Penyakit & Kelainan

8 Gejala Asam Lambung Naik dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Refluks gastroesofagus atau gastroesophageal reflux (GERD) sering disebut juga asam lambung terjadi ketika isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Sebagian orang mengalami GER sesekali dan muncul perasaan terbakar di ulu hati. Banyak orang menalami refluks asam sesekali. Jika seseorang mengalami refluks gastroesofagus dua kali dalam seminggu maka kemungkinan menderita penyakit refluks gastroesofagus (GERD).

Penyakit refluks gastroesofagus atau gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam lambung sering atau terus menerus mengalir kembali ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi pada lapisan kerongkongan. GERD terjadi ketika lower esophageal sphincter (LES) atau otot di ujung kerongkongan tidak menutup dengan benar [1]. Berikut gejala umum dari asam lambung naik :

1. Rasa terbakar di dada

Heartburn atau rasa terbakar di dada atau perut bagian atas menjadi tanda dan gejala umum refluks gastroesofagus. Isi lambung naik dari ujung bawah tulang dada ke tenggorokan dan mulut menyebabkan sensasi terbakar. Gejala ini biasanya muncul setelah makan atau langsung berbaring setelah makan.

Makan makanan asam, pedas dan berlemak dapat memicu munculnya sensasi terbakar di dada. Heartburn kemungkinan akan semakin lebih buruk di malam hari menjelang istirahat. Heartburn dapat menjalar ke mulut sebagai akibat sebagai akibat dari refluks.

2. Regurgitasi

Regurgitasi atau isi lambung kembali naik ke kerongkongan bahkan mulut. Hal ini disebabkan oleh sfingter esofagus atau cincin esofagus melemah dan tidak bisa menahan isi lambung sehingga naik ke kerongkongan. Tidak semua orang dengan GERD mengalami regurgitasi namun dapat mengalami gejala yang lain [1].

2. Mual dan muntah

Gejala lain dari GERD seperti heartburn dan naiknya isi lambung ke kerongkongan dapat memicu rasa mual dan bahkan muntah. Jaringan kerongkongan sensitif terhadap asam lambung sehingga membuat mual. Mual menyebabkan perasaan tidak nyaman pada perut.

Mual dan muntah karena refluks gastroesofagus dapat semakin memburuk apabila mengonsumsi beberapa makanan dan minuman pencetus GERD. Makan makanan pedas, meminum kopi dan merokok dapat memicu asam lambung. Selain itu, mengenakan pakaian ketat dapat menyebabkan refluks asam dan mual.

Kebanyakan orang dengan GERD mengalami peningkatan gejala ketika akan tidur termasuk heartburn, batuk, nyeri dada, mual dan muntah [3].

Umumnya, setelah makan atau minum sfingter esofagus (LES) akan menutup untuk mencegah partikel makanan atau asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Namun, ketika sfingter esofagus tidak berfungsi dengan baik, maka isi lambung dapat naik kembali sehingga menyebabkan mual bahkan muntah.

3. Nyeri

GERD adalah penyebab umum nyeri dada non-jantung. Penting untuk membedakan antara penyebab yang mendasari nyeri dada karena implikasi yang berpotensi serius dari nyeri dada jantung dan nyeri dada karena GERD. Gejala lain dari GERD perlu dikenali agar dapat membedakannya meski secara umum gejala klasik GERD mudah dikenali [1].

4. Kesulitan menelan

Salah satu gejala yang membuat penderita GERD tidak nyaman adalah kesulitan mengunyah (disfagia) dan kesulitan menelan (odinofagia). Disfagia dan odinofagia menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai. Gejala ini mungkin menunjukkan adanya komplikasi kondisi kesehatan lain yang disebabkan oleh GERD [1].

5. Sakit tenggorokan dan batuk

Adanya refluks ke laring menyebabkan tenggorokan sakit dan suara menjadi serak. Refluks asam juga dapat menyebabkan dan memperburuk batuk. Terlebih bagi penderita Asma yang juga memiliki GERD [1].

6. Rasa mengganjal pada kerongkongan

Tidak jarang penderita GERD mengeluhkan rasa penuh atau mengganjal di belakang tenggorokan, yang disebut dengan globus sensasi. Penyebab globus sensasi tidak diketahui dengan baik namun diperkirakan paparan asam hipofaring menyebabkan peningkatan tonisitas pada sfingter esofagus bagian atas (UES) [1].

7. Gangguan pernapasan

Refluks asam dapat memicu bronkopasme, yaitu kondisi mengencang dan menegangnya otot-otot yang melapisi bronkus pada paru-paru. Ketika asam lambung menyebabkan nyeri, regurgitasi dan heartburn, penderita GERD berpotensi mengalami gangguan pernafasan atau sesak napas di dada. Seseorang dengan yang menderita GERD dan memilik asma, bronkopasme dapat memperburuk kondisinya [1].

8. Bau mulut

GERD menyebabkan bau mulut atau halitosis. Regurgitasi atau isi lambung naik kembali ke kerongkongan dan mulut dapat menyebabkan bau mulut atau halitosis. Selain bau mulut, asam lambung juga menyebabkan masalah pada gigi.

Bau mulut umumnya disebabkan oleh kondisi kesehatan mulut yang kurang baik terutama pada lapisan lidah dan penyakit periodontal. Bau mulut juga dikaitkan dengan gangguan saluran pencernaan lainnya. Namun penelitian telah membuktikan keterkaitan GERD dan halitosis [4].

Tips Cara Meredakan gejala GERD

Untuk meredakan gejala GERD, salah satu cara penting adalah mengubah gaya hidup yaitu menghindari makanan dan minuman pemicu dan hindari langsung berbaring atau tetap duduk tegak setelah makan. Penderita GERD dapat meninggikan kepala dengan bantal ketika berbaring atau tidur untuk mengurangi paparan asam esofagus dan gejala lain yang mungkin kambuh ketika terlentang.

Selain itu disarankan untuk menghindari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gejala GERD termasuk merokok, konsumsi alkohol berat, makan malam dalam porsi besar, camilan malam hari, dan makanan tinggi lemak.

Terapi obat untuk GERD ditujukan untuk pengurangan gejala dan meminimalkan kerusakan mukosa dari refluks asam. Perubahan gaya hidup dan terapi obat menjadi bagian dari pengobatan GERD [1].

Jika gejala tidak kunjung membaik setelah mengonsumsi obat over the counter (OTC) atau yang dijual bebas disarankan untuk menemui dokter. GERD jika tidak diobati dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius termasuk esofagitis dan esofagus Barrett [5].

1. Staff. nidkk.nih.gov Acid Reflux (GER & GERD) in Adults. 2021.
2. Staff. medlinesplus.gov GERD. 2021.
3. Eric Suni, reviewed by Dr. Nilong Vyas. sleepfoundation.org GERD and Sleep. 2021.
4. Fanziska Struch, Chritisn Schawhn,PhD, Henti Wallaschofski, MD, PhD., et.all. Journal of General Internal Medicine. Self-reported Halitosis dan Gastro-esdophageal Reflux Disease in the General Population. J. Gen Intern Med; 2008.
5. Danisa M. Clarrett, MD.,Christine Hachem, MD. Missouri Medicine. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Mo Med;2018.

Share