Gastritis – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Gastritis atau lebih sering dikenal dengan penyakit maag adalah suatu bentuk peradangan pada dinding lambung. Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi (paling sering bakteri, dapat juga oleh virus,... jamur, parasit) atau iritasi (oleh produksi asam lambung berlebih yang menyebabkan luka pada dinding mukosa lambung). Apalagi di masa modern saat ini gaya hidup yang dapat memperberat proses peradangan seperti kebiasaan merokok, makanan pedas, tinggi asam, berminyak, konsumsi kafein, serta kebiasaan terlambat makan sudah menjadi kebiasaan banyak individu. Sehingga tidak jarang banyak orang rata-rata pernah mengalami gastritis dalam masa hidupnya. Faktor lain seperti sering konsumsi obat penghilang nyeri dan faktor genetik juga berpengaruh terhadap kejadian gastritis. Yang perlu diperhatikan apabila gastritis terus berkepanjangan dan sering berulang karena iritasi yang terus-menerus dapat menyebabkan menipisnya dinding lambung dan dapat berakhir dengan kebocoran bahkan hingga kematian. Untuk itu, apabila seseorang sering mengalami gejala gastritis (nyeri ulu hati, sering kembung, bersendawa, mual hingga muntah) konsultasikan dengan dokter anda untuk pengobatan yang sesuai dan pemeriksaan lebih lanjut bila diperlukan. Selain penting untuk berobat, perubahan gaya hidup juga sangat membantu dalam pemeliharaan jangka panjang penyakit gastritis. Seseorang dengan riwayat gastritis sebaiknya memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, waktu makan yang teratur, serta menghindari faktor risiko yang dapat memperberat keadaannya. Read more

Gastritis merupakan kondisi ketika dinding lambung mengalami erosi, iritasi, hingga peradangan.

Gastritis adalah jenis penyakit lambung yang bisa terjadi secara akut maupun kronis. Ketika gejala gastritis akut berkembang makin serius, inilah yang dinamakan kondisi gastritis kronis.

Pada beberapa kasus, gastritis yang kerap dianggap sebagai kondisi penyakit lambung ringan rupanya dapat mengembangkan risiko kanker perut.

Fakta Tentang Gastritis

  1. Pada sekitar 50% penderita gastritis di seluruh dunia, penyebab utama dari kondisi lambung ini adalah Bakteri Helicobacter pylori.
  2. Gastritis lebih rentan terjadi pada orang-orang yang kerap atau secara rutin menggunakan obat pereda nyeri sekaligus memiliki kebiasaan merokok.
  3. Tidak hanya kanker perut atau lambung, gastritis berpotensi pula mengembangkan tukak lambung.
  4. Di negara berkembang, sekitar 80% anak-anak usia di bawah 10 tahun dapat mudah terkena infeksi H. pylori sehingga penyakit gastritis pun berisiko berkembang pada anak-anak.
  5. Antasida yang biasanya diberikan sebagai obat hanya dapat meredakan gejala gastritis dan bukan menyembuhkan, namun obat ini tidaklah berbahaya.
  6. Merokok dapat memicu gastritis karena nikotin dan zat berbahaya lain di dalam rokok akan menghasilkan asam hidroklorik di dalam lambung.
  7. Sering terlambat makan atau melewatkan jam makan mampu membuat dinding lambung teriritasi oleh asam lambung.

Jenis-jenis Gastritis

Gastritis terdiri dari beberapa jenis kondisi menurut tingkat keparahan dan juga menurut faktor penyebabnya.

Gastritis Akut

Gastritis akut adalah kondisi ketika lapisan dinding perut mengalami radang atau pembengkakan secara tiba-tiba.

Biasanya, bagian yang terpengaruh secara langsung adalah lambung. Kondisi ini berbeda dari gastroenteritis yang memengaruhi usus dan lambung.

Penggunaan obat tertentu seperti kortikosteroid dan obat anti-inflamasi nonsteroid dapat menjadi salah satu penyebab gastritis akut.

Gastritis Kronis

Gastritis pada tahap kronis adalah kondisi yang lebih parah dari gastritis akut di mana hal ini dapat terjadi saat peradangan terjadi di dinding lambung.

Konsumsi obat-obatan tertentu, asupan alkohol berlebihan, stres kronis, bakteri, dan gangguan imun dapat menjadi penyebab utama terjadinya radang tersebut.

Saat peradangan menyerang, sel-sel pelindung pada dinding lambung akan hilang dan akan memberi efek penuh pada perut sehingga makan sedikit saja pun akan terasa mengenyangkan.

Gastritis Autoimun

Jenis gastritis ini adalah kondisi di mana pelindung dinding lambung rusak akibat tubuh yang menyerang sel-sel pembentuk dinding lambung.

Jenis penyakit autoimun menjadi alasan utama dibalik jenis gastritis ini, seperti kondisi diabetes tipe 1 maupun penyakit Hashimoto.

Gastritis Erosif

Gastritis erosif adalah kondisi ketika pertahanan mukosa mengalami kerusakan sehingga menyebabkan erosi mukosa lambung.

Gastritis jenis ini adalah gastritis yang sudah termasuk parah karena dinding lambung mengalami kerusakan bertahap sekaligus mengalami peradangan.

Contoh dari kondisi gastritis erosif adalah gastritis stres akut yang biasanya terjadi pada kondisi gastritis yang telah parah dan kritis. Bahkan perdarahan lambung dapat terjadi sebagai dampaknya.

Gastritis Nonerosif

Pada jenis gastritis nonerosif, dinding lambung memang mengalami perubahan yang disebabkan oleh infeksi H. pylori namun tidaklah sampai menimbulkan erosi.

Gastritis jenis ini pun diketahui lebih berisiko terjadi pada anak-anak dengan fase yang pendek dan lebih mudah untuk diatasi.

Gastritis Eosinofilik

Gastritis jenis ini umumnya dapat terjadi karena terjadi reaksi alergi dalam tubuh penderita, namun belum diketahui jelas apa penyebab reaksi alergi yang berkaitan dengan gastritis ini.

Gastritis Radiasi

Lapisan atau dinding lambung dapat mengalami kerusakan atau iritasi karena paparan radiasi di area perut dalam waktu jangka panjang atau terlalu sering.

Gastritis Infeksi Bukan karena H. pylori

Selain bakteri, mikroorganisme lainnya semacam parasit, jamur dan virus dapat menyebabkan gatritis.

Orang-orang yang juga sudah lebih dulu memiliki kondisi medis tertentu dalam jangka panjang serta memiliki masalah imun lebih berisiko terkena gastritis ini.

Penyakit Menetrier

Jenis gastritis ini dapat terjadi walaupun sangat langka. Kondisi ini mampu mengembangkan kista pada dinding lambung.

Penyebab Gastritis

Berbagai faktor dapat menjadi penyebab langsung dari gastritis atau meningkatkan risiko terserang kondisi ini.

1. Infeksi

Infeksi bakteri Helicobacter pylori adalah salah satu infeksi yang mampu memperbesar potensi berkembangnya kondisi gastritis dan gangguan lambung lainnya.

Hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan tubuh seseorang yang sangat rentan terhadap bakteri sehingga akhirnya lebih gampang terinfeksi.

Kerentanan terhadap bakteri ini pun bisa jadi diturunkan oleh orangtua. Atau, kerentanan ini dapat disebabkan oleh gaya hidup, seperti memiliki kebiasaan merokok dan menjalani diet tak sehat.

Selain bakteri, sebenarnya infeksi virus pun dapat juga meningkatkan potensi seseorang terkena gastritis.

2. Faktor Usia

Siapapun sebenarnya sangat memungkinkan terserang gastritis, namun orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko jauh lebih besar.

Semakin bertambah tuanya usia, dinding lambung mengalami penipisan sehingga memasuki usia lanjut justru meningkatkan risiko infeksi H. pylori.

Pada usia yang lebih muda, gastritis dapat menyerang disebabkan oleh kelainan autoimun sehingga wajib pula diwaspadai.

3. Stres

Seseorang dengan stres besar akibat cedera, infeksi serius, operasi besar, hingga luka bakar memungkinkan dirinya untuk mengalami gastritis akut.

4. Merokok

Kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau tak sekadar menjadi penyebab kanker paru-paru atau emfisema, tapi juga meningkatkan risiko gangguan lambung seperti gastritis.

5. Penggunaan Alkohol Berlebihan

Minuman beralkohol yang dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka panjang tak hanya menimbulkan gangguan pada kesehatan otak serta saraf.

Alkohol dapat menimbulkan iritasi pada dinding lambung dan bahkan juga erosi di sana. Kemungkinan besar asupan alkohol mampu menjadi alasan dibalik terjadinya gastritis akut.

6. Obat Pereda Nyeri

Menggunakan obat pereda nyeri ketika memang dibutuhkan tidak masalah, namun penggunaan terlalu sering dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Naproxen, ibuprofen dan aspirin adalah contoh obat pereda nyeri yang dapat menyebabkan gastritis akut hingga kronis apalagi jika penggunaan berlebihan dan tergolong rutin.

7. Penyakit Lain

Timbulnya gastritis dapat juga dipicu oleh kondisi medis lain, seperti infeksi parasit, penyakit Crohn, dan HIV/AIDS.

8. Kondisi Autoimun

Ketika tubuh justru menyerang sel-sel sehat dan normal pada dinding lambung, hal ini malah merusak pelindung lambung.

Pada penderita diabetes tipe 1 dan juga penyakit Hashimoto, juga beberapa kondisi autoimun lainnya, gastritis dapat terjadi dengan mudah.

9. Kekurangan Vitamin B12

Diet yang tak sehat dan kurang seimbang dapat menjadi salah satu penyebab gastritis. Bahkan kekurangan vitamin B12 pun bisa memicu hal tersebut.

Gejala Gastritis

Tak semua kasus gastritis memiliki gejala, namun siapapun tetap perlu mewaspadai akan beberapa gejala umum gastritis ini :

  • Sensasi terbakar atau panas di bagian perut atas.
  • Nyeri pada bagian perut atas.
  • Selera makan menurun.
  • Bersendawa
  • Mual yang juga dapat diikuti dengan muntah-muntah.
  • Setelah makan biasanya perut atas akan terasa penuh atau kembung.
  • Feses berwarna kehitaman saat kondisi gastritis sudah lebih buruk.
  • Muntah darah saat kondisi gastritis lebih parah.

Jika gejala tak kunjung reda dan justru makin bahkan setelah 1 minggu berlalu, segera dapatkan pertolongan medis.

Temui dokter untuk menangani ketidaknyamanan pada perut dan lambung, apalagi jika buang air besar dan muntah disertai darah.

Umumnya, ada beberapa metode pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apa yang terjadi pada pasien.

Selain memeriksa fisik dan menanyakan seputar riwayat medis pasien, rangkaian tes lain berikut kiranya diperlukan juga.

  • Tes Feses : Jenis pemeriksaan ini diperlukan apabila pasien mengalami BAB berdarah sebagai salah satu gejalanya.
  • Tes Darah : Melalui pemeriksaan darah dapat diketahui keberadaan infeksi bakteri H. pylori. Hitung sel darah merah juga diterapkan supaya dokter bisa mengetahui apakah gejala mengarah pada anemia.
  • Sinar-X : Beberapa tes dengan sinar-X dilakukan untuk mengecek kondisi sistem pencernaan (meliputi usus kecil, perut, dan esofagus).
  • Endoskopi : Sebuah pipa tipis disertai kamera dimasukkan melalui mulut pasien dan makin dalam sampai ke dalam perut untuk mengecek kondisi dinding lambung.
  • Biopsi : Pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa ini juga adalah metode dokter dalam mengecek keberadaan kondisi inflamasi atau radang di dalam tubuh pasien.

Pengobatan Gastritis

Pengobatan gastritis ditentukan oleh penyebab pasti kondisi ini sehingga dapat berupa obat-obatan maupun perubahan gaya hidup untuk menanganinya.

