Dalam dunia psikologi, terdapat istilah, kondisi hingga peralatan yang bermacam-macam.
Emosi sebagai reaksi kompleks yang memiliki kaitan erat dengan fisiologis, perilaku dan pengalaman seseorang adalah salah satu hal yang pasti sudah tidak asing bagi siapa saja [1].
Emosi merupakan suatu respon yang dimiliki setiap manusia ketika mengalami suatu hal atau menangani masalah tertentu [1].
Ketika diminta menyebutkan, emosi dapat digolongkan menjadi marah, sedih, atau bahagia yang umumnya akan dikatakan oleh orang-orang [1].
Nyatanya, manusia memiliki rangkaian emosi yang rentangnya terlalu luas sehingga cukup sulit untuk bahkan mengungkapkannya [1,2].
Tidak banyak orang yang mampu mengenali atau mengidentifikasi emosi yang diri sendiri miliki, yang kerap disebut dengan istilah intelegensi emosional [3].
Oleh sebab itu, terdapat alat khusus untuk mengidentifikasi sekaligus memahami berbagai macam perasaan secara lebih mudah, yakni roda emosi atau emotion wheel.
Roda emosi merupakan sebuah alat psikologis yang dapat memudahkan seseorang ketika harus mengungkapkan emosi [2,4,5,6].
Karena pengungkapan emosi tidak mudah, khususnya dalam proses identifikasi, seseorang memerlukan alat berupa roda emosi untuk mengurangi kesulitan dalam hal ini [2,4,5,6].
Seorang psikolog asal Amerika, Robert Plutchik merupakan sosok jenius dibalik penemuan roda emosi di tahun 1980 yang kini dikenal sebagai versi roda emosi paling populer [4].
Robert Plutchik membuat diagram dengan bentuk bunga sebagai cara penggambaran emosi manusia dan kaitannya satu sama lain [2,4].
Roda emosi semakin berkembang dengan fungsinya yang semakin baik dalam mengilustrasikan berbagai emosi berbeda [2,4].
Pada diagram ciptaan Plutchik, roda emosi yang berbentuk bunga juga membentuk segi delapan atau bunga dengan 8 kelopak [2,4].
Artinya, terdapat 8 emosi inti yang dikelompokkan menjadi 4:4 yang saling berlawanan dan terletak bersebrangan, yaitu [2,4] :
Setiap emosi inti tersebut memiliki intensitas berbeda-beda dalam hal pengungkapannya [7].
Menurut roda emosi versi Plutchik, mengombinasikan dua emosi inti akan menciptakan emosi baru, contohnya antara lain adalah [2,4,7] :
Selain Robert Plutchik, seorang psikolog bernama David L. Robinson meneliti berbagai emosi berbeda dan kaitannya satu sama lain yang kemudian dihubungkan dengan diri seseorang yang sebenarnya [8].
Seseorang dianggap tidak lagi memiliki hubungan dengan perasaan tertentu ketika tidak merasakan emosi utamanya [8].
Menurut David L. Robinson, berikut ini adalah 6 emosi dasar yang manusia perlu kenali [8] :
Kegembiraan adalah emosi yang biasanya berkaitan dengan kepuasan, kemenangan, dan euforia [8].
Ekspresi dari kegembiraan adalah tersenyum dan tertawa; kegembiraan juga merupakan perilaku untuk bertahan hidup untuk melanjutkan perilaku sukses secara berulang [8].
Kesedihan adalah emosi yang berkaitan dengan kesepian, kelesuan, ketidakpuasan, keputusasaan, depresi, hingga apatis [8].
Kesedihan diekspresikan melalui tangisan, ratapan, raut wajah dan tatapan sayu.
Akar dari emosi ini adalah kesusahan yang juga menunjukkan bahwa seseorang memerlukan dukungan secara emosional [8].
Ketakutan adalah emosi yang berkaitan dengan kekhawatiran, kegugupan, ketidakpastian, kecemasan, hingga kejujuran dan teror [8].
Ketakutan dapat ditunjukkan melalui tubuh gemetar, tangisan, hingga perilaku menyembunyikan diri.
Kemarahan adalah emosi yang berkaitan dengan ketidakpuasan, pertikaian, permusuhan, agresi, hingga tindakan berkelahi [8].
Pengalaman mental yang menyebabkan kemarahan biasanya kurang menyenangkan [8].
Kejutan adalah emosi yang berkaitan dengan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan atau yang sedang dihadapi [8].
Perasaan yang ditunjukkan pada emosi ini adalah kaget/terkejut, tidak percaya, heran, penasaran tapi juga waspada, hingga rasa geli [8].
Kepercayaan adalah emosi yang kerap dianggap abstrak dan biasanya berkaiatn dengan adanya harapan, rasa aman, dan pikiran positif [8].
Dalam perkembangan psikososial, kepercayaan adalah tahap pertaman yang juga mampu berdampak pada pandangan manusia terhadap dunia dan segala yang mereka hadapi [8].
Roda emosi tidak hanya membuat seseorang lebih mudah dalam mengidentifikasi atau menggambarkan perasaan yang ia miliki sebenarnya [2,4,5,6].
Roda emosi juga membantu orang-orang yang membutuhkannya untuk pembuatan keputusan yang tepat dalam hidupnya [2,4,5,6].
Berikut ini adalah beberapa tips dalam penggunaan roda emosi [2,4,5,6] :
Saat perasaan kurang enak karena mengalami hari yang kurang menyenangkan namun tidak memahami emosi apa yang dirasakan, gunakan roda emosi untuk melihat daftar emosi yang ada [2].
Temukan satu emosi atau bahkan dua atau lebih untuk mendeskripsikan perasaan tidak enak dan tidak nyaman tersebut [2].
Dengan mengetahui emosi secara jelas, akan lebih mudah seseorang untuk mengendalikannya [2].
Ketika telah mengetahui emosi atau perasaan apa saja yang dialami, penting untuk menggali lebih dalam mengenai kemungkinan penyebab timbulnya emosi tersebut [2].
Merefleksikan apa yang sudah terjadi sepanjang hari, sepanjang minggu, bulan, bahkan tahun akan sangat membantu [2].
Setelah berhasil mengenali emosi dan mengetahui penyebab/pemicunya, hal ini memudahkan seseorang dalam mengendalikan atau mengatur reaksi terhadap emosi tersebut [2].
Selain itu, seseorang juga tidak lagi mudah dikendalikan oleh pemicu, sebaliknya ia yang akan mengatasi pemicu tersebut [2].
Berbagai cara dapat dilakukan sebagai pengatur reaksi tersebut, mulai dari menulis jurnal, berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang terpercaya, melakukan hobi, atau lainnya yang dapat memperbaiki suasana hati dan emosi [2].
Apabila roda emosi tidak juga terasa memudahkan, melakukan konsultasi dengan terapis seperti psikolog atau psikiater sangat dianjurkan.
1. Ralph Adolphs, Leonard Mlodinow, & Lisa Feldman Barrett. What is an emotion?. Current Biology; 2020.
2. Katharine Chan, MSc, BSc, PMP & Sabrina Romanoff, PsyD. Emotion Wheel: What It Is and How to Use One. Verywell Mind; 2022.
3. Athanasios S. Drigas & Chara Papoutsi. A New Layered Model on Emotional Intelligence. Behavioral Sciences; 2018.
4. Robert Plutchik. The Nature of Emotions: Human emotions have deep evolutionary roots, a fact that may explain their complexity and provide tools for clinical practice. The Scientific Research Honor Society; 2001.
5. Hokuma Karimova, MA & Tiffany Sauber Millacci, Ph.D. The Emotion Wheel: What It Is and How to Use It. Positive Psychology; 2017.
6. Helena Rose Karnilowicz, Ph.D. The Emotion Wheel: Purpose, Definition, and Uses. The Berkeley Well-Being Institute; 2023.
7. Kamil K. Imbir. Psychoevolutionary Theory of Emotion (Plutchik). Encyclopedia of Personality and Individual Differences; 2017.
8. Julie Nguyen & Kristina Hallett, Ph.D., ABPP. How To Use The Emotion Wheel To Better Understand Your Feelings. Mind Body Green Mindfulness; 2021.