dan meningkatkannya secara berangsur agar berat badan ideal dapat dicapai.

Tinjauan
Penanganan anoreksia nervosa meliputi pemberian obat-obatan (antidepresan dan antipsikotik), psikoterapi (terapi perilaku kognitif), konseling nutrisi (mengenai diet yang sehat), dan rawat inap di rumah sakit bila penderita mengalami malnutrisi.

Komplikasi Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa yang dibiarkan dalam jangka panjang tanpa penanganan yang tepat dan cepat dapat menimbulkan berbagai kondisi.

Kondisi-kondisi berikut inilah komplikasi dari anoreksia nervosa akibat dari sistem tubuh yang terpengaruh [2,4].

  • Gangguan Tulang : Anoreksia nervosa pada remaja di mana tubuhnya masih dalam tahap tumbuh kembang dapat memengaruhi kesehatan tulang. Risiko osteoporosis, osteopenia dan kehilangan massa tulang sangat tinggi dalam hal ini.
  • Gangguan Hormon : Anoreksia nervosa pada remaja dapat mengakibatkan pertumbuhan tubuh melambat karena diet yang buruk menyebabkan pertumbuhan hormon yang menjadi berkadar rendah.
  • Gangguan Darah : Risiko leukopenia (kekurangan sel darah putih) dan anemia (kekurangan sel darah merah) cukup tinggi ketika pola diet tidak sehat.
  • Gangguan Jantung : Risiko komplikasi dalam bentuk kerusakan otot jantung, tekanan darah rendah, dan juga detak jantung yang rendah perlu diwaspadai.
  • Ketidaksuburan atau Infertilitas : Komplikasi ini dapat terjadi baik pada wanita maupun pria dengan anoreksia nervosa karena pola diet yang buruk dan tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi dalam jangka panjang.
  • Gangguan Pencernaan : Gerakan usus menjadi lebih lambat dari seharusnya karena asupan makanan yang terlalu sedikit ditambah berat badan yang kurang dari idealnya. Untuk mengatasinya, perlu adanya perbaikan pada pola diet penderita anoreksia nervosa.
  • Amenorrhea : Berhentinya siklus menstruasi pada remaja perempuan maupun perempuan dewasa adalah salah satu bentuk komplikasi dari anoreksia nervosa yang berkaitan dengan gangguan hormonal.
  • Kematian : Kondisi gizi yang terlalu buruk dapat melemahkan sistem daya tahan tubuh sehingga penderita jadi lebih gampang sakit. Belum lagi risiko gagal ginjal di mana kondisi-kondisi ini jika tak segera ditangani dapat mengakibatkan kematian.
Tinjauan
Berbagai masalah kesehatan, mulai dari pencernaan, jantung, kesuburan, ginjal, darah, hormon dan tulang dapat mengalami gangguan karena tubuh yang kekurangan berat badan dan nutrisi. Kematian menjadi akibatnya bila sistem imun terus menurun ditambah dengan gangguan kesehatan serius lainnya.

Pencegahan Anoreksia Nervosa

Pencegahan untuk tidak sama sekali mengalami anoreksia nervosa cukup sulit dan cenderung tidak memungkinkan [8].

Namun, pencegahan agar suatu kondisi gejala anoreksia nervosa tidak berlanjut lebih serius dapat dilakukan.

Bantuan ahli medis, khususnya ahli nutrisi dan juga ahli psikologi dapat membimbing penderita gejala anoreksia nervosa dan memotivasinya untuk memperbaiki pola pikir dan perilaku terhadap makanan.

Ahli-ahli medis ini jugalah yang dapat membantu mencegah agar gangguan perilaku makan tidak semakin buruk dengan menolong penderita memiliki citra baik terhadap kondisi fisiknya.

Bagi para orangtua dengan anak praremaja atau remaja yang tiba-tiba ingin menjadi seorang vegetarian, tanyakan alasannya dan bawalah segera berkonsultasi dengan ahli gizi.

Hal ini tak hanya berlaku bagi anak-anak, ketika anggota keluarga atau sahabat mengalami perubahan drastis pada pola makan dan citra dirinya, segera bawa berkonsultasi dengan dokter.

Tinjauan
Tidak memungkinkan untuk mencegah anoreksia nervosa sama sekali, namun mencegah anoreksia nervosa menjadi agar tidak menjadi lebih buruk bisa diupayakan. Ketika gejala mulai nampak, segera ke dokter untuk mendapatkan pertolongan medis (baik itu ahli nutrisi maupun psikiater).
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment