Biopsi: Fungsi, Prosedur, dan Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Biopsi adalah prosedur untuk pengambilan contoh sel atau jaringan tubuh. Contoh ini kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk dilihat apakah mengandung penyakit atau mengalami kerusakan.

Biopsi bisa dilakukan pada bagian tubuh mana saja. Pada kebanyakan kasus, biopsi adalah satu-satunya jenis tes yang bisa memastikan adanya kanker pada bagian tubuh yang diperiksa, namun biopsi juga bisa dilakukan untuk alasan-alasan lain.

Fungsi dan Pengertian Biopsi

Dokter biasanya menyarankan biopsi bila ia menemukan sesuatu yang mencurigakan saat melakukan pemeriksaan fisik atau tes lainnya. Biopsi adalah cara utama bagi dokter untuk mendiagnosa sebagian besar jenis kanker.

Beberapa tes lain mungkin bisa memberikan perkiraan bahwa ada kanker di tubuh pasien, namun hanya biopsi yang bisa menegakkan diagnosis. [1,2, 3, 4]

Saat biopsi berlangsung, dokter akan mengambil sejumlah kecil jaringan untuk kemudian diperiksa dengan mikroskop. Prosedur ini bisa dilakukan di ruang praktek dokter atau di ruang bedah menggunakan cara khusus. Jenis biopsi bisa berbeda tergantung dari dimana kemungkinannya tumor berada.

Tetapi, biopsi juga bisa dilakukan untuk banyak kasus gangguan kesehatan, bukan hanya kanker. Ada banyak teknik untuk melakukan biopsi dan sebagian besar tidak sakit samasekali dan risikonya sangat rendah. Sampel yang diambil saat prosedur bisa dari kulit, jaringan tubuh, organ, atau tumor. [1, 2, 3, 4]

Sampel ini kemudian akan diperiksa oleh dermatophathologist atau pathologist yang akan menyiapkan laporan tertulis dengan informasi yang dibutuhkan oleh dokter untuk merawat dan mengobati kondisi yang dialami pasien. [1, 2, 3, 4]

Siapa yang Membutuhkan Biopsi?

Jika pasien mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan kanker, dan dokter menemukan bagian tubuh yang mencurigakan, maka biopsi biasanya akan dilakukan untuk membantu memastikan apakah memang ada kanker di bagian tersebut.

Biopsi adalah satu-satunya cara untuk mendiagnosa sebagian besar jenis kanker. Tes pencitraan seperti CT scan dan X-ray memang bisa membantu mengidentifikasi bagian yang dicurigai, namun tidak bisa membedakan antara sel kanker dengan non-kanker. [2]

Biopsi memang umumnya berhubungan dengan kanker, tapi bila dilakukan, bukan selalu berarti pasien memiliki kanker. Prosedur ini juga bisa membantu mengidentifikasi kondisi lain seperti infeksi, peradangan, atau kelainan autoimun.

Biopsi juga dilakukan untuk mencocokkan jaringan organ sebelum pelaksanaan transplantasi serta untuk melihat apakah ada tanda-tanda penolakan organ setelah transplantasi dilakukan. [4]

Jenis-Jenis Biopsi

Ada beberapa jenis biopsi. Dokter akan memilih jenisnya berdasarkan kondisi pasien dan bagian tubuh mana yang perlu diperiksa lebih jauh. [1, 2, 3, 4]

1. Biopsi dengan panduan pencitraan (image-guided).

Dokter mungkin menggunakan biopsi jenis ini bila tumor tidak bisa dirasakan saat pemeriksaan fisik dan terletak di bagian tubuh yang dalam. Saat prosedur ini berlangsung, dokter akan menggerakkan jarum menuju bagian yang sakit dengan bantuan teknik pencitraan.

Dokter bisa melakukan biopsi jenis ini dengan jarum atau vacuum tergantung dari jumlah jaringan yang dibutuhkan, diagnosa awal, dan faktor-faktor lain. Teknik pencitraan yang bisa digunakan termasuk:

2. Needle aspiration biopsy

Saat pelaksanaan biopsi dengan pembedahan minimal ini, dokter akan menggunakan sebuah jarum (bisa berbentuk sangat tipis atau besar, tergantung seberapa banyak sampel yang perlu diambil) yang terpasang ke suntikan. Dokter kemudian akan mengambil sejumlah jaringan dari bagian yang mencurigakan untuk diperiksa dan dites.

Dokter bisa menggunakan jenis biopsi ini untuk gumpalan yang bisa dirasakan saat pemeriksaan fisik atau bersama dengan biopsi dengan bantuan teknik pencitraan.

3. Biopsi dengan bantuan vacuum

Jenis biopsi ini menggunakan alat penghisap untuk mengambil contoh jaringan melalui jarum khusus. Dokter bisa mengambil beberapa atau sejumlah besar contoh jaringan dari bagian tubuh yang sama dengan metode ini.

Biopsi dengan bantuan vacuum juga kadang-kadang dilakukan bersamaan dengan pencitraan.

4. Excisional biopsy

Saat prosedur ini, dokter akan mengambil seluruh bagian yang dicurigai. Jenis biopsi ini umumnya digunakan bila terjadi perubahan yang mencurigakan pada kulit. Dokter juga kadang-kadang menggunakan prosedur ini untuk benjolan kecil yang mudah diangkat dibawah kulit.

Namun, metode needle aspiration lebih umum digunakan untuk benjolan atau gumpalan yang tidak bisa dilihat atau dirasakan dibawah kulit.

5. Shave biopsy

Untuk jenis biopsi ini, dokter menggunakan sebuah alat yang tajam untuk mengambil contoh jaringan dari permukaan kulit.

6. Punch biopsy

Saat prosedur ini berlangsung, dokter akan memasukkan sebuah alat yang tajam dan bundar ke dalam kulit, kemudian mengambil contoh jaringan dari bawah kulit.

7. Biopsi endoskopis

Endoskop adalah sebuah selang kecil dan fleksibel yang dilengkapi dengan kamera. Dokter menggunakan alat ini untuk melihat bagian dalam tubuh, termasuk kandung kemih, perut, persendian atau saluran cerna.

Dokter akan memasukkan endoskop melalui mulut atau atau sayatan kecil. Kamera yang terpasang di endoskopi akan membantu dokter untuk melihat bagian yang dicurigai, kemudian sampel akan diambil menggunakan forceps (semacam tang kecil) yang juga terpasang di endoskop.

8. Biopsi laparoskopis

Jenis biopsi ini digunakan untuk mengambil sampel dari bagian perut. Serupa dengan biopsi endoskopis, dokter akan memasukkan selang kecil yang dilengkapi dengan kamera yang disebut laparoskop ke dalam perut melalui sebuah sayatan kecil.

Kamera akan membantu dokter untuk memeriksa bagian yang abnormal. Kemudian sebuah jarum kecil akan dimasukkan untuk mengambil contoh jaringan.

9. Biopsi sumsum tulang

Seperti namanya, dokter melakukan biopsi ini untuk memeriksa sumsum tulang. Bagian tubuh ini memiliki bagian padat dan juga cair yang keduanya bisa diambil sebagai contoh jaringan dengan menggunakan jarum.

Dokter menggunakan prosedur ini untuk mencari tahu apakah pasien memiliki kelainan darah atau kanker darah yang termasuk leukimia, lymphoma, atau multiple myeloma.

Bagian yang umumnya digunakan untuk pengambilan contoh sumsum tulang adalah tulang panggul. Tulang ini terletak di bagian punggung bawah dekat pinggul. Dokter akan membius kulit di bagian tersebut menggunakan obat sebelum prosedur dilakukan.

10. Biopsy cairan (liquid biopsy)

Prosedur dengan pembedahan minimal ini digunakan untuk memeriksa contoh darah untuk kanker. Saat biopsi cairan berlangsung, dokter akan mengambil contoh darah rutin dan memeriksanya.

Dibandingkan dengan biopsi jaringan, biopsi cairan memiliki risiko yang lebih rendah bagi pasien, dan dokter bisa dengan mudah melakukannya beberapa kali. Prosedur ini juga memungkinkan dokter untuk memeriksa perkembangan tumor dan melihat seberapa baik pengobatan berjalan.

Jenis biopsi ini masih tergolong baru dan membutuhkan lebih banyak penelitian tentang penggunaannya. Untuk saat ini, jenis biopsi ini tidak digunakan untuk pemeriksaan kanker.

Persiapan Sebelum Biopsi

Persiapan pasien menjelang prosedur tergantung dari jenis biopsi yang akan dilakukan. Misalnya, untuk biopsi needle aspiration, persiapannya sangat minimal dan bisa dilakukan di ruang praktik dokter. Tetapi, untuk beberapa kasus lainnya, pasien perlu masuk ke ruang bedah. [1, 2, 4]

  • Pasien akan diberi arahan apakah harus puasa atau tidak menjelang biopsi.
  • Dokter juga akan memberi tahu obat rutin apa saja yang masih boleh diminum sebelum biopsi. Biasanya obat yang mengandung pengencer darah seperti aspirin harus dihentikan dulu konsumsinya.
  • Dokter akan menanyakan alergi apa saja yang dimiliki pasien.
  • Prosedur biopsi akan dijelaskan kepada pasien.
  • Pasien akan diminta menandatangani surat persetujuan yang menyatakan bahwa ia telah memahami manfaat dan risiko dari biopsi yang akan dijalani dan setuju untuk melakukan tes.

Saat Biopsi Berlangsung

Tergantung dari bagian tubuh yang akan dibiopsi, pasien mungkin harus tidur tengkurap, telentang, atau duduk tegak selama prosedur berlangsung. Untuk beberapa jenis biopsi, pasien juga perlu menahan nafas saat jarum dimasukkan.

Sebelum prosedur, pasien akan diberi sejenis obat bius untuk mematikan rasa sakit. Jenis bius yang digunakan tergantung dari tipe dan bagian tubuh yang dibiopsi. Berikut adalah jenis-jenis bius yang digunakan: [1, 2, 4]

  • Anestesi/bius lokal, yaitu suntikan untuk mematikan rasa di bagian yang akan diperiksa. Akan terasa sedikit pedih ketika jarum disuntikkan.
  • Penenang (sedative), digunakan untuk membuat pasien tenang dan santai, biasanya diberikan melalui infus dan seringkali dikombinasikan dengan bius lokal.
  • Anestesi/bius total, digunakan untuk membuat pasien tidak sadar selama prosedur berlangsung, biasanya digunakan untuk pembedahan besar.

Setelah Biopsi

Pemulihan setelah biopsi tergantung dari jenis yang dilakukan:

  • Untuk prosedur dengan pembedahan minimal, pasien bisa langsung melakukan aktivitas seperti biasanya setelah prosedur.
  • Untuk prosedur dengan pembedahan yang lebih besar, dibutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.
  • Jika pasien mendapat obat penenang bersamaan dengan obat bius, maka pasien tidak boleh membawa kendaraan sendiri saat pulang setelah prosedur.

Setelah biopsi, dokter akan memberi arahan mengenai bagaimana merawat bagian yang dibiopsi. Juga, pasien harus memperhatikan bila tanda-tanda komplikasi terjadi, seperti:

  • Infeksi
  • Rasa nyeri di bagian biopsi
  • Demam
  • Pendarahan

Hasil Biopsi

Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil dari pemeriksaan biopsi tergantung dari berapa banyak tes yang perlu dilakukan pada contoh jaringan untuk menegakkan diagnosis. Berdasarkan analisa ini, pathologist akan menentukan apakah benar jaringan yang diambil mengandung tumor dan apa jenisnya. [1, 2, 4]

Tumor bisa bersifat jinak atau ganas:

  • Jinak (benign) berarti tidak akan berkembang menjadi kanker
  • Ganas (malignant) berarti bersifat kanker dan memiliki kemungkinan untuk menyebar ke bagian tubuh yang lain

Hasil biopsi biasanya keluar dalam 2 hingga 3 hari setelah prosedur. Hasil yang membutuhkan analisa lebih lanjut bisa memakan waktu 7 hingga 10 hari. Dokter akan menjelaskan hasil biopsi pada pasien dan memberi konsultasi dan arahan mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment