Tindakan Medis

Laringoskopi: Fungsi, Prosedur, dan Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Laringoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter untuk memeriksa bagian laring dan tenggorokan dalam jarak dekat. Laring adalah kotak suara (voice box) kita yang terletak di bagian atas trakea.

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mencari tahu mengapa kita batuk atau mengalami sakit tenggorokan, juga untuk menemukan dan mengambil sesuatu yang tersangkut disana, atau untuk mengambil contoh jaringan untuk diperiksa di laboratorium.

Fungsi dan Tujuan Laringoskopi

Kesehatan laring harus dijaga karena di dalamnya terdapat pita suara. Udara yang melewati laring dan pita suara akan menyebabkan getaran yang menghasilkan bunyi atau suara. Inilah yang membuat kita bisa bicara.

Dokter spesialis THT adalah orang yang akan melakukan pemeriksaan laringoskopi ini. Saat pemeriksaan berlangsung, dokter akan memasukkan sebuah alat yang disebut laringoskop ke dalam tenggorokan melalui mulut [1, 2, 3, 4]

Ada beberapa alasan yang membuat pemeriksaan ini perlu dilakukan: [1, 2, 4]

1. Masalah dengan tenggorokan atau suara

Laringoskopi bisa digunakan untuk mencari tahu penyebab timbulnya gejala-gejala di tenggorokan atau kotak suara (seperti kesulitan menelan atau bernafas, perubahan pada suara, nafas berbau tidak sedap, atau batuk, sakit tenggorokan, sakit telinga yang tidak sembuh-sembuh).

Pemeriksaan ini juga bisa digunakan untuk melihat lebih dekat area yang tampak abnormal saat pemeriksaan CT scan.

2. Untuk mengambil contoh biopsi dari area yang abnormal

Laringoskopi bisa digunakan untuk mengambil contoh jaringan dari pita suara atau bagian-bagian lain di tenggorokan (untuk mencari tahu apakah bagian yang abnormal ini adalah tumor atau kanker, misalnya).

Pengambilan jaringan ini dilakukan dengan memasukkan sebuah alat yang tipis dan panjang melalui laringoskop, seperti misalnya pinset, untuk mengambil conth jaringan yang kemudian akan dikirim ke laboratorium.

3. Untuk mengatasi masalah pada kotak suara (termasuk kanker tahap awal)

Laringoskopi bisa digunakan untuk mengatasi masalah pada pita suara atau tenggorokan. Misalnya, alat yang panjang dan tipis bisa dimasukkan melalui laringoskop untuk mengangkat pertumbuhan jaringan yang masih cukup kecil (tumor atau polip) di pita suara.

Laser di bagian ujung laringoskop juga bisa digunakan untuk membakar bagian-bagian yang dianggap abnormal.

Jenis-Jenis Laringoskopi dan Prosedurnya

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan prosedur ini: [1, 2, 4]

1. Laringoskopi tidak langsung (indirect)

Ini adalah cara yang paling sederhana. Dokter akan menggunakan sebuah cermin kecil dan lampu untuk melihat bagian tenggorokan. Cermin ini memiliki pegangan yang panjang, seperti yang biasa digunakan oleh dokter gigi, dan akan diletakkan di langit-langit mulut.

Dokter akan menyorotkan cahaya ke dalam mulut agar bisa melihat kondisi di tenggorokan melalui cermin kecil tadi. Prosedur ini dilakukan di ruang praktek dokter dan hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit.

2. Laringoskopi langsung dengan serat optik.

Banyak dokter menggunakan teknik ini sekarang, kadang-kadang juga disebut laringoskopi fleksibel. Dokter akan menggunakan teleskop kecil yang diletakkan di ujung sebuat kabel, yang kemudian akan masuk melalui hidung ke arah tenggorokan.

Prosedur ini membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. Dokter juga akan menggunakan obat untuk mematikan rasa di hidung. Kadang-kadang decongestant juga digunakan untuk membuka saluran nasal.

3. Laringoskopi langsung (direct)

Teknik ini adalah yang paling banyak langkah-langkahnya. Dokter akan menggunakan sebuah laringoskop untuk menekan lidah dan mengangkat epiglottis, yaitu katup yang menutupi batang tenggorok. Katup ini terbuka saat kita bernafas dan menutup saat kita menelan.

Dokter menggunakan teknik ini untuk mengangkat jaringan yang tumbuh atau mengambil contoh jaringan untuk diperiksa. Prosedur ini juga bisa digunakan untuk memasukkan selang ke dalam batang tenggorok untuk membantu perafasan saat keadaan darurat atau operasi.

Laringoskopi langsung bisa berlangsung selama 45 menit. Pasien akan diberi bius total agar tetap tertidur selama prosedur berlangsung. Dokter kemudian akan mengambil jaringan yang abnormal atau contoh jaringan dari tenggorokan.

Persiapan Sebelum Prosedur

Dokter akan melakukan beberapa tes sebelum pelaksanaan prosedur laringoskopi untuk memahami lebih baik tentang gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Tes-tes tersebut termasuk:

Jika dokter melakukan tes barium swallow, X-ray akan diambil setelah pasien minum cairan khusus yang mengandung barium. Zat ini bekerja sebagai bahan kontras yang memungkinkan dokter untuk melihat keadaan di tenggorokan dengan lebih jelas. Cairan ini tidak beracun atau berbahaya dan akan keluar dari tubuh dalam beberapa jam setelah ditelan. [1, 3, 4]

Laringoskopi dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, sehingga pasien bisa pulang di hari yang sama dengan pelaksanaan prosedur.

Setelah Prosedur

Pasien akan diawasi selama beberapa waktu setelah prosedur untuk memastikan tidak ada komplikasi yang terjadi.

Saat laringoskopi berlangsung, dokter mungkin akan mengambil contoh jaringan, mengangkat jaringan abnormal, atau mengambil benda yang menyangkut di tenggorokan (duri, misalnya). Setelah prosedur, dokter akan mendiskusikan tentang hasil pemeriksaan dan pilihan perawatan lanjutan untuk pasien, jika dibutuhkan. [2, 3]

Mulut dan tenggorokan mungkin akan mati rasa selama beberapa jam setelah prosedur. Pasien tidak diijinkan untuk makan atau minum hingga mati rasanya hilang. Begitu sudah bisa merasa lagi, pasien mungkin akan mengalami sakit tenggorokan, batuk (yang mungkin sedikit berdarah), atau suara serak selama satu atau dua hari.

Pasien akan diiminta untuk menghisap es batu atau berkumur dengan air garam untuk meredakan nyeri di tenggorokan setelah prosedur. Obat pereda nyeri atau tablet hisap juga bisa membantu. [2]

Jika prosedur dilakukan untuk biopsi, maka hasilnya bisa didapat dalam tiga hingga lima hari.

Risiko dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Hanya ada sedikit risiko dan komplikasi yang berhubungan dengan pemeriksaan laringoskopi ini. Pasien mungkin akan mengalami iritasi ringan di jaringan lunak di tenggorokan setelahnya, namun secara keseluruhan tes ini sangat aman.

Pasien jarang mengalami masalah setelah prosedur, namun tetap bisa terjadi. Beberapa komplikasi ini termasuk: [2, 3]

  • Nyeri atau pembengkakan di mulut, lidah, atau tenggorokan
  • Perdarahan di tenggorokan
  • Suara serak
  • Tersedak atau muntah
  • Infeksi

Efek dari obat bius termasuk rasa mual atau mengantuk setelah prosedur. Pasien juga mungkin mengalami mulut kering atau nyeri tenggorokan, yang adalah reaksi umum terhadap obat bius.

Tetapi, jika pasien mengalami nyeri yang semakin hebat, demam, batuk atau muntah darah, kesulitan bernafas atau menelan, atau mengalami nyeri dada, maka harus segera menghubungi dokter. [2]

1. Scott Harris, Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA. A Close-Up Look at Laryngoscopy. Healthline; 2012.
2. Carol DerSarkissian. What Is Laryngoscopy? WebMD; 2018.
3. The American Cancer Society medical and editorial content team. Laryngoscopy. Cancer Organization; 2019.
4. Daus Mahnke, MD. Laryngoscopy. Winchester Hospital; 2018.

Share