Archidendron Bubalinum atau sering dikenal dengan nama lain kabau, merupakan tanaman berjenis evergreen yang telah dikenal di Thailand, Malaysia, dan Sumatra di Indonesia khususnya Lampung. Tanaman ini memiliki spesies yang sama dengan jengkol sehingga sedikit mirip dengan jengkol[1].
Daftar isi
Tentang Archidendron Bubalinum
Archidendron Bubalinum adalah tanaman yang berasal dari keluarga Fabaceae. Tanaman ini memiliki berbagai sebutan yang berbeda yaitu[1]:
- Sebutan julang – jaling di Lampung;
- Sebutan jering utan di Riau;
- Sebutan jering kabau di Sumatera Barat;
- Sebutan kabau di Jambi, Palembang, dan Riau;
- Sebutan kerdas, gerdas, genuak, atau jering tupai di Malaysa;
- Sebutan Nieng-nok di Thailand.
Archidendron bubalinum tidak memiliki nilai ekonomi yang begitu tinggi, sehingga tanaman ini tidak terlalu populer atau dikenal seperti jengkol padahal tanaman ini juga memiliki manfaat yang baik untuk tubuh.
Karakteristik Archidendron Bubalinum
Archidendron bubalinum merupakan tanaman yang dapat tumbuh di hutan hujan tropis primer dan sekunder, pada tanah lempung yang berpasir hingga yang memiliki ketinggian sekitar 600 mdpl di kawasan dengan intensitas cahaya yang tinggi atau pada kawasan terbuka[2].
Archidendron bubalinum memiliki ukuran yang kecil, tinggi tanaman sekitar 20 meter. Tanaman ini memiliki bunga yang harum, terbuka saat malam hari dan dihinggapi oleh lebah atau serangga[1].
Bagian archidendron bubalinum yang dikonsumsi dan dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional adalah biji, tetapi akar dari tanaman ini terkadang dimanfaatkan untuk kesehatan. Biji ini dilindungi oleh polong yang memiliki ketebalan kulit sekitar 2 mm dan biasanya setiap polong terdiri dari sekitar 9 biji[2].
Biji archidendron bubalinum berwarna gelap dan memiliki bau yang kurang enak dan lebih menyengat dibandingkan dengan pete dan jengkol apabila dikonsumsi[2].
Kandungan Archidendron Bubalinum
Berikut ini adalah kandungan gizi dalam 100 gram biji archidendron bubalinum mentah dan segar, dengan berat dapat dimakan (BDD) sekitar 95 persen[3].
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Air | 67.2 | gram |
Energi | 130 | kal |
Protein | 6.7 | gram |
Lemak | 0.3 | gram |
Karbohidrat | 25.2 | gram |
Serat | 2.9 | gram |
Abu | 0.6 | gram |
Kalsium | 4 | miligram |
Fosfor | 204 | miligram |
Besi | 0.5 | miligram |
Natrium | 1 | miligram |
Kalium | 397.8 | miligram |
Tembaga | 0.20 | miligram |
Seng | 0.5 | miligram |
Beta – Karoten | 165 | mcg |
Thiamin (Vitamin B1) | 0.80 | miligram |
Riboflavin (Vitamin B2) | 0.10 | miligram |
Niasin | 0.3 | miligram |
Vitamin C | 16 | miligram |
Berdasarkan tabel kandungan gizi, dapat disimpulkan bahwa archidendron bubalinum kaya akan air dan karbohidrat. Ini berarti tanaman ini dapat memberikan energi dan asupan air bagi tubuh.
Selain kandungan gizi, biji archidendron bubalinum juga memiliki senyawa aktif yaitu :
- Senyawa flavonoid,
- Senyawa tanin,
- Senyawa saponin,
- Senyawa steroid,
- Senyawa fenol, dan
- Senyawa terpenoid.
Sedangkan, akar archidendron bubalinum memiliki kandungan air sebesar 7,07 persen, kadar abu sebesar 11.02 persen, kadar abu yang tidak larut dalam asam sebesar 6.41 persen dan senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu[7]:
- Senyawa flavonoid,
- Senyawa fenol,
- Senyawa saponin,
- Senyawa tanin, dan
- Senyawa triterpenoid.
Senyawa ini berperan untuk meningkatkan aktivitas anti diabetes, antioksidan, antimikroba, serta anti inflamasi. Ini yang membuat archidendron bubalinum dapat mencegah tubuh terserang berbagai mikroba yang buruk bagi tubuh, terkena radang, rusak akibat paparan radikal bebas, dan berbagai manfaat lainnya[1,4].
Manfaat Archidendron Bubalinum
Berikut ini beberapa manfaat dari Archidendron Bubalinum yaitu:
- Sebagai anti bakteri
Ekstrak biji dari archidendron bubalinum telah diuji memiliki senyawa aktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan muntah, diare dan hingga infeksi usus[1].
- Memiliki antioksidan
Penelitian terhadap ekstrak archidendron bubalinum menunjukkan bahwa biji dari tanaman ini memiliki antioksidan baik kulit biji atau bagian dalam biji.
Antioksidan ini mampu mencegah radikal bebas untuk merusak sel tubuh, menjaga kesehatan kulit, dan mencegah penyakit kronis terjadi dalam tubuh[1,5].
- Menjaga kesehatan mata dan sistem saraf
Biji Archidendron bubalinum mengandung beta – karoten yang berperan sebagai antioksidan dan mampu menjaga kesehatan mata dan fungsi saraf otak.
Biji Archidendron bubalinum mampu mencegah penyakit pada mata dan kelainan atau gangguan pada saraf[5].
- Aman bagi pasien diabetes
Hasil penelitian membuktikan bahwa biji archidendron bubalinum sangat aman bagi diabetes dan mampu menurunkan kadar gula darah karena mengandung senyawa untuk menghambat alfa amilase dan alfa glukosidase[5].
Selain biji, hasil penelitian juga menunjukkan akar archidendron bubalinum juga memiliki manfaat untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh tikus jantan karena senyawa aktif yang dimilikinya[6].
Ini membuktikan bahwa archidendron bubalinum aman bagi pasien diabetes dan mampu menurunkan kadar gula darah[7].
- Menurunkan berat badan
Penelitian pada biji archidendron bubalinum membuktikan bahwa biji ini mengandung senyawa yang mampu menghambat aktivitas dari enzim lipase pankreas dan ini mampu menurunkan kadar trigliserida darah serta menurunkan kadar lemak. Aktivitas ini mampu menurunkan berat badan.
Karena itu, archidendron bubalinum sangat aman untuk pasien yang sedang menjaga berat badan atau menjalani proses diet[5].
- Mampu mencegah penyakit pada jantung
Senyawa aktif biji archidendron bubalinum yang mampu menghambat aktivitas dari enzim lipase pankreas, dapat meningkatkan penebalan pada dinding pembuluh darah. Aktivitas ini mampu mencegah seseorang terkena penyakit serangan jantung[5].
Selain itu, di Indonesia khususnya pulau Sumatera biji archidendron bubalinum telah banyak digunakan untuk mengobati penyakit atau gangguan pada jantung[1].
- Aman digunakan untuk terapi pasien obesitas
Peningkatan trigliserida dalam darah dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit obesitas. Biji archidendron bubalinum terbukti mampu menghambat proses peningkatan trigliserida dan aman untuk digunakan sebagai terapi obesitas[5].
- Mengatasi gangguan pada ginjal
Senyawa aktif dan kadar air tinggi yang dimiliki oleh biji archidendron bubalinum telah terbukti memiliki sifat diuretik sehingga mampu mengatasi gangguan pada ginjal[4].
Biji archidendron bubalinum telah banyak digunakan di Indonesia khususnya di Pulau Sumatera sebagai obat untuk mencegah gangguan pada ginjal[2,4].
- Menurunkan demam atau panas pada tubuh
Senyawa aktif pada akar archidendron bubalinum terbukti mampu untuk menurunkan demam atau panas pada tubuh[6]. Selain itu, penggunaan akar tanaman ini juga sudah sering digunakan untuk menurunkan panas[2].
- Sebagai anti inflamasi atau anti radang
Senyawa aktif yang dimiliki biji archidendron bubalinum terbukti memiliki sifat anti radang. Biji tanaman ini dapat digunakan untuk mengatasi peradangan dan gejala dari peradangan dalam tubuh[1].
- Digunakan sebagai bahan pembuat roti
Biji archidendron bubalinum yang diproses melalui fermentasi, telah terbukti mampu dijadikan sebagai bahan pembuat roti dan aman untuk dikonsumsi dalam tubuh[8].
- Meningkatkan nafsu makan
Biji archidendron bubalinum telah terbukti memiliki senyawa aktif dan digunakan di Indonesia untuk meningkatkan nafsu makan. Efek peningkatan nafsu makan ini sama dengan efek yang diberikan oleh tanaman jengkol[2].
Efek Samping Archidendron Bubalinum
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap efek toksisitas dari archidendron bubalinum, tanaman ini memberikan beberapa efek samping apabila dikonsumsi secara terus – menerus sebagai berikut:
- Pengecilan ukuran organ hati, ginjal, dan jantung
Hasil penelitian terhadap tikus putih yang diberikan ekstrak akar archidendron bubalinum sebanyak 5000 mg/kg adalah tikus tersebut mengalami pengecilan ukuran organ hati, ginjal dan jantung. Jadi, archidendron bubalinum tidak aman untuk dikonsumsi setiap hari[9].
- Menyebabkan keracunan ringan
Uji toksisitas dari biji archidendron bubalinum terhadap larva udang juga telah dilakukan dan hasil penelitian membuktikan adanya senyawa racun pada archidendron bubalinum yang menyebabkan keracunan ringan pada larva udang[1,5].
- Memberikan efek kematian
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap tikus putih yang diberikan ekstrak akar archidendron bubalinum melebihi 5000 mg/kg, terdapat efek samping yaitu kematian terhadap tikus putih.
Kadar ekstrak akar archidendron bubalinum pada tikus yang terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan parah dan kematian[9].
Cara Penggunaan Archidendron Bubalinum
Beberapa cara penggunaan archidendron bubalinum adalah sebagai berikut:
- Sebagai lalapan
Biji muda dari archidendron bubalinum yang telah dicuci bersih dapat langsung dikonsumsi dengan makanan lainnya. Ini berguna untuk meningkatkan nafsu makan, mencegah radang dan menurunkan berat badan[2,4].
- Membuat sebagai bahan campuran masakan dan sambal
Biji archidendron bubalinum yang telah matang dapat dibuat menjadi sambal dan dicampur dengan masakan lainnya. Ini dapat mengurangi bau dari archidendron bubalinum dan dapat digunakan untuk meningkatkan nafsu makan[2].
- Membuat sebagai seduhan archidendron bubalinum
Biji archidendron bubalinum yang sudah matang dikeringkan lalu dihancurkan hingga menjadi serbuk. Kemudian serbuk tersebut dilarutkan dengan air panas. Air diminum untuk mengatasi diabetes, gangguan jantung, dan masalah pada ginjal[1,9].
- Membuat sebagai air akar archidendron bubalinum
Akar archidendron bubalinum direbus dengan air hingga mendidih. Air tersebut diminum untuk mengatasi diabetes dan menurunkan demam[1,6].
- Membuat ragi archidendron bubalinum
Biji archidendron bubalinum diproses melalui proses fermentasi dalam air sedang pada suhu 25 celcius dan dilakukan proses penyimpanan selama 2 hingga 7 hari. Ragi ini dapat dijadikan bahan untuk membuat roti[8].
- Membuat tempe archidendron bubalinum
Suatu penelitian dilakukan dengan membuat biji archidendron bubalinum menjadi tempe. Cara membuatnya adalah biji archidendron bubalinum direndam dengan air terlebih dahulu dan kemudian direbus hingga lunak. Lalu, biji ini difermentasi menjadi tempe. Tempe ini telah diterima oleh masyarakat di padang[10].
Belum ada penelitian terhadap kandungan gizi dari archidendron bubalinum yang diubah menjadi tempe. Namun hasil penelitian terhadap ragi archidendron bubalinum yang berasal dari fermentasi, biji ini aman dikonsumsi untuk tubuh dan tidak mengurangi kadar air[8].
- Membuat sebagai kerupuk archidendron bubalinum
Cara penggunaan archidendron bubalinum dilakukan dengan membuatnya menjadi kerupuk. Biji archidendron bubalinum direbus hingga lunak dan dihaluskan. Lalu, biji ini dicampurkan dengan tepung tapioka, garam bawang putih, dan air. Kemudian campuran ini dikukus, diiris, dikeringkan, dan digoreng menjadi kerupuk.
Belum ada penelitian lebih lanjut terhadap kandungan gizi dan senyawa aktif dari archidendron bubalinum yang telah diolah menjadi kerupuk. Namun, pengolahan ini dapat mengurangi bau dari biji ini[11].
Cara Penyimpanan Archidendron Bubalinum
Archidendron bubalinum merupakan tanaman yang sejenis dengan jengkol dan memiliki cara penyimpanan biji yang sama dengan jengkol[2].
Cara penyimpanan biji archidendron bubalinum ditentukan oleh tingkat kematangannya. Biji yang masih muda disimpan pada suhu ruangan dan kering. Biji yang sudah tua dapat direbus terlebih dahulu tanpa campuran apapun lalu disimpan ke dalam wadah dan diletakkan ke dalam kulkas[12].
Untuk serbuk biji archidendron bubalinum, dapat disimpan didalam wadah, kering dan tidak perlu disimpan di kulkas. Sedangkan, akar disimpan pada suhu ruangan dan kering.
Archidendron bubalinum merupakan tanaman berbiji yang memiliki berbagai manfaat dan telah diuji secara klinis. Konsumsi tanaman ini tidak boleh dilakukan secara terus menerus karena dapat menyebabkan keracunan.