Tinjauan Medis : dr. Vina Yolanda Ikhwin Putri, MD
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang normalnya jernih. Pada dewasa, katarak paling banyak dijumpai berkaitan dengan penuaan, dengan usia muncul rata-rata antara 45-50 tahun. Sedangkan pada anak-anak,... katarak terjadi karena faktor genetik dan gangguan metabolik. Kejadian katarak lebih banyak dijumpai pada negara berkembang. Katarak merupakan salah satu gangguan mata yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani. Read more
Daftar isi
Apa itu Katarak ?
Katarak adalah suatu kondisi gangguan kesehatan mata di mana lensa mata yang seharusnya jernih menjadi keruh, menyebabkan penglihatan kabur.
Bagi penderita katarak, lensa yang mengeruh seperti halnya melihat melalui jendela yang berkabut sehingga untuk beraktivitas menjadi lebih sulit.
Katarak adalah kondisi yang umumnya terjadi pada orang dewasa usia 40 tahun ke atas. Bahkan katarak menjadi salah satu penyebab penderitanya kehilangan penglihatan.
Jenis-jenis Katarak
Katarak terdiri dari beberapa jenis kondisi yang perlu dipahami, yaitu antara lain :
Katarak karena Penuaan
Katarak Nuklir
Katarak jenis ini adalah salah satu penyebab rabun jauh. Hanya saja secara bertahap, lensa berubah menguning padat.
Semakin lama, kondisi lensa makin keruh sehingga penglihatan menjadi tidak jelas karena kabur.
Perkembangan katarak nuklir pada dasarnya termasuk lambat, dari warnanya yang kuning pun dapat menjadi coklat. Bila ini terjadi, kemampuan penderita dalam membedakan corak warna.
Katarak Posterior Subcapsular
Kondisi katarak jenis ini biasanya berawal dari area kecil di dekat bagian belakang lensa yang mengalami pengeruhan.
Lokasi tersebut adalah jalur cahaya sehingga ketika mulai buram, penglihatan saat berada di suasana terang akan berkurang.
Perkembangan katarak jenis ini terbilang sangat cepat. Bahkan karena kondisi ini, akan timbul lingkaran cahaya saat mata melihat lampu menyala di malam hari.
Katarak Kortikal
Pada jenis katarak ini, tepi luar korteks lensa akan timbul goresan atau keruhan dalam bentuk ruji roda bernuansa putih.
Kondisi dapat makin berkembang yang ditandai dengan meluasnya garis-garis ke tengah. Hal ini lalu mengganggu cahaya yang melalui lensa.
Katarak pada Anak
Katarak Kongenital
Katarak jenis ini adalah kondisi katarak sejak lahir karena merupakan kelainan bawaan. Namun, ada pula yang mengembangkannya di usia anak-anak.
Walau bersifat genetik, ada kemungkinan bahwa katarak berhubungan dengan cedera atau infeksi intrauterin.
Beberapa kondisi seperti neurofibromatosis tipe 2, galaktosemia, rubella, atau distrofi miotonik pun dapat menyebabkan katarak.
Katarak Juvenile/Katarak yang Didapat
Katarak jenis ini merupakan jenis katarak yang dialami umumnya oleh anak usia bayi hingga cukup besar.
Anak usia 3 bulan hingga 9 tahun adalah yang paling rentan terhadap katarak juvenile.
Katarak Traumatik
Katarak jenis ini dapat dialami seseorang yang disebabkan oleh cedera pada mata.
Bahkan hal ini bisa bertahan sampai beberapa tahun mendatang.
Katarak Komplikata
Katarak jenis ini adalah katarak yang terjadi usai penggunaan obat tertentu dalam waktu lama (contohnya obat steroid).
Pada beberapa kasus, katarak komplikata terjadi sebagai dampak penyakit diabetes yang tak terkontrol atau dampak dari penyakit infeksi.
Katarak karena Penyakit Sistemik
Katarak jenis ini terjadi karena penyakit sistemik seperti penyakit diabetes mellitus.
Kelainan atau gangguan metabolisme gula dalam darah yang disebut dengan galaktosemia memang merupakan penyakit langka, namun dapat memicu katarak.
Katarak karena Penggunaan Obat
Katarak jenis ini adalah kondisi katarak yang dapat terjadi karena penggunaan obat-obatan tertentu.
Fenotiazine, amiodarone, dan kortikosteroid adalah jenis obat yang perlu diwaspadai dan konsultasikan efeknya bagi mata dengan dokter sebelum menggunakan.
Penyebab Katarak
Lensa mata pada dasarnya memiliki fungsi seperti lensa kamera. Tugasnya adalah membuat cahaya fokus masuk ke retina supaya penglihatan jelas dan normal.
Lensa mata manusia terbuat dari protein dan air sebagian besarnya. Lensa mata yang sehat menjadikan penglihatan baik jarak jauh ataupun dekat lebih jelas.
Pada kebanyakan kasus katarak, kondisi ini dapat berkembang seiring usia bertambah tua. Atau, ada pula yang berkembang saat cedera mengubah jaringan lensa mata.
Selain dari faktor usia dan juga cedera yang mampu mengembangkan katarak, ada sejumlah faktor risiko lain yang perlu diwaspadai :
- Faktor Keturunan : Seseorang memiliki risiko tinggi terkena katarak ketika orangtua atau saudara kandungnya mempunyai riwayat katarak.
- Penggunaan Obat Tertentu : Katarak dapat terbentuk secara dini walau usia masih tergolong muda. Hal ini dapat disebabkan oleh efek penggunaan obat seperti kortikosteroid.
- Paparan Matahari : Terpapar sinar matahari terlalu sering tanpa mengenakan pelindung kepala dan wajah dapat membuat mata terkena sinar ultraviolet yang merusak penglihatan.
- Efek Tindakan Medis Tertentu : Efek operasi mata, khususnya perawatan menggunakan radiasi pada bagian atas tubuh dapat meningkatkan risiko katarak.
- Kondisi Medis Tertentu : Diabetes, hipertensi atau peradangan adalah kondisi medis yang mampu memperbesar potensi penderitanya mengembangkan katarak.
- Kebiasaan Merokok : Kebiasaan merokok tak hanya menyebabkan kanker paru-paru, sebab risiko katarak di usia tua pun dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk ini.
- Miopia Tinggi : Jenis mata minus ini adalah mata minus dengan ukuran lebih besar dari 6 dioptri dan mampu menjadi salah satu penyebab kebutaan pada usia kurang dari 40 tahun.
- Konsumsi Alkohol : Penyalahgunaan alkohol atau konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang mampu mengembangkan risiko katarak lebih cepat.
- Obesitas : Kelebihan berat badan dapat memperbesar risiko terkena katarak dua kali lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak obesitas.
Proses Pembentukan Katarak
Katarak terbentuk di lensa mata dan lensa mata letaknya adalah di belakang iris (area yang menyerupai gelang dibatasi oleh sklera atau bagian putih mata serta pupil).
Peran utama lensa adalah membuat cahaya yang masuk ke mata lebih fokus, langsung menuju retina.
Namun saat usia bertambah, fleksibilitas lensa pada mata otomatis berkurang.
Tingkat ketebalan lensa meningkat, sedangkan tingkat transparansinya berkurang.
Saat faktor-faktor risiko katarak terjadi (trauma, penyakit, stres oksidatif, kerusakan akibat sinar UV, atau radikal bebas), struktur protein pemecah cahaya yang masuk ke mata berubah.
Perubahan inilah yang kemudian memicu diskolorasi pada mata menjadi kecoklatan atau kekuningan.
Inilah yang menyebabkan area kecil pada lensa yang semula jernih menjadi keruh dan kabur.
Katarak dapat berkembang sehingga keruhan pada lensa bertambah dan memadat.
Hal inilah yang menciptakan penghalang bagi cahaya ketika memasuki dan melewati lensa mata.
Karena cahaya terhalang, gambar yang seharusnya mencapai retina tidak maksimal karena terhambat.
Alhasil, penglihatan menjadi keruh atau kabur dan mata tak dapat melihat objek benda secara jelas.
Gejala Katarak
Untuk dapat menangani katarak tepat waktu, penting untuk mengenali dengan benar apa saja gejala katarak yang umumnya dapat terjadi.
- Penglihatan seperti berkabut, buram, atau keruh.
- Timbul titik-titik atau bintik-bintik kecil pada penglihatan.
