Makanan, Minuman dan Herbal

6 Manfaat Minum Kombucha Bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kombucha bukan jenis minuman sehat yang baru-baru ini banyak dikonsumsi karena popularitasnya yang semakin tinggi [1].

Kombucha adalah teh yang sudah tidak asing bagi warga Tiongkok sebab mereka sudah menggunakan dan mengonsumsinya sekitar 2.000 tahun [1].

Kombucha sedikit berbeda dari jenis teh lain karena tak hanya berantioksidan tapi juga berprobiotik yang akan memberikan sejumlah manfaat kesehatan ini.

1. Membunuh Bakteri

Asam asetat yang terdapat di dalam kombucha adalah yang paling berperan dalam melawan segala bentuk mikroorganisme berbahaya yang sewaktu-waktu menyerang tubuh [1].

Jika teh pada umumnya memiliki polifenol sebagai pembasmi bakteri, mengonsumsi kombucha pun tetap dapat terhindar dari bakteri karena asam asetatnya [2].

Merupakan teh fermentasi, antibakteri di dalamnya sangat kuat, terutama terbukti sebagai pelawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur Candida [3].

Hanya saja, untuk bakteri-bakteri baik yang ada di dalam tubuh, asam asetat tidak terlalu berpengaruh apapun.

2. Menurunkan Risiko Kanker

Manfaat kombucha lainnya adalah sebagai pencegah pertumbuhan dan penyebaran sel-sel kanker [1,4,5].

Berkat kandungan tinggi akan antioksidan dan polifenol di dalam kombucha, meminumnya akan membantu agar tubuh memperoleh antikanker, meski cara kerja dari polifenol antikanker ini belum diketahui jelas [4,5].

Namun demikian, hal ini bisa menjadi alasan mengapa para pengonsumsi teh, termasuk kombucha memiliki risiko lebih kecil terkena kanker jenis apa saja [6,7,8].

Walaupun diketahui bahwa kombucha memiliki kandungan antikanker, masih diperlukan penelitian lebih jauh untuk membuktikan bahwa kombucha benar-benar efektif dalam menekan perkembangan kanker.

3. Mengendalikan Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan resistensi insulin dan juga kadar gula dalam darah yang tinggi.

Menjadi penyakit yang tergolong sangat umum dan menjadi momok bagi banyak orang baik muda maupun tua, kondisi ini rupanya dapat dikendalikan dengan meminum kombucha.

Sebuah hasil studi yang menggunakan tikus besar dan diberi kombucha berhasil membuktikan bahwa proses pencernaan karbohidrat kemudian dapat diperlambat [9].

Dengan proses cerna karbohidrat yang melambat, hal ini otomatis akan mencegah lonjakan kadar glukosa darah [9].

Pembuatan kombucha menggunakan teh hijau memiliki manfaat lebih besar dalam mengendalikan kenaikan gula darah karena teh hijau sendiri pun memiliki manfaat yang sama, ditambah dapat menjaga sekaligus emningkatkan fungsi ginjal dan hati [10].

Kombucha dari teh hijau akan menurunkan risiko diabetes tipe 2 karena sebuah hasil studi menunjukkan risiko diabetes berhasil mengalami penurunan pada 300.000 pengonsumsi teh hijau [11].

Meski demikian, manfaat kombucha sebagai penurun risiko diabetes masih harus melalui penelitian lebih jauh dan panjang.

4. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Mengonsumsi kombucha salah satunya bermanfaat menurunkan risiko penyakit jantung.

Sebuah hasil studi yang melibatkan tikus besar yang diberi kombucha diketahui dapat meningkatkan HDL atau kolesterol baik hanya dalam waktu 1 bulan [9,12].

Kombucha yang terbuat dari teh hijau jauh lebih bermanfaat karena teh hijau sendiri mampu mencegah oksidasi pada partikel-partikel kolesterol jahat atau LDL [13,14,15].

Bahkan telah berhasil dibuktikan bahwa pengonsumsi teh hijau memiliki 31% risiko lebih rendah dalam menderita penyakit jantung [16,17,18].

Jadi jika membuat kombucha dari teh hijau, manfaatnya tentu akan jauh lebih besar walaupun penelitian mengenai hal ini masih sedikit.

5. Meningkatkan Kesehatan dan Fungsi Pencernaan

Kombucha adalah teh fermentasi yang kaya akan probiotik, maka baik terbuat dari teh hijau maupun teh hitam, meminumnya berkala akan memberikan manfaat bagi sistem pencernaan [1,19].

Manfaat probiotik yang bisa diperoleh dari mengonsumsi kombucha ini adalah sistem imun yang jauh lebih kuat [1,19].

Selain itu, masalah pencernaan seperti sembelit atau susah buang air besar juga dapat diatasi dengan mengonsumsi kombucha [1,19].

Minum kombucha juga akan menurunkan risiko terserang infeksi, reaksi alergi, hingga iritasi pada saluran pencernaan [1,19].

Meski dapat memberikan manfaat besar bagi sistem pencernaan, penting untuk mengetahui takaran minum per har agar tidak terjadi efek samping [19].

Efek samping hanya akan timbul ketika konsumsi kombucha secara berlebihan di mana salah satunya adalah kembung karena karbonasi karena adanya asam asetat di dalamnya [19].

Beberapa jenis gangguan kesehatan pencernaan juga berpotensi terjadi apabila meminumnya terlalu sering atau banyak, seperti asidosis laktat (ketika asam terakumulasi di dalam darah secara berlebihan) [19].

Hal ini mampu memicu salah satunya ulkus pada lambung sehingga perlu diwaspadai [19].

6. Membakar Kalori

Kombucha yang terbuat dari teh hijau akan sangat bermanfaat dalam proses pembakaran kalori dalam tubuh [20,21,22].

Maka bagi yang ingin menurunkan berat badan dengan meningkatkan proses pembakaran kalori secara alami, meminum kombucha secara teratur akan sangat membantu [20,21,22].

Ini karena di dalam kombucha ada kandungan polifenol, antioksidan kuat yang tidak hanya melindungi tubuh dari berbagai penyakit, tapi juga mendukung pelunturan lemak di perut [23].

Tips Minum Kombucha

Walau kombucha menawarkan sejumlah manfaat besar bagi kesehatan, meminumnya berlebihan justru bisa mendatangkan kerugian bagi tubuh [24,25,26,27].

  • Menurut rekomendasi CDC (Centers for Disease Control and Prevention), kombucha dapat diminum sehari 3 kali dengan masing-masing takaran 4 ons atau sekitar 118 ml.
  • Memilih kombucha dengan kandungan gula serta kalori rendah, pastikan di bawah 50 kalori per sajian
  • Meminum kombucha dalam kondisi perut kosong sangat dianjurkan karena jauh lebih baik untuk probiotik bisa bekerja lebih optimal.
  • Mengonsumsi kombucha boleh setiap hari, namun dengan takaran yang sudah dianjurkan dan sebaiknya tidak terlalu berlebihan.
  • Mengonsumsi kombucha untuk penurunan berat badan bisa dilakukan setiap pagi sebanyak 240 ml setelah minum air putih dan sebelum makan pagi.

Deretan manfaat minum kombucha hanya dapat diperoleh ketika konsumsi dilakukan rutin setiap hari dalam porsi yang seharusnya tanpa berlebihan.

Konsultasikan dengan dokter apabila memiliki kondisi medis tertentu sebelum mengonsumsi kombucha untuk memastikan apakah kombucha benar-benar aman bagi yang memiliki riwayat medis tertentu.

1. Hashani Amarasinghe, Nimsha S. Weerakkody, & Viduranga Y. Waisundara. Evaluation of physicochemical properties and antioxidant activities of kombucha “Tea Fungus” during extended periods of fermentation. Food Science & Nutrition; 2018.
2. G Sreeramulu & Y Zhu, W Knol. Kombucha fermentation and its antimicrobial activity. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2000.
3. Houda Battikh, Kamel Chaieb, Amina Bakhrouf, & Emna Ammar. Antibacterial and Antifungal Activities of Black and Green Kombucha Teas. Journal of Biofood Chemistry; 2012.
4. D D Cetojevic-Simin, G M Bogdanovic, D D Cvetkovic, & A S Velicanski. Antiproliferative and antimicrobial activity of traditional Kombucha and Satureja montana L. Kombucha. Journal of the Balkan Union of Oncology; 2008.
5. Thummala Sriharia, Ramachandran Arunkumar, Jagadeesan Arunakaran & Uppala Satyanarayana. Downregulation of signalling molecules involved in angiogenesis of prostate cancer cell line (PC-3) by kombucha (lyophilized). Biomedicine & Preventive Nutrition; 2013.
6. Hirota Fujiki, Masami Suganuma, Kazue Imai, & Kei Nakachi. Green tea: cancer preventive beverage and/or drug. Cancer Letters; 2002.
7. K Imai, K Suga, & K Nakachi. Cancer-preventive effects of drinking green tea among a Japanese population. Preventive Medicine; 1997.
8. H Fujiki, M Suganuma, S Okabe, N Sueoka, A Komori, E Sueoka, T Kozu, Y Tada, K Suga, K Imai, & K Nakachi. Cancer inhibition by green tea. Mutation Research; 1998.
9. Ahmed Aloulou, Khaled Hamden, Dhouha Elloumi, Madiha Bou Ali, Khaoula Hargafi, Bassem Jaouadi, Fatma Ayadi, Abdelfattah Elfeki, & Emna Ammar. Hypoglycemic and antilipidemic properties of kombucha tea in alloxan-induced diabetic rats. BMC Complementary and Alternative Medicine; 2012.
10. Kai Liu, Rui Zhou, Bin Wang, Ka Chen, Lin-Ying Shi, Jun-Dong Zhu, & Man-Tian Mi. Effect of green tea on glucose control and insulin sensitivity: a meta-analysis of 17 randomized controlled trials. The American Journal of Clinical Nutrition; 2013.
11. Rachel Huxley, Crystal Man Ying Lee, Federica Barzi, Leif Timmermeister, Sebastien Czernichow, Vlado Perkovic, Diederick E Grobbee, David Batty, & Mark Woodward. Coffee, decaffeinated coffee, and tea consumption in relation to incident type 2 diabetes mellitus: a systematic review with meta-analysis. Archives of Internal Medicine; 2009.
12. Khaled Bellassoued, Ferdaws Ghrab, Fatma Makni-Ayadi, Jos Van Pelt, Abdelfattah Elfeki, & Emna Ammar. Protective effect of kombucha on rats fed a hypercholesterolemic diet is mediated by its antioxidant activity. Pharmaceutical Biology; 2015.
13. T T Yang & M W Koo. Inhibitory effect of Chinese green tea on endothelial cell-induced LDL oxidation. Atherosclerosis; 2000.
14. Anqi Zhang Ping, Tim Chan Yan, Shun Luk, Walter Kwok^Keung Ho & Zhen-Yu Chen. Inhibitory effect of jasmine green tea epicatechin isomers on LDL-oxidation. The Journal of Nutritional Biochemistry; 1997.
15. T Yokozawa & E Dong. Influence of green tea and its three major components upon low-density lipoprotein oxidation. Experimental and Toxicologic Pathology; 1997.
16. U Peters, C Poole, & L Arab. Does tea affect cardiovascular disease? A meta-analysis. American Journal of Epidemiology; 2001.
17. Shinichi Kuriyama. The relation between green tea consumption and cardiovascular disease as evidenced by epidemiological studies. The Journal of Nutrition; 2008.
18. Taichi Shimazu, Shinichi Kuriyama, Atsushi Hozawa, Kaori Ohmori, Yuki Sato, Naoki Nakaya, Yoshikazu Nishino, Yoshitaka Tsubono, & Ichiro Tsuji. Dietary patterns and cardiovascular disease mortality in Japan: a prospective cohort study. International Journal of Epidemiology; 2007.
19. Brent A. Bauer, M.D. What is kombucha tea? Does it have any health benefits?. Mayo Clinic; 2020.
20. A G Dulloo, C Duret, D Rohrer, L Girardier, N Mensi, M Fathi, P Chantre, & J Vandermander. Efficacy of a green tea extract rich in catechin polyphenols and caffeine in increasing 24-h energy expenditure and fat oxidation in humans. The American Journal of Clinical Nutrition; 1999.
21. Tomonori Nagao, Tadashi Hase, & Ichiro Tokimitsu. A green tea extract high in catechins reduces body fat and cardiovascular risks in humans. Obesity (Silver Spring); 2007.
22. Hiroyuki Fujita & Tomohide Yamagami. Antihypercholesterolemic effect of Chinese black tea extract in human subjects with borderline hypercholesterolemia. Nutrition Research; 2008.
23. M Serafini, A Ghiselli, & A Ferro-Luzzi. In vivo antioxidant effect of green and black tea in man. European Journal of Clinical Nutrition; 1996.
24. Cleveland Clinic. What Are Kombucha’s Health Benefits (and How Much Can You Safely Drink)?. Cleveland Clinic; 2018.
25. Sarah. The Best Time to Drink Kombucha. Brew Buch; 2021.
26. Jillian Kubala, MS, RD. 5 Side Effects of Too Much Kombucha. Healthline; 2018.
27. L. Lawrence & K. Fleming. Kombucha Weight Loss: Is It The Next Big Dieting Thing?. Better Me; 2021.

Share