Di minggu-minggu terakhir kehamilan, bayi seharusnya sudah berputar ke posisi untuk siap lahir yaitu dengan kepala di bawah memasuki jalan lahir. Tetapi, pada kasus yang jarang, posisi bayi menyamping atau kita kenal dengan sebutan sungsang.
Posisi sungsang berarti tubuh bayi horizontal di perut ibu, dan ini masih normal ketika usia kandungan masih muda, di sekitar trimester pertama. Namun, bila diatas usia 34 minggu posisi bayi masih bertahan seperti ini, maka bisa menimbulkan risiko saat persalinan, termasuk: [1, 2, 3, 4, 5]
Karena alasan-alasan tersebut, bayi yang sungsang umumnya akan dilahirkan melalui bedah Caesar. Tetapi, adakah kemungkinan untuk bayi sungsang tetap lahir normal dengan aman?
Daftar isi
Dokter kandungan akan memastikan posisi bayi melalui pemeriksaan fisik. Kadang-kadang, USG juga bisa membantu untuk melihat posisi janin. Bila bayi berada di posisi sungsang enam hingga delapan minggu sebelum waktunya persalinan, kemungkinan bayi untuk berputar ke posisi lahir yang benar masih ada.
Tetapi, semakin besar ukuran bayi dan semakin dekat menuju waktunya persalinan, maka semakin kecil ruang dan kemungkinan bagi bayi untuk berputar.
Dokter memperkirakan sekitar 90% janin yang posisinya sungsang sebelum usia 28 minggu akan berputar saat memasuki usia 37 minggu, dan 90% bayi yang sungsang setelah usia 37 minggu biasanya akan tetap di posisi itu hingga waktunya persalinan. [4]
Hampir tidak mungkin untuk melahirkan bayi sungsang secara normal melalui rahim bila bukaan leher rahim sudah penuh (bukaan 10), sehingga bedah Caesar tidak bisa dihindari. [1, 2, 3, 4, 5]
Bila kontraksi baru dimulai, dan bukaan masih di tahap awal, ibu akan dirujuk untuk bersalin di rumah sakit karena kemungkinan terjadinya komplikasi cukup besar.
Selain bayi lahir dalam keadaan meninggal atau robeknya rahim, bayi sungsang juga berisiko mengalami prolaps tali pusar, yaitu kondisi dimana tali pusar keluar dari rahim sebelum bayi dan tertekan. Keadaan ini berpotensi memutus aliran oksigen ke bayi dan bisa menjadi faktor terjadinya bayi lahir dalam keadaan meninggal, sehingga bayi harus segera dikeluarkan dari perut ibu melalui bedah Caesar. [1, 2, 3, 4]
Bayi sungsang tidak bisa dipaksa untuk lahir normal karena bisa menyebabkan cedera pada bahunya. Ini karena ia akan mengalami tekanan di bagian tersebut ketika turun ke jalan lahir. [1, 5]
Bila masih memungkinkan, ketika bukaan masih di tahap awal, dokter akan mencoba teknik external cephalic version (ECV) untuk secara manual memutar posisi bayi agar kepalanya turun ke jalan lahir dengan cara memijat dan menekan perut ibu.
Jika berhasil, dan kontraksi semakin sering, maka kondisi ini akan mendorong dan menjaga kepala bayi tetap di posisi yang benar hingga lahir. Jika posisi bayi bisa dengan mudah diputar, maka air ketuban mungkin akan dipecah oleh dokter untuk membuang cairan yang bisa menyebabkan posisi bayi kembali sungsang.
Jika posisi bayi masih di panggul bagian atas, memecah ketuban masih bisa menimbulkan risiko terjadinya prolaps (tali pusar atau tangan bayi keluar lebih dulu), sehingga harus menjadi faktor pertimbangan.
ECV tidak selalu berhasil dilakukan, atau bayi akan kembali lagi ke posisi sungsang. Jika bayi sudah terlalu lama berada di posisi ini, maka akan sulit untuk menjaga agar posisi kepalanya tetap berada di bawah setelah didorong. Pada kasus ini, dokter akan menyarankan induksi begitu kepala bayi sudah turun dan bukaan sudah penuh. [5]
Bayi sungsang hanya memiliki kemungkinan untuk lahir normal bila posisinya diperbaiki sebelum usia kehamilan memasuki 37 minggu, atau sekitar 28 minggu. [2, 3]
Meskipun bayi tidak mungkin lahir normal dengan posisi sungsang atau horizontal, namun ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk memutar posisi bayi agar kepalanya turun dan masuk ke jalan lahir.
Jika usia kandungan masih dibawah 37 minggu dan bayi dalam keadaan sungsang, maka dokter mungkin akan mencoba teknik external cephalic version (ECV) seperti yang dilakukan menjelang persalinan diatas [1, 2, 3, 4, 5]
Teknik ini hanya boleh dilakukan dokter atau tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Dengan pijatan dan tekanan khusus di bagian perut ibu, dokter akan membantu bayi dalam rahim berputar.
Prosedur ini mungkin terdengar tidak nyaman, tetapi sebenarnya aman. Meskipun memang tekanan dari tangan dokter dan gerakan bayi dalam perut akan menyebabkan rasa tidak nyaman, dan tingkat kesuksesannya pun tidak 100 persen.
Ada beberapa kasus dimana dokter mungkin akan memilih untuk tidak melakukan ECV, misalnya bila plasenta berada di tempat yang berisiko.
Dokter kandungan dan bidan akan menyarankan ibu untuk melakukan beberapa hal di rumah bila bayi diketahui masih miring posisinya memasuki usia 32 minggu. Berikut yang bisa dicoba: [1, 3, 5]
Inilah sebabnya, ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan kandungan agar posisi bayinya selalu terpantau, terutama memasuki trimester ketiga. Bila kepala bayi belum turun mendekati minggu ke-37, maka beberapa teknik bisa dicoba untuk memperbaiki posisi ini.
1. Susha Cheriyedath, M.Sc., Yolanda Smith, B.Pharm. What is a Transverse Baby? News Medical Life Sciences; 2019.
2. Ashley Marcin, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. Can You Turn a Transverse Baby? Healthline; 2020.
3. Elizabeth Yuko, PhD, Monique Rainford, MD. What Is a Transverse Baby Position? Verywell Health; 2021.
4. Web MD Team. Childbirth Complications. Grow by Web MD; 2000.
5. Julie Francom. How to Turn a Transverse Baby (and Avoid a C-Section). The VBAC Link; 2020.