Kehamilan & Parenting

Bayi Tidak Mau Menyusu: Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayi yang baru lahir dapat mengalami masalah untuk menyusu ASI. Bayi yang berusia lebih tua dan telah menyusu dengan baik selama beberapa minggu atau bulan juga dapat tiba-tiba menjadi tidak mau menyusu[1].

Bayi yang tiba-tiba menolak minum susu biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari, meski kadang dapat berlangsung hingga 10 hari[2].

Bayi yang tidak mau menyusu akan menimbulkan kebingungan bagi ibu, terutama jika tidak diketahui penyebabnya[2].

Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu

Penyebab Bayi Baru Lahir Tidak Mau Menyusu

Bayi yang baru lahir dapat mengalami kesulitan belajar untuk menyusu. Bayi dapat menolak susu akibat beberapa hal berikut[1, 2]:

  • Kesulitan menempelkan mulut pada puting

Jika bayi tidak dapat menempelkan mulut pada puting susu dengan semestinya, maka proses penyedotan susu tidak akan efektif dan bayi akan kesulitan meminum air susu ibu. Saat bayi menjadi makin marah dan kesal, proses menyusu akan bertambah sulit dan bayi dapat mulai menolak untuk menyusu sama sekali.

  • Bayi prematur

Bayi yang terlahir prematur dan perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa saat tidak dapat langsung dikenalkan pada ASI. Setelah bayi dapat dikenalkan pada ASI, ia memerlukan waktu untuk dapat mulai menyusu. Bayi prematur umumnya memiliki mulut yang lebih kecil sehingga ia dapat mengalami kesulitan untuk menyusu.

Selain itu, bayi prematur juga memiliki energi yang lebih sedikit dibandingkan bayi yang lahir pada usia penuh. Sehingga proses menyedot ASI dapat lebih sulit dilakukan.

  • Ibu memiliki puting yang datar atau terbalik

Kebanyakan bayi dapat menyusu dengan baik bahkan pada puting yang datar atau terbalik. Tapi pada beberapa kasus, puting yang datar dapat menyebabkan bayi kesulitan untuk menyusu.

  • Bayi memiliki cedera atau disabilitas bawaan lahir

Bayi yang menderita sakit akibat pundak yang terluka atau melepuh akibat proses kelahiran dapat merasa tidak nyaman untuk menyusu. Bayi dengan disabilitas fisik atau neurologis bawaan juga dapat mengalami kesulitan menyusu atau bahkan menolak untuk menyusu.

  • Terjadi keterlambatan produksi ASI

Pada wanita yang baru menjadi ibu untuk pertama kali atau ibu dengan kondisi kesehatan tertentu, dapat memerlukan beberapa hari bagi ASI untuk keluar. Keterlambatan produksi ASI ini dapat mengakibatkan frustasi bagi ibu dan bayinya. Ketika bayi mengalami frustasi, ia dapat mulai menolak untuk menyusu.

  • Bayi mengantuk

Bayi yang baru lahir umumnya cenderung sangat mengantuk, dan proses persalinan dan obat yang diberikan pada ibu selama persalinan dapat menyebabkan bayi menjadi lebih mengantuk lagi. Penyakit kuning dan beberapa penyakit lain dapat memiliki efek yang serupa. Bayi yang merasa mengantuk menjadi tidak mau menyusu.

Penyebab Bayi Tiba-tiba Menolak Menyusu

Bayi yang berusia lebih tua yang selama ini telah menyusu dengan baik terkadang dapat tiba-tiba berhenti menyusu. Berikut beberapa alasan bayi tiba-tiba menolak menyusu[1, 2, 3]:

Saat bayi tida enak badan atau mengalami hidung tersumbat, bayi dapat menjadi kesulitan untuk menyusu dan bernapas di waktu yang bersamaan.

  • Perhatian bayi terganggu

Seiring pertumbuhannya, bayi menjadi makin penasaran terhadap sekitarnya. Bayi yang berusia lebih tua lebih mudah terganggu dan merasa lebih tertarik pada banyak hal selain menyusu.

