Berhubungan badan merupakan salah satu kebutuhan biologis bagi pasangan suami istri. Berhubungan badan merupakan salah satu hal dapat mempererat hubungan pasangan suami istri serta menambah keharmonisan rumah tangga[1].
Selain itu, aktivitas hubungan badan juga dapat memberikan mandaat untuk kesehatan fisik dan mental. Meski hubungan badan merupakan aktivitas yang menyenangkan dan memberikan dampak positif untuk tubuh, berhubungan badan yang terlalu sering justru bisa menimbulkan hal-hal yang tidak mengenakkan [1]. Berikut ini merupakan efek samping akibat berhubungan badan terlalu sering.
Daftar isi
Lecet atau memar merupakan salah satu dari efek sering berhubungan badan. Lecet atau memar bisa terjadi pada organ genital, terutama pada wanita. Hal ini terjadi karena adanya gesekan antara organ genital pria dan wanita. Lecet atau memar ini biasanya rentan terjadi pada aktivitas seksual yang dilakukan dengan cenderung kasar [2].
Sakit atau nyeri pada vagina bisa terjadi akibat aktivitas seksual yang terlalu sering. Hal ini terjadi karena gesekan antara organ genital pria dan wanita bisa menimbulkan memar, lecet, atau bengkak pada vagina. Kondisi vagina yang memar, dan lecer menimbulkan nyeri. Oleh karena itu, timbul rasa sakit pada organ genital wanita [2].
Berhubungan badan juga termasuk dalam aktivitas olahraga sehingga energi yang banyak. Apabila berhubungan badan dilakukan terlalu sering bisa membuatkan tubuh terasa lelah. Kondisi ini tentu dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Tubuh yang lelah bisa menyebabkan muncul rasa malas sehingga menurunakn produktivitas kerja [3].
Dehidrasi merupakan salah satu efek samping dari berhubungan badan terlalu sering. Aktivitas hubungan seksual sama halnya dengan berolahraga. Tubuh akan mengeluarkan banyak tenaga dan mengeluarkan banyak keringat yang berarti tubuh mengeluarkan banyak cairan. Kondisi ini membuat seseorang mengalami rasa dehidrasi karena cairan tubuh yang berkurang [4].
Infeksi saluran kemih (ISK) bisa terjadi setelah berhubungan badan. ISK bisa bermula dari bakteri dari anus, kulit, maupun organ genital luar masuk ke dalam tubuh. aktivitas seksual bisa menyebabkan bakteri pada daerah tersebut masuk ke dalam saluran kemih, terutama pada wanita. Bakteri tersebut kemudian menimbulkan infeksi pada saluran kemih[5].
Infeksi saluran kemih lebih rentan terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini karena jarak anus dengan organ genital luar wanita lebih dekat dibandingkan pria. Selain itu, pada wanita jarak organ genital luar dengan uretra juga lebih dekat dibandingkan pria. Kondisi tersebut membuat bakteri lebih cepat masuk pada saluran kemih [5].
Berhubungan badan terlalu sering bisa menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada punggung. Aktivitas seks yang lama dalam posisi yang sama bisa menimbulkan rasa nyeri pada punggung. Nyeri punggung bawah bisa terjadi karena terlalu lama menjulurkan punggung bagian bawah, posisi telentang, tengkurap tanpa alas, dan jongkok terlalu lama. Posisi seks yang tidak membebani punggung mungkin bisa dipilih untuk menghindari nyeri punggung [6].
Salah satu efek samping dari berhubungan badan terlalu sering adalah menurunnya jumlah sperma. Tubuh membutuhkan produksi sperma lebih banyak sekitar 24 – 36 jam setelah ejakulasi. Jika berhubungan badan dilakukan setiap hari maka kemungkinan tingkat kesuburan sperma menurun. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa jumlah dan kualitas sperma menurun setelah ejakulasi setiap hari selama 2 minggu berturut-turut [7], [8].
Rambut rontok berkaitan dengan hormone seks. Berhubungan badan akan meningkatkan hormon dihidrostestosteron yang menyebabkan kerontokan rambut. Hal ini dikarenakan hormone tersebut membunuh folikel rambut sehingga dapat menimbulkan rambut rontok[9].
Rambut rontok biasanya dimulai dari rambut pada bagian atas kepala, kepala bagian depan, pelipis, dan belakang kepala. Tak hanya itu, hormone seks testosterone dan estrogen dapat menghambat pertumbuhan rambut. Berhubungan badan terlalu sering tentu akan mempengaruhi hormone seks sehingga berisiko terjadi kerontokan rambut atau kebotakan[11].
Otot tegang merupakan salah satu efek samping dari berhubungan badan terlalu sering. Aktivitas yang berulang-ulang ketika berhubungan badan dapat membuat otot tegang atau cedera saraf. Menggerakkan tubuh terlalu keras dapat menarik otot-otot seperti otot perut atau punggung. Selain itu, ketika orgasme otot paha akan menegang. Otot yang tegang mungkin akan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit bisa cepat hilang atau harus menunggu 1 – 2 hari [12].
Aktivitas hubungan badan dapat melepaskan prostaglandin E2. Prostaglandin ini dapat menyebabkan kelemahan pada sistem imun. Selain itu, aktivitas hubungan badan yang terlalu sering bisa mengurangi waktu istirahat dan tidur. Kekurangan waktu tidur dapat berdampak pada sistem imun tubuh. Sistem imun bisa melemah sehingga rentan mengalami gangguan kesehatan [13], [14].
Cara mengatasi efek samping yang terjadi
Cara mengatasi efek samping tersebut salah satunya yaitu dengan mengurangi frekuensi hubungan badan. Komunikasi dengan pasangan juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hubungan badan. Hubungan badan yang sehat dapat memberikan manfaat kesehatan mental dan fisik untuk kedua pasangan[15].
Pergantian gaya dan posisi seks juga bisa dilakukan untuk menghindari nyeri pada otot. Komunikasi dengan pasangan bisa dilakukan untuk menentukan posisi seks dan frekuensi hubungan badan. Apabila terjadi sakit pada organ vital maupun nyeri otot sebaiknya hubungan badan dihentikan terlebih dahulu sampai kondisi membai. Apabila kondisi tak kunjung membaik, segera konsultasi ke dokter [15].
[1] K. M. Robinson. Webmd.com. 10 Surprising Health Benefits of Sex. 2013.
[2] Anonim. NHK. Why does sex hurt? - NHS. 2021.
[3] B. M. Millar et al. Arch. Sex. Behav. Three Reasons to Consider the Role of Tiredness in Sexual Risk-Taking Among Gay and Bisexual Men. 2019.
[4] A. Marcos et al., Nutricion Hospitalaria. Physical activity, hydration and health Article. 2014.
[5] Anonim. Webmd.com. Urinary Tract Infections: Will Urinating After Sexual Intercourse Prevent Them?. 2021.
[6] R. Dotinga. Webmd.com. Positions Are Key When Sex Causes Back Pain – WebMD. 2014.
[7] C. Welliver et al. Transl. Androl. Urol. Analysis of semen parameters during 2 weeks of daily ejaculation: A first in humans study. 2016.
[8] Anonim. doctor.ndtv.com. Can Having Sex More Frequently Lower A Man’s Sperm Count?. 2015.
[9] F. Di Xia et al. JAMA Dermatology. Characteristics of patients presenting to the emergency department and urgent care for treatment of sunburn. 2017.
[10] Anonim. Webmd.com. What Causes Female Hair Loss? Hormones, Medications, and More. 2010.
[11] R. Raina Cordell. Webmd.com. 3 High DHT Symptoms You Should Know. 2021.
[12] N. Pathak. Webmd.com. Love Hurts: Common Sex Injuries and Other Hazards. 2020.
[13] P. Kalinski. J. Immunol. Regulation of Immune Responses by Prostaglandin E 2. 2012.
[14] L. Besedovsky et al. Pflugers Arch. Eur. J. Physiol. Sleep and immune function. 2012.
[15] Anonim. Harvard Health Publishing. 11 Ways to Help Yourself to a Better Sex Life - Harvard Health. 2019