Keputihan adalah cairan yang dikeluarkan pada area genital [1]. Secara umum keputihan adalah hal yang normal dialami oleh kebanyakan wanita dan anak perempuan. Keputihan dapat pula diartika sebagai cairan atau lendir yang menjaga vagina tetap bersih dan lembab, dan melindungi dari infeksi [2]. Keputihan yang normal apabila tidak memiliki bau yang kuat, berwarna bening atau putih, kental dan lengket, licin dan basah [2].
Jumlah cairan yang dikeluarkan pada saat keputihan bisa bermacam-macam dan tiap orang memiliki debit cairan yang berbeda-beda. Namun, yang perlu diwaspadai adalah ketika keputihan datang dengan karakteristik lain yang tidak normal. Salah satunya jika keputihan yang terasa panas. Berikut adalah kemungkinan keputihan terasa panas, antara lain:
Dalam mengatasi keputihan yang terasa panas, terdapat beberapa metode. Metode tersebut dapat dilakukan secara alami ataupun medis. Berikut merupakan cara mengatasi keputihan yang terasa panas secara alami, antara lain:
Daftar isi
Selain menjaga kebersihan vagina dengan cara mencuci hingga bersih, selanjutnya yang harus diperhatikan adalah cara membersihkan vagina. Cara yang tepat untuk membersihkan vagina adalah membasuhnya dengan lembut [12].
Pencucian area sekitar vagina tidak boleh menggunakan sabun wangi, gel, dan antiseptik. Hal tersebut tidak boleh dilakukan karena akan mempengaruhi keseimbangan bakteri dantingkat pH yang sehat di vagina sehingga beresiko besar menyebabkan iritasi [12]. Sebaliknya disarankan untuk menggunakan sabun biasa yang non-alergi.
Banyak orang yang begitu ingin menutupi aroma alami dari vagina sehingga menggunakan berbagai produk pengawi. Produk pengawi vagina juga dapat menganggu keseimbangan alami vagina yang sehat. Semua hal yang dibutuhkan untuk menjawa vagina tetap bersih dan sehat adalah mencuci dengan sabun non-pewangi. Suatu hal penting yang harus diyakini adalah wajar bila vagina memiliki aroma sebab memiliki pH yang asam [12].
Pemilihan bahan dalam penggunaan pakaian dalam sangat mempengaruhi dalam mengurangi kemungkinan terkena infeksi jamur. Bekteri dan jamur dapat semakin berkembang dalam keadaan lembab dan basah. Jika semakin tinggi angka perkembangbiakan jamur maka akan menyebabkan infeksi [13].
Salah satu cara mengatasi vaginal cadidiasis secara alami adalah berendam selama 15 menit dengan bak mandi yang dangkal dengan sedikit cuka [4]. Cuka akan mengembalikan pH asam dari vagina sehingga bakteri yang bertumbuh karena penurunan pH tidak akan bisa berkembang lagi.
Tangan dapat berperan sebagai sumber bakteri setelah segala aktivitas yang dilakukan sepanjang hari. Ketika tangan menyentuh vagina, maka bakteri yang menempel di tangan akan secara otomatis berpindah kepada vagina sehingga beresiko menyebabkan bakteri vagina tumbuh [14].
Untuk sementara waktu, sebaiknya hubungan intim dapat ditunda. Hal ini agar tidak memberikan efek terbakar dan sakit lagi pada vagina. Hubungan intim dapat tidak dilakukan sementara sampai rasa terbakar pada keputihan berkurang [14].
Dalam rangka mencegah infeksi saluran kemih sebagai salah satu penyebab dari keputihan yang terasa panas, maka dianjurkan setelah berhubungan intim untuk buang air kecil. Buang air kecil setelah sudah terlanjur berhubungan intim akan mengurangi resiko terkena infeksi saluran kemih [14].
Cara menghindari pakaian dalam yang kotor dan lembab adalah mengganti pakaian dalam sesering mungkin. Penggantian celana dalam secara rutin akan menjaga kelembaban vagina. Dengan kelembaban yang tepat, maka akan membuat area intim menjadi lebih dingin dan lebih kering [14].
Secara medis, untuk mengatasi keputihan yang terasa panas dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu:
Semua wanita yang berusia 25 tahun hingga 64 tahun disarankan untuk melakukan pemeriksaan serviks. Pemeriksaan secara rutin dapat menyelidiki jika ada perubahan abnormal pada serviks dan dapat diidentifikasi sejak dini [12].
Konsultasi merupakan bentuk komunikasi antara dokter dengan pasien. Dalam berkonsultasi, dokter akan melakukan pemeriksaan secara fisik dan pemeriksaan penunjang. Sebab untuk menentukan pengobatan yang tepat terhadap pasien perlu adanya identifikasi penyebab sebenarnya dari keputihan yang terasa panas [15].
Jangan pernah meminum obat sembarangan, sebab antibiotik dapat menyebabkan kandidiasis vagina. Sehingga untuk pengobatan yang tepat harus sesuai dengan obat yang diresepkan oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan [6]. Umumnya dokter akan memilih obat antijamur yang dioleskan di dalam vagina yaitu obat yang mengandung flukonazol yaitu asam borat, nistatin, atau flusitosin [6].
1) Gen B. Uskup. ncbi.nlm.nih.gov. Vaginal Discharge. 1990.
2) NHS Staff. nhs.uk. Vaginal Discharge. 2021.
3) Staff. cdc.gov. Vaginal Candidiasis. 2020.
4) Cate Sheppard. ncbi.nlm.nih.gov. Treatment of vulvovaginitis. 2020.
5) Goncalves B, Ferreira C, Alves CT, Henriques M, Azeredo J, Silva S. cdc.gov. Vulvovaginal candidiasis: epidemiology, microbiology and risk factors. 2016.
6) Sobel JD. cdc.gov. Vulvovaginal Candidiasis. 2007.
7) Concise Medical Dictionary. Oxford. Bartholinitis. 2010.
8) Mayo Clinic Staff. mayoclinic.org. Bartholin’s cyst. 2020.
9) Am Fam Physician. aafp.org. Vaginitis: Diagnosis and Treatment. 2018.
10) Mayo Clinic Staff. mayoclinic.org. Cervicitis. 2020.
11) Mayo Clinic Staff. mayoclinic.org. Urinary tract infection (UTI). 2020.
12) NHS Staff. nhs.uk. Keeping your vagina clean and healthy. 2018.
13) Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, Clark CJ, Marr KA, Ostrosky-Zeichner L. cdc.gov. Clinical practice guideline for the management of candidiasis: 2016 update by the Infectious Diseases Society of America. 2016.
14) Nation children’s hospital. nationwidechildrens.org. Vaginal Discharge. 2020.
15) Anonim. emra.org. Effective Consultation in Emergency Medicine. 2018.