  • Bayi minum dengan cepat

Bayi yang berusia lebih tua dapat menyusu dengan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang lebih kecil. Bayi yang berusia lebih tua sering kali dapat minum susu dalam jumlah besar hanya dalam beberapa menit. Sehingga bayi dapat berhenti minum susu karena sudah kenyang.

  • Suplai ASI menurun

Jika ibu tidak memproduksi ASI sebanyak sebelumnya, bayi dapat menjadi kesal saat menyusu dan berhenti. Penurunan suplai ASI dapat terjadi karena ibu mulai memberikan bayi susu formula atau bayi sudah cukup besar untuk mulai diberikan makanan solid.

  • Sakit

Jika bayi tumbuh gigi, mengalami infeksi telinga atau mengalami sariawan pada mulut, bayi dapat merasa sakit saat menyusu. Bayi yang mengalami sakit perut dapat merasa tidak nyaman akibat gas, perut kembung, dan masalah pencernaan yang mana dapat mempengaruhi proses menyusu.

  • Perubahan rasa ASI

Rasa ASI dapat mengalami perubahan akibat perubahan hormon selama periode menstruasi, kehamilan baru, atau mulai menggunakan pil KB. Merokok tembakau atau mengkonsumsi makanan tertentu juga dapat mengakibatkan perubahan rasa ASI. Bayi dapat berhenti menyusu karena tidak menyukai perubahan rasa ASI.

  • Penggunaan produk kulit ibu

Bayi dapat menjadi tidak mau menyusu karena tidak menyukai bau dari krim atau produk wewangian yang digunakan ibu pada bagian dekat payudara. Bayi lebih menyukai bau alami ibu, sehingga sebaiknya ibu menghindari penggunaan produk dengan aroma yang kuat.

  • Perubahan pada rutinitas

Bayi dapat tiba-tiba menolak menyusu karena mengalami perubahan dalam rutinitas, misalnya keluarga baru pindah rumah atau ibu kembali bekerja.

Cara Mengatasi Bayi yang Tidak Mau Menyusu

Bayi yang tidak mau menyusu dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu dan bayi. Pada situasi ini, ibu sebaiknya mencoba bertindak setenang mungkin dan tidak memaksa bayi untuk menyusu yang mana dapat membuat bayi menjadi marah[2, 3].

Sebaiknya ibu menuruti keinginan bayi, amati tanda-tanda saat bayi merasa lapar, seperti membuka-tutup mulut, membuat suara menyedot, membuka mata, atau menolehkan kepala ke arah ibu[2].

Saat bayi menunjukkan tanda lapar, ibu dapat membantu bayi untuk menempelkan mulutnya pada puting susu sebelum bayi mulai menangis[2].

Berikut beberapa langkah untuk mengatasi bayi yang tidak mau menyusu[1, 3, 4]:

  • Terus mencoba membuat bayi menyusu. Jika bayi marah atau kesal, berhenti menyusui dan coba lagi setelah beberapa saat. Ibu dapat mencoba menyusui bayi ketika bayi mengantuk. Jangan memaksa bayi untuk menyusu, jika menyusu menjadi pengalaman negatif maka bayi kemungkinan tidak mau lagi menyusu.
  • Menenangkan bayi yang rewel dengan sabar. Sebaiknya ibu memeluk bayi dengan lengan sehingga bayi merasa lebih aman.
  • Mengubah posisi menyusui. Jika bayi mengalami hidung tersumbat, mengubah posisi ketika menyusui dapat membantu membersihkan saluran hidung sebelum bayi menyusu.
  • Mengatasi gangguan. Ibu sebaiknya menyusui bayi di tempat yang tenang dan jauh dari gangguan.
  • Berpelukan dengan bayi. Kontak kulit antara bayi dan ibu dapat memperbarui ketertarikan bayi untuk menyusu. Ibu dapat mengajak bayi mandi dengan air hangat bersama sebelum memberikan ASI.
  • Mengatasi masalah gigitan. Jika bayi menggigit selama diberikan ASI, ibu sebaiknya tetap tenang dan menyelipkan jari ke dalam mulut bayi untuk menghentikan proses menyusu.
  • Mengkonsultasikan dengan dokter atau spesialis menyusui untuk mendapat bantuan dan dukungan. Periksakan bayi ke dokter untuk mengecek apakan bayi mengalami masalah kesehatan.
  • Mengeluarkan air susu dengan tangan atau pompa untuk menjaga suplai ASI. Jika bayi tiba-tiba menolak menyusu, Ibu dapat memberikan bayi ASI yang telah dipompa atau susu formula di dalam botol sambil tetap mencoba mengarahkan bayi untuk menyusu dari puting.
  • Pada bayi prematur yang tidak mau menyusu, dapat diberikan ASI yang dipompa dengan botol hingga bayi cukup besar untuk mencoba menyedot susu sendiri.
  • Memastikan bahwa bayi dapat menempelkan mulut pada puting susu dengan benar. Ibu dapat mencoba menggunakan posisi menyusu yang berbeda.
  • Menstimulasi ASI untuk mengalir keluar dengan memerah atau menempatkan kain hangat di atas payudara sebelum mulai menyusui. Tetesan ASI pada ujung puting dapat memicu bayi untuk menyusu.
  • Mempertahankan rutinitas agar tetap sama. Kadang bayi tidak mau menyusu karena ibu mengubah menu makan atau menggunakan parfum atau sabun baru.
  • Tetap tenang dan rileks saat menghabiskan waktu bersama bayi. Ibu dapat mengajak bayi bicara, bernyanyi atau melakukan kontak mata. Melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi juga dapat membantu menenangkan.
  • Ibu dapat mencoba berbaring dengan nyaman pada posisi setengah berbaring dengan bayi dibaringkan di atas tubuh ibu. Posisi ini sering kali menstimulasi insting bayi untuk menempelkan mulut pada puting dan menyusu.
  • Menawarkan pada bayi untuk menyusu sebelum bayi menjadi terlalu lapar. Saat bayi terlalu lapar ia dapat menjadi kesal dan kesulitan untuk belajar menyusu. Tawari bayi untuk menyusu dengan sering, kecuali jika bayi secara berulang dan terus menerus menolak untuk menyusu
  • Pada bayi yang didiagnosis suatu kondisi yang membuat bayi hipotonik atau terkulai, ibu dapat membantu bayi untuk menyusu dengan cara:
    • Menyelipkan kain yang digulung di bawah payudara dekat dengan dinding dada
    • Berikan sokongan pada payudara dengan ibu jari pada salah satu sisi areola, dan jari lain pada sisi satunya. Jika ibu jari paralel dengan bibir atas bayi, ibu dapat menggunakan jari telunjuk untuk memberikan tekanan ringan pada belakang bagian tulang dagu ketika bayi menyusu.
    • Pada awalnya, kemungkinan akan sulit untuk membuat bayi menyusu langsung dari ibu. Bayi hipotonik sering kali menyusu dengan lebih baik dengan bagian bawah tubuh diposisikan lebih rendah dari kepala
    • Kompresi payudara dapat membantu, tapi ibu dapat perlu memberikan susu yang dipompa hingga bentuk otot bayi mengalami peningkatan

1. Donna Murray, RN, BSN, reviewed by Brian Levine, MD, MS, FACOG. When Your Baby Won’t Breastfeed. Very Well Family; 2020.
2. Anonim. When Your Baby Won’t Breastfeed. Baby Centre; 2018.
3. Melissa A Kurke, RN, IBCLC. Why Would a Baby Go On a Breast-Feeding Strike? Mayo Clinic; 2020.
4. Anonim. My Baby Won’t Breastfeed. La Leche League GB; 2016.

Share