Penyakit & Kelainan

Mediastinitis : Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Mediastinitis?

Mediastinitis adalah sebuah kondisi radang atau infeksi yang menyerang mediastinum [1,2,3].

Mediastinum adalah salah satu bagian dari dada, rongga yang ada pada selang paru-paru kiri dan kanan yang meliputi aorta, jaringan ikat, jantung, pembuluh darah vena besar, arteri besar, trakea, kelenjar getah bening dan salurannya, saraf, dan kelenjar timus [1,2,3].

Fakta Tentang Mediastinitis

  1. Prevalensi pasti dari kasus mediastinitis hingga kini belum diketahui pasti, namun untuk mediastinitis pasca operasi, biasanya memiliki jumlah kasus lebih sedikit antara 0,3% sampai dengan 5% [1].
  2. Kasus tertinggi mediastinitis memiliki kaitan erat dengan operasi transplantasi jantung, prosedur cangkok bypass arteri koroner dengan operasi katup jantung, serta prosedur cangkok bypass arteri koroner dengan operasi aorta toraks [1].
  3. Sementara itu, kasus mediastinitis yang tergolong jarang dijumpai adalah yang berkaitan dengan prosedur bedah perbaikan toraks terisolasi, perbaikan katup terisolasi, dan prosedur cangkok bypass arteri koroner terisolasi [1].

Penyebab Mediastinitis

Mediastinitis adalah kondisi yang umumnya disebabkan oleh infeksi setelah menjalani prosedur operasi tertentu [1,2,3].

Mediastinitis akut dan mediastinitis kronis adalah dua jenis kondisi mediastinitis yang umum terjadi [1,2,3].

Mediastinitis akut adalah ketika gejala timbul atau dialami penderita secara tiba-tiba [1,2,3].

Sementara itu, mediastinitis kronis adalah gejala yang berkembang secara perlahan dan lama-kelamaan menjadi jauh lebih buruk [1,2,3].

Infeksi yang tak kunjung sembuh serta iritasi dalam waktu lama meningkatkan risiko terjadinya mediastinitis kronis [1,2,3].

Berikut ini adalah sejumlah faktor yang diketahui meningkatkan risiko mediastinitis [1,2,6,7] :

  • Usia paruh baya
  • Berjenis kelamin pria
  • Memiliki riwayat penyakit autoimun
  • Memiliki riwayat menggunakan obat terlarang
  • Menderita diabetes

Mediastinitis juga merupakan kondisi yang umumnya disebabkan oleh infeksi setelah menjalani prosedur operasi tertentu [1,2].

Di bawah ini adalah sejumlah sumber infeksi tersebut :

  • Fibrosing mediastinitis; kondisi ini tergolong langka dan dapat disebabkan oleh reaksi fibrotik terhadap penyakit granulomatosa. Histoplasmosis adalah salah satu contoh penyakit granulomatosa, yakni infeksi karena jamur Histoplasma yang terjadi pada penderita yang positif HIV [1,3,4].
  • Mediastinitis yang terjadi pada struktur dalam mediastinum; beberapa kondisi terkait adalah tuberkulosis kelenjar getah bening mediastinum (penyakit granulomatosa), cedera abdomen atau dada, esofagus pecah, dan infeksi dari paru-paru yang kemudian menyerang mediastinum [1].
  • Descending necrotizing mediastinitis; kondisi infeksi mediastinitis ini adalah infeksi yang menyerang area orofaring. Biasanya kondisi ini berasal dari prosedur operasi leher dan kepala (termasuk endoskopi) serta beberapa kondisi tertentu, seperti sialadenitis, faringitis, abses dental, tonsilitis, sinusitis, abses peritonsilar, otitis media, dan abses parafaringeal [1,3,5].

Memiliki riwayat menjalani prosedur endoskopi seringkali menjadi alasan mengapa mediastinitis terjadi [1,2].

Endoskopi sendiri merupakan prosedur medis yang umumnya diterapkan untuk mendiagnosa penyakit tertentu maupun mengatasi beberapa jenis gangguan kesehatan [8].

Pada prosedur endoskopi, dokter menggunakan endoskop, yaitu alat berupa selang lentur namun berukuran kecil yang di ujungnya telah dilengkapi kamera di mana alat ini akan dimasukkan ke dalam tubuh pasien [8].

Kamera tersebut sudah tersambung dengan monitor yang nantinya digunakan oleh dokter untuk melihat gambar kondisi organ tubuh pasien yang sedang diperiksa [8].

Endoskop biasanya dokter masukkan melalui hidung, mulut, irisan kulit (kulit yang sudah diinsisi), vagina, atau anus agar bisa masuk ke dalam tubuh dan mengambil gambar kondisi organ tersebut [8].

Gejala Mediastinitis

Beberapa gejala mediastinitis yang paling umum  antara lain adalah [1,2,3] :

  • Nyeri pada area dada
  • Ketidaknyamanan yang bisa dirasakan hampir di seluruh tubuh
  • Demam disertai tubuh menggigil
  • Sesak nafas

Namun biasanya, pada penderita mediastinitis dengan riwayat operasi sebelumnya memiliki gejala-gejala tertentu seperti berikut [1,2,3] :

  • Ketidakstabilan dinding dada
  • Lunak pada dinding dada saat disentuh dan ditekan
  • Keluar cairan dari luka

Pemeriksaan Mediastinitis

Untuk memastikan bahwa gejala yang pasien alami merupakan gejala mediastinitis, beberapa metode pemeriksaan ini perlu pasien jalani :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis

Dokter akan mengawali dengan pemeriksaan fisik pada pasien untuk mengidentifikasi gejala yang dialami [1,2].

Selain itu, dokter akan menanyakan tentang riwayat penyakit apa saja yang pernah pasien derita, riwayat cedera, maupun riwayat tindakan bedah apa yang pernah ditempuh. [1,2]

Hal ini akan memudahkan dokter dalam menentukan diagnosa.

  • Tes Pemindaian

Serangkaian tes penunjang akan semakin mendukung dokter dalam proses diagnosanya, termasuk tes pencitraan atau pemindaian [1,2].

CT scan dan sinar-X (rontgen) untuk bagian leher dan dada sangat dianjurkan agar dokter dapat mengetahui lebih detail kondisi pasien pada area tersebut [1,2].

  • Tes Laboratorium

Tes laboratorium tidak hanya meliputi tes darah, tapi juga swab dan kultur darah yang bertujuan mengetahui adanya peningkatan marker untuk peradangan [1,2].

Kultur darah dan swab akan dilakukan langsung mengambil sampel dari bagian tubuh yang menjadi sumber infeksi [1,2].

Dari hasil tes ini dokter akan mengetahui lebih detail mengenai kadar laju endap darah, sel-sel darah putih, dan C-reactive protein dalam tubuh pasien [1,2].

Mengapa tes penunjang sangat penting?

Gejala-gejala yang dialami oleh pasien gejala yang mengarah pada mediastinitis serupa dengan beberapa gangguan kesehatan lainnya.

Gejala dapat pula diidentifikasi sebagai tuberkulosis mediastinum, selulitis leher, infark miokardial, emboli paru, tumor mediastinum, hingga pneumomediastinum spontan.

Oleh sebab itu, tes-tes lanjutan diperlukan untuk memastikan kondisi pasien agar tidak terjadi kesalahan hasil diagnosa serta dapat menangani kondisi pasien secara tepat.

Pengobatan Mediastinitis

Untuk menangani mediastinitis, perlu diketahui secara pasti penyebab atau faktor yang meningkatkan risiko kondisi ini. Berikut ini merupakan bentuk penanganan mediastinitis pada umumnya.

Apabila ineksi menjadi penyebab utama mediastinitis, maka dokter segera meresepkan antibiotik spektrum luas kepada pasien [1,2,5].

Jenis antibiotik yang diresepkan akan disesuaikan dengan hasil tes kultur atau swab (pemeriksaan mikroba) [1,2,5].

  • Prosedur Bedah

Tak hanya antibiotik, mediastinitis juga dapat ditangani dengan metode bedah apabila memang kondisi pasien memerlukannya [1,2,3,4,5].

Tingkat keparahan mediastinitis pada tubuh pasien akan menentukan apakah dokter merekomendasikan prosedur operasi atau tidak [1,2,3,4,5].

Jika pasien harus menempuh jalur bedah, biasanya usai prosesnya pasien masih harus sering memeriksakan diri untuk tindakan pemantauan [1,2].

Pasien masih perlu menempuh CT scan berulang dan pemantauan dari dekat melalui pemeriksaan laboratorium [1,2].

Dari hasil pemeriksaan rutin pasca tindakan bedah pertama, dokter akan menentukan apakah kondisi pasien masih memerlukan tindakan bedah selanjutnya [1,2].

Evaluasi dan perawatan yang pasien perlu tempuh pada kasus mediastinitis bersifat jangka panjang [1,2].

