Penyakit & Kelainan

Hyperthymesia : Penyebab – Tanda – Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Hyperthymesia?

Hyperthymesia atau sindrom ingatan super adalah sebuah kondisi seseorang yang memiliki daya ingat super tajam dan mudah lupa tentu tak ada di dalam kamus orang hyperthymesia [1,2,3,4].

Kemampuan mengingat pada orang-orang hyperthymesia tergolong di atas rata-rata, bahkan saat usia menua pun daya ingat masih sangat baik [1,2,3].

Namun sekalipun hal ini tampak baik, kondisi ini termask sebagai sebuah penyakit langka di mana penderitanya bahkan masih ingat detail pengalaman-pengalaman yang sudah lalu [1,2].

Lebih menakjubkannya lagi, pendrita hyperthymesia dikatakan mampu mengingat hal-hal saat ia berusia 1 hari atau saat ia baru lahir [1,2].

Fakta Tentang Hyperthymesia

  1. Hyperthymesia adalah kondisi yang sangat langka dan menurut hasil studi, laporan mengenai kasus ini pun masih terlampau sedikit [1,2,3,4].
  2. Beberapa studi masih meneliti lebih jauh mengenai sindrom ingatan super ini karena para peneliti ingin mencari tahu bagaimana proses otak dalam bekerja mengingat segala hal secara detail [1].
  3. Menurut sebuah studi tahun 2017, hyperthymesia adalah sebuah kondisi di mana penderitanya mampu mengingat segala peristiwa yang terjadi padanya dan detail di dalamnya [5].
  4. Detail yang dimaksud di sini adalah tanggal terjadinya peristiwa tertentu hingga informasi serumit apapun yang pernah dialami [5].
  5. Namun menurut beberapa studi terbaru, seseorang dengan hyperthymesia hanya akan mengingat hal-hal detail dalam peristiwa-peristiwa yang ia alami sendiri sehingga disebut dengan istilah memori autobiografi. Dengan kata lain, penderita belum tentu mampu mengingat hal yang terjadi pada orang lain sedetail mengingat tentang hal-hal dalam hidupnya sendiri [1,5].
  6. Masih menjadi kontroversi mengenai apakah penderita hyperthymesia memiliki daya ingat jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pengalaman dan informasi terkait orang lain [1,6].
  7. Meski demikian, sebuah studi tahun 2016 menunjukkan bahwa penderita hyperthymesia memiliki daya ingat jangka panjang [6].

Apakah hyperthymesia adalah kondisi yang menguntungkan atau justru merugikan?

Hyperthymesia dapat dikatakan menguntungkan bagi penderita ketika mereka masih dengan jelas mengingat kenangan bahagia masa lalu.

Momen di masa muda, momen liburan bersama keluarga atau sahabat, momen jatuh cinta saat remaja, hingga momen pernikahan adalah hal-hal yang biasanya orang ingin ingat seumur hidup karena menyenangkan.

Namun, kondisi hyperthymesia bisa jadi sangat merugikan ketika dalam otak mereka masih jelas terpampang kenangan buruk di masa lalu.

Apa yang sudah otak rekam akan terus diingat oleh orang tersebut, baik itu pengalaman baik maupun pengalaman buruk [1,9].

Oleh sebab itu, kondisi ini disebut dengan istilah HSAM (highly superior autobiographical memory) di mana seorang penderita hyperthymesia hanya mengingat kejadian mendetail dalam hidupnya saja [1,2,3].

Walaupun hyperthymesia tidak merugikan secara fisik bagi penderitanya, mengingat segala hal secara detail setiap waktu akan cukup melelahkan [1,2].

Kondisi seperti ini dapat menjadi sebuah beban bagi penderita secara mental karena seluruh informasi yang masuk ke otaknya akan tersimpan di sana dalam jangka waktu lama [1,2].

Penyebab Hyperthymesia

Penyebab pasti hyperthymesia belum diketahui secara mendetail karena masih kurangnya penelitian mengenai kondisi ini.

Namun, terdapat sejumlah teori mengenai faktor apa saja yang meningkatkan risiko seseorang mengalami hyperthymesia.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang memungkinkan menjadi sebab utama hyperthymesia pada seseorang.

  • Faktor Psikologis

Para peneliti meyakini bahwa terdapat kaitan erat antara faktor psikologis seseorang yang kemudian memicu hyperthymesia [1,4].

Teori ini menguat karena orang-orang dengan hyperthymesia diketahui sering berpikir secara obsesif mengenai pengalaman atau peristiwa-peristiwa yang sudah mereka lalui [1].

Daya ingat tentang masa lalu dapat semakin tajam apabila seseorang terus-menerus memikirkan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi itu [1].

Dengan begitu, pengalaman dan segala detailnya akan tetap ada dalam ingatan orang tersebut sehingga hal ini menyebabkan hyperthymesia [1].

  • Faktor Biologis

Faktor biologis pun disebut-sebut menjadi salah satu faktor risiko hyperthymesia [1,3].

Sebuah hasil studi berhasil menunjukkan bahwa beberapa bagian otak penderita hyperthymesia seperti amygdala bekerja secara hiperaktif [1,3].

Studi lainnya pun menunjukkan bahwa lobus parietal inferior dan superior adalah bagian otak dengan aktivitas meningkat pada penderita hyperthymesia [1,3].

  • Faktor Genetik

Hyperthymesia pun diduga kuat dapat terjadi pada seseorang karena faktor genetik [1].

Artinya, ada kemungkinan sindrom daya ingat super dalam diri seseorang diwarisi dari anggota keluarga lain dengan kondisi yang sama [1].

Hanya saja, hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah karena penelitian masih berjalan untuk memastikannya [1].

Hyperthymesia Vs. Memory Mnemonik (Mnemonic Memory)

Memori mnemonik adalah jenis memori atau daya ingat yang anak gunakan saat memelajari alfabet misalnya [2].

Namun pada kasus hyperthymesia, ingatan super mereka bukan karena memanfaatkan tipe memori mnemonik ini [1,2].

Hyperthymesia Vs. Memori Flashbulb (Flashbulb Memory)

Ingatan atau memori flashbulb adalah ingatan yang sangat jelas dan mendetail akan sepenggal peristiwa tertentu [2].

Salah satu contoh ingatan flashbulb adalah peristiwa 11 September 2001, yakni peristiwa empat pesawat yang menabrak World Trade Center (WTC)—dua bangunan penting Amerika Serikat—dan memakan korban sebanyak 2.996 jiwa [2].

Sementara pada hyperthymesia, penderitanya memiliki ingatan yang tidak hanya sepenggal, melainkan seluruh kejadian teringat jelas tanpa ada yang terlewatkan [2].

Hyperthymesia Vs. Memori Implisit (Implicit Memory)

Memori implisit adalah jenis ingatan yang memampukan seseorang bertindak tanpa berpikir lebih dulu [2].

Kemampuan tindakan yang dimaksud adalah seperti misalnya menggunting kertas, mengetik pada komputer atau ponsel, atau menulis [2].

Seseorang dapat melakukan aktivitas-aktivitas tersebut secara otomatis tanpa berpikir karena sebelumnya telah memelajari dan terekam dalam otak mengenai langkah penerapannya [2].

Sementara pada kasus hyperthymesia, memori implisit memang menjadi bagian dalam diri penderita, namun antara memori implisit dan memori autobiografi tidak berkaitan [2].

Tanda Hyperthymesia

Tanda bahwa seseorang memiliki kondisi hyperthymesia adalah ketika dirinya mampu mengingat hal-hal yang sudah terjadi di masa lalu dan masih bisa menceritakannya kembali secara detail [1,2].

Tingkat akurasi sisi kebenaran dan detail dari ingatan tersebut pun sangat ekstrem sehingga kondisi ini disebut sindrom ingatan super [1,2].

Penderita hyperthymesia pun ditandai dengan ketidakmampuan mereka dalam melupakan segala pengalaman yang telah lalu dan efek jangka panjang dari hal ini masih diteliti [1,2].

Pada beberapa hasil studi, peneliti berhasil mengambil kesimpulan bahwa penderita hyperthymesia memiliki karakteristik yang serupa dengan penderita gangguan obsesif kompulsif [7].

Ini karena dari hasil pengamatan para peneliti, penderita hyperthymesia memiliki kecenderungan bersikap obsesif [7].

Gangguan obsesif kompulsif sendiri adalah salah satu jenis gangguan mental di mana seseorang memiliki dorongan untuk melakukan suatu hal tertentu berulang kali [8].

Ketika tidak melakukannya, maka akan ada rasa mengganjal, takut, tak nyaman, cemas dan stres [8].

Perilaku atau tindakan berulang pada penderita gangguan obsesif kompulsif secara tak disadari oleh penderitanya sebenarnya merupakan cara untuk menghalau rasa takut dan cemas tersebut [8].

Meski memiliki kemiripan antara karakteristik hyperthymesia dan gangguan obsesif kompulsif, belum diketahui pasti secara ilmiah mengenai hubungan keduanya, terutama karena penderita hyperthymesia tidak akan pernah bisa lupa [9].

Pemeriksaan Hyperthymesia

Untuk memeriksa apakah penderita dengan karakteristik hyperthymesia benar-benar mengalami sindrom ingatan super, beberapa pemeriksaan perlu dilakukan.

