Tinjauan Medis : dr. Fendria Suwangsana
Amputasi adalah prosedur memotong secara bedah anggota gerak tubuh yang rusak dikarenakan berbagai penyebab. Penyebab rusaknya anggota gerak bisa berupa trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam,
Tindakan operasi untuk mengambil (memotong) seluruh atau sebagian dari tangan atau kaki disebut amputasi. Prosedur ini bisa dilakukan untuk mengatasi luka, penyakit, atau infeksi yang tidak bisa diobati dengan cara lain. [1, 2]
Pada beberapa kasus, amputasi juga dianggap perlu dilakukan untuk mengambil tumor dari tulang dan otot. [1, 2, 5, 6]
Daftar isi
Prosedur ini termasuk amputasi mulai dari jari hingga seluruh bagian kaki dan sebagian panggul.[5]
Prosedur jenis ini beragam mulai dari pemotongan sebagian jari hingga seluruh lengan dan sebagian dari bahu.[5]
Selain dua jenis amputasi di atas, ada juga yang disebut amputasi kongenital, yaitu hilangnya sebagian atau seluruh lengan atau kaki akibat bawaan yang sudah terjadi sejak lahir. [2]
Ada beberapa penyebab yang mengharuskan tindakan amputasi untuk dilakukan: [1, 2, 5, 6]
Hal ini bisa terjadi jika arteri menyempit atau bahkan rusak. Bila arteri yang terdampak ada di bagian lengan atau kaki, maka disebut peripheral arterial disease atau PAD.
PAD seringnya terjadi pada mereka yang berusia 50 hingga 75 tahun, dan diakibatkan oleh diabetes atau atherosclerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat plak yang menumpuk dari lemak atau kolesterol.
Aliran darah yang tersumbat bisa menyebabkan infeksi dan akhirnya jaringan tubuh akan mati dan membusuk sehingga harus dipotong karena sudah tidak bisa diselamatkan dan untuk mencegah infeksi menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Beberapa kondisi tulang dan otot yang memerlukan amputasi diantaranya infeksi pada tulang (Osteomyelitis), cedera atau luka parah seperti luka bakar atau akibat kecelakaan dan adanya kanker atau tumor yang menyerang tulang dan otot.
Infeksi tahap lanjut yang tidak bisa diobati oleh antibiotik atau pengobatan lainnya. Pada beberapa kasus, infeksi semacam ini terjadi akibat radang dingin (frostbite) atau neuroma, yaitu penebalan jaringan syaraf.
Amputasi bisa dilakukan sebagai tindakan darurat yang harus segera dilakukan meskipun tanpa persetujuan pasien, misalnya pada kasus kecelakaan. Bila ini yang terjadi, maka tidak ada persiapan khusus yang bisa dilakukan pasien.
Namun, bila amputasi dilakukan dengan perencanaan, maka ada beberapa tahap yang harus dilalui. [1, 3, 6]
Selain itu, pasien juga disarankan untuk mempersiapkan rumah atau tempat yang akan ditinggali pasca operasi:
Prosedur amputasi bisa berbeda tergantung pada jenis amputasi, kondisi pasien, dan metode pembedahan yang dilakukan oleh dokter.
Amputasi bisa dilakukan saat pasien tertidur dibawah bius total, atau bisa juga dalam keadaan pasien sadar namun dibawah bius tulang belakang.
Jika bius tulang belakang yang digunakan, maka pasien tidak akan merasakan apa-apa dari pinggang ke bawah. Dokter akan mendiskusikan tentang ini lebih dulu dengan pasien untuk melihat pilihan apa yang akan diambilnya. [1, 3]
Secara umum, prosedur amputasi berlangsung seperti berikut:
Setiap tindakan operasi pasti memiliki risiko atau kemungkinan untuk mengalami komplikasi, meskipun dokter pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan kemungkinan ini.
Pada prosedur amputasi, risiko yang mungkin terjadi adalah: [1, 2, 3, 5, 6]
Setelah prosedur amputasi selesai, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Waktu yang dibutuhkan tiap orang bisa berbeda-beda tergantung dari jenis operasi yang dilakukan dan bius yang digunakan.
Dokter dan perawat akan terus memantau kondisi pasien, jika sudah dianggap stabil, maka akan dipindahkan ke kamar perawatan umum.
Pasien masih harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari untuk dipantau kondisi bagian tubuhnya yang diamputasi. Pada saat ini juga pasien akan diberi beberapa obat termasuk antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.
Pasien akan memulai terapi fisik segera setelah operasi. Masa rehabilitasi ini penting dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien; mulai dari peregangan ringan, latihan khusus, dan naik serta turun dari tempat tidur atau kursi roda.
Jika bagian kaki yang diamputasi, maka pasien akan berlatih dan belajar untuk bertumpu pada kaki yang tersisa untuk menahan berat tubuh.
