Penyakit & Kelainan

8 Gejala Penyakit Osteoarthritis Pada Lansia

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Osteoarthritis atau yang lebih dikenal dengan OA merupakan salah satu jenis penyakit sendi akibat proses degeneratif sekaligus peradangan (inflamasi) [1] pada tulang rawan sendi. Gejalanya meliputi nyeri, kekakuan, dan kehilangan fungsi. Hal ini dapat terjadi akibat dari trauma sebelumnya atau akibat dari penggunaan sendi yang terlalu sering.

Sehingga jaringan yang meliputi ujung tulang (kartilago artikular) [2] adanya kememungkinan bertambahnya beban tekanan terhadap penampang tulang, dan menimbulkan gesekan akhirnya sendi tidak dapat menahan gesekan tersebut.

Pada penderita osteoarthritis, tulang rawan sendi telah mengalami penipisan atau aus yang dapat mengakibatkan permukaan rawan sendi menjadi tidak rata dan bergelombang, gerakan sendi menjadi tidak lancar dan kadang-kadang berbunyi gemeretek. Bagian tulang memiliki saraf, maka kondisi ini akan menimbulkan nyeri. Saat dipakai berjalan, lutut akan terasa sakit dan ngilu. Berita buruknya, bila kondisi ini dibiarkan (tidak ditangani/diobati )  dapat menyebabkan kecacatan [2] .

Osteoarthritis dapat mempengaruhi semua sendi pada tubuh, tetapi banyak terjadi pada persendian pinggul, lutut, tangan, kaki, dan tulang belakang. Bahu, siku, dan pergelangan kaki, cenderung tidak terkena osteoarthritis, kecuali pada kondisi traumatik atau berhubungan dengan tuntutan pekerjaan (seperti keharusan mengangkat benda berat atau harus sering membungkuk).

Dari semua sendi yang paling rentan adalah sendi pada lutut atau lebih sering dikenal dengan encok lutut. Berikut beberapa gejala mengenai penyakit osteoarthritis yang banyak menyerang lansia yaitu:

1. Nyeri sendi

Nyeri sendi biasanya adalah gejala utama dari Osteoarthritis [3] . Nyeri pada sendi, terutama sendi (sendi genu atau pinggang) yang memiliki fungsi penyangga tubuh) biasanya nyeri sendi ini akan makin terasa dan keadaanya makin memburuk setelah latihan ini disebabkan karena menipisnya bantalan sendi.

Faktor utamanya adalah perubahan struktur sendi. Struktur sendi yang mengalami perubahan ini akan menimbulkan resiko kekakuan pada sendi. Sendi yang kaku ini dampak dari proses inflamasi tulang. Biasanya dialami oleh penderita selama 30 menit setiap pagi hari[3].

2. Pembengkakan sendi

Salah satu gejala yang sering dikeluhkan oleh orang yang menderita osteoarthritis adalah pembengkakan pada sendi [3] . Pembengkakan pada sendi membuat sendi terasa nyeri dan timbul rasa hangat hal ini disebabkan oleh efusi pada sendi yang menurun (<100 cc) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah, lingkup gerak sendi terbatas, serta gejala lain bisa menyebabkan otot-otot genu menjadi lemah atau struktur sendi kurang stabil, genu tidak bergerak sebebas atau sejauh biasa, genu bengkok, dan otot-otot di sekitar sendi menjadi tipis atau hipotropi.

3. Kaku pada pagi hari (morning stiffness)

Ditandai dengan krepitus, kekakuan dan nyeri saat chewing, gejala serupa diatas ditemukan pada sindroma disfungsi temporomandibular. Radiografi: gambaran OA sering ditemukan. Diagnosis banding: Nyeri orofasial yang tidak berkesesuaian dengan gambaran radiografi[3].

Kekakuan pada sendi [3] yang terserang terjadi setelah imobilisasi misalnya karena duduk di kursi atau mengendarai mobil dalam waktu yang sukup lama, bahkan sering disebutkan kaku muncul pada pagi hari setelah bangun tidur (morning stiffness).

4. Perubahan gaya berjalan

Hal yang paling meresahkan pasien adalah perubahan gaya berjalan, hampir semua pasien osteoarthritis pada pergelangan kaki, lutut dan panggul mengalami perubahan gaya berjalan (pincang). Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri.Sulit berjalan dan kulit diatasnya dapat meradang, terutama bila menggunakan sepatu ketat. Dapat terjadi bursitis [6].

Deformitas valgus (hallux valgus) sering ditemukan, mungkin pula terdapat ankilosis pada sendi (hallux rigidus). Gambaran radiologi pada kaki dan pergelangan kaki: dapat ditemukan osteofit, meskipun pada pasien usia < 40 tahun. Sendi tarsal dapat terkena pada kelainan pes planus [6].

OA pada tibial-talar dan subtalar berhubungan dengan trauma, misalignmentatau neuropathic arthropathy. Untuk menghindari perubahan gaya berjalan (pincang) ini cobalah anda melakukan olahraga rutin dengan menggerakkan pergelangan kaki, lutut, panggul, dan lengan [6].

5. Perubahan bentuk sendi

Sendi yang mengalami osteoarthritis biasanya mengalami perubahan berupa perubahan bentuk dan penyempitan pada celah sendi [4]. Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berjalan dan perubahan pada tulang dan permukaan sendi. Seringkali pada lutut atau tangan mengalami perubahan bentuk membesar secara perlahan-lahan.

6. Penurunan fungsi sendi

Penurunan fungsi sendi seringkali merupakan gejala yang menyebabkan distress pada pasien. Kaki menjadi pincang, kesulitan dalam naik tangga, ketidakmampuan berjalan jauh, atau keterbatasan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat menjadi alasan pasien untuk mencari pertolongan medis [5] .

7. Deformitas

Deformitas dapat berasal dari kontraktur kapsular atau instabilitas sendi, tapi selalu ingat bahwa deformitas dapat terjadi sebelum OA dan sekaligus dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya OA [4] .

8. Krepitasi atau timbul suara gesekan pada tulang

Krepitasi atau clicking sound merupakan suatu bunyi yang mengerat atau seperti terdengar gemertak [3] akibat adanya gesekan antar sendi yang menunjukan adanya degenerasi jaringan pada sendi yang bermasalah. Krepitasi jarang sekali menyerang anak muda, lebih banyak menyerang lansia yang sudah menopouse karena pada usia tua sumsum tulang mereka sudah sangat sedikit memproduksi kalsium akhirnya membuat fungsi tulang dan sendi menurun.

Bagaimana tindakan medis?

Diagnosis osteoarthritis dilakukan dengan mencari tahu riwayat penyakit pasien lewat anamnesia, pemeriksaan fisik dan temuan radiologi [7] . Informasi yang dibutuhkan untuk membantu mendiagnosa osteoarhtritis meliputi deskripsi gejala, rincian tentang kapan dan bagaimana rasa sakit atau gejala lainnya mulai, rincian tentang masalah medis lainnya yang ada, lokasi nyeri, kekakuan atau gejala lainnya, bagaimana gejala mempengaruhi kegiatan sehari-hari, hingga daftar obat-obatan yang saat itu dikonsumsi pasien.

Untuk orang-orang yang sudah menderita OA, ada beberapa arahan dan latihan yang direkomendasikan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup.

  • Penderita OA direkomendasikan untuk melakukan latihan terapeuti supaya memperluas ruang tulang dan sendi agar sendi tetap kuat meskipun sudah lanjut usia.
  • Untuk OA lutut direkomedasikan penurunan berat badan. Cara ini berguna untuk menjaga kesehatan sendi dan tulang.
  • Pengarahan kepada pasien atau penderita OA dengan memberikan anjuran untuk sering olahraga, menggerakkan sendi serta mengkonsumsi kalsium tinggi.

[1] Michelle J Lespasio, et al. PubMed. Knee Osteoarthritis: A Primer. 2017.
[2] I Haq, E Murphy and J Dacre. postgramedi. Osteoarthritis. 2003.
[3] Mayo Clinic Health. mayoclinic.org. Osteoarthritis. 2021.
[4] Corey Welan, et al. heathline. Everything You Need to Know About Osteoarthritis (OA). 2021.
[5] Centers for Disease Control and Prevention. cdc.gov. Osteoarthritis (OA). 2020.
[6] Sharon Liao.WebMD. Start Your Own Walking Program for OA. 2019.
[7] AAOS: American Academy of Orthopedic Suregons. aaos.org. Treatment of Osteoarthritis of the Knee. 2016.

Share