Stres adalah salah satu penyakit kejiwaan yang hampir dirasakan semua orang, baik orang dewasa maupun anak-anak. Apabila mereka gagal mendapatkan apa yang diinginkan, mereka dapat mengalami stres.[6]
Secara umum, seseorang bisa mengalami stres hampir setiap hari. Stres yang sering terjadi disebabkan karena masalah beban kerja yang terlalu berat, ketidakmampuan fisik atau psikis dalam menjalankan pekerjaan tersebut, atau adanya masalah finansial dan kesehatan. [4, 6]
Pada umumnya, orang yang mengalami stres tidak mampu mengontrol emosinya dengan baik, sehingga hal tersebut kerap kali mendatangkan akibat buruk pada lingkungan sekitarnya.[4]
Daftar isi
Padatnya aktivitas dan beban kerja setiap hari menjadi salah satu penyebab terjadinya stres pada orang dewasa. Namun ternyata, anak-anak pun demikian. Orang tua harus mengenali beberapa tanda atau penyebab timbulnya gejala stres pada anak sedari awal sebagai tindakan preventif agar tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.[2]
Stres yang dirasakan oleh seseorang, baik di usia dewasa maupun anak-anak, secara umum dikarenakan oleh rutinitas yang dilakukan.Stres pada anak juga dapat terjadi karena adanya perubahan negatif yang mereka rasakan. Misalnya, saat ada berita duka, gagal untuk meraih prestasi, dsb. [1, 2]
Pada usia anak-anak, stres seringkali terjadi karena ketidakmampuan seorang anak untuk beradaptasi dalam mengenal lingkungan baru. Sebagai orang tua, kita harus paham dan bisa mengenali apa saja gejala stres pada anak. [1]
Selain itu, orang tua juga harus mampu mengajarkan kepada anak tentang bagaimana cara hidup sehat agar terhindar dari stres.[1]
Dalam beberapa hal, stres yang dialami orang dewasa dan anak-anak terlihat sama. Namun dalam beberapa aspek, penyebab dan gejala stres yang dimiliki ternyata berbeda.
Stres yang dialami orang dewasa biasanya terjadi karena beberapa masalah seperti ketidakharmonisan dalam keluarga, tuntutan pekerjaan yang berat, masalah keuangan, serta masalah kesehatan yang mereka hadapi.[6]
Stres akibat masalah kesehatan biasanya terjadi karena pola hidup tidak sehat yang diterapkan oleh orang dewasa.[6]
Hampir sebagian besar anak-anak tidak bisa mengenali rasa cemas yang ada pada diri mereka. Misalnya, setelah mengalami beberapa hal seperti ketidakberhasilan dalam mencapai prestasi.[5]
Untuk mendeteksi gejala stres pada anak, orang tua harus mampu mengenali beberapa bentuk perubahan yang terjadi pada anak-anak, baik fisik maupun psikis. Orangtua bisa melihat dan mengamati setiap detail perilaku dan aktivitas yang mereka lakukan.[5]
Seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak biasanya dituntut untuk mengambil peran dan tanggung jawab baru. Pertambahan usia juga dimaknai bahwa seorang anak berani melakukan aktivitas dan rutinitas baru di mana beban yang mereka lakukan akan jauh lebih besar dan lebih kompleks dari sebelumnya.[3]
Berbagai perubahan rutinitas dan aktivitas baru yang menuntut tanggung jawab baru tentu akan menjadikan seorang anak memiliki peluang lebih besar untuk mengalami stres. Maka dari itu, kita sebagai orang tua juga harus mengenali berbagai gejala stres pada anak.[3]
Berikut ini adalah 8 gejala stres pada anak yang bisa orang tua perhatikan untuk mengenali apakah anak Anda mengalami stres atau tidak, di antaranya adalah:
Salah satu gejala stres pada anak yang bisa orang tua kenali adalah ketika anak mengalami mimpi buruk. Mimpi buruk merupakan representasi dari ketakutan yang dialami seorang anak saat tidur. Mimpi buruk dapat mengakibatkan trauma dan stres.[3, 5]
Untuk mencegah pengalaman buruk tersebut terjadi, orang tua bisa membacakan beberapa cerita kepada anak sebagai penghantar sebelum tidur. Kebiasaan tersebut dapat membangun perasaan positif dan rasa aman pada anak sebelum mereka tidur.[3]
Gejala stres pada anak selanjutnya yang bisa orang tua kenali yaitu saat seorang anak menerima banyak tugas dari Bapak/Ibu guru di sekolah. Selain itu, kegiatan tambahan yang cukup padat di sekolah juga menjadi penyebab anak sulit untuk membagi waktunya dengan baik.[3]
Dalam hal ini, orang tua harus turun tangan dan membantu anak untuk mengatur prioritasnya dengan baik. Manajemen aktivitas dapat melatih anak dan menghindarkan mereka dari stres akibat banyak beban pikiran.[3]
Seorang anak yang mengalami stres akan cenderung lebih agresif dalam banyak hal. Tindakan agresif mereka terlihat secara fisik maupun verbal. Misalnya, ketika menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, mereka akan marah atau mengomel ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.[3]
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, orang tua bisa melakukan konsultasi baik kepada terapis maupun dokter jika gejala stres pada anak sulit untuk ditangani sendiri.[3]
Persoalan yang sering dihadapi orang tua apabila anak mengalami stres adalah mereka kehilangan isyarat karena terlalu banyak beban pikiran.[3]
Untuk itu, Anda sebagai orang tua harus bisa menempatkan posisi dengan baik dan tidak boleh meluapkan emosi kepada anak apabila mereka melakukan kesalahan atau kecelakaan yang menyebabkan rasa kurang aman pada diri mereka.[3]
Anak-anak yang mengalami stres pada umumnya tidak mampu mengontrol emosi yang ada pada diri mereka, sehingga mereka melampiaskan energi negatif tersebut dengan melakukan banyak hal yang menimbulkan kegaduhan di lingkungan.[3]
Sebagai orang tua, Anda perlu melatih anak untuk melakukan kontrol emosi dengan baik. Misalnya dengan menenangkan pikiran mereka.[3]
Apabila anak mulai membatasi diri dari lingkungan sosial seperti keluarga dan teman, hal ini tentu akan berdampak buruk bagi mereka. Ini bisa menjadi penyebab terjadinya stres. Maka dari itu, segera dekati anak-anak apabila mereka memiliki kecenderungan untuk menghindar dari lingkungan sosial tersebut.[3]
Gejala stres pada anak juga terlihat dari cara mereka saat makan, yaitu nafsu makan yang buruk. Banyaknya beban pikiran dalam diri anak juga bisa berdampak buruk pada kualitas tidur mereka. [3, 5]
Untuk mengatasi permasalahan stres pada anak, orang tua bisa meminta bantuan dari konselor atau psikolog.[3]
Tuntutan berlebih dari orang tua menjadi salah satu penyebab anak mengalami stres. Hal ini bisa berdampak buruk dan memunculkan gejala stres pada anak. Anak akan merasa khawatir apabila keinginan orang tua tidak bisa mereka realisasikan.[3]
Untuk mengatasi hal tersebut, Anda sebagai orang tua harus mulai membangun kepercayaan kepada anak sehingga mereka bisa belajar mengatasi masalahnya sendiri. Selain itu, Anda juga harus belajar untuk tidak menuntut atau memaksa Anak melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan.[3]
Demikian ulasan singkat seputar pengertian dan gejala stres pada anak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan membantu Anda lebih paham tentang bagaimana cara mengatasi stres pada anak.
1 Anonim. Stress in Childhood. Medline Plus National Library of Medicine; 2022.
2. Sandra Mills. Stress in CHildren: Sign, Symptoms, and Strategies. Kids Minds Matter; 2022.
3. Scholastic Parents Staff. 8 Warning Signs That Your Child is Under Too Much Stress. Scholastic Parents; 2022.
4. Anonim. How Stress Affects Child Development. The Center for Treatment of Anxiety and Mood Disorders; 2019.
5. Katherine Lee, Aron Janssen, MD. How to Spot Stress and Anxiety in Children. Verywell Family; 2020.
6. Anonim. Anger and Stress Problems. Manhattan Psychology Group, PC; 2022.