Anak-anak secara alami memiliki keingintahuan tinggi pada hal-hal yang menarik perhatian mereka. Keingintahuan berperan positif dalam perkembangan anak, akan tetapi terkadang rasa ingin tahu anak membuatnya sulit berkonsentrasi pada suatu tugas, terutama untuk anak yang aktif[1, 2].
Pada anak yang memiliki sifat talkative dan cenderung banyak bergerak atau hiperaktif, duduk tenang dan berkonsentrasi pada suatu tugas merupakan tantangan tersendiri. Tugas yang menuntut untuk duduk tenang cenderung terasa membosankan sehingga perhatian anak akan dengan cepat teralihkan pada hal lain[1].
Kesulitan berkonsentrasi dapat membuat pembelajaran lebih sulit yang mana lama kelamaan akan berdampak pada anak. Oleh karena itu, orang tua perlu membantu anak untuk melatih konsentrasi[1, 2].
Berikut beberapa cara untuk melatih konsentrasi anak:
Daftar isi
Salah satu alasan utama mengapa anak kurang konsentrasi ialah karena mereka tidak dapat menahan gangguan, seperti keramaian dan gadget. Mempersiapkan ruang tertentu yang jauh dari gangguan dapat membantu anak lebih mudah berkonsentasi[3].
Berikut beberapa hal yang dapat menjadi gangguan dalam berkonsentrasi[1]:
Beberapa anak merespon dengan baik pada lingkungan yang tenang, tapi ada pula anak-anak dapat berkembang pada suasana hiruk pikuk. Memahami suasana lingkungan yang lebih sesuai bagi anak dapat membantu memudahkan untuk berkonsentrasi.
Sebaiknya selama belajar jauhkan anak dari gadget, meliputi ponsel, tablet, komputer, dan televisi. Studi menunjukkan bahwa gadget dapat menurunkan rentang perhatian dan kemampuan mengingat, sehingga sebaiknya digunakan secara terbatas atau tidak sama sekali.
Terkadang konsentrasi anak dapat terganggu karena perlu mengambil peralatan tertentu yang dibutuhkan, misalnya serutan pensil. Untuk meminimalisir hal ini, sebaiknya semua peralatan yang diperlukan anak untuk belajar tersedia dan siap digunakan di meja belajar.
Anak lebih banyak belajar dari hal yang mereka lakukan. Orang tua dapat mengajak anak melakukan permainan untuk melatih konsentrasi sehingga anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan[1].
Berikut beberapa game untuk melatih konsentrasi:
Lagu kepala-pundak-lutut-kaki dapat menjadi cara yang bagus untuk melatih fokus dan konsentrasi anak. Kecenderungan alami dengan lagu kepala-pundak-lutut-kaki ialah menyentuh bagian tubuh yang disebutkan[3].
Kita dapat menyanyikan lagu lalu berhenti sambil menyebut bagian tubuh yang berbeda dari bagian yang disentuh. Penelitian menunjukkan bahwa meminta anak melakukan hal yang berlawanan dari yang diinstruksikan dapat membantu perkembangan konsentrasi anak, misalnya menyentuh kaki saat menyebut kepala[3].
Permainan koin dapat meningkatkan memori dan kemampuan mengurutkan, serta melatih perhatian dan konsentrasi. Anak-anak menyukai permainan ini karena serba cepat dan menyenangkan[4, 5].
Permainan ini memerlukan beberapa uang koin dengan bermacam nilai, kertas atau kardus untuk menutupi koin, dan sebuah stopwatch atau pengatur waktu. Selanjutnya pilih lima koin dan susun dalam urutan tertentu[5].
Biarkan anak melihat urutan koin tersebut selama sekitar 15 detik, kemudian tutupi koin dengan kardus. Minta anak untuk membuat pola urutan yang sama dengan koin di depan mereka. Nyalakan timer selama anak menyusun urutan koin. Tandai waktu saat anak selesai menyusun koin[4, 5].
Catat waktu yang diperlukan anak untuk menyelesaikan susunan koin dan apakah anak menyusunnya dengan urutan yang sama atau tidak. Jika susunan koin tidak sama, minta anak untuk mengulangi permainannya hingga mereka dapat menyusun dengan urutan yang sama[4, 5].
Makin sering anak memainkan permainan koin, mereka akan menjadi lebih cepat dan lebih akurat. Kita dapat meningkatkan kesulitan dengan menggunakan lebih banyak denominasi koin atau urutan yang lebih panjang[4, 5].
Freeze game telah berhasil digunakan oleh McClelland dan Tominey dalam suatu studi untuk mengembangkan konsentrasi anak. Freeze game dilakukan dengan meminta semua orang menari saat musik dimainkan dan kemudian mematung/berhenti (freeze) saat musik dihentikan[3].
Kita dapat mengajak anak menari dengan perlahan dengan lagu bertempo pelan dan menari dengan cepat dengan lagu cepat. Setelah anak terbiasa, kita dapat meminta mereka melakukan kebalikannya, menari cepat saat lagu pelan dan menari dengan pelan saat lagu cepat[3].
