Timun yang biasanya dikonsumsi sebagai lalapan dapat juga dijadikan sebagai camilan sehat.
Saat timbul keinginan mengemil di malam hari namun tidak ingin makan yang menggemukkan badan, timun adalah opsi terbaik.
Walau timun kaya air dan dapat menyebabkan sering buang air kecil nantinya, manfaat makan timun di malam hari sebagai berikut sebaiknya tidak diabaikan.
Daftar isi
Sembelit atau konstipasi atau susah buang air besar merupakan salah satu tanda bahwa sistem pencernaan sedang tidak baik [1,2].
Saat mengalami sembelit, seseorang akan mengalami perut terasa penuh, kembung, hingga sering buang angin [1].
Dengan rajin mengonsumsi timun yang kaya air sekaligus serat di malam hari, ini membantu agar pencernaan tetap sehat dan buang air besar lebih lancar [1,2].
Mengganti camilan tidak sehat di malam hari dengan makan timun adalah salah satu cara terbaik menurunkan maupun menjaga berat badan [1,2].
Timun selain kaya air dan serat, kandungan kalorinya sangat rendah, maka mengonsumsinya 2-3 jam sebelum tidur akan aman bagi tubuh [1].
Namun agar benar-benar memperoleh manfaat bagi berat badan, pastikan makan timun tidak dengan tambahan bumbu lain [1,2].
Hindari menambahkan garam, gula atau bumbu penyedap lain saat makan timun yang justru bisa menambah kalori [1,2].
Timun tidak sekadar kaya air, tapi juga mengandung mineral kalsium yang baik untuk kekuatan gigi [1].
Timun yang dikonsumsi setiap malam juga baik untuk gigi karena mengandung fluoride dan molybdenum [1].
Keduanya adalah kandungan penting yang mendukung perbaikan gigi berlubang dan membantu memulihkannya secara lebih optimal [1,3].
Karena mengandung banyak air, timun yang rutin dimakan di malam hari sekalipun dapat membantu menghilangkan bau nafas tak sedap [1].
Air dan serat dari timun merangsang produksi air liur sehingga mulut tidak mudah kering dan berbagai sisa makanan pemicu bau mulut bisa dibersihkan [1].
Seringkali masalah kesehatan timbul karena di dalam tubuh terdapat toksin [1,2].
Salah satu keluhan seperti perut bergas atau terasa kembung juga dapat disebabkan oleh adanya toksin yang menghambat kelancaran proses pencernaan [1,2].
Dengan makan timun di malam hari, biji timun yang mengandung sifat diuretik akan membuang toksin dari dalam tubuh [1,4].
Sebagai efeknya, frekuensi buang air kecil meningkat karena toksin perlu dibuang melalui urine [1].
Makan timun setiap malam juga bermanfaat untuk kulit agar semakin lembut dan bercahaya alami [1,2].
Tidak hanya bisa dijadikan masker, timun dapat dikonsumsi bila menginginkan kulit lembap, sehat dan cerah [1,2].
Bagi pria, makan timun setiap malam juga menjadi salah satu cara menurunkan risiko disfungsi ereksi maupun mengatasinya [1,5].
Timun memiliki kandungan-kandungan baik yang dapat memperlancar aliran darah ke penis sehingga gangguan reproduksi pria dapat teratasi secara alami [1,5].
Untuk pria usia antara 40-70 tahun yang menderita kondisi tersebut, timun bisa dikonsumsi mulai saat ini [1].
Timun adalah penurun tekanan darah tinggi dan penstabil tekanan darah yang tepat karena kalori dan sodiumnya yang rendah [2].
Makan timun di malam hari sebagai camilan sehat dapat memberikan efek baik bagi tekanan darah [2].
Hanya terdapat 15 kalori saja di dalam 100 gram timun yang tidak dikupas, maka walaupun mengonsumsi 200-300 gram, tubuh hanya mendapat 30-45 kalori saja [2].
Sementara itu, per 100 gram timun juga hanya mengandung 2 mg sodium sehingga berpengaruh baik pada tekanan darah [2].
Dengan kandungan air yang tinggi pun timun menjadi camilan yang mengenyangkan [2].
Makan timun di malam hari juga bermanfaat mengatasi pengristalan asam urat pada sendi sekaligus menjaga ginjal tetap sehat [2].
Timun juga akan mengeluarkan racun atau toksin yang memengaruhi fungsi ginjal [2,6].
Ketika racun atau toksin terakumulasi di organ ginjal, fungsinya akan menurun dan berisiko pada kegagalan organ [2].
Karena timun bersifat diuretik, akan lebih mudah untuk membuang toksin dari dalam tubuh dan menjaga kondisi fungsi ginjal [2,4].
Timun bukan jenis makanan berlemak tinggi sehingga merupakan sumber makanan ramah jantung [1,2].
Kandungan sodium/garam dan kolesterol pun hampir tidak ada, namun timun mengandung kaya vitamin, magnesium dan kalium [2].
Cucurbitacin juga merupakan kandungan bersifat anti-aterosklerosis yang akan menyehatkan pembuluh darah [2].
Anti-aterosklerosis berperan sebagai pencegah aterosklerosis, yakni kondisi pembuluh darah arteri yang mengeras atau menyempit [2,7,8].
Penyempitan dan pengerasan arteri ini biasanya merupakan akibat dari plak (penumpukan lemak) yang ada di dinding arteri sehingga menghambat jalannya peredaran darah menuju jantung [8].
Makan timun setiap malam juga baik untuk para penderita diabetes ataupun orang-orang yang memiliki risiko tinggi penyakit ini [1,2].
Timun memiliki kandungan silica yang berperan sebagai penstabil produksi insulin di dalam tubuh [2].
Selain itu, timun menyediakan bagi pankreas hormon penting yang organ tersebut perlukan sebagai penghasil insulin [2].
Timun juga merupakan sumber makanan berindeks glikemik rendah karena tinggi serat dan kadar airnya sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes [2].
Manfaat makan timun di malam hari baik bagi kesehatan tubuh, namun jika mengonsumsinya terlalu banyak, waspadai frekuensi buang air kecil yang meningkat.
1. Pharis K. 12 Mind-Blowing Benefits of Eating Cucumber at Night. Flab Fix; 2022.
2. Fat Loss Planner. 13 Amazing health benefits of eating cucumber at night. Fat Loss Planner; 2022.
3. Houston Pediatric Dentist. Garden Goodies that Teeth Love!. Houston Pediatric Dentist; 2018.
4. Stephanie Feuer. 9 Fruits and Vegetables That Are Natural Diuretics. Good Housekeeping; 2018.
5. Olivia Lerche. A 42p cucumber could CURE erectile dysfunction without causing Viagra-like side effects. Express; 2016.
6. Vanguard. Cucumber, best kidney cleanser in town. Vanguard; 2011.
7. Lingyu Zhang, Tiantian Zhang, Lin Ding, Jie Xu, Changhu Xue, Teruyoshi Yanagita, Yaoguang Chang & Yuming Wang. The Protective Activities of Dietary Sea Cucumber Cerebrosides against Atherosclerosis through Regulating Inflammation and Cholesterol Metabolism in Male Mice. Molecular Nutrition & Food Research; 2018.
8. Roma Pahwa & Ishwarlal Jialal. Atherosclerosis. National Center for Biotechnology Information; 2022.