Storytelling atau mendongeng menurut National Storytelling Network (NSN) merupakan suatu seni interaktif menggunakan kata-kata dan tindakan untuk mengungkapkan suatu kisah atau gambaran sebuah cerita hingga membuat pendengarnya menjadi berimajinasi [1].
Storytelling ini tidak sama dengan membaca buku bergambar karena penggambaran ceritanya dilakukan dengan suara dan tindakan seperti kontak mata [1].
Storytelling ini diketahui sangat bermanfaat khususnya bagi anak anak. Adapun manfaat storytelling antara lain [2, 3]:
Daftar isi
Cerita yang beragam yang disampaikan melalui storytelling umumnya juga berasal atau memuat beragam budaya yang berbeda beda.
Jika seseorang mendengarkan banyak cerita dari budaya yang beragam maka mereka secara otomatis mulai mengenal beragam budaya.
Dengan storytelling, seseorang dapat terbantu memahami akar budayanya sendiri dan bahkan juga mengenal budaya lain.
Bahkan seseorang kemudian dapat juga mulai mengetahui persamaan atau perbedaan budaya negaranya dengan negara lain di seluruh dunia.
Cerita yang disampaikan melalui storytelling dapat memberikan benang merah yang membantu menyatukan budaya dan menjembatani kesenjangan budaya.
Nilai-nilai tradisi dalam masyarakat umumnya juga banyak ditemukan dalam berbagai jenis cerita yang disampaikan melalui metode storytelling.
Dengan metode storytelling, seseorang akan dapat mengetahui berbagai nilai-nilai tradisi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, anak-anak dapat mengetahui wawasan tradisi dari lelulurnya sekalipun tidak pernah hidup pada jaman tersebut.
Orang tua yang melakukan Storytelling dengan anak diketahui dapat meningkatkan kemauan anak untuk mengekspresikan diri dan mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.
Hal ini dapat terjadi jika orang tua menstimulasi anak untuk berbicara terkait plot dan karakter dalam cerita yang telah disampaikan.
Dengan demikian, anak akan dapat membagikan pikiran dan pandangannya tentang masing-masing karakter dalam cerita. Tidak hanya itu, kemungkinan anak juga dapat memperlihatkan rasa suka atau tidak suka pada karakter tokoh dalam cerita.
Dengan mendengar banyak kosakata melalui storytelling, seseorang dapat menambah dan memperluas kosakata yang dimilikinya.
Untuk anak-anak sendiri jika menemui kosakata baru umumnya akan meminta penjelasan pada orang yang lebih dewasa. Dengan demikian, rasa keingintahuan dan keaktifan anak juga akan meningkat. Oleh karena itu, orang dewasa harus pandai mendorong anak untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Penggambaran cerita dengan menggunakan metode storytelling ini anak-anak dapat dipicu untuk menggambarkan larat, karakter dan cerita dalam pikirannya.
Dengan kata lain, daya imajinasi anak-anak dapat dipicu dengan storytelling ini. Selain itu, anak-anak bahkan juga dapat membangun dunia ceritanya sendiri dalam pikirannya. Hal ini menandakan daya kreatifitas anak pun juga dapat meningkat.
Umumnya, storytelling akan membuat seseorang khususnya anak-anak terdorong untuk menempatkan dirinya pada posisi protagonis cerita.
Dengan demikian, storytelling secara tidak langsung dapat membantu orang tua untuk mengembangkan rasa empati anaknya.
Kemudian, orang tua dapat memberikan pemahaman yang baik pada anaknya berdasarkan tindakan dan reaksi yang diperlihatkan oleh anaknya tersebut.
Hasil positif yang diharapkan adalah anak akan memiliki empati bahkan pada orang, tempat atau situasi baru.
Storytelling dengan alur cerita yang menarik perhatian umumnya akan membuat seseorang menjadi tertarik untuk lebih fokus mendengarkan.
Keterampilan fokus dan mendengarkan anak akan dikembangkan karena anak didorong untuk berkonsentrasi pada apa yang dikatakan storyteller.
Dengan demikian, kemampuan fokus dan mendengarnya lama-kelamaan akan terus diasah dan diharapkan dapat berkembang menjadi lebih baik lagi kemudian.
Dengan storytelling, seseorang atau khususnya anak-anak akan cenderung membiarkan storyteller untuk berbicara menyampaikan cerita yang ingin didengarkan olehnya.
Selama proses mendengarkan itu, secara tidak langsung anak-anak telah belajar menjadi lebih bersabar dalam mengikuti setiap alur cerita yang disampaikan.
Selain itu, anak-anak juga akan mulai dapat memahami bahwa setiap orang memiliki cara penafsiran yang berbeda-beda, dan tidak selalu sama dengan pemikirannya.
Untuk cerita-cerita tertentu, storytelling bahkan dapat dijadikan sebagai salah satu cara seseorang untuk relaksasi.
Dengan demikian, ketika atau setelah storytelling dilakukan, perasaan seseorang dapat menjadi lebih rileks.
Setelah storytelling dilakukan, anak-anak mungkin dapat didorong untuk menceritakan kembali apa-apa saja yang telah didengarnya. Dengan demikian, kemampuan mengingat anak akan dapat diasah.
Tips dalam melakukan storytelling akan mencakup beberapa hal yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik pertunjukan dan keterampilan kinerja [2]:
Tips berupa teknik pertunjukan yang sebaiknya dilakukan sebelum storytelling akan mencakup dua hal utama yaitu [2]:
1. Bercerita Bisa Memikat Penonton
Latihan dengan dengan teknik yang benar dapat membuat storyteller dapat memikat penonton ketika menyampaikan cerita.
2. Mengingat Dan Menceritakan Kembali Plot
Mengingat dan menceritakan kembali plot cerita sebelum melakukan storytelling dapat dilakukan dengan tahapan [2]:
Tips untuk storyteller agar storytellingnya berhasil atau menarik perhatian pendengar maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini [2]:
1. Yabe Miyuki, Oshima Sachie, Eifuku Satoshi, Taira Masato, Kobayashi Kazuto, Yabe Hirooki & Niwa Sin-ichi. Effects of storytelling on the childhood brain: near-infrared spectroscopic comparison with the effects of picture-book reading. Fukushima Journal Of Medical Science; 2018.
2. Anonim. Storytelling - benefits and tips. Teaching English UK; 2021.
3. Anonim. The benefits of storytelling. Kumon UK; 2016.