Kehamilan & Parenting

Kernikterus: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kernikterus, atau disebut juga ensefalopati bilirubin , adalah suatu kondisi dimana ternyata kerusakan saraf yang disebabkan oleh bilirubin, dan terjadi pada bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan cerebral

Kernikterus merupakan suatu kondisi kelainan neurologis langka dimana terjadinya kelebihan bilirubin di dalam darah (hiperbilirubinemia). Kelainan ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir. [1]

Bilirubin merupakan pigmen empedu berwarna kuning-oren dan merupakan produk sampingan dari hemoglobin yang terdapat di sel darah merah. Tingginya bilirubin ini dapat menyebabkan masalah pada otak sang bayi. [1]

Walaupun begitu sebenarnya kernikterus ini dapat dicegah pada bayi yang baru lahir dengan penyakit kuning. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kernikterus! [2]

Gejala Kernikterus

Ketika bayi Anda mengidap penyakit kuning, maka tanda pertama yang dapat terlihat adalah perubahan warna pada wajahnya. Jika semakin lama bilirubin semakin tinggi, maka perubahan warna tersebut akan terjadi di seluruh tubuhnya. [2]

Bahkan, bagian putih pada mata sang bayi juga dapat mengalami perubahan menjadi lebih kuning. Ini merupakan salah satu tanda dari kernikterus. [2]

Gejala penyakit kuning pada bayi lainnya adalah: [2]

  • Kesulitan untuk bangun atau sulit untuk tidur
  • Mengalami masalah pada proses menyusui, baik melalui ASI maupun susu botol
  • Rewel

Sebagian besar kasus penyakit kuning pada bayi tidak perlu pengobatan. Namun jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menyebabkan kernikterus. [2]

Gejala kernikterus adalah: [3]

  • Suara tangisan yang tinggi
  • Nafsu makan yang menurun
  • Tangisan yang sulit untuk diredam
  • Lemas
  • Refleks pada tubuh yang perlahan hilang
  • Sering melengkungkan kepala dan tumit ke belakang, sehingga berbentuk seperti busur
  • Gerakan tidak terkendali
  • Muntah
  • Gerakan mata yang tidak biasa
  • Sangat sedikit buang air kecil atau buang air besar
  • Demam
  • Kejang

Gejala kernikterus lainnya yang terjadi seiring bertambahnya usia anak: [2]

  • Kejang
  • Perkembangan dan gerakan motorik yang tidak biasa
  • Kejang otot
  • Masalah pendengaran atau sensorik lainnya
  • Tidak mampu untuk melihat ke atas
  • Terdapat noda pada enamel gigi

Penyebab Terjadinya Kernikterus

Kernikterus merupakan kondisi yang disebabkan oleh penyakit kuning yang terlalu parah dan tidak terobati di dalam tubuh. Penyakit kuning tersebut biasanya terjadi pada bayi karena hati bayi tersebut tidak dapat memproses bilirubin dengan cepat. [3]

Ada dua jenis bilirubin di dalam tubuh, yaitu: 

  • Bilirubin tidak Terkonjugasi

Bilirubin jenis ini merupakan bilirubin yang bergerak dari darah ke hati. Bilirubin ini tidak larut dalam air sehingga dapat menumpuk pada bagian tertentu di tubuh. [3]

  • Bilirubin Terkonjugasi

Bilirubin jenis ini merupakan bilirubin yang telah dirubah dari bilirubin tidak terkonjugasi. Bilirubin ini dapat larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan oleh tubuh melalui usus. 

Bilirubin yang dapat berbahaya bagi tubuh adalah bilirubin tidak terkonjugasi. Karena bilirubin ini dapat keluar dari darah dan masuk ke jaringan otak. [3]

Beberapa penyebab umum penyakit kuning pada bayi adalah: [4]

  • Hati yang kurang berkembang, sakit, atau rusak
  • Penghancuran sel darah merah
  • Kelahiran prematur
  • Peningkatan produksi bilirubin
  • Sindrom Gilbert
  • Obstruksi atau terdapat sumbatan pada empedu

Walaupun begitu, berdasarkan literatur medis sebenarnya kelebihan bilirubin tidak dapat menyebabkan kernikterus secara keseluruhan. Hal ini karena beberapa kasus ditemukan bahwa kernikterus terjadi tanpa sebab. [1]

Beberapa hal potensial yang dapat menyebabkan kernikterus adalah: 

  • Penyakit Rh

Penyakit Rh juga dikenal sebagai isoimunisasi atau Erythroblastosis Fetalis merupakan salah satu penyebab kernikterus. Hal ini karena penyakit Rh dapat menyebabkan penyakit kuning saat masa bayi. [1]

Ketika bayi mengalami penyakit Rh, sel darah merah janin dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam aliran darah ibu. Hasilnya tubuh ibu membentuk antibodi untuk melawan aliran darah tersebut, dan antibodi itu akan mencapai sang janin. [1]

Antibodi inilah yang akhirnya merusak sel darah merah janin (hemolisis), sehingga mengakibatkan rendahnya kadar sel darah merah (anemia). Karena proses ini, sumsum tulang belakang janin akan melepaskan sel darah merah yang belum matang. [1]

Hemoglobin dari sel darah merah yang hancur tersebut akan dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin tersebut akan dibersihkan dari darah melalui plasenta. Namun ketika bayi lahir, bilirubin dapat menumpuk di aliran darah atau otak bayi. [1]

  • Sindrom Crigler-Najjar

Sindrom Cirgler-Najjar merupakan suatu kondisi dimana terdapat kekurangan enzim untuk mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi bilirubin terkonjugasi.

Kondisi ini merupakan kondisi bawaan atau genetik dan dapat menyebabkan bilirubin menumpuk di aliran darah. [3]

Sulfonamida merupakan kelompok dari antibiotik yang membunuh bakteri. Antibiotik ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kernikterus. [3]

Hal ini karena bilirubin tak terkonjugasi akan bergerak ke hati dan terikat pada albumin protein. Bilirubin ini akan diubah menjadi bilirubin terkonjugasi sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh. [3]

Namun sulfonamida dapat melepaskan bilirubin dari albumin, sehingga bilirubin tak terkonjugasi tersebut tidak dapat diubah menjadi bilirubin terkonjugasi. Hasilnya adalah meningkatkan kadar bilirubin di dalam darah. [3]

Diagnosis Kernikterus

Kernikterus dapat dicurigai pada hari-hari pertama kelahiran. Seorang bayi biasanya memiliki bilirubin dalam tingkat yang tinggi saat mereka berusia 3 hingga 5 hari. [1,2]

Biasanya mereka akan diawasi untuk penyakit kuning setiap 8 hingga 12 jam selama 2 hari pertama. Lalu ketika mereka genap berusia 5 hari, maka akan dilakukan pemeriksaan ulang. [2]

Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kadar bilirubin yang ada dengan menggunakan pengukur cahaya. Jika hasilnya tinggi, maka tahap selanjutnya akan pemeriksaan darah. Namun jika hasilnya rendah, maka bayi dapat meninggalkan rumah sakit. [2]

Pengobatan Kernikterus

Tujuan utama dari pengobatan kernikterus adalah penurunan jumlah bilirubin tak terkonjugasi di dalam darah. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan adalah: 

  • Menyediakan Susu yang Cukup untuk Bayi

Susu merupakan makanan bayi yang utama. Jika seorang bayi tidak mendapatkan asupan yang cukup, tubuh mereka tidak dapat mengeluarkan bilirubin melalui urin atau tinja. [2]

Jika mereka mendapatkan asupan yang cukup, mereka akan buang air dan juga tinja mereka akan berubah dari berwarna hijau tua menjadi kuning. Selain itu, mereka juga akan terlihat kenyang jika sudah tercukupi asupannya. [2]

  • Fototerapi (Terapi Cahaya)

Fototerapi merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati kernikterus. Pengobatan ini menggunakan sinar biru khusus untuk kulit bayi sehingga mampu memecah bilirubin. [2]

Efek samping sementara dari fototerapi adalah tinja encer dan ruam. Namun tenang saja, karena efek tersebut hanya bersifat sementara. [2]

  • Transfusi Darah

Transfusi darah merupakan pengobatan lanjutan jika pengobatan sebelumnya tidak dapat menurunkan kadar bilirubin. Perlu diingat bahwa transfusi darah hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti ketika terdapat tanda-tanda kerusakan otak. [2]

Jika kernikterus telah parah dan menyebabkan komplikasi, beberapa pengobatan mungkin dilakukan, seperti: [4]

  • Fisioterapi
  • Terapi berbicara
  • Implantasi koklea jika terjadi gangguan pendengaran
  • Prosedur pengobatan ortopedi
  • Obat untuk masalah otot atau gerakan
  • Injeksi botoks
  • Obat untuk gangguan attention deficit hyperactivity

Pencegahan Kernikterus

Tentunya tidak ada orang tua yang menginginkan bayinya mengalami kernikterus. Langkah tepat untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan memberi perhatian lebih pada bayi. [5]

Terlebih pada bayi yang memiliki kadar bilirubin tinggi dan juga prematur atau terlahir dari keluarga dengan kelainan yang dapat menyebabkan hemolisis neonatal. [5]

Menyusui juga merupakan cara untuk mencegah kernikterus, walaupun sebenarnya menyusui juga dapat meningkatkan kadar bilirubin. Perlu diketahui pula bahwa beberapa bayi dapat mengalami kernikterus dengan kadar bilirubin yang sangat rendah. [5]

1. Anonim. Kernicterus. National Organization for Rare Disorders; 2021.
2. Dan Brennan, MD. What is Kernicterus?. Webmd; 2019.
3. Karen Gill, MD & Stephanie Watson. What is Kernicterus?. Healthline; 2018.
4. Jennifer Huizen. What is Kernicterus and What are the Symptoms?. Medical News Today; 2018.
5. Dr. Colin Tidy & Dr Adrian Bonsall. Kernicterus. Patient; 2014.

Share