Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi ketika seseorang sedang melakukan olahraga. Cedera ini dapat terjadi akibat latihan berlebihan, kurangnya pemanasan, dan teknik yang kurang tepat. Cedera dapat
Cedera olahraga merupakan kondisi cedera yang dialami seseorang selama berolahraga atau saat berpartisipasi dalam olahraga. Cedera olahraga bisa menimpa siapa saja, baik dari kalangan orang tua maupun anak-anak. [1]
Biasanya, ada beberapa penyebab dan beberapa pihak yang lebih berisiko untuk terkena cedera olahraga, yakni: [1]
Orang-orang yang mengalami cedera olahraga sangat disarankan untuk segera mendapatkan penanganan agar tidak mengalami kondisi yang lebih parah. [1]
Ada beberapa jenis cedera olahraga yang sering terjadi saat Anda melakukan olahraga. Berikut sedikit penjelasan mengenai jenis-jenis cedera olahraga yang mungkin akan dialami selama menjalankan olahraga: [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7]
Terkilir adalah cedera olahraga yang disebabkan oleh meregang atau sobeknya ligamen pada bagian tubuh tertentu. Biasanya terkilir sering terjadi pada bagian kaki atau tangan.
Dalam bahasa sehari-hari, terkilir juga dikenal dengan keseleo. Ligamen sendiri merupakan jaringan pada tubuh yang menghubungkan dua tulang satu sama lain dalam satu sendi.
Strain sering disamakan dengan terkilir. Padahal, keduanya adalah dua hal yang berbeda. Terkilir merupakan cedera yang menyasar ligamen, sementara strain mencederai otot atau tendon pada bagian tubuh seseorang.
Biasanya, strain disebabkan oleh otot atau tendon yang terlalu meregang atau robek. Tendon sendiri merupakan tali jaringan berserat tebal yang menghubungkan tulang dengan otot.
Cedera lutut adalah cedera apa pun yang terjadi di lutut, baik itu mempengaruhi sendi, ligamen, atau bagian lainnya dari lutut. Biasanya, cedera lutut bisa berupa peregangan, robekan, hingga rusaknya otot atau jaringan yang ada di lutut.
Pembengkakan pada otot yang terjadi selama olahraga sudah sangat sering terjadi. Biasanya, otot bengkak memang merupakan reaksi alamiah dari berbagai jenis cedera olahraga. Selama otot membengkak, tak jarang penderita akan mengalami nyeri dan kelemahan pada ototnya.
Cedera lainnya yang sering terjadi saat berolahraga adalah pecahnya tendon Achilles. Tendon Achilles merupakan tendon tipis, tetapi kuat yang berada di bagian belakang pergelangan kaki Anda.
Ketika tendon Achilles pecah, Anda biasanya akan merasakan nyeri hebat yang datang secara tiba-tiba. Selain itu, mungkin Anda akan mengalami kesulitan berjalan.
Fraktura dan fisura biasanya dikategorikan sebagai salah satu cedera menengah dan berat. Fraktura atau patah tulang bisa juga melukai otot dan kulit karena tulang yang patah terlalu parah dan menembus jaringan otot dan kulit.
Namun, ada juga patah tulang yang tertutut atau tidak menembus jaringan otot dan kulit. Sementara itu, fisura adalah kondisi di mana tulang retak dan belum sampai patah. Fisura biasanya lebih mudah diobati daripada fraktura.
Dislokasi terjadi ketika tulang tergeser dan keluar dari wadahnya. Biasanya, dislokasi terjadi pada tulang-tulang yang terletak dekat dengan sendi, seperti bahu, siku, dan lain sebagainya.
Dalam kondisi tersebut, penderita akan mengalami pembengkakan dan kelemahan gerak karena tulang tidak berada di tempatnya. Selain itu, akan muncul rasa sakit yang luar biasa karena dislokasi tersebut.
Manset rotator merupakan empat buah otot pada bahu yang bekerja sama membentuk rotator cuff. Manset rotator tersebut mampu membuat bahu Anda bergerak ke segala arah.
Cedera pada manset rotator berupa robekan pada salah satu ototnya mampu membut manset rotator melemah dan menimbulkan nyeri serta rasa sakit pada penderitanya.
Dalam dunia olahraga, ada satu metode yang bisa digunakan untuk mengobati cedera secara umum. Nama metode tersebut adalah RICE yang merupakan singkatan dari rest, ice, compression, dan elevation.[8]
Untuk hasil yang lebih baik, Anda bisa menggunakan metode RICE dalam 24 hingga 36 jam pertama setelah cedera. Metode tersebut bisa membantu mengurangi pembengkakan, mencegah rasa sakit, dan mengurangi memar tambahan pada hari-hari awal setelah cedera.[1]
Anda juga bisa menggunakan berbagai jenis obat tertentu untuk meredakan cedera olahraga yang Anda alami. Ada berbagai macam obat, mulai dari yang berbentuk salep, tablet, minyak, dan lain sebagainya.[8]
Namun, Anda juga perlu segera menemui dokter jika cedera yang Anda alami setelah berolahraga semakin menjadi parah. Beberapa kondisi di bawah ini bisa menjadi patokan Anda untuk datang ke dokter sesegera mungkin setelah mengalami cedera[1]:
Selain itu, Anda juga perlu mendapatkan pertolongan darurat saat mengalami sulit bernafas, pusing, dan demam setelah menerima cedera olahraga. Setidaknya, Anda harus menemui tim medis atau dokter jika mengalami hal-hal parah untuk menerima pertolongan yang lebih ahli.[1]
Cedera olahraga sebenarnya bisa dicegah sedini mungkin dengan berbagai cara. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya cedera olahraga[1,8]:
Cara ini bisa dibilang merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya cedera olahraga pada para atlet dan orang-orang yang melakukan olahraga. Pemanasan akan membuat otot menjadi lebih hangat dan fleksibel.
Otot yang hangat dapat melakukan gerakan cepat, menekuk, sentakan, dan mengurangi kemungkinan cedera. Sementara itu, otot yang dingin akan cenderung meregang berlebihan dan membuat otot menjadi robek. Kondisi tersebut yang membuat cedera olahraga dapat terjadi.
Setiap olahraga memiliki teknik yang berbeda antara satu sama lain. Penggunaan teknik yang tepat dapat meminimalisir terjadinya cedera akibat kegiatan berolahraga. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pelaku olahraga untuk mempelajari dan menggunakan teknik olahraga dengan tepat.
Selain teknik, peralatan olahraga yang tepat juga mengurangi risiko terjadinya cedera pada bagian tubuh para pelaku olahraga. Misalnya, Anda harus menggunakan sepatu atau pengaman yang tepat saat hendak berolahraga.
Ada hal yang perlu diingat, yakni jangan melakukan olahraga secara berlebihan. Kalau Anda baru saja mengalami cedera akibat berolahraga, pastikan Anda beristirahat dan berhenti lebih dulu untuk melakukan pemulihan.
Jangan sampai Anda memaksakan diri untuk mendapatkan hasil yang menurut Anda akan baik. Hal tersebut justru bisa memperparah kondisi cedera yang Anda alami. Selain itu, Anda perlu kembali secara bertahap untuk berolahraga setelah selesai pemulihab dari cedera.
Setelah melakukan olahraga, pastikan Anda mengistirahatkan otot-otot dan sendi-sendi yang sudah bekerja dengan cukup keras. Jangan dipaksakan untuk terus beraktivitas jika memang sudah waktunya untuk mengistirahatkan.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan peregangan dan pendinginan untuk memudahkan otot dan sendi Anda beristirahat setelah memanas karena olahraga yang cukup berat.
Olahraga yang berlebihan memang tidak baik, apalagi ketika Anda sedang mengalami cedera. Akan tetapi, ketika Anda mengalami cedera, Anda juga tidak disarankan untuk melakukan pemulihan diri yang berlebihan dan terlalu lama.
Anda bisa segera mulai melakukan aktivitas secara perlahan dan kembali berolahraga dengan ringan setelah periode 48 jam setelah perawatan menggunakan teknik RICE. Sedikit demi sedikit, Anda bisa mulai melakukan pemanasan untuk meregangkan kembali otot Anda.
1. David Heitz, William Morrison, M.D.. Everything You Need to Know About Sports Injuries and Rehab. Healthline; 2018.
2. Anonim. After a Sports Injury: When to See the Doctor. Healthy Children; 2018.
3. Anonim. Knee Injuries and Disorders. MedlinePlus; 2020.
4. Anonim. Achilles Tendon Rupture (Tear). American Academy of Orthopaedic Surgeons (OrthoInfo); 2021.
5. Anonim. Fractures (Also called: Broken bone). MedlinePlus; 2020.
6. Anonim. Dislocations. MedlinePlus; 2021.
7. George S. Athwal, MD, April D. Armstrong, MD, Stuart J. Fischer, MD, J. Michael Wiater, MD. Rotator Cuff Tears. American Academy of Orthopaedic Surgeons (OrthoInfo); 2017.
8. Anonim. Sports Injuries: How are sports injuries treated?. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases; 2016.