Makanan, Minuman dan Herbal

Bambu Kuning : Manfaat – Efek Samping dan Cara Penggunaan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Bambu kuning merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dijadikan pengobatan herbal di Indonesia dan negara lainnya. Selain memiliki kandungan nutrisi seperti serat, berbagai vitamin dan mineral, bambu

Bambu kuning adalah salah satu jenis bambu yang banyak digunakan dan dipelihara di Indonesia. Kegunaan bambu ini sangat beragam, salah satunya adalah sebagai makanan dan pengobatan tradisional [1].

Bambu kuning bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi hampir di seluruh negara di kawasan Asia Tenggara. Bukan hanya di kawasan tersebut, bambu kuning juga banyak digunakan di kawasan Asia Pasifik seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan[2].

Fakta Tentang Bambu Kuning

Bambu kuning merupakan jenis bambu yang berasal dari keluarga poaceae dan memiliki nama ilmiah yaitu bambusa vulgaris var. striata. Bambu kuning memiliki sebutan lain seperti bambu gading atau yellow bamboo dalam bahasa inggris[1].

Bambu kuning sudah sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari seperti bahan bangunan, alat pertanian, makanan ternak, makanan manusia dan pengobatan. Sebagai bahan makanan manusia dan pengobatan, bagian yang sering digunakan adalah batang dan daun dari bambu kuning[3].

Karakteristik Bambu Kuning

Bambu kuning memiliki beberapa karakteristik yang dapat membedakannya dari bambu lainnya, yaitu sebagai berikut[1,3]:

  • Memiliki batang yang berwarna kuning atau kuning bergaris hijau, dengan tinggi sekitar 10- 20 meter dan diameter sekitar 8 cm, permukaan yang licin, dan tipe percabangan rhizoma atau rimpang;
  • Memiliki pelepah yang dilapisi bulu hitam, berada lepas dari batang, dan daun pelepah berbentuk segitiga;
  • Memiliki cabang yang tumbuh pada nodus sepanjang batang dan cabang terdiri dari 3 hingga 5;
  • Memiliki daun yang berwarna hijau, berbentuk daun lanset, struktur urat daun yang terlihat jelas, dan berukuran panjang sekitar 27.5 cm serta lebar sekitar 4.5 cm.

Bambu kuning dapat dipelihara dan tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan curah hujan, tetapi pertumbuhan paling baik dilakukan pada ketinggian yang rendah atau dibawah 1000 meter[1].

Bambu Kuning

Kandungan Bambu Kuning

Kandungan gizi dari 100 gram batang bambu kuning yang segar adalah sebagai berikut[2,4]:

NamaJumlahUnit
Kalori27.00gram
Protein2.10gram
Lemak0.20gram
Gula3.20gram
Bahan gentian
(pemberi rasa pahit)
0.90gram
Zat kalsium28.00miligram
Zat magnesium40.00miligram
Zat besi0.40miligram
Vitamin B10.02miligram
Vitamin B20.05miligram
Sodium0.37miligram
Kalium0.14miligram
Zinc (seng)0.69miligram
Kandungan air5.19persen
Abu7.87persen
Kandungan Gizi Batang Bambu Kuning

Batang bambu juga memiliki beberapa senyawa aktif yaitu sebagai berikut[4,5,6,7]:

  • Kadar kelembaban sekitar 90 – 96 persen,
  • Kadar serat sekitar 0.8 – 2.1 persen atau 2.5 gram,
  • Kadar asam sianida (HCN) sekitar 2-17 ppm atau 0.77 mg/ ml,
  • Ekstrak etanol,
  • Senyawa terpenoid,
  • Senyawa tannin,
  • Glikosida,
  • Kadar lignin sekitar 2 persen,
  • Kadar holoselulosa sekitar 5 persen,
  • Kadar silikon dioksida sekitar 5 persen.

Daun bambu kuning juga memiliki beberapa senyawa aktif yang berguna bagi kesehatan yaitu[8]:

  • Kadar air sekitar 10 persen,
  • Kadar abu sekitar 21 persen,
  • Kadar abu yang larut dalam air sekitar 4 persen,
  • Kadar abu yang tidak larut asam sekitar 2 persen,
  • Kadar sari yang larut dalam air sekitar 18 persen,
  • Kadar sari yang larut dalam etanol sekitar 12 perse,
  • Senyawa flavonoid,
  • Senyawa polifenol,
  • Senyawa monoterpen dan seskuiterpen,
  • Senyawa steroid dan triterpenoid, dan
  • Senyawa kuinon.

Beberapa senyawa aktif yang dimiliki batang dan daun bambu kuning berperan sebagai anti bakteri dan antioksidan bagi tubuh serta memberikan berbagai manfaat bagi tubuh.

Manfaat Bambu Kuning

Beberapa manfaat bambu kuning bagi kesehatan adalah sebagai berikut:

  • Memperlancar buang air besar

Tunas batang bambu kuning telah terbukti memiliki serat beta – glukan yang berguna untuk membantu proses ekskresi kotoran dari dinding usus besar ke luar dari tubuh. Ini dapat membantu untuk memperlancar buang air besar dan mengatasi sembelit[2].

  • Mengandung antioksidan

Berdasarkan penelitian terhadap ekstrak tunas batang bambu kuning, hasil menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung aktivitas antioksidan dan senyawa fenolik yang berguna meningkatkan aktivitas antioksidan[4].

Ini menunjukkan bahwa tunas batang bambu kuning mampu mencegah dan melawan radikal bebas seperti asap dan polusi yang dapat merusak kulit, menyebabkan penuaan dini, menyebabkan kanker, dan gangguan pada jantung[4].

  • Mengobati gangguan pada hati

Tunas batang bambu kuning telah banyak digunakan untuk mengatasi penyakit kuning yang disebabkan oleh gangguan pada hati. Ini digunakan di beberapa daerah di Indonesia seperti Kalimantan, Jawa Barat, dan Bali[9].

  • Menurunkan berat badan

Ekstrak tunas batang bambu kuning telah diuji mampu untuk menurunkan bobot berat badan pada tikus putih yang telah diberikan makanan dengan kadar lemak yang tinggi[6].

Selain itu, tunas batang bambu kuning memiliki kadar serat yang baik untuk dikonsumsi bagi pasien yang sedang menjalani pola diet atau menurunkan berat badan yang berlebih[12].

Ekstrak ethanol dari tunas batang bambu kuning membuktikan bahwa tunas batang bambu kuning memiliki sifat anti – obesitas dan mampu menurunkan kadar lemak dalam perut tikus putih[6].

Pasien yang menderita obesitas dapat menambahkan tunas batang bambu kuning dalam pola makanan sehat, untuk membantu penurunan kadar lemak dalam tubuh dan penurunan berat badan.

Kadar mineral yang tinggi pada batang bambu kuning memberikan manfaat bagi metabolisme tubuh. Kadar mineral ini mampu meningkatkan dan memperlancar aktivitas metabolisme dalam tubuh[4].

Selain itu, kadar mineral yang tinggi dalam batang bambu kuning berguna untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan mencegah hepatitis[4].

Tunas batang bambu kuning telah diuji mampu untuk membantu proses pengobatan pada penyakit aterosklerosis. Ini karena kadar senyawa lignin dan sifat antioksidan pada batang bambu kuning mampu mengikat asam empedu dan kolesterol dalam tubuh[10].

Penyakit aterosklerosis adalah penyakit yang terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri karena adanya penumpukan plak seperti kolesterol pada dinding pembuluh darah.

Tunas batang bambu kuning juga telah digunakan dan teruji mampu meredakan batuk dan menurunkan demam karena senyawa aktif yang dimilikinya. Pengobatan tradisional dengan tunas batang bambu kuning telah dilakukan di Indonesia dan India[10,13].

  • Mencegah pertumbuhan kanker

Tunas batang bambu kuning telah digunakan di Indonesia khususnya Bali dan pulau Jawa untuk mencegah pertumbuhan kanker dalam tumbuh karena senyawa antioksidan yang dimilikinya[10,11].

  • Mengatasi gangguan pada pernapasan

Ekstrak batang bambu kuning telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di India untuk mengatasi gangguan pernapasan seperti bronkitis, asma, serta emfisema[13].

Ekstrak daun bambu kuning telah digunakan sebagai bagian dari perawatan untuk penyakit campak. Pengobatan tradisional ini dilakukan di Kongo[13].

  • Mengobati penyakit seksual menular

Ekstrak daun bambu kuning telah digunakan di Nigeria sebagai adalah satu pengobatan tradisional untuk mengobat penyakit seksual yang menular seperti kencing nanah[13].

Pengujian yang dilakukan terhadap ekstrak daun bambu kuning telah membuktikan bahwa senyawa flavonoid dalam daun mampu membunuh Pseudomonas aeruginosa yang mampu menyebabkan berbagai infeksi, salah satunya infeksi saluran kemih[14].

