Jengkol adalah salah satu bahan makanan yang sering ditemukan di wilayah negara tropis yaitu Asia Tenggara. Jengkol seringkali disebut dengan Archidendron pauciflorum atau Pitchellobium jiringa [1]. Umumnya tanaman ini sering digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit bahkan dikonsumsi sebagai sayuran mentah di negara Malaysia [2].
Jika dimakan dalam porsi atau takaran yang terlalu banyak maka kandungan asam amino yang ada didalam jengkol juga bisa memiliki efek samping. Berikut adalah efek samping jika makan jengkol terlalu banyak, antara lain:
Daftar isi
Ketika makan jengkol maka akan timbul bau yang menyengat dan membekas pada mulut [4]. Penyebab dari bau jengkol ini adalah kadar asam amino yang tinggi dan mengandung unsur sulfur didalamnya [5]. Kemudian ketika jengkol terdegradasi akan terpecah menjadi komponen yang lebih kecil. Akibatnya asam amino akan menghasilkan berbagai komponen rasa yang sangat bau karena pengaruh dari sulfur itu sendiri.
Kandungan asam jengkolat yang ada pada jengkol bervariasi, tapi jengkol yang muda cenderung mengandung asam jengkolat yang relatif lebih sedikit daripada jengkol yang sudah tua. Jengkol yang sudah tua mengandung asam jengkolat 1-2% dari berat satu biji jengkolnya. Sedangkan jengkol mentah dengan berat 15 gram mengandung 0,15 – 0,30 gram asam jengkolat [15].
Gas yang terbentuk dari unsur sulfur adalah H2S yang terkenal sangat bau. Memakan biji jengkol terlalu banyak tentunya akan membuat bau yang tidak sedap lebih tahan lama dalam mulut kita. Tidak hanya itu, bahkan ketika buang air kecil atau besar juga akan berbau menyengat dan menganggu bagi sebagian orang.
Penyakit jengkolan adalah penyakit yang menyebabkan cedera ginjal akut setelah mengonsumsi jengkol [6]. Beberapa orang dengan penelitian di negara tropis menjumpai begitu banyak kasus penyakit jengkolan. Setelah konsumsi jengkol, ada banyak orang yang mengeluh kemudian mengalami gejala mual, muntah, nyeri pinggang, nyeri ketika buang air kecil [7].
Semua gejala tersebut umumnya timbul 5-12 jam setelah konsumsi jengkol. Asam jengkolat ini menyerupai jarum roset yang sukar larut dalma air baik dalam suasana asam maupun basa. Meskipun keracunan jengkol dapat ditangani dengan hidrasi agresif dan alkanalisasi urin untuk membersihkan kristal dan menghilangkan rasa sakit, namun jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit yang lebih lanjut [8].
Jengkol yang mengandung sejumlah besar asam jengkolat (0,3-1,3 gm/100gm berat basah) merupakan faktor utama munculnya penyakit jengkolan [8]. Pada sebagian besar kasus yang parah, jengkol dapat menyebabkan gagal ginjal pasca-obstruktif. Rasa sakit ini berasal dari kolik ureter dari pengendapan kristal dan batu [9].
Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat netrotoksik atau toksik terhadap ginjal.
Dalam gejala ginjal akut, patogenesis AKI dari jengkol belum dapat dipahami dengan baik. Tapi terjadinya hipersensitivitas terhadap jenkol dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih oleh kristal asam jengkolat [10]. Beberapa kasus gagal ginjal yang paling para dapat menyebabkan anuria dan bahkan kematian [7].
Semua itu dipengaruhi oleh seberapa banyak atau jumlah jengkol yang dikonsumsi. Kasus yang paling parah terjadi ketika gagal ginjal mengandung kristal, lumpur, atau batu. Beberapa ahli bedah akan menyarankan untuk penggantian ginjal jika diperlukan [9].
Hematuria istilah medis adanya darah dalam urine. Hematuria terbagi menjadi dua jenis yaitu hematuria gros dan hematuria mikroskopik. Hematuria gros adalah hematuria yang dapat terlihat dengan mata telanjang, sedangkan hematuria makroskopik adalah hematuria yang hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopik [11].
Hematuria bisa terjadi pada siapapun, namun resikonya semakin tinggi pada anak-anak [12]. Anak yang mengonsumsi jengkol sangat beresiko untuk anak-anak dan dapat menyebabkan hematuria. Kandungan asam jengkolat juga menjadi penyebab utama terjadinya hematuria. Ketika asam jengkolat sudah mengkristal dan menyumbat saluran urin, maka pendarahan akan terjadi pada saat buang air kecil.
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas telah dapat disimpulkan bahwa konsumsi jengkol yang berlebihan tidak bagus untuk kesehatan. Beberapa penyakit muncul dan berdatangan akibat dari jengkol. Sehingga perlu kemudian setiap orang mengetahui batasan dalam mengonsumsi jengkol.
Pola konsumsi jengkol yang masih bisa terkontrol dengan beberapa cara masak untuk mengurangi kandungan asam jengkolat yang ada didalamnya juga perlu untuk diketahui. Berikut adalah takaran untuk konsumsi jengkol yang aman berikut cara mengolahnya, antara lain:
Jengkol umumnya diolah dan dikonsumsi dalam bentuk emping,semur, sambal goreng, urap, rendang, lalapan mentah, atau urap. Jengkol memiliki banyak manfaat yaitu dapat digunakan sebagai obat diabetes, tekanan darah tinggi dan menghilangkan batu kandung kemih [3]. Biasanya kulit batang tanaman jengkol digunakan untuk obat sakit gigi, sementara daunnya digunakan untuk obat luka dan kudis. Tanaman jengkol mudah ditemui di beberapa negara Asia.
1) Panpipat W, Suttirak W, Chaijan M. Free radical scavenging activity and reducing capacity of fice southern Thai indegenous vegetable extracts. 2010.
2) Sri H, Chie A, Muhammad H, Marisa A, Pratiwi S, Hak H. mji.ui.ac.id. Antiiral effect of Archidendron pauciflorum leaves extract to hepatitis C virus: An in vitro study in JFH-1 strain. 2018.
3) Radhiah S, Suhaila M, Noordin M, Azizah A. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Evaluating the toxic and beneficial effects of jering beans (Archidendron jiringa) in normal and diabetic rats. 2011.
4) Steffi K, Lusiana B, Edmond RW, Andrew J. ejournal3.undip.ac.id. The effect of jengkol seed extract to plasma MDA legel dua to deep second degree burn wound in sprague dawley rats. 2020.
5) Aprizal, Gustian, Netti H.unand.ac.id. Fenologi perkecambahan jengkol. 2017.
6) Nur CB, Ashgar R, Kathleen PW, Nancy EW. ncbi.nlm.nih.gov. Djengkolism: case report and literature review. 2014.
7) M Segasothy, M Swaminathan, NC Kong, WM Bennett. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Djengkol bean poisoning (djenkolism): an unusual cause of acute renal failure. 1995.
8) K Sumitro, CS Yong, S Cho, CY Lim, H. Syarman, J Anand, VH Chong. An unusual cause of acute abdomen and acute renal failure: Djenkolism. 2020.
9) Areekul S. ncbi.nlm.nih.gov. Djengkol bean, djengkolic acid and djenkolism. 1979.
10) Wong JS, Ong TA, Chua HH, Tan C. Asian Journal of Surgery. Acute anuric renal failure following jering beans ingestion. 2007.
11) Ingelfinger JR, Davis AE, Grupe WE. Frequency and etiology of gross hematuria in a general pediatric setting. 1977.
12) P Vachvanichsanong, L Lebel. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Djengkol beans as a cause of hematuria in children. 1997.
13) dr. Ari Fahrial Syam. Ahli pencernaan RS Cipto Mangunkusumo. Takaran Aman Konsumsi Jengkol Agar Tak Keracunan. 2017.
14) Jansen Ongko. Nutrisionist. Makan jengkol bisa alami jengkolan, kenali gejalanya. 2015.
15) Anonim. BPOM RI. Keracunan akibat racun alam. 2007.