Melalui Obat-obatan

  • Antasida : Pemberian obat ini bukan untuk menyembuhkan namun bertujuan menetralisir asam lambung. Cara kerja antasida sangat singkat dan dapat menimbulkan diare atau sembelit sebagai efek samping.
  • Acid Blockers : Histamine (H-2) blockers adalah jenis acid blockers yang umumnya diberikan kepada pasien guna mengurangi penumpukan asam di saluran pencernaan.
  • Antibiotik : Bila bakteri H. pylori positif menjadi penyebab gastritis, maka antibiotik (metronidazole, amoxicillin, atau clarothromycin) akan diberikan oleh dokter untuk membunuh bakteri dan mengatasi gastritis.
  • Suntik Vitamin B12 : Ada kemungkinan bahwa penyebab gastritis adalah anemia pernisiosa, maka jika demikian dokter biasanya akan memberikan vitamin B12 dengan metode injeksi.
  • Obat Anti-Mual : Dokter kemungkinan juga memberikan obat anti-mual seperti misoprostol atau sukralfat yang berfungsi sebagai pelindung dinding lambung.
  • Penghambat Pompa Proton : Obat ini bertujuan sebagai penghambat sel-sel pemicu asam lambung, namun tidak untuk penggunaan jangka panjang.

Melalui Gaya Hidup

  • Hindari aktivitas merokok.
  • Hindari konsumsi alkohol yang dapat mengiritasi dinding mukosa lambung.
  • Hindari konsumsi makanan asam, makanan berlemak jenuh, makanan yang digoreng, dan makanan pedas yang mampu memicu iritasi lambung.
  • Makanlah dalam porsi kecil, namun tingkatkan waktu makan menjadi 5-6 kali dalam sehari.
  • Hindari makanan mengandung laktosa dan gluten yang berpotensi mengiritasi lambung.
  • Konsumsilah makanan berprobiotik tinggi seperti yogurt untuk mengatasi infeksi.
  • Perbanyak asupan madu, minyak zaitun, buah berry, seledri, teh herbal dan apel.
  • Hindari kafein.
  • Lebih banyak mengasup air putih agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
  • Konsumsi makanan yang kaya kandungan asam lemak omega-3; mengonsumsi suplemennya pun baik untuk diet selama pemulihan.

Tidak ada satupun obat maupun perubahan gaya hidup yang mampu menyembuhkan gastritis secara total.

Bahkan saat sudah mengubah diet menjadi lebih sehat, hal ini bukan jaminan gastritis sembuh sepenuhnya karena cara ini hanya akan meredakan inflamasi.

Supaya gejala cepat mereda dan kondisi tubuh lekas membaik, obat-obatan dari dokter dapat digunakan bersamaan dengan penerapan diet sehat.

Komplikasi Gastritis

Gastritis dapat menjadi lebih serius dan menimbulkan sejumlah komplikasi mengerikan. Beberapa bentuk komplikasinya antara lain adalah :

Bahaya komplikasi tersebut berisiko tinggi terjadi pada penderita gastritis yang mengabaikan kondisi gejala tanpa memberi penanganan sama sekali.

Pencegahan Gastritis

Walau tergolong penyakit yang cukup mengerikan dan mengancam, sebenarnya gastritis dapat dicegah.

Beberapa langkah ini bisa dilakukan untuk upaya meminimalisir perkembangan gastritis :

  • Hindari asupan alkohol dan kafein secara berlebihan.
  • Hindari aktivitas merokok.
  • Hindari beberapa jenis obat, khususnya obat pereda nyeri, apalagi menggunakannya terlalu sering.
  • Selalu konsumsi makanan yang dimasak secara matang untuk menghindari infeksi bakteri dan mikroorganisme lainnya.
  • Selalu jaga kebersihan diri dengan sering mencuci tangan.
  • Cucilah tangan menggunakan sabun antiseptik agar lebih terjamin keamanannya.
  • Hindari menunda waktu makan.

Kondisi gastritis akut dapat berkembang menjadi kronis saat seseorang tak mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri.

Jika gejala-gejala awal dari gastritis sudah mulai timbul, periksakan ke dokter dan ubah juga pola makan menjadi lebih baik serta sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment