Daftar isi
Pelargonium sidoides yang juga dikenal dengan sebutan geranium hitam atau cape pelargonium adalah tanaman yang berasal dari famili geraniaceae. Tanaman ini berasal dari Afrika Selatan dan telah digunakan sebagai obat herbal selama lebih dari seratus tahun.
Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Eastern Cape, Afrika Selatan dan di dataran tinggi Lesotho[3,4].
Pelargonium sidoides memiliki daun seperti beludru dan berbentuk hati. Daun tanaman ini berwarna hijau dan tumbuh berdempetan serta bergerombol.
Pelargonium sidoides memiliki tangkai yang panjang berwarna hijau dan terdapat bulu-bulu halus pada tangkainya. Bunga pelargonium sidoides berwarna ungu tua hingga ada yang hampir hitam.
Tanaman ini hampir mirip dengan tanaman pelargonium reniforme[3].
Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada pelargonium sidoides:
Nama | Jumlah | Unit |
Limonene | 0.21 | % |
Linalool | 3.50 | % |
Geraniol | 8.20 | % |
Cadinene | 0.33 | % |
Germacrene | 2.23 | % |
Elemene | 0.21 | % |
Cubenene | 0.58 | % |
Menurut data pada tabel kandungan gizi diatas menunjukkan bahwa pelargonium sidoides memiliki berbagai macam gizi dan salah satunya adalah linalool. Linalool memiliki manfaat dalam merelaksasi saraf serta otot tubuh yang digunakan dalam bentuk minyak atau aroma terapi [1].
Pelargonium sidoides memiliki beberapa kandungan senyawa yang bermanfaat bagi tubuh. Oleh karenanya tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untuk obat herbal.
Kandungan senyawa yang terdapat di dalam pelargonium sidoides diantaranya kumarin, asam galat, flavonoid, asam fenolik, dan hidrosisinamat. Kandungan senyawa tersebut yang berperan aktif untuk mