Daftar isi
Lycopodium Clavatum atau yang disebut dengan paku kawat merupakan tumbuhan yang tergolong ke dalam paku-pakuan dan masuk ke dalam kelompok keluarga Lycopodiaceae. Selain itu tumbuhan tersebut merupakan spesies yang paling luas dalam genus Lycopodium dari keluarga Lycopodiaceae clubmoss.
Lycopodium Clavatum ditemukan di daerah kutub yang lebih dingin serta di daerah beriklim sedang, tropis dan sub-tropis, tetapi mereka banyak ditemukan di zona tropis. Salah satunya di negara seperti India yang ditemukan tumbuh di tempat yang lembab dan teduh yang kaya akan humus dan bahan organik lainnya.
Jenis tumbuhan tersebut sebagian masyarakat sering memanfaatkannya untuk hiasan di halaman rumah, tumbuh di sebagian pot dan menempel di pohon inangnya seperti lumut. Perlu diketahui lebih lanjut bahwasannya selain untuk hiasan lycopodium clavatum juga dapat dijadikan untuk obat herbal yang bisa meringankan beberapa penyakit [2,6].
Lycopodium Clavatum dengan spesies yang lainnya mempunyai karakteristik yang sama seperti spesies yang lainnya yaitu mempunyai spora yang terdapat di bagian strobilus. Akan tetapi ada beberapa karakter yang membedakan tumbuhan tersebut dengan spesies yang lainnya yaitu dapat tumbuh panjang batangnya hingga mencapai 1 m, batangnya banyak bercabang, dan dilapisi dengan rapat lalu terdapat daun mikro kecil yang tersusun secara spiral.
Bagian lainnya terletak pada daunnya yang memiliki panjang 3–5 mm dan lebar 0,7–1 mm, meruncing ke titik putih seperti rambut halus, lalu teksturnya seperti kulit, berwarna hijau atau hijau kekuningan, berbentuk garis atau jarum, dan permukaannya berjarum, tidak bertangkai atau mikrokofil tidak bercabang. Lycopodium Clavatum juga terdapat kerucut spora yang mempunyai warna kuning-hijau pada bagian strobilusnya.
Tumbuhan tersebut mempunyai batang horisontal yang menghasilkan akar pada interval sehingga yang memungkinkan batang tumbuh tanpa batas waktu sepanjang di tanah. Batangnya berwarna hijau hampir sama dengan warna daunnya dan terlebih lagi karakter yang mencolok di tubuhnya terdapat bulu-bulu yang menyelubunginya [2,6].
Nama | Jumlah | Unit |
Phenol | 12.4 | % |
Phytol | 12.05 | % |
Lycopodine | 58.26 | % |
Vinylphenol | 1.51 | % |
Octadecene | 0.58 | % |
Fenolik | 3.2 | % |
Kaempferol | 1.1 | % |
Lycopodium clavatum merupakan salah satu tumbuhan hias yang dapat digunakan sebagai obat herbal. Hal ini dikarenakan lycopodium clavatum memiliki kandungan lycopodine yang cukup tinggi di dalamnya.
Senyawa lycopodine ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, salah satu manfaat yang paling bagus, yaitu lycopodine dapat digunakan sebagai antikanker sekaligus sebagai antioksidan di dalam tubuh [1].
Lycopodium clavatum terkadang, sering dijadikan untuk tumbuhan hiasan saja, akan tetapi perlu diketahui bahwasannya kelompok tumbuhan tersebut dapat dijadikan untuk obat herbal tradisional yang telah banyak digunakan, misalnya untuk obat luka memar, keseleo, bengkak, dan masih ada beberapa yang lainnya lagi. Hal tersebut karena tumbuhan itu mempunyai kandungan senyawa seperti alkaloid likopodium dengan sistem cincin yang unik serta mempunyai aspek biogenetik dan biologi yang menarik.
Tidak hanya kandungan senyawa tersebut saja melainkan terdapat senyawa seperti minyak lemak, sporonin karbohidrat polimer tinggi kompleks, sukrosa, protamin, dan asam hidrokaffeic. Oleh karena itu Lycopodium clavatum bisa dijadikan untuk obat herbal tradisional yang cukup efisien untuk melindungi dan menjaga tubuh dari serangan berbagai penyakit [1,3].
Berbagai kandungan pada tumbuhan tersebut berperan aktif untuk kesehatan tubuh dalam meringankan berbagai penyakit
Lycopodium clavatum tumbuhan yang tergolong paku-pakuan dan sering dijadikan untuk hiasan ternyata mempunyai manfaat kesehatan. Manfaat dari lycopodium clavatum ini kurang diketahui oleh kebanyakan orang, sehingga sangat jarang dimanfaatkan.
Berikut di bawah ini manfaat kesehatan jika mengonsumsi Lycopodium clavatum untuk obat herbal :
Kulit bagian luar biasanya sering mengalami sakit atau luka seperti luka akibat goresan ataupun luka bakar, hal ini tentunya dikarenakan beberapa bagian kulit menjadi terbuka. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya beberapa gejala seperti kemerahan, bengkak dan yang lainnya.
Untuk mengatasi gejala seperti tersebut dan meringankan luka pada kulit dapat mengonsumsi obat herbal tradisional yang terbuat dari lycopodium clavatum. Di dalam tumbuhan tersebut mempunyai sifat antiseptik, sehingga dapat memberikan efek baik bagi bagian kulit luar yang mengalami luka.
Sifat antiseptik yang dimiliki lycopodium clavatum berperan aktif untuk menyembuhkan kulit menjadi seperti semula dengan mematikan beberapa sel-sel yang tidak berperan dan sekaligus menjaga agar tidak terlalu terinfeksi secara berlebihan [1,2].
Sifat antiseptiknya sangat berperan penting untuk menjaga dan menyembuhkan luka dari infeksi
Lycopodium clavatum memiliki sifat antibakteri yang dapat memberikan efek baik pada tubuh agar terhindar dari segala virus atau lebih menjaga kesehatan tubuh terutama menjaga kulit bagian luar. Sifat tersebut sangat membantu untuk mencegah bakteri jahat yang berkembang dan akan meregenerasi sel kulit yang telah mati.
Sifat antibakteri dimiliki oleh beberapa senyawa seperti alkaloid, senyawa tersebut mempunyai peran bertindak untuk mencegah infeksi yang diakibatkan oleh bakteri-bakteri jahat. Tidak hanya itu saja melainkan senyawa alkaloid berperan penting untuk sifat tosik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya [1,2].
Manfaat yang lainnya jika mengonsumsi lycopodium clavatum yaitu dapat dijadikan untuk anti kanker yang mencegah pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kanker. Di dalam tumbuhan tersebut mempunyai ekstrak likopolodin yang dapat menghambat proses proliferasi sel HeLa melalui induksi apoptosis melalui aktivasi caspase-3.
Senyawa likopolidin juga mengakibatkan terjadinya apoptosis dan akhirnya mengurangi poliferasi sel kanker sehingga dapat lebih cepat untuk mencegah terjadinya kanker. Maka dari itu tumbuhan tersebut sangat berefek baik untuk dijadikan obat anti kanker [5,6].
Pada sebuah studi menunjukkan bahwasannya lycopodium clavatum mempunyai manfaat dijadikan untuk aktivitas anti inflamasi pada tubuh. Perlu diketahui anti inflamasi yang dimiliki tumbuhan tersebut dapat mengurangi sakit radang yang biasanya mengalami gejala rasa nyeri pada tubuh.
Sifat antiinflamasinya terdapat pada beberapa senyawa seperti alkaloid yang berperan dalam membunuh bakteri jahat dari penyebab peradangan tersebut. Selain adanya senyawa alkaloid, ada juga flavonoid yang membantu senyawa tersebut untuk menghentikan reaksi berantai radikal bebas [2,8].
Lycopodium clavatum mempunyai sifat antioksidan yang terkandung ke dalam beberapa senyawa seperti asam ferulic dan asam fenolat. Kedua senyawa tersebut telah dilaporkan oleh peneliti lain untuk digunakan sebagai antioksidan yang kuat.
Sifat antioksidan dari kedua senyawa tersebut dapat menghentikan reaksi berantai dari efek radikal bebas yang akan masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat mengakibatkan beberapa penyakit tidak menyebar. Maka dari itu jika mengonsumsi lycopodium clavatum untuk obat herbal akan memberikan efek baik yang tercukupi [4,5].
Biasanya obat herbal selalu memberikan efek baik bagi kesehatan tubuh, akan tetapi jika dikonsumsinya terlalu berlebihan dan tidak sesuai aturan akan menyebabkan efek samping. Hal ini tentunya harus dilihat dari kondisi tubuh masing-masing, karena bisa saja efek samping tersebut terjadi akibat adanya penyakit yang sudah dialami dan menjadi terganggu.
Berikut di bawah ini beberapa efek samping dari penggunaan lycopodium clavatum :
Batu ginjal biasanya diakibatkan karena terlalu berlebihan dalam mengonsumsi kandungan asam. Kandungan asam yang terdapat di lycopodium clavatum jika berlebihan dapat mengikat beberapa kandungan gizi dan kandungan yang lainnya sehingga pada tubuh dapat membentuk kandungan senyawa yang padat.
Jika membentuk senyawa padat tersebut lalu tidak dicerna dan tidak dapat larut maka akan mengendap dan menumpuk pada organ ginjal tersebut yang akhirnya membentuk menyerupai batu. Maka dari itu jika sudah terjadi pemupukan akan berakibat menyebabkan gangguan dan rasa nyeri pada ginjal [6].
Efek samping yang lainnya tumbuhan tersebut berbeda dengan tumbuhan lain, efek yang didapatkan yaitu alergi, akan tetapi gejalanya cukup berbeda. Gejala alergi dari mengonsumsi lycopodium clavatum yaitu adanya pembengkakan, kemerahan dan gatal di sekitar mulut atau tenggorokan, dan nyeri payudara kanan.
Alergi tersebut tentunya bisa disebabkan karena ketidakcocokan dalam tubuh dikarenakan daya imunitas tubuh tidak merespon dengan baik pada obat herbal tersebut. Maka dari itu apabila sudah terjadi lebih baik untuk menghentikan mengkonsumsinya dan berkonsultasi kepada dokter [6].
Efek samping dari obat herbal perlu diperhatikan agar tidak membahayakan kondisi pada tubuh
Untuk obat herbal tradisional yang digunakan dan dikonsumsi alangkah baiknya harus melakukan beberapa cara sebelum dikonsumsi oleh tubuh. Maka dari itu perlu adanya tips penggunaan yang tepat agar tidak salah dalam bertindak dan mengetahui caranya.
Berikut di bawah ini tips penggunaan untuk Lycopodium clavatum sebelum dikonsumsi oleh tubuh :
Cara menggunakan lycopodium clavatum untuk obat herbal bisa dengan cara ditumbuk, hal ini digunakan pada bagian tubuh luar saja. Untuk melakukannya dengan cara menyiapkan beberapa bagian yang dibutuhkan seperti pada akarnya ataupun batang sekaligus daunnya. Cuci bersih selalu menggunakan air yang mengalir agar selalu bersih dari bakteri jahat yang menempel.
Siapkan alat penumbuknya dan masukkan bahan-bahannya ke dalamnya penumbuk tersebut lalu tumbuk sampai agak halus. Setelah agak halus campurkan sedikit air atau boleh ditambahkan seperti minyak zaitun, aduk-aduk dan tumbuk lagi sampai semuanya merata. Jika sudah cukup merata maka hasil tumbukkan tersebut sudah bisa dan siap untuk digunakan.
Oleskan hasil tumbukkan tersebut ke bagian tubuh luar seperti kulit yang terkena luka, diamkan beberapa menit saja. Setelah beberapa menit, basuhlah dengan handuk yang sudah direndam air hangat ataupun air dingin [6,7].
Ekstrak perasan yang didapatkan dari Lycopodium clavatum ternyata bisa dijadikan untuk obat herbal yang baik juga. Hal yang perlu dilakukan hingga mendapatkan ekstrak tersebut maka siapkan beberapa bagian tumbuhan tersebut yang akan digunakan seperti akar, atau daun batangnya yang menjadi satu. Setelah itu cuci bersih menggunakan air agar menghilangkan bakteri jahat yang menempel bagai bagian tumbuhan tersebut.
Haluskan menggunakan penghalus makanan dan ditambahkan sedikit air untuk campurannya. Setelah itu jika sudah dihaluskan selanjutnya diperas dan hanya diambil ekstrak airnya saja. Ekstrak air perasannya tersebut lalu dimasukkan ke dalam botol spray dan sudah bisa sewaktu-waktu dipakai.
Pemakaiannyapun cukup disemprotkan saja bagian luka di kulit. Lalu ditunggu sampai agak menyerap dan diusap atau dibasuh menggunakan kain lap [6,7].
Penggunaan sebelum dikonsumsi perlu dilakukan supaya bisa mendapatkan efek kandungan dari tumbuhan tersebut
Setiap obat herbal tentunya bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tentunya supaya sewaktu-waktu membutuhkan obat herbal. Maka dari itu untuk Lycopodium clavatum bisa juga disimpan dan digunakan dalam jangka panjang sehingga perlu adanya cara supaya tetap terjaga.
Kondisi ekstrak air yang diperlukan ternyata bisa dilakukan, cara yang dilakukan cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Siapkan beberapa bagian tumbuhan tersebut lalu cuci bersih menggunakan air mengalir.
Selanjutnya tumbuk sampai cukup agak halus dan ditambahkan minyak zaitun atau air juga boleh. Tumbuk lagi dan aduk-aduk juga sampai semuanya agak merata atau tercampur menjadi satu.
Kemudian diperas hasil tumbukkan tersebut sampai mengeluarkan ekstrak perasan air yang di dalamnya. Selanjutnya ekstrak perasa air tersebut dituangkan ke dalam botol dan tutup dengan rapat, taruhlah di suhu ruangan supaya tetap terjaga kondisinya [6,7].
Simpan dengan tepat dan benar dapat memberikan penjagaan bagi kondisi tumbuhan tersebut dalam jangka panjang
1. Maria Suciu, Felix Aurel, Lucian Barbu tudoran. Effects of Lycopodium clavatum and equisetum arvense extracts from western Romania. Romanian Biotechnological Letters; 2015.
2. Jhilik Banerjee, Sunipa Biswas, Nithar Ranjan Madhu, Susanta Roy Karmakar, and Surjyo Jyoti Biswas. A better understanding of pharmacological activities and uses of phytochemicals of Lycopodium clavatum: A review. 3 (1): 207-210. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry; 2014.
3. Ken R. Markham , Noreen A. Moore & David R. Given. Phytochemical reappraisal of taxonomic subdivisions of Lycopodium (PteridophytaLycopodiaceae) based on flavonoid glycoside distribution. 21:2, 113-120. New Zealand Journal of Botany; 1983.
4. Graf E. Antioxidant potential of ferulic acid. 28:1249-1256. Free Radical in Biology and Medicine; 2000.
5. Descallar, A. L., Nuñez, M. P. S., Cabrera, M. L. N., Martin, T. T. B., Obemio, C. D. G., & Lañojan, R. S. Phytochemical analysis and antioxidant capacity of Lycopodium clavatum Linn. from Lake Sebu, South Cotabato, Philippines; 2017.
6. Sriram B. S., Dr. Ravichandra V., , Dr. Patanjali K. V., Dr. Rajendra Holla., and Dr. Chandrashekharayya H. H. REVIEW OF LYCOPODIUM CLAVATUM WITH HOMEOPATHIC PERSPECTIVE AND MODERN PHARMACOLOGY. Volume 7, Issue 12, 182-187. World Journal of Pharmaceutical Research; 2018.
7. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.
8. Aleksandra Kozłowska, Dorota Szostak-Wegierek. Flavonoids--food sources and health benefits. 68(2):79-85. Roczniki Państwowego Zakładu Higieny; 2014.