Apa Itu Roda Emosi? – Pengertian dan Cara Penggunaan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Dalam dunia psikologi, terdapat istilah, kondisi hingga peralatan yang bermacam-macam.

Emosi sebagai reaksi kompleks yang memiliki kaitan erat dengan fisiologis, perilaku dan pengalaman seseorang adalah salah satu hal yang pasti sudah tidak asing bagi siapa saja [1].

Emosi merupakan suatu respon yang dimiliki setiap manusia ketika mengalami suatu hal atau menangani masalah tertentu [1].

Ketika diminta menyebutkan, emosi dapat digolongkan menjadi marah, sedih, atau bahagia yang umumnya akan dikatakan oleh orang-orang [1].

Nyatanya, manusia memiliki rangkaian emosi yang rentangnya terlalu luas sehingga cukup sulit untuk bahkan mengungkapkannya [1,2].

Tidak banyak orang yang mampu mengenali atau mengidentifikasi emosi yang diri sendiri miliki, yang kerap disebut dengan istilah intelegensi emosional [3].

Oleh sebab itu, terdapat alat khusus untuk mengidentifikasi sekaligus memahami berbagai macam perasaan secara lebih mudah, yakni roda emosi atau emotion wheel.

Apa Itu Roda Emosi?

Roda emosi merupakan sebuah alat psikologis yang dapat memudahkan seseorang ketika harus mengungkapkan emosi [2,4,5,6].

Karena pengungkapan emosi tidak mudah, khususnya dalam proses identifikasi, seseorang memerlukan alat berupa roda emosi untuk mengurangi kesulitan dalam hal ini [2,4,5,6].

Seorang psikolog asal Amerika, Robert Plutchik merupakan sosok jenius dibalik penemuan roda emosi di tahun 1980 yang kini dikenal sebagai versi roda emosi paling populer [4].

Robert Plutchik membuat diagram dengan bentuk bunga sebagai cara penggambaran emosi manusia dan kaitannya satu sama lain [2,4].

Roda emosi semakin berkembang dengan fungsinya yang semakin baik dalam mengilustrasikan berbagai emosi berbeda [2,4].

8 Emosi Inti

Pada diagram ciptaan Plutchik, roda emosi yang berbentuk bunga juga membentuk segi delapan atau bunga dengan 8 kelopak [2,4].

Artinya, terdapat 8 emosi inti yang dikelompokkan menjadi 4:4 yang saling berlawanan dan terletak bersebrangan, yaitu [2,4] :

  • Kesedihan vs. Kegembiraan
  • Kemarahan vs. Ketakutan
  • Ekspektasi vs. Kejutan
  • Penerimaan vs. Rasa Jijik

Setiap emosi inti tersebut memiliki intensitas berbeda-beda dalam hal pengungkapannya [7].

  • Kesedihan adalah mulai dari kesuraman hingga duka.
  • Kegembiraan adalah mulai dari ketenangan hingga ekstasi/perasaan sukacita.
  • Kemarahan adalah mulai dari rasa terganggu hingga rasa marah yang hebat.
  • Ketakutan adalah mulai dari sifat takut-takut hingga teror.
  • Ekspektasi atau antisipasi adalah mulai dari ketertarikan hingga kewaspadaan.
  • Kejutan adalah mulai dari ketidakpastian hingga keheranan.
  • Kepercayaan adalah mulai dari penerimaan hingga kekaguman.
  • Kejijikan adalah mulai dari ketidaksukaan hingga kebencian.

Menurut roda emosi versi Plutchik, mengombinasikan dua emosi inti akan menciptakan emosi baru, contohnya antara lain adalah [2,4,7] :

  • Kejijikan dan kemarahan menghasilkan penghinaan.
  • Ketenangan dan ketertarikan menghasilkan optimisme.
  • Kejutan dan kesedihan menghasilkan penolakan.
  • Antisipasi dan kemarahan menghasilkan sifat agresif.
  • Kegembiraan dan kepercayaan menghasilkan cinta.

Roda Emosi Versi Robinson

Selain Robert Plutchik, seorang psikolog bernama David L. Robinson meneliti berbagai emosi berbeda dan kaitannya satu sama lain yang kemudian dihubungkan dengan diri seseorang yang sebenarnya [8].

Seseorang dianggap tidak lagi memiliki hubungan dengan perasaan tertentu ketika tidak merasakan emosi utamanya [8].