Kehilangan bagian tubuh secara permanen bisa mempengaruhi kepercayaan diri pasien, caranya merawat diri, dan bagaimana ia bergerak.
Ini sebabnya tahap rehabilitasi harus dijalankan agar pasien amputasi bisa menerima dan beradaptasi dengan kondisinya yang baru baik secara fisik maupun mental.
Keberhasilan rehabilitasi ditentukan oleh beberapa faktor:
Begitu sampai di rumah, pasien harus mematuhi semua instruksi yang diberikan oleh dokter bedah.
Instruksi ini termasuk bagaimana cara merawat bagian yang diamputasi, mengganti perban, mandi, tingkat aktivitas yang boleh dilakukan, dan terapi fisik.
Jika terjadi hal-hal berikut, maka pasien harus segera menghubungi rumah sakit:
Perawatan di rumah harus dimaksimalkan, terutama untuk menyemangati pasien agar mau dan bisa kembali beraktivitas bersama lingkungannya.
Dukungan yang positif akan membantu proses pemulihan dengan meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian pasien.
Jika amputasi dilakukan akibat penyakit yang berhubungan dengan penyempitan dan kerusakan pembuluh darah, maka perawatan lanjutan harus dilakukan untuk mencegah kondisi tersebut terulang lagi dan mempengaruhi bagian tubuh yang lain. [1]
Dokter mungkin akan meminta pasien untuk merubah gaya hidup untuk mencegah dan menghentikan penyebaran kerusakan pembuluh darah dengan cara:
Yang perlu dicatat, amputasi hanya bisa dihindari bila berhubungan dengan kondisi kesehatan dan penyakit, bukan karena akibat cedera atau kecelakaan. [7]
1. Perhatikan tubuh Anda
Keharusan menjalani amputasi tidak terjadi tiba-tiba, bila disebabkan oleh penyakit.
Bahkan, sebenarnya, ada tanda-tanda peringatan yang harus diperhatikan oleh mereka yang mengidap diabetes atau kerusakan pembuluh darah seperti mati rasa di bagian tangan atau kaki. Jika mulai terasa, harus segera diperiksakan.
2. Lindungi kaki Anda
Amputasi di tubuh bagian bawah adalah yang paling sering dilakukan. Ini sebabnya mengapa kaki harus selalu dijaga dan dirawat.
Cara paling mudah adalah dengan menggunakan alas kaki yang layak setiap saat agar kaki tidak cedera atau terpapar benda-benda asing yang bisa melukainya.
Jaga kebersihan kaki agar sel kulit mati terlepas dan terbebas dari bakteri yang berbahaya. Kemudian, gunting kuku kaki seminggu sekali untuk mencegah tumbuhnya jamur dan masalah akibat kuku yang tumbuh menusuk daging.
3. Tingkatkan aliran darah
Amputasi umumnya terjadi karena buruknya aliran darah ke salah satu bagian tubuh. Ini sebabnya kesehatan pembuluh darah serta kelancaran alirannya harus selalu diperhatikan.
Merokok adalah penyebab utama memburuknya aliran darah. Semua orang sebaiknya menghindari produk-produk yang mengandung tembakau, terutama bila mengidap diabetes atau penyempitan pembuluh darah.
Olahraga secara teratur juga bisa memperbaiki aliran darah, bahkan sesederhana berjalan kaki atau bersepeda secara rutin setiap hari.
4. Obati luka
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penderita diabetes harus sangat berhati-hati bila mengalami luka terbuka. Karena kemungkinan untuk terkena infeksi jauh lebih tinggi dibanding orang yang sehat, penderita diabetes perlu mengobati luka mereka dengan obat khusus serta perawatan yang lebih lanjut daripada luka biasa.
Saat ini biaya amputasi, mulai dari yang ringan hingga berat di Indonesia, berkisar antara 11 juta hingga 45 juta.
Kabar baiknya, tindakan medis ini termasuk yang ditanggung oleh asuransi BPJS sehingga bisa sangat meringankan bagi mereka yang membutuhkan namun terkendala masalah biaya. [8]
1) Anne Fetterman RN BSN, Raymond Kent Turley BSN MSN RN. University of Rochester Medical Center. Amputation.
2) Anonim. HopkinsMedicine. Amputation.
3) C. Benjamin Ma, MD, David Zieve, MD, MHA. 2018. MedlinePlus. Leg or foot amputation.
4) Carol DerSarkissian. 2020. WebMd. Limb Amputation: Reasons, Procedure, Recovery.
5) Anonim. 2012. Limbless Association. Types of Amputation.
6) Cesar S. Molina, JimBob Faulk. 2019. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. Lower Extremity Amputation.
7) Anonim. Lam Vascular. FOUR TIPS TO PREVENT AMPUTATION.
8) Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. BPJS Kesehatan. STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN.