Semua orang, baik itu dewasa, anak-anak, dan bayi, kentut setiap hari. Bahkan beberapa kali dalam sehari. Kentut adalah reaksi tubuh yang normal dan sehat. Namun, ada beberapa alasan mengapa bayi kadang-kadang kentut lebih sering.
Daftar isi
Jika bayi sering kentut, itu pertanda di perutnya ada lebih banyak gas daripada biasanya. Terlalu banyak gas dalam perut bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan rewel.
Bayi mungkin akan menangis dan tidak bisa tenang bila perutnya penuh gas. Kentut adalah cara tubuh untuk mengeluarkan kelebihan gas ini dan meredakan perut kembung.
Orang tua seringkali merasa khawatir bila bayinya sering kentut. Mereka takut ada yang tidak beres dengan pencernaannya. Tapi sebenarnya kentut itu baik bagi bayi dan bisa mencegahnya mengalami kolik yang akan membuat bayi sangat tidak nyaman. [1, 4]
Berikut adalah beberapa sebab yang bisa menyebabkan bayi sering kentut:
1. Sistem pencernaannya masih berkembang
Seperti mesin mobil, perut bayi dan saluran pencernaannya membutuhkan waktu untuk “panas”. Sistem pencernaan bayi masih berkembang dan belum memiliki cukup bakteri baik yang bisa membantu pencernaannya, dan ini menimbulkan gas.
Jumlah gas dalam perut bayi mungkin normal saja, tapi mereka lebih sensitif dan akibatnya jadi lebih sering kentut. Orang tua mungkin akan memperhatikan bahwa bayinya mengejan, melengkungkan punggungnya, atau tampak seperti ingin buang air besar sebelum akhirnya kentut.
2. Cara bayi minum
Bayi sering kentut bisa berhubungan dengan cara ia minum. Posisi bayi saat diberi minum bisa mempengaruhi seberapa banyak gas yang timbul di perutnya. [1, 4]
Saat bayi minum, jika menggunakan botol, pastikan bagian nipple terisi penuh dengan susu dan tidak ada gelembung udaranya. Nipple yang berisi udara bisa membuat bayi kembung.
Jika bayi minum ASI langsung dari ibu, ia mungkin menelan udara bersamaan dengan susu. Beberapa bayi menghisap puting ibu agak longgar dan akibatnya ia menelan udara.
Selain itu, jika bayi tidak dibuat sendawa setelah selesai minum, gas yang tersisa akan keluar dalam bentuk kentut. Bayi sebaiknya dibantu untuk sendawa di tengah minum atau setelahnya untuk membantu mengeluarkan gas. [1]
3. Sensitif atau intoleran terhadap makanan atau susu tertentu
Apa yang dikonsumsi bayi juga bisa mempengaruhi jumlah gas dalam perutnya. Beberapa bayi ada yang sensitif atau tidak toleran terhadap beberapa jenis susu formula. Hal ini bisa menyebabkan timbulnya banyak gas dan jadi lebih sering kentut.
Intoleransi laktosa pada bayi terjadi bila tubuh bayi tidak bisa memproduksi cukup laktase untuk memecah gula semacam galaktosa dan glukosa. Akibatnya, laktosa yang belum dipecah ini bergerak ke usus besar, berfermentasi, dan berubah menjadi gas. [3, 4]
Kandungan ASI juga bisa berubah tergantung dari apa yang dikonsumsi oleh ibu. Perubahan pola makan ibu bisa mempengaruhi pencernaan bayi dan jumlah gas di perutnya. Jika bayi tampak rewel dan kembung sehubungan dengan apa yang dimakan oleh ibu, maka makanan itu sebaiknya tidak dikonsumsi lagi dan lihat pengaruhnya pada pencernaan bayi. [1]
4. Sembelit
Tidak umum bagi bayi untuk mengalami sembelit. Kotoran mereka malah biasanya cair atau lembek. Tapi, bukan berarti sembelit tidak akan terjadi pada bayi, dan biasanya bayi yang minum susu formula atau baru mulai makan makanan padat yang mengalaminya. [1, 3]
Jika bayi kembung dan sering kentut, periksa frekuensi buang airnya. Ada bayi yang tidak pup selama beberapa hari, terutama bayi yang minum ASI. Jika kotorannya masih lembek dan lembab, maka tidak perlu khawatir. Namun kotoran yang keras dan kering adalah tanda-tanda sembelit.
5.Menangis
Bayi kadang-kadang menangis atau rewel dalam waktu yang cukup panjang, karena ini adalah satu-satunya cara mereka berkomunikasi. Saat ini terjadi, mereka akan menelan banyak udara. Akibatnya, perut menjadi kembung dan mereka akan membuangnya melalui kentut.
Menelan banyak udara ini disebut aerophagia, yang adalah penyebab umum menumpuknya gas di sistem pencernaan bayi. Udara bisa masuk bukan hanya karena menangis, tapi juga minum, makan, dan tertawa. [1, 4]
6. Terlalu banyak makan
Bila bayi terlalu banyak makan atau minum, maka refleks gastrokolik tubuhnya akan terpengaruh. Hal ini akan mengganggu sistem pencernaannya dan membuat sakit perut pada bayi apapun yang dikonsumsinya.
Terlalu banyak makan juga bisa mengganggu suplai enzim pencernaan yang penting untuk memecah sejumlah besar makanan, protein yang belum tercerna, pati, dan lemak. Akibatnya, tubuh berhenti memproses nutrisi dan membuang limbah, dan terbentuklah gas. [1, 4]
7. Stress
Bayi juga bisa cemas dan stress seperti orang dewasa. Mereka juga secara alami bisa merasakan apa yang dirasakan orang tuanya dan yang terjadi di sekeliling mereka.
Saat bayi yang sensitif mengalami stress karena suara keras, cahaya, sentuhan, orang asing atau tamu, maka akan menyebabkan stimulasi berlebih. Hal ini bisa membuat mereka rewel dan perutnya diisi gas. Beberapa bayi yang memiliki hubungan otak dan perut yang intens lebih cenderung mengalami sakit perut. [1, 4]
Meskipun kentut pada bayi adalah reaksi tubuh yang normal dan umum, namun kenali juga tanda-tanda yang harus diwaspadai dan sudah memasuki tahap tidak sehat: [2]
Seperti yang sudah disebutkan, gas dalam perut bayi adalah normal dan akan berkurang seiring waktu. Kentut secara rutin juga normal dan merupakan tanda bahwa tubuhnya sehat. Tapi, jika bayi sering kentut dan mengalami penumpukan gas di perut, cara-cara berikut bisa membantu membuatnya merasa lebih nyaman: [1, 2, 3, 4]
1. Olahraga bayi
Membantu bayi yang masih kecil untuk bergerak bisa membantu mengurangi penumpukan gas di perut dan frekuensi kentutnya. Bergerak bisa membantu saluran pencernaan membuang gas yang terperangkap dengan lebih cepat sehingga bayi tidak akan terlalu sering kentut lagi. [1]
2. Pijat bayi
Bayi suka dipijat, sama seperti orang dewasa. Memijat perut, kaki, punggung, dan seluruh tubuh bayi bisa membantunya merasa tenang dan santai. Pijat bayi juga bisa mengurangi stress dan kecemasan baik untuk bayi maupun ibunya.
Tekan lembut perutnya, dan lakukan gerakan melingkar searah jarum jam untuk membantu keluarnya gas. Menggunakan minyak telon untuk memijat juga bisa membantu mengurangi kembung sekaligus menghangatkan tubuh bayi.
3. Mandi air hangat
Berendam di air hangat bisa membantu meredakan perut kembung atau bergas pada bayi dan juga bisa menenangkannya bila rewel. Selain itu, mandi air hangat juga bisa mengatasi sembelit bila terjadi pada bayi.
Dengan melihat penyebab-penyebab terjadinya kembung dan penumpukan gas, maka orang tua bisa mencegah terjadinya hal ini dengan: [1, 2, 3, 4]
1. Noreen Iftikhar, MD, Carissa Stephens, R.N., CCRN, CPN. Baby Farts: Surprising, Sometimes Stinky, But Mostly Normal. Healthline Parenthood; 2020.
2. Tracy Brown, Dan Brennan, MD. Infant Gas: How to Prevent and Treat It. Web MD; 2016.
3. Anita K. Henry, Stephanie Wood. Signs Your Baby Has Gas and How to Treat It. Parents.
4. Anisha Nair, Dr. Arti Sharma. Baby Farts – Causes and Remedies. Parenting Firstcry; 2018.