Menurut David L. Robinson, berikut ini adalah 6 emosi dasar yang manusia perlu kenali [8] :

  • Kegembiraan

Kegembiraan adalah emosi yang biasanya berkaitan dengan kepuasan, kemenangan, dan euforia [8].

Ekspresi dari kegembiraan adalah tersenyum dan tertawa; kegembiraan juga merupakan perilaku untuk bertahan hidup untuk melanjutkan perilaku sukses secara berulang [8].

  • Kesedihan

Kesedihan adalah emosi yang berkaitan dengan kesepian, kelesuan, ketidakpuasan, keputusasaan, depresi, hingga apatis [8].

Kesedihan diekspresikan melalui tangisan, ratapan, raut wajah dan tatapan sayu.

Akar dari emosi ini adalah kesusahan yang juga menunjukkan bahwa seseorang memerlukan dukungan secara emosional [8].

  • Ketakutan

Ketakutan adalah emosi yang berkaitan dengan kekhawatiran, kegugupan, ketidakpastian, kecemasan, hingga kejujuran dan teror [8].

Ketakutan dapat ditunjukkan melalui tubuh gemetar, tangisan, hingga perilaku menyembunyikan diri.

  • Kemarahan

Kemarahan adalah emosi yang berkaitan dengan ketidakpuasan, pertikaian, permusuhan, agresi, hingga tindakan berkelahi [8].

Pengalaman mental yang menyebabkan kemarahan biasanya kurang menyenangkan [8].

  • Kejutan

Kejutan adalah emosi yang berkaitan dengan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan atau yang sedang dihadapi [8].

Perasaan yang ditunjukkan pada emosi ini adalah kaget/terkejut, tidak percaya, heran, penasaran tapi juga waspada, hingga rasa geli [8].

  • Kepercayaan

Kepercayaan adalah emosi yang kerap dianggap abstrak dan biasanya berkaiatn dengan adanya harapan, rasa aman, dan pikiran positif [8].

Dalam perkembangan psikososial, kepercayaan adalah tahap pertaman yang juga mampu berdampak pada pandangan manusia terhadap dunia dan segala yang mereka hadapi [8].

Cara Menggunakan Roda Emosi

Roda emosi tidak hanya membuat seseorang lebih mudah dalam mengidentifikasi atau menggambarkan perasaan yang ia miliki sebenarnya [2,4,5,6].

Roda emosi juga membantu orang-orang yang membutuhkannya untuk pembuatan keputusan yang tepat dalam hidupnya [2,4,5,6].

Berikut ini adalah beberapa tips dalam penggunaan roda emosi [2,4,5,6] :

  • Mengenali emosi

Saat perasaan kurang enak karena mengalami hari yang kurang menyenangkan namun tidak memahami emosi apa yang dirasakan, gunakan roda emosi untuk melihat daftar emosi yang ada [2].

Temukan satu emosi atau bahkan dua atau lebih untuk mendeskripsikan perasaan tidak enak dan tidak nyaman tersebut [2].

Dengan mengetahui emosi secara jelas, akan lebih mudah seseorang untuk mengendalikannya [2].

  • Mendalami penyebab emosi

Ketika telah mengetahui emosi atau perasaan apa saja yang dialami, penting untuk menggali lebih dalam mengenai kemungkinan penyebab timbulnya emosi tersebut [2].

Merefleksikan apa yang sudah terjadi sepanjang hari, sepanjang minggu, bulan, bahkan tahun akan sangat membantu [2].

  • Mengatur reaksi terhadap emosi dan pemicu

Setelah berhasil mengenali emosi dan mengetahui penyebab/pemicunya, hal ini memudahkan seseorang dalam mengendalikan atau mengatur reaksi terhadap emosi tersebut [2].

Selain itu, seseorang juga tidak lagi mudah dikendalikan oleh pemicu, sebaliknya ia yang akan mengatasi pemicu tersebut [2].

Berbagai cara dapat dilakukan sebagai pengatur reaksi tersebut, mulai dari menulis jurnal, berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang terpercaya, melakukan hobi, atau lainnya yang dapat memperbaiki suasana hati dan emosi [2].

Apabila roda emosi tidak juga terasa memudahkan, melakukan konsultasi dengan terapis seperti psikolog atau psikiater sangat dianjurkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment