Fluorometholone adalah obat untuk mengatasi alergi maupun kondisi inflamasi pada mata. Obat ini bisa digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa. [1]
Daftar isi
Berikut keterangan mengenai fluorometholone mulai dari indikasi, kategori, kelas sampai pada kategori dan cara penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui: [1]
Indikasi | Alergi dan kondisi inflamasi mata |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Kortikosteroid Mata |
Bentuk | Obat tetes |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Penyakit virus pada kornea dan konjungtiva, termasuk keratitis herpes simpleks epitel (keratitis dendritik), Vaksinia dan Varisela, infeksi mata mikobakteri, infeksi jamur mata, infeksi mata yang tidak diobati. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan fluorometholone: → Pasien yang memiliki alergi terhadap fluorometholone → Pasien dengan glaukoma → Pasien yang memiliki riwayat infeksi jamur atau bakteri herpes simpleks → Pasien yang mengalami keratitis gas mustard dan keratokonjungtivitis Sjogren → Pasien y ang baru menjalani operasi katarak → Pasien dengan gangguan ginjal dan hati → Anak-anak usia < 2 tahun, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui ophthmic: Kategori C : Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Fluorometholone adalah glukokortikoid sintetis dengan sifat anti-inflamasi dan anti-alergi. Fluorometholone memberikan efeknya dengan berinteraksi dengan reseptor glukokortikoid sitoplasma dan kemudian mengaktifkan ekspresi gen yang dimediasi reseptor glukokortikoid. [3]
Fluorometholone digunakan untuk mengobati alergi dan kondisi inflamasi mata lainnya. [1]
Standar deviasi kekuatan kornea dan indeks asimetri permukaan dapat menjadi indikator kemanjuran pengobatan pada mata kering. [2]
Berikut keterangan penggunaan dosis fluorometholone untuk orang dewasa dan anak-anak: [1]
Ophthalmic: ⇔ larutan 0,1% → Teteskan 1-2 tetes ke dalam kantung konjungtiva 2-4 kali sehari. → Dosis sekali tetes Maksimal: 2 tetes → Interval Dosis Minimum: 2 kali → Dosis Maksimum: 8 tetes per hari → Pada kasus berat → 1-2 tetes per 4 jam, selama 24-48 jam awal. → Dosis Sekali Tetes Maksimal : 2 tetes → Interval Dosis Minimum: 4 jam → Dosis Maksimum: 12 tetes per hari. |
Ophthalmic : ⇔ Usia 2 tahun → Sebagai larutan 0,1% → Teteskan 1-2 tetes ke dalam kantung konjungtiva 2-4 kali sehari → Dosis sekali tetes Maksimal: 2 tetes → Interval Dosis Minimum: 2 kali → Dosis Maksimum: 8 tetes per hari → Pada kasus berat → 1-2 tetes per 4 jam, selama 24-48 jam awal. → Dosis Sekali Tetes Maksimal : 2 tetes → Interval Dosis Minimum: 4 jam → Dosis Maksimum: 12 tetes per hari. |
Penggunaan fluorometholone sebagai pilihan untuk mengatasi alergi maupun kondisi inflamasi mata lainnya, akan menyebabkan efek samping, seperti: [1]
Berikut keterangan secara detail mengenai obat fluorometholone: [1]
Penyimpanan | Obat tetes: → Simpan antara 20-25 ° C. → jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | Deskripsi: Fluorometholone menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan pembalikan permeabilitas kapiler yang meningkat sehingga menurunkan inflamasi. Tidak ada penjelasan yang diterima secara umum untuk mekanisme kerja kortikosteroid okular. Namun, kortikosteroid diperkirakan bekerja dengan menginduksi protein penghambat fosfolipase A2, yang secara kolektif disebut lipokortin. Hal ini mendalilkan bahwa protein ini mengontrol biosintesis mediator inflamasi yang kuat seperti prostaglandin dan leukotrien dengan menghambat pelepasan prekursor umum mereka, asam arakidonat. Asam arakidonat dilepaskan dari membran fosfolipid oleh fosfolipase A2. Target utama mereka adalah reseptor glukokortikoid sitosol. Setelah mengikat reseptor, kompleks reseptor-ligan yang baru terbentuk mentranslokasi dirinya sendiri ke dalam inti sel, di mana ia mengikat banyak elemen respons glukokortikoid (GRE) di wilayah promotor gen target. Reseptor terikat DNA kemudian berinteraksi dengan faktor transkripsi dasar, menyebabkan peningkatan ekspresi gen target tertentu. [5] Farmakokinetik: Penyerapan: Ke dalam aqueous humor; sedikit penyerapan sistemik. |
Interaksi dengan obat lain | → Konsentrasi serum fluorometholone dapat ditingkatkan bila dikombinasikan dengan Abametapir. → Menurunkan metabolisme Tucatinib. |
Apa manfaat obat fluorometholone ?
Fluorometholone berguna untuk mengobati alergi dan kondisi inflamasi pada mata seperti mata kering. [1,2,3]
Apa respon pengobatan anti inflamasi pada pasien dengan mata kering terhadap mikrovaskuler konjungtiva menggunakan obat fluorometholone?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BFV dan BFR konjungtiva dapat digunakan sebagai penanda dinamis untuk kemanjuran pengobatan pada DE. [4]
Apa efek samping penggunaan fluorometholone?
Fluorometholone dapat menyebabkan efek samping seperti pembentukan katarak postubkapsular, kerusakan saraf optik, konjungtivitas. [1]
Brand Merek Dagang |
Flarex [5] |
FML Forte |
Efflumidex |
1. Anonim. Fluorometholone. Mims; 2020.
2. Yufei Gao, Rongjun Liu, Yiyun Liu, Baikai Ma, Tingting Yang, Chenxi Hu, Hong Qi. Clin Exp Optom: Optical quality in patients with dry eye before and after treatment. National Center for Biotechnology Information: 2020.
3. Anonim. Fluorometholone. National Center for Biotechnology Information: 2020.
4. Yuqing Deng, Wan Chen, Peng Xiao, Hong Jiang, Jianhua Wang, Weirong Chen, Saiqun Li, Jing Zhong, Lulu Peng, Qian Wang, Jin Yuan. Microvasc Res: Conjunctival microvascular responses to anti-inflammatory treatment in patients with dry eye. National Center for Biotechnology Information : 2020.
5. Anonim. Fluorometholone. Drugbank; 2020.