Ini membuktikan bahwa daun bambu kuning dapat mengatasi berbagai infeksi dalam tubuh dan salah satunya adalah infeksi saluran kemih.

  • Sebagai anti bakteri

Ekstrak daun bambu kuning telah diuji mampu melawan bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare[8].

Daun bambu kuning mampu mengatasi gangguan pencernaan seperti diare dan nyeri perut yang disebabkan oleh bakteri.

  • Sumber nutrisi yang baik bagi tubuh

Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh tunas bambu kuning seperti protein dan kandungan mineral membuat tanaman ini baik dikonsumsi sebagai sayuran untuk tubuh[2].

  • Menyerap merkuri dalam air

Senyawa aktif pada batang bambu kuning telah diuji mampu menyerap kadar merkuri yang berbahaya bagi tubuh dalam air. Ini menjadi salah satu bahan uji coba yang sedang dikembangkan di Indonesia untuk menetralkan air[15].

Efek Samping Bambu Kuning

Berdasarkan pengujian terhadap batang dan daun bambu kuning, terdapat efek samping dari bambu kuning yaitu:

  • Menyebabkan keracunan

Tunas batang kuning memiliki asam sianida (HCN) yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Kadar asam sianida yang dimiliki tidak terlalu tinggi, tetapi apabila dikonsumsi secara terus-menerus akan menyebabkan keracunan[4,12].

Untuk itu, pengolahan tunas batang kuning harus diperhatikan sehingga dapat berguna untuk menghilangkan kadar asam sianida[12].

Sama seperti daun bambu ampel, daun bambu kuning juga dapat menyebabkan kematian pada janin apabila dikonsumsi secara berlebihan oleh ibu hamil.

Ini telah dilakukan pengujian pada kelinci dan memberikan efek buruk hingga kematian pada janin apabila dikonsumsi sebanyak 250 – 500 mg/ kg berat badan[16].

Cara Penggunaan Bambu Kuning

Beberapa cara penggunaan bambu kuning adalah sebagai berikut:

  • Membuat sebagai masakan

Tunas batang bambu kuning dapat diolah menjadi masakan seperti tumisan atau bahan isi lumpia. Tunas bambu kuning dipotong, dicuci, dan direbus dengan air terlebih dahulu. Lalu, tunas bambu diiris dan dimasak sebagai tumis sayuran atau bahan isi lumpia. Ini baik untuk kesehatan dan menurunkan berat badan[3,12].

Proses mencuci tunas bambu kuning harus sangat diperhatikan. Tunas bambu kuning harus direbus terlebih dahulu sebelum diolah untuk menghilangkan kadar asam sianida.

  • Membuat seduhan bambu kuning

Tunas batang bambu kuning dicuci dan diiris tipis. Lalu, dimasak dengan air hingga mendidih. Air tersebut disaring dan diminum selagi hangat. Ini berguna sebagai antioksidan, mengatasi gangguan hati, gangguan jantung, gangguan pernapasan, kanker, mencegah hepatitis, demam, serta batuk[10,13].

  • Membuat menjadi tepung bambu kuning

Tunas batang bambu dicuci dan diiris terlebih dahulu. Lalu, direbus dengan air serta garam hingga mendidih dan didiamkan selama 12 hari. Kemudian, fermentasi tunas ini dikeringkan selama 12 jam, dihancurkan dengan blender dan diayak. Tepung bambu kuning ini memiliki kadar serat yang lebih tinggi dan dapat diolah menjadi masakan[17].

  • Membuat bubuk daun bambu kuning

Daun bambu kuning dibuat menjadi ekstrak daun yang dapat diseduh dengan air mendidih. Ini dilakukan dengan memilih daun bambu kuning yang tidak terlalu tua, dicuci, dan dikeringkan pada suhu ruangan selama 24-48 jam. Lalu, dihancurkan hingga menjadi serbuk dan diseduh dengan air mendidih[8]

Air ini disaring dan diminum untuk mengatasi infeksi, gangguan pencernaan dan penyakit campak. Pemberian kepada ibu hamil harus sangat diperhatikan dan tidak dikonsumsi setiap hari[15].

Cara Penyimpanan Bambu Kuning

Pada umumnya, bambu kuning banyak ditanam di suatu lahan atau lapangan dan diambil secara langsung. Proses penanaman dapat dilakukan pada berbagai jenis lahan dan dilakukan mendekati musim hujan untuk hasil yang lebih baik[2].

Penyimpanan tunas batang dan daun bambu kuning dilakukan pada ruangan terbuka dengan suhu ruangan, terhindar dari sinar matahari langsung, serta tidak disimpan di kulkas[2,12].

Bambu kuning memiliki manfaat yang baik bagi tubuh dan kesehatan. Namun, penggunaan bambu kuning sebagai obat tradisional disarankan dengan konsultasi dari dokter khususnya untuk ibu hamil.

1) Anonim. Bambusa Vulgaris. Cab International Invasive Species Compendium. Diakses 2020.
2) Ir. M. Charomaini Z. Budidaya Bambu Jenis Komersial. Institut Pertanian Bogor. 2014.
3) Ali Murtodo & Dwi Setyati. The Inventory of Bamboo in Antirogo Village Sumbersari District Jember Regency. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 15 No. 2, Juli 2015: 115-121. 2015.
4) A.C.Iwansyah, R.Kumalasari, D.A.Darmajana & L.Ratnawati. Antioxidant properties and toxicity of selected bamboo shoots “iwung” extract: a comparative study. International Conference on Natural Products and Bioresource Sciences. 2018.
5) Candelaria, R.B.Lit, M.C. Mabesa, L.B. Urriza & R.P. Chemical and nutritional properties and eating quality of shoots of several bamboo species predominantly grown in areas affected by La Nina. Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2002.
6) Nurani Hafsyah & MH. Roseno, M.Si. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Rebung Bambu Kuning (Bambusa vulgaris var. striata) Sebagai Antiobesitas Pada Mencit Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Makanan Tinggi Lemak. Poltekkes Kemenkes Bandung Jurusan Farmasi. 2019.
7) Widya Fatriasari & Euis Hermiati. Analysis of Fiber Morphology and Physical-Chemical Properties of Six Species of Bamboo as Raw Material for Pulp and Paper. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 1(2): 67-72. 2008.
8) Wiwiek Indriyati, Ririn Puspa Dewi & Yuli Yani. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Bambu Kuning (Bambusa vulgaris Schard) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kongres Nasional XIX & Kongres Imiah XX Ikatan Apoteker Indonesia. 2014
9) Alin Liana, Purnomo, Issirep Sumardi & Budi Setiadi Daryono. Ethnobotany of Bamboo in Sangirese, North Celebes. Biosaintifika Journal of Biology & Biology Education. 2017.
10) Edy Soesanto. Compounds Antioxide of Extract Yellow and Green Bamboo Shoot. Media Keperawatan Indonesia. 2018.
11) Tia Setiawati Asep Zainal Mutaqin, Budi Irawan, Azifah An’Amillah & Johan Iskandar. Species diversity and utilization of bamboo to support life’s the community of Karangwangi Village, Cidaun Sub-District of Cianjur, Indonesia. BIODIVERSITAS Universitas Padjajaran E-ISSN: 2085-4722. 2017.
12) Rohadi, A Sampurno, M F Wicaksono & N I Saputri. The effect of fermentation period of yellow bamboo shoots (B. vulgaris Striata) using L. plantarum starter on physical and chemical properties of its flour as dietary fiber source. International Conference on Food and Bio-Industry. 2019.
13) Durgadas Anghore, Giriraj T Kulkarni & Subramanian AR. Preliminary Phytochemical Investigation of Bambusa vulgaris var. striata Holtum. Journal of Chronotherapy and Drug Delivery e-ISSN: 2249-6785. 2014.
14) Amelia Arum Prasetya, Prima Aulia Putra & Amalia Humairah. Biosintesis Nanoherbal Ekstrak Daun Bambu Kuning dengan teknologi ramah lingkungan untuk pengobatan infeksi saluran kemih. Universitas Islam Indonesia. 2019.
15) Eka Marya Mistar, Ida Hasmita, Tata Alfatah, Abrar Muslim & Muhammad Dani Supardan. Adsorption of Mercury(II) using Activated Carbon Produced from Bambusa vulgaris var. striata in a Fixed-Bed Column. Sains Malaysiana 48(4)(2019): 719–725. 2019.
16) Musa Yakubu & Bimbo B Bukoye. Abortifacient potentials of aqueous extract of Bambusa vugaris leaves in pregnant Dutch rabbits. An International Reproductive Health Journal Contraception. 2009.
17) Novica Indah Saputri, Rohadi & Bambang Kunarto. Effect of The Natural Fermentation Time of Yellow Bamboo Shoots (Bambusa Vulgaris Var. Striata) on Physical and Chemical Properties of Bamboo Shoots as a Source of Food Fiber. Teknologi Hasil Pertanian Universitas Semarang. 2019.

Share