Pasien akan diminta untuk menempuh elektroensefalogram dan pemeriksaan MRI [1,2,3].

Kedua metode pemeriksaan ini umumnya bertujuan untuk memelajari memori pasien sekaligus mendiagnosa hyperthymesia [1,2,3].

Pemeriksaan dilakukan untuk mengukur daya ingat pasien dan metode yang juga banyak digunakan adalah tes ingatan autobiografi [1,2,3].

Bila dari hasil pemeriksaan dokter menemukan bahwa pasien benar-benar menderita hyperthymesia, maka dokter akan segera menentukan penanganan yang paling sesuai [1,2,3].

Pasien pun selama proses pemeriksaan dapat menanyakan kepada dokter tentang apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hyperthymesia [1,2].

Penanganan Hyperthymesia

Hyperthymesia mungkin tak membahayakan fisik penderitanya, namun ada satu titik di mana penderita akan sangat lelah dalam menerima sekaligus menyimpan seluruh informasi yang ia dapat [1,2].

Ketika kelelahan mental menjadi masalah utama, konsultasikan dengan dokter apa saja ingatan buruk yang membebani [1,2].

Dokter akan mengajari pasien metode koping agar segala masalah terkait hyperthymesia dapat teratasi dengan tepat [1,2].

Jika diperlukan, tentu beberapa psikoterapi bisa dijalani agar kesehatan mental tetap terjaga dan terkendali dengan baik [1,2].

Cara Meningkatkan Daya Ingat

Bagi orang-orang dengan daya ingat terbatas atau bahkan memiliki kemampuan mengingat yang tak seekstrem penderita hyperthymesia, berikut ini adalah sejumlah cara yang bisa diupayakan agar daya ingat bertambah tajam [1,2].

  • Tidur cukup setiap hari, sebab kemampuan mengingat akan lebih tajam ketika otak beristirahat secara cukup.
  • Melatih otak melalui aktivitas seperti bermain puzzle, mengingat lirik lagu, memainkan instrumen musik, belajar bahasa asing, dan banyak membaca.
  • Membiarkan tubuh bergerak aktif, seperti rajin berolahraga sehingga ukuran pada bagian otak yang terkait dengan daya ingat semakin bertambah. Bahkan olahraga seringan berjalan cepat dengan total waktu sekitar 2 ½ jam setiap minggu adalah penambah daya ingat yang efektif.
  • Makan makanan bergizi dan menerapkan pola makan sehat, terutama mementingkan asupan yang baik bagi otak.

Pencegahan Hyperthymesia

Belum diketahui bagaimana seseorang bisa mencegah supaya dirinya memiliki kemampuan mengingat yang normal.

Karena diduga kuat merupakan kondisi genetik, hyperthymesia hingga kini belum dapat dicegah.

Untuk meminimalisir beban mental efek dari mengingat semua hal dalam hidup, segera konsultasikan dengan dokter, psikiater atau psikolog.

1. Nancy Hammond, M.D. & Louise Morales-Brown. Hyperthymesia: What is it?. Medical News Today; 2020.
2. Timothy J. Legg, PhD, PsyD & Susan York Morris. What Does It Mean to Have Hyperthymesia or Highly Superior Autobiographical Memory (HSAM)?. Healthline; 2017.
3. Brandon A. Ally, PhD, Erin P. Hussey, EdM, & Manus J. Donahue, PhD. A case of hyperthymesia: Rethinking the role of the amygdala in autobiographical memory. HHS Public Access; 2014.
4. Jason Brandt & Arnold Bakker. Neuropsychological Investigation of “The Amazing Memory Man". HHS Public Access; 2019.
5. Aurora K.R. LePort, Shauna M. Stark, James L. McGaugh, & Craig E.L. Stark. A Cognitive Assessment of Highly Superior Autobiographical Memory. HHS Public Access; 2018.
6. Aurora K. R. LePort, Shauna M. Stark, James L. McGaugh, & Craig E. L. Stark. Highly Superior Autobiographical Memory: Quality and Quantity of Retention Over Time. Frontiers in Psychology; 2015.
7. Aurora K.R. LePort, Aaron T. Mattfeld, Heather Dickinson-Anson, James H. Fallon, Craig E.L. Stark, Frithjof Kruggel, Larry Cahill, & James L. McGaugh. Behavioral and neuroanatomical investigation of Highly Superior Autobiographical Memory (HSAM). HHS Public Access; 2013.
8. Hannah Brock & Manassa Hany. Obsessive-Compulsive Disorder. National Center for Biotechnology Information; 2021.
9. Eric Racine, PhD & William Affleck. Changing Memories: Between Ethics and Speculation. American Medical Association Journal of Ethics; 2016.

Share