Permainan ini dapat mengajarkan anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengikuti instruksi[3].
Permainan puzzle dapat terlihat sederhana, tapi sangat membantu melatih konsentrasi terutama untuk anak hiperaktif. Teka-teki silang meningkatkan perhatian pada kemampuan mengurutkan dan kosakata[5].
Demikian pula dengan puzzle gambar, di mana anak harus mencari bagian yang salah atau tidak sesuai dalam gambar juga dapat meningkatkan fokus dan konsentrasi anak[5].
Permainan mencari perbedaan dapat menjadi cara yang bagus untuk meningkatkan perhatian anak pada detail kecil. Kita dapat menyesuaikan permainannya dengan usia dan kemampuan anak. Permainan ini juga bersifat portabel sehingga dapat dilakukan selama dalam perjalanan atau di ruang tunggu[4].
Untuk melakukan permainan ini diperlukan sebuah buku cerita dan imajinasi yang bagus. Kita dapat membacakan suatu cerita pendek dan memberikan kuis singkat pada anak mengenai isi cerita[5].
Kita juga bisa membaca satu atau dua paragraf cerita kemudian menanyai anak mengenai pendapat mereka mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya[5].
Orang tua dapat ikut berpendapat mengenai yang selanjutnya akan terjadi setelah anak mengatakan pendapatnya. Jika memungkinkan, orang tua dapat terus bertukar pendapat dengan anak, dan melihat bagaimana cerita berakhir. Pastikan untuk tetap terhubung dengan isi cerita yang asli[5].
Permainan ini membantu membangun kerja ingatan dan konsentrasi. Selain itu, dapat membantu mengembangkan logika dan selera humor[5].
Mandala berupa suatu desain abstrak dengan pola yang menciptakan sensasi keseimbangan dan harmoni. Mandala merupakan terapi seni yang baik untuk menenangkan anak yang mengalami stress dan membantu meningkatkan konsentrasi[3].
Latihan menyalin gambar membantu anak untuk duduk tenang dan fokus pada tugas di depannya. Kita dapat memberikan suatu gambar ilustrasi sederhana dan selembar kertas kosong untuk digunakan anak menyalin gambar[4].
Minta anak untuk berkonsentrasi menyalin gambar tersebut dalam waktu singkat, misalnya 30 detik saja. Kemudian ajak anak berjabat tangan untuk menghilangkan energi dan tekanan, lalu minta mereka kembali menyalin gambar selama 30 detik, dan seterusnya[4].
Saat anak menjadi lebih baik dalam berkonsentrasi, kita dapat meningkatkan waktu yang dihabiskan untuk menyalin gambar dan mengurangi waktu jeda[4].
Game kim merupakan permainan lama yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berkonsentrasi[4].
Pertama-tama pilih sekitar 20 benda di rumah, seperti sendok teh, kunci, jepit rambut, dan sebagainya. Kemudian susun benda-benda tersebut di atas nampan. Berikan anak waktu 30 detik untuk memperhatikan benda-benda di nampan lalu tutupi dengan kain[4].
Ada dua cara memainkan game kim, yaitu dengan menanyai anak untuk menyebut sebanyak mungkin benda yang ada di nampan dalam rentang waktu singkat, atau kita dapat secara diam-diam mengambil salah satu benda dari bawah kain penutup kemudian meminta anak menyebut benda apa yang hilang[4].
Mainan ini pada dasarnya terdiri dari dayung kayu dengan sebuah bola karet yang disambungkan ke dayung dengan tali karet. Cara memainkannya dapat dimulai dengan memantulkan bola ke bawah dan saat sudah lihai melakukannya beralih ke memantulkan bola ke atas. Catat berapa lama anak dapat terus memantulkan bola. Berikan anak semangat untuk meningkatkan lama waktu[5].
Mengkonsumsi makanan sehat berkaitan langsung dengan tingkat konsentrasi anak. Konsumsi junk food atau makanan dengan kandungan gula tinggi dapat membuat anak lamban, sedangkan konsumsi makanan kaya protein memiliki manfaat meningkatkan fokus dan konsentrasi[1].
Suatu studi di University of Ulster, UK, menunjukkan bahwa mengkonsumsi roti panggang dan kacang panggang untuk sarapan meningkatkan kognisi (proses memahami). Para ahli berpendapat bahwa mengkonsumsi sayuran hijau dan buah memberikan tubuh antioksidan yang mana dapat meningkatkan kekuatan otak[1].
Menerapkan suatu jadwal rutin membantu meningkatkan konsentrasi anak. Kegiatan yang rutin dan terjadwal dapat membantu anak merasa aman, memperkuat konsistensi, dan memberikan perasaan tenang dan terkendali pada lingkungannya[3].
Jadwal dapat membantu pengaturan waktu sekaligus membuat otak lebih sadar dan tahu kapan waktu untuk belajar. Misalnya, anak dijadwalkan belajar setiap jam 7 malam, maka anak akan terbiasa dan langsung memfokuskan diri untuk belajar saat waktunya tiba[1].
Kebanyakan anak dapat berkonsentrasi paling baik setelah tidur malam yang lelap. Tidur siang berkualitas selama 20 menit sepulang sekolah dapat membantu meningkatkan konsentrasi[1].
Sebelum belajar sebaiknya anak diberikan waktu untuk beristirahat. Selama waktu istirahat, anak sebaiknya makan, minum, dan pergi ke toilet, agar belajar tidak terganggu rasa lapar atau dorongan ke toilet[1].
Mempelajari seluruh bab dalam satu waktu merupakan tugas yang sangat berat bagi anak-anak. Oleh karena itu, sebaiknya anak diarahkan untuk belajar secara bertahap, misalnya beberapa halaman atau paragraf sehari[1].
Hal ini dapat meringankan keengganan yang dirasakan anak saat diberikan tugas besar. Orang tua dapat memberikan dukungan sehingga anak lebih termotivasi untuk melanjutkan belajar[1, 3].
Membagi tugas juga dapat dilakukan saat memberikan anak tugas membantu di rumah. Misalnya anak diminta membereskan kamarnya yang berantakan, berikan tugas satu per satu, seperti mulai dari merapikan mainan terlebih dahulu, selanjutnya merapikan isi lemari[1, 3].
Masing-masing anak memiliki metode belajar yang lebih sesuai bagi mereka. Beberapa anak dapat memproses informasi dengan mudah saat melihatnya, sementara beberapa anak lebih mudah mempelajari saat mendengarkan[1].
Memahami metode belajar yang sesuai bagi anak merupakan hal yang penting, sebab metode yang sesuai akan membantu anak memahaminya informasi dengan lebih baik dan pembelajaran akan bersifat lebih berjangka panjang[1].
Metode belajar anak dapat dibedakan menjadi[1]:
Mengingatkan kegiatan yang akan dilakukan anak selanjutnya dapat membantu anak lebih berkonsentrasi. Hal ini bekerja dengan baik, terutama jika anak menyukai kegiatan selanjutnya. Sehingga ia akan lebih fokus untuk belajar dan segera menyelesaikan tugas di depan mata agar bisa memulai kegiatan selanjutnya[1].
Misalnya saat anak terlihat mulai jenuh dengan materi belajar, bisa diingatkan bahwa setelah selesai belajar anak akan diajak menonton film animasi baru di bioskop[1].
Kita dapat menetapkan suatu target untuk dicapai setiap kali anak belajar. Misalnya, anak harus selesai mempelajari dua halaman materi dalam 20 menit[1].
Waktu untuk orang dewasa dapat berkonsentrasi penuh ialah sekitar 42 menit. Pada anak-anak diperkirakan waktu konsentrasi penuh sekitar separuh orang dewasa. Sehingga sebaiknya membatasi waktu untuk mencapai target belajar dalam 15-20 menit[1, 2].
Akan tetapi, meski metode membatasi waktu untuk mencapai target dapat meningkatkan konsentrasi anak dengan baik, metode ini mungkin tidak bekerja baik pada semua anak. Sebab beberapa anak dapat merasa tertekan dan khawatir akibat adanya batasan waktu serta target, sehingga mereka sulit berkonsentrasi[1, 2].
Memberikan penghargaan saat anak mencapai target belajar atau selesai memahami suatu bab, dapat meningkatkan motivasi anak sehingga lebih bersungguh-sungguh dalam belajar. Penghargaan tidak selalu harus berupa hadiah seperti mainan atau cokelat[1].
Kita bisa memberi pujian saat anak berhasil memecahkan soal yang sebelumnya dianggap sangat sulit. Penghargaan juga dapat berupa menemani anak melakukan aktivitas yang digemari[1].
Anak-anak memiliki sifat alami energetik dan aktif. Sehingga memberikan anak waktu bermain yang cukup untuk menyalurkan energi mereka setelah menyelesaikan suatu tugas dapat membantu anak lebih berkonsentrasi mengerjakan tugas selanjutnya[1, 2].
Misalnya setelah belajar membaca sebanyak 10 kalimat, biarkan anak bermain atau berlari-lari di sekitar rumah selama 1 atau 2 menit. Setelah itu ajak anak untuk membaca 10 kalimat lain[1].
1. Dr. Shireen Stephen. 13 Mind-Blowing Tips to Increase Concentration Power In Kids. Flintobox; 2020.
2. Anonim. 6 Ways to Help Your Child Focus. Understood; 2021.
3. Anonim. 10 Evidence-backed Tips to Teach Kids Focus and Concentration. Raising Independent Kids; 2021.
4. Anonim. Concentration Exercises for Primary School Children. The School Run; 2021.
5. Robert Myers, PhD. 10 Simple Concentration and Focus Building Techniques for Kids with ADHD. Empowering Parents; 2021.