Tindakan Medis

Operasi Otak Sadar: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Operasi Otak Sadar

Operasi otak sadar merupakan sebuah prosedur pembedahan otak yang dilakukan pada pasien dengan keadaan sadar. Tindakan medis ini digunakan untuk mengobati penyakit tumor otak atau epilepsi.[1]

Operasi otak sadar dilakukan apabila letak tumor atau fokus epilepsi berada di dekat bagian otak yang mengontrol penglihatan, gerakan, atau ucapan. Selama operasi dokter akan menanyakan beberapa hal dan memantau aktivitas otak saat pasien memberikan respon.[1]

Fungsi dari prosedur ini adalah untuk meminimalkan risiko kerusakan pada area fungsional otak yang dapat memengaruhi penglihatan, gerakan, atau ucapan pasien.

Karena menentukan letak tumor atau fokus epilepsi sulit dilakukan sebelum prosedur sehingga operasi otak sadar memungkinkan dokter untuk mengetahui dengan tepat area otak mana yang mengontrol fungsi-fungsi tersebut dan menghindarinya.[1]

Dokter akan merekomendasikan operasi otak sadar pada pasien yang memiliki tumor otak atau mengidap penyakit epilepsi. Namun prosedur ini tidak disarankan bagi pasien yang mengalami obesitas dan sleep apnea atau gangguan tidur karena napas berhenti dan berlanjut berulangkali.[2]

Persiapan Operasi Otak Sadar

Beberapa persiapan yang dapat pasien lakukan sebelum menjalani prosedur, yaitu:[1,2]

  • Berdiskusi dengan dokter mengenai keuntungan dan risiko dari operasi otak sadar
  • Menginformasikan mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi
  • Dokter akan meminta pasien mengidentifikasi gambar dan kata-kata di kartu atau komputer agar jawaban tersebut dapat dibandingkan dengan jawaban selama operasi berlangsung. Tindakan ini bertujuan agar dokter bedah saraf dapat menentukan efektivitas operasi.
  • Dokter juga akan meminta pasien untuk berhenti mengonsumsi apapun selama beberapa jam sebelum operasi

Prosedur Operasi Otak Sadar

Secara umum rangkaian operasi otak sadar yaitu:[2,3]

  • Pasien akan berganti pakaian dengan gaun khusus operasi dan menerima anestesi lokal melalui infus yang dipasang oleh tim medis agar pasien merasa lebih nyaman dan rileks.
  • Menggunakan sistem navigasi saraf, dokter kemudian menandai bagian kepala yang akan disayat.
  • Sebagian kecil rambut akan dicukur di sepanjang garis sayatan.
  • Selanjutnya dokter akan membersihkan bagian tersebut menggunakan cairan antiseptik.
  • Dokter kemudian akan menstimulasi area sekitar tumor otak dengan elektroda kecil. Jika dokter menstimulasi bagian motorik otak, hal itu dapat menyebabkan anggota tubuh atau wajah berkedut; area sensorik akan menyebabkan perasaan kesemutan; area bicara akan mencegah pasien berbicara dengan sangat singkat. Tindakan ini bertujuan untuk menentukan area otak yang harus dihindari.
  • Saat mengangkat tumor, dokter akan meminta pasien berbicara, menghitung, dan melihat gambar untuk menguji fungsi otak, dan jika ada perubahan maka dokter dapat menghentikannya.
  • Setelah tumor diangkat, semua perdarahan dihentikan dan dura (selaput tebal yang mengelilingi otak) ditutup dengan jahitan. Flap tulang diganti dengan tiga pelat mini dan kulit kepala ditutup.
  • Selama prosedur, dokter anestesi akan memastikan bahwa pasien tidak merasakan sakit, memantau tanda-tanda vital (detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah).

Setelah setelah operasi, pasien akan menunggu selama 4 jam untuk melakukan pemindaian kepala, untuk memastikan apakah tumor atau jaringan yang kejang telah berhasil diatasi. [3]

Jika hasil operasi baik maka pasien dapat dipulangkan 6 jam setelah operasi. Namun, jika hasil operasi masih perlu evaluasi lebih lanjut, pasien diharuskan untuk menginap di rumah sakit.[3]

Pasien mungkin akan merasakan sakit kepala selama beberapa waktu, hal ini bisa diatasi dengan pain killer yang diberikan oleh dokter. Selain itu, pasien juga akan merasa mudah lelah dibanding biasanya. Biasanya pasien dapat kembali beraktivitas normal setelah 6 minggu sampai 3 bulan pasca operasi.[1,3]

Segera hubungi dokter apabila pasien mengalami salah satu tanda dari infeksi seperti berikut:[3]

  • Sakit kepala secara terus menerus
  • Demam
  • Luka bekas operasi membengkak, terasa sangat sakit, dan mengeluarkan cairan
  • Meningkatnya rasa kantuk
  • Muncul ruam-ruam
  • Mati rasa

Risiko Operasi Otak Sadar

Seperti tindakan medis lainnya, operasi otak sadar juga memiliki risiko yang mungkin akan dialami oleh pasien, seperti:[1,3]

  • Perubahan dalam kemampuan melihat
  • Kejang
  • Kesulitan berbicara atau belajar
  • Kehilangan ingatan
  • Koordinasi dan keseimbangan terganggu
  • Stroke
  • Pembengkakan otak atau terlalu banyak cairan di otak
  • Meningitis (radang selaput otak)
  • Cairan tulang belakang bocor
  • Otot lemah
  • Hematoma (pembekuan darah)
  • Trombosis vena dalam (pembekuan darah di vena tungkai)
  • Emboli paru (pembekuan darah dari tungkai sampai ke paru-paru)
  • Radang paru-paru
  • Serangan jantung
  • Infeksi saluran kemih

Beberapa dari risiko mungkin cukup serius sehingga memerlukan pembedahan lebih lanjut dan beberapa dapat mengancam nyawa. Secara keseluruhan, kejadian komplikasi serius yang menyebabkan defisit neurologis permanen (stroke) atau kematian kurang dari 5%.[3]

Hasil Operasi Otak Sadar

Apabila pasien melakukan operasi otak sadar untuk mengatasi epilepsi maka biasanya terjadi penurunan frekuensi kejang setelah operasi. Namun, ada juga yang tidak merasakan manfaat operasi dalam jangka waktu yang lama.[1]

Namun, jika pasien melakukan prosedur ini untuk mengobati tumor, biasanya dokter sudah berhasil mengangkat sebagian besar tumor.

Pasien mungkin masih memerlukan perawatan lain, seperti terapi radiasi atau kemoterapi, untuk membantu menghancurkan bagian tumor yang tersisa.[1]

1. Anonim. Awake Brain Surgery. Mayoclinic; 2021.
2. Anonim. Awake Brain Surgery (Intraoperative Brain Mapping). Hopkinsmedicine; 2021.
3. Anonim. Awake craniotomy. NHS UK; 2021.

Share