  • Obat-obatan Lainnya

Patogen penyebab fibrosing mediastinitis hingga kini belum jelas sehingga cukup sulit untuk menangani gejala mediastinitis jenis ini [1,4].

Namun, dokter akan tetap mengobati kondisi pasien dengan memberikan resep obat antijamur, kortikosteroid, atau imunosupresan [1,4].

Apabila memang kondisi pasien cukup serius dengan gejala-gejala yang tak dapat ditekan dengan obat, dokter merekomendasikan prosedur bedah bypass atau stent untuk dekompresi struktur dalam tubuh pasien yang terkena [1,4].

Bagaimana prognosis mediastinitis?

Untuk kasus descending necrotizing mediastinitis dan mediastinitis pasca operasi memiliki prognosis yang cukup buruk [1].

Keduanya memiliki risiko kematian dan morbiditas tinggi apabila gejala-gejala penderita tidak segera terdiagnosa dan diatasi [1].

Sekitar 20-40% adalah persentase untuk angka kematian kasus descending necrotizing mediastinitis meskipun penderita sudah menjalani perawatan [1].

Sementara untuk mediastinitis pasca operasi, tingkat kematian adalah sekitar 1-4% karena kini teknik pengobatan telah mengalami kemajuan yang sangat baik [1].

Sebelum teknik pengobatan semaju saat ini, risiko kematian pada penderita mediastinitis pasca operasi lebih tinggi, yakni sekitar 12-50% [1].

Lain lagi halnya dengan fibrosing mediastinitis, sebab prognosis kasus penyakit ini justru tergolong lebih baik [1].

Terlepas dari perkembangan yang baik namun lambat, banyak pula pasien fibrosing mediastinitis yang akhirnya harus meninggal karena penyakit jantung paru serta pneumonia rekuren [1].

Komplikasi Mediastinitis

Mediastinum seperti telah diketahui merupakan bagian dada yang berisikan organ-organ penting. Ketika kondisi radang atau infeksi tidak segera memperoleh penanganan, maka sejumlah risiko komplikasi berikut mengintai [1,2] :

  • Sepsis
  • Perikarditis
  • Hemoptysis
  • Pneumonia rekuren
  • Sumbatan atau obstruksi saluran nafas
  • Komplikasi dari prosedur bedah yang ditempuh
  • Kegagalan fungsi multiorgan

Pencegahan Mediastinitis

Risiko mediastinitis pada dasarnya dapat diminimalisir, terutama jika berkaitan dengan riwayat operasi dada.

Luka operasi dada harus dijaga tetap bersih dan kering melalui perawatan yang baik dan benar.

Hal ini otomatis akan menurunkan risiko terkena mediastinitis pada pasien.

Sementara untuk mengurangi risiko komplikasi mediastinitis, penderita perlu menjalani pengobatan untuk sarkoidosis, TBC, dan penyakit lainnya yang menjadi faktor risiko mediastinitis.

1. Sarah Kappus & Orinthia King. Mediastinitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Jatin M. Vyas, MD, PhD, David Zieve, MD, MHA, Brenda Conaway, & the A.D.A.M. Editorial team. Mediastinitis. Medline Plus; 2020.
3. By Dr. Tomislav Meštrović, MD, Ph.D & Dr. Jennifer Logan, MD, MPH. Types and Causes of Mediastinitis. News Medical Life Sciences; 2020.
4. Meredith A. Schade, MD & Neena M. Mirani, MD. Fibrosing Mediastinitis: An Unusual Cause of Pulmonary Symptoms. Journal of General Internal Medicine; 2013.
5. Taha G. Elsahy, MBBS, MScAnesth, Hadil A. Alotair, MRCP(UK), FCCP, Abdulaziz H. Alzeer, FRCP(C), FCCP, & Sami A. Al-Nassar, MD, FRCS(C). Descending necrotizing mediastinitis. Saudi Medical Journal; 2014.
6. Luyao Qu, Xiang Liang, Bin Jiang, Wentao Qian, Weijie Zhang & Xieyi Cai. Risk Factors Affecting the Prognosis of Descending Necrotizing Mediastinitis From Odontogenic Infection. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery; 2018.
7. S Endo, F Murayama, T Hasegawa, S Yamamoto, T Yamaguchi, Y Sohara, K Fuse, M Miyata, & H Nishino. Guideline of surgical management based on diffusion of descending necrotizing mediastinitis. The Japanese journal of thoracic and cardiovascular surgery; 1999.
8. Rajni Ahlawat; Gilles J. Hoilat; & Albert B. Ross. Esophagogastroduodenoscopy. National Center for Biotechnology Information; 2021.

Share