- Sering mengganti resep kacamata atau lensa kontak.
- Membutuhkan pencahayaan yang lebih terang saat melakukan aktivitas apapun, termasuk saat hendak membaca.
- Sebagian bidang penglihatan dapat kabur karena bercak kecil pada mata.
- Pada ruangan dengan tingkat pencahayaan rendah, penglihatan akan memburuk.
- Pada satu mata timbul penglihatan ganda.
- Pada situasi dengan cahaya yang sangat menyilaukan dan terang, penglihatan akan memburuk.
- Penglihatan terhadap warna nampak kurang jelas dan terkesan warna tersebut memudar.
- Sensitivitas terhadap cahaya mengalami peningkatan.
- Kesulitan untuk membaca.
- Penggunaan kacamata kurang membantu.
- Nampak adanya lingkaran cahaya pada benda-benda yang terang, khususnya pada lampu menyala walaupun gejala ini jarang terjadi.
Pada banyak kasus katarak, awalnya hanya sebagian kecil lensa mata saja yang terpengaruh, namun katarak dapat meluas dan mengaburkan lensa sepenuhnya.
Bila merasakan adanya perubahan pada penglihatan, khususnya timbul efek keruh yang tak biasa, segera ke dokter spesialis mata untuk memeriksakan diri.
Terlebih jika gejala keruhnya penglihatan disertai dengan nyeri pada mata, sakit kepala, kilatan cahaya, atau penglihatan ganda, temui dokter secepatnya.
Untuk memastikan apakah gejala-gejala yang timbul mengarah pada kondisi katarak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
- Pemeriksaan Fisik : Dokter akan langsung mengecek lebih dulu bagian mata pasien.
- Pertanyaan Riwayat Penyakit : Dokter akan mengajukan pula beberapa pertanyaan seputar riwayat penyakit pasien maupun anggota keluarga lainnya, serta rangkaian gejala yang pasien alami.
- Tes Ketajaman Penglihatan : Dokter meminta pasien untuk membaca huruf-huruf cukup dengan satu mata saja pada jarak yang telah ditentukan (biasanya 6 meter). Tujuannya adalah untuk melihat seberapa tajam penglihatan pasien.
- Pemeriksaan Retina : Dokter akan lebih dulu memberi obat tetes mata dengan tujuan supaya pupil membesar, lalu dokter mengecek keadaan retina pasien menggunakan oftalmoskop.
- Tes Tonometri : Dokter melakukan tes ini bertujuan untuk mengukur tekanan intraokular, yakni tekanan di dalam mata pasien.
- Pemeriksaan Slit-Lamp : Dokter memeriksa adanya kelainan pada mata pasien dengan menerangi bagian iris, kornea dan lensa mata menggunakan mikroskop khusus.
- Tes Lainnya : Ada kemungkinan beberapa tes lanjutan diterapkan oleh dokter, seperti pemeriksaan persepsi warna maupun pemeriksaan sensitivitas terhadap cahaya jika diperlukan.
Pengobatan Katarak
Ketika gejala katarak mulai muncul dan disadari, hingga berkembang menjadi lebih serius, berikut ini adalah beberapa penanganan yang dapat dilakukan.
- Penggunaan Kacamata
Katarak pada kondisi awal belumlah terlalu mengganggu walau telah menimbulkan rasa tidak nyaman pada penglihatan.
Gejala awal masih dapat ditoleransi dan cukup ringan, sehingga banyak penderitanya kemudian menggunakan kacamata sebagai penolong.
Resep kacamata yang lebih kuat serta berada di cahaya terang saat melakukan berbagai aktivitas akan sangat membantu meningkatkan ketajaman penglihatan.
- Penggunaan Kaca Pembesar
Masih dengan gejala awal dari katarak, biasanya orang-orang enggan untuk memeriksakan diri apalagi berpikir untuk menempuh operasi katarak.
Namun jika saat membaca menemui kesulitan, biasanya penderita katarak akan menggunakan kaca pembesar sebagai penolong agar aktivitas membaca lebih nyaman.
- Penggunaan Kacamata Hitam
Untuk penderita katarak pada tahap awal atau yang menghindari langkah operasi, penggunaan kacamata hitam dirasa sudah cukup.
Kacamata hitam ini dapat dikenakan saat berada di luar ruangan pada siang hari agar dapat mengurangi tingkat paparan sinar matahari.
- Tidak Berkendara Malam Hari
Penglihatan yang menurun khususnya pada malam hari membuat banyak penderita katarak yang memilih untuk menghindariberkendara di malam hari.
- Operasi
Langkah operasi menjadi pilihan terakhir yang penting untuk ditempuh penderita katarak terutama bila katarak sudah semakin mengganggu.
Ketika penggunaan kacamata tak lagi dapat menolong sehingga aktivitas sehari-hari semakin tidak nyaman, operasi katarak seperti phacoemulsification kemungkinan diperlukan.
Pada prosedur phacoemulsification, dokter memanfaatkan gelombang ultrasonik. Tujuan utamanya adalah agar dapat memecah lensa dan menghilangkan bagian-bagiannya.
Operasi ekstrasapsular adalah prosedur bedah di mana dokter akan membuat sayatan panjang pada kornea demi mengangkat bagian lensa yang keruh.
Usai operasi tersebut selesai dilakukan, dokter akan menempatkan lensa intraokular buatan pada lokasi lensa alami.
Langkah operasi katarak minim dengan risiko gagalnya sebab operasi ini dianggap sangat aman. Tingkat keberhasilannya pun tinggi sehingga dapat dipertimbangkan.
Komplikasi Katarak
Walau katarak dapat diatasi dengan menjalani operasi katarak yang tingkat risiko bahayanya kecil, masih banyak penderitanya yang enggan mengambil keputusan untuk operasi.
Tingkat keberhasilan tinggi bukan menutup kemungkinan bahwa tidak ada sama sekali potensi komplikasi dari operasi katarak.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang berkemungkinan kecil namun tetap harus diwaspadai oleh pasien katarak yang hendak menempuh operasi :
- Hipertensi Okular : Jenis gangguan kesehatan pada mata ini berisiko tinggi terjadi dan bahkan mampu meningkatkan risiko glaukoma.
- Ptosis : Efek samping operasi katarak yang juga perlu diwaspadai adalah kondisi kelopak mata yang menurun atau ptosis.
- Edema Makula : Bagian pusat retina mata pasien mengalami pembengkakan atau penebalan.
- Fotopsia : Saraf retina mata mengalami tarikan. Walau biasanya terjadi sebagai efek kurang tidur dan mata terlalu lelah, kondisi ini dapat terjadi sebagai risiko komplikasi operasi katarak.
- Dislokasi Lensa Intraokular : Kondisi ini adalah saat lensa intraokular mengalami pergeseran.
- Kebutaan : Kebutaan atau kehilangan penglihatan dapat terjadi sebagai efek operasi yang tak berhasil maupun efek dari terabaikannya kondisi katarak sehingga makin parah.
Beberapa komplikasi lainnya yang patut diwaspadai adalah sensitivitas terhadap cahaya yang makin parah hingga rentannya terserang peradangan mata.
Pencegahan Katarak
Hingga kini belum terdapat cara yang terbukti efektif dalam mencegah katarak atau membuat perkembangan katarak melambat.
Namun, melakukan sejumlah upaya berikut tidak ada salahnya untuk menjaga kesehatan mata dan terhindar dari katarak.
- Membatasi konsumsi alkohol, khususnya bila sebelumnya asupan minuman beralkohol sangat berlebihan.
- Mengenakan kacamata hitam setiap bepergian pada siang hari untuk melindungi mata dari paparan sinar UV.
- Menghindari aktivitas merokok atau berhenti sama sekali dari kebiasaan ini.
- Rajin memeriksakan mata secara teratur agar katarak dapat terdeteksi sejak dini, begitu juga adanya kondisi gangguan mata lain.
- Memperbanyak asupan makanan yang kaya vitamin E dan C, seperti almond, kentang, stroberi, brokoli, kiwi, tomat, dan jeruk.
- Mengecek kadar gula darah rutin agar tetap terkontrol. Sebab diabetes adalah salah satu pemicu perkembangan katarak.
Belum ditemukan cara ampuh mencegah katarak. Namun setidaknya dengan menjalani hidup sehat, ini menghambat segala macam bentuk gangguan kesehatan mata, termasuk katarak.