Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tumbuhan cakar kucing adalah sejenis tumbuhan merambat yang tumbuh liar di hutan hujan Amazon dan area tropis lainnya di Amerika Tengah dan Selatan. Tumbuhan ini disebut-sebut memiliki manfaat sebagau
Daftar isi
Tumbuhan Cakar Kucing atau Cat’s Claw merupakan tumbuhan endemik yang memiliki nama ilmiah Uncaria tomentosa. Tumbuhan ini termasuk ke dalam keluarga Rubiaceae. Dimana didalamnya terdapat lebih dari 13.000 spesies.
Tumbuhan Cakar Kucing ini memiliki dua spesies, yaitu Uncaria tomentosa dan Uncaria guianensis. Namun, dalam penggunaannya spesies Uncaria tomentosa lebih sering digunakan dalam pengobatan tradisional.
Tumbuhan tersebut lebih dikenal dengan sebutan cakar kucing dikarenakan terdapat dua duri di dasar daunnya yang bentuknya menyerupai cakar. Tumbuhan cakar kucing berasal dari wilayah tropis di Amazon dan dataran tinggi di Pegunungan Andes.
Tumbuhan ini juga dapat ditemui di hutan hujan tropis dan di wilayah Asia Tenggara. Untuk daerah pendistribusiannya sendiri, tumbuhan Cakar Kucing ini didistribusikan di wilayah Amerika Serikat, Amazon, dan Peru.
Tumbuhan ini biasanya hidup di tanah aluvial dan berpasir lempung dengan curah hujan berkisar antara1200 hingga 6000mm. Tumbuhan yang satu ini tumbuh subur di tanah yang kaya akan bahan organik materi, wilayah hutan primer, rawa garam dan tepi sungai.
Tumbuhan Cakar Kucing ini terkenal dengan efeknya sebagai obat herbal untuk meredakan peradangan selama bertahun-tahun lamanya. Namun, tumbuhan ini juga digunakan untuk mengobati penyakit lainnya, seperti kanker, asma hingga masalah dengan prostat.
Bagian dari tumbuhan Cakar Kucing yang biasanya digunakan dalam pengobatan adalah kulit batang, akar hingga daunnya. Di dalam tumbuhan ini pun mengandung berbagai senyawa mulai dari oksindol dan alkaloid indol, flavonoid, glukosinolat, sterol, dan senyawa lainnya. [1,2]
Tumbuhan Cakar Kucing merupakan tumbuban yang termasuk ke jenis tumbuhan liana. Dimana keberadaan jenis tumbuhan ini menjadi ciri khas dari hutan tropis.
Sama halnya dengan tumbuhan herbal lainnya, tumbuhan ini pun memiliki beberapa karakteristik. Tumbuhan Cakar Kucing dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter atau 100 kaki.
Tumbuhan ini tumbuh dengan cara merambat dan memiliki ciri khas sepasang duri yang terletak pada dasar daunnya yang menyerupai cakar. Durinya lurus hingga berbentuk sabit dan tidak tajam.
Daun pada tumbuhan Cakar Kucing ini merupakan daun abadi yang berbentuk lonjong dan letaknya berpasangan. Sedangkan pembungaanya bercabang dan berwarna kuning putih.
Pada buahnya terdapat bulu halus dan padat. Baik bunga maupun buah dari tumbuhan Cakar Kucing sama sama melekat pada batangnya tanpa dihubungkan oleh tangkai. [1,3]
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat cakar kucing:
Nama | Jumlah | Unit |
Catechin | 8.47 | mg |
Pteropodine | 0.15 | mg |
Uncarine | 2.72 | mg |
Mitraphyline | 0.88 | mg |
Flavonoid | – | – |
Fenolik | – | – |
Cakar kucing menurut tabel kandungan gizi diatas memiliki kandungan flavonoid dan fenolik di dalamnya yang dapat berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai pencegah penyebaran sel kanker di dalam tubuh. Zat fenolik dan flavonoid akan mempengaruhi proses poliferasi sel kanker di dalam tubuh agar tidak memperbanyak atau menyebar [1].
Tumbuhan Cakar Kucing merupakan salah satu tumbuhan herbal yang penggunaannya telah digunakan selama bertahun-tahun lamanya. Hal ini tentunya disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam tumbuhan Cakar Kucing tersebut.
Di dalam tumbuhan ini terdapat beberapa senyawa penting, yaitu oksindol dan alkaloid indol, flavonoid, glukosinolat, sterol, dan lain sebagainya. Senyawa-senyawa itulah yang berperan aktif dalam mencegah maupun mengobati berbagai penyakit di dalam tubuh.
Jadi, tak heran apabila tumbuhan Cakar Kucing menjadi salah satu obat herbal yang terkenal dalam pengobatan tradisional. [1,7]
Terlepas dari senyawa-senyawa penting yang tekandung di dalamnya, tumbuhan Cakar Kucing tentunya memiliki beragam manfaat bagi tubuh. Bahkan, manfaat ini telah dikenal sejak bertahun-tahun silam. Berikut di bawah ini beberapa manfaat kesehatan pada tumbuhan Cakar Kucing :
Secara historis, tumbuhan Cakar Kucing memang telah dipercaya selama bertahun-tahun dalam meredakan peradangan kronis. Tumbuhan ini juga banyak dicari dikarenakan manfaat yang satu ini.
Tumbuhan Cakar Kucing dipercaya memiliki kemampuan meredakan peradangan kronis secara ampuh. Tumbuhan Cakar Kucing sendiri memiliki kandungan senyawa berupa indol tetrasiklik di dalamnya.
Dimana senyawa tersebut menimbulkan efek anti peradangan. Jadi, obat dati tumbuhan Cakar Kucing ini dapat mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh peradangan tersebut.
Oleh karena itu, tumbuhan Cakar Kucing dinilai dapat meredakan peradangan kronis termasuk artritis dan osteoartritis (OA). [3,6]
Selain memiliki manfaat untuk meredakan peradangan kronis, tumbuhan Cakar Kucing juga memiliki manfaat lain. Manfaat ini tidak lain ialah sebagai anti leukimia.
Tumbuhan Cakar Kucing dinilai dapat meningkatkan jumlah leukosit dalam tubuh. Walaupun jumlahnya terbilang sedikit, namun pertambahan leukosit tersebut terjadi secara signifikan sehingga cukup berpengaruh bagi tubuh.
Hal ini dikarenakan ditemukannya senyawa berupa asam klorida dan alkaloid oksindol pentasiklik di dalam tumbuhan Cakar Kucing tersebut. Senyawa-senyawa itulah yang dapat meningkatkan jumlah leukosit sehingga memunculkan efek anti leukimia dalam tubuh. [3,4]
Selain kedua manfaat diatas, terdapat manfaat lain dari tumbuhan Cakar Kucing yaitu sebagai antioksidan. Dalam tumbuhan tersebut telah ditemukan beberapa senyawa penting yang bermanfaat bagi tubuh.
Beberapa senyawa tersebut terdiri dari alkaloid,monomer flavan-3-ol, dan polifenol. Senyawa-senyawa itulah yang membuat tumbuhan Cakar Kucing mengandung antioksidan yang tinggi.
Sehingga, tumbuhan tersebut mampu menangkal radikal bebas dalam tubuh dan melawan berbagai penyakit di dalam tubuh. [4]
Manfaat lainnya dari tumbuhan Cakar Kucing adalah sebagai anti-neoplastik. Neoplastik sendiri merupakan sekumpulan sel kanker ataupun tumor.
Neoplastik ini biasanya merupakan sel pembentuk sel kanker ganas, termasuk kista. Ternyata, pada tumbuhan Cakar Kucing ini ditemukan beberapa senyawa penting yang berperan untuk melawan penyakit tersebut, seperti alkanoid dan oksindol.
Senyawa-senyawa tersebutlah yang memicu munculnya efek antiproliferatif sehingga memberikan efek anti neoplastik bagi tubuh dan menghambat pertumbuhan sel kanker pada tubuh.[5]
Manfaat selanjutnya dari tumbuhan Cakar Kucing ini yang juga tak kalah pentingnya adalah dapat mengobati penyakit alzheimer. Tumbuhan tersebut dianggap dapat berpotensi menjadi obat terapi penyakit ini.
Di dalamnya terdapat senyawa polifenol yaitu proanthocyanidins. Dimana senyawa pada tumbuhan tersebut diindikasi dapat meningkatkan memori jangka pendek.
Selain itu, senyawa tersebut mampu menghambat penyebab penyakit yang satu ini. [5]
Selain dikenal karena manfaatnya yang beragam, namun tumbuhan Cakar Kucing ini memiliki efek samping dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari dosis yang kurang tepat hingga kesalahan dalam penggunaannya.
Untuk itu, sebaiknya perhatikan beberapa efek samping yang mungkin timbul dari tumbuhan Cakar Kucing di bawah ini :
Efek samping pada tumbuhan Cakar Kucing akan timbul apabila dalam penggunaanya kurang tepat. Salah satu efek samping yang mungkin terjadi ketika mengonsumsi tumbuhan tersebut adalah diare.
Meskipun tergolong efek samping yang ringan, namun efek samping tersebut harus diperhatikan. Apabila mengalami gejala tersebut, sebaiknya hentikan pemakaian obat dan melakukan konsultasi ke dokter.
Hal ini dilakukan juga sebagai tindakan antisipasi agar efek samping yang ditimbulkan tidak terlalu parah. [5]
Selain memiliki efek samping ringan berupa diare. Efek samping yang selanjutnya dari penggunaan obat herbal ini ialah alergi.
Adapun tanda-tanda terjadinya reaksi alergi tersebut seperti pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, kesulitan bernapas, dan gatal-gatal. Untuk itu, apabila muncul gejala yang disebutkan diatas, segera konsultasikan ke dokter agar efek sampingnya tidak bertambah parah. [5]
Tumbuhan Cakar Kucing memang dikenal kaya akan manfaatnya. Namun jika memperhatikan kandungan senyawanya, ada beberapa pengecualian.
Salah satunya untuk orang yang memiliki hipotensi. Hal ini dikarenakan obat herbal ini mengandung senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah terlalu rendah. Jadi, sebaiknya penderita hipotensi menghindari penggunaan obat dari tumbuhan Cakar Kucing ini karena dikhawatirkan keadaannya justru memburuk.
Apabila tetap ingin mengonsumsi obat tersebut, konsultasikan dahulu ke dokter aga penggunaanya tepat dan akurat. [5]
Selain penderita hipotensi yang tidak disarankan mengonsumsi obat herbal dari tumbuhan Cakar Kucing ini, terdapat pengecualian lainnya. Obat herbal dari tumbuhan Cakar Kucing ini juga kurang disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.
Selain itu, anak dibawah tiga tahun juga tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi obat tersebut. Hal ini dikarenakan belum ada penelitian yang memadai dan menjamin keamanan obat tersebut baik bagi ibu hamil, menyusui maupun anak dibawah tiga tahun.
Jika dikonsumsi, dikhawatirkan obat herbal ini menimbulkan efek samping yang membahayakan. Jadi, untuk ibu hamil, menyusui, dan anak dibawah tiga tahun untuk menghindari penggunaan obat herbal dari tumbuhan Cakar Kucing ini.[5]
Dalam penggunaannya, tentunya terdapat cara yang tepat dalam menggunakan tumbuhan Cakar Kucing. Hal ini dilakukan agar kandungan senyawa yang terdapat di dalamnya dapat bekerja secara optimal.
Untuk itu, perhatikan beberapa tips penggunaan dari tumbuhan Cakar Kucing berikut ini :
Bentuk kapsul atau tablet dari tumbuhan Cakar Kucing ini sudah lumrah digunakan dalam pengobatan tradisional. Ketersediaannya pun di pasaran tidak perlu dipertanyakan lagi.
Untuk dosisnya sendiri, terdapat dosis khusus tergantung dari beberapa hal. Mulai dari penyakit yang akan diobati, tingkat keparahan hingga kondisi penderita tersebut.
Untuk dosis amannya yaitu sekitar 300 hingga 500 mg dalam sehari yang terbagi menjadi tiga waktu. Namun, untuk lebih tepatnya, silakan konsultasikan kepada dokter agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.[5]
Selain tersedia dalam bentuk kapsul/tablet, tumbuhan Cakar Kucing juga tersedia dalam bentuk bubuk. Sama halnya dengan kapsul, bubuk dari tumbuhan Cakar Kucing ini juga sudah tersedia di pasaran.
Jadi, bubuk dari tumbuhan Cakar Kucing tersebut dapat dibeli dengan mudah. Bubuk ini berasal dari ekstrak kulit kayu dan akar dari tumbuhan Cakar Kucing.
Lalu diolah dan dikeringkan sedemikian rupa hingga menjadi bubuk. [5]
Selain perlu memperhatikan cara penggunaanya, hal lain yang perlu diperhatikan lainnya yaitu cara penyimpanan tumbuhan Cakar Kucing ini. Berikut di bawah ini tips penyimpanan dari tumbuhan Cakar Kucing :
Tumbuhan Cakar Kucing termasuk salah satu tumbuhan dengan umur simpan yang pendek. Untuk itu, tumbuhan ini tidak bisa disimpan dalam kondisi yang segar.
Agar dalam disimpan dalam jangka waktu yang lama perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Biasanya, tumbuhan Cakar Kucing ini disimpan dalam bentuk kering baik dalam bentuk esktrak maupun bubuk.
Jangan lupa juga untuk menyimpannya dalam wadah tertutup dan tempat yang kering agar kandungan senyawanya tetap terjaga. [5]
1. M Sandoval , N N Okuhama, X J Zhang, L A Condezo, J Lao, F M Angeles, R A Musah, P Bobrowski, M J S Miller. Anti-inflammatory and antioxidant activities of cat's claw (Uncaria tomentosa and Uncaria guianensis) are independent of their alkaloid content. (4):325-37. Phytomedicine; 2002.
2. Alba Calvoa, Dániel Dévényia, Bence Kószóa, Sergio Sanza, Anna Lisa Oelbermannb, Markus Maierc, Tibor Keved, Kinga Komkaa, Thomas Gamsee, Eckhard Weidnerb, Edit Székelya. Controlling concentration of bioactive components in cat’s claw based products with a hybrid separation process. Vol. 125: 50-55.Journal of Supercritical Fluids; 2017.
3. Luis G. Valerio Jr and Gustavo F. Gonzales. Toxicological Aspects of the South American Herbs Cat’s Claw (Uncaria tomentosa) and Maca (Lepidium meyenii). 24 (1): 11-35. Toxicological Review; 2005.
4. Klaus Keplinger, Gerhard Laus, Martin Wurm, Manfred P. Dierich, Herwig Teppner. Uncaria tomentosa (Willd.) DC. - Ethnomedicinal use and new pharmacological, toxicological and botanical results. 64: 23–34. Journal of Ethnopharmacology; 1999.
5. Gaber El-Saber Batiha, Amany Magdy Beshbishy, Lamiaa Wasef, Yaser H. A. Elewa, Mohamed E. Abd El-Hack, Ayman E. Taha, Adham Abdullah Al-Sagheer, Hari Prasad Devkota, Vincenzo Tufarell. Uncaria tomentosa (Willd. ex Schult.) DC.: A Review on Chemical Constituents and Biological Activities.10(8):2668. Applied Sciences; 2020.
6. Mauricio Sandoval, N.N. Okuhama, X J Zhang, L.A. Condezo, J Lao, F.M. Angeles, Rabi Ann Musah, Paul Bobrowski, Mark Js Miller. Efficacy and safety of freeze-dried cat's claw in osteoarthritis of the knee: Mechanisms of action of the species Uncaria guianensis. 50(9):442-8. Inflammation Research; 2001.
7. Isabela Cristina Gomes HonórioI, Bianca Waléria BertoniII,Ana Maria Soares Pereira. Uncaria tomentosa and Uncaria guianensis an agronomic history to be written. 46(8): 1401-1410. Ciência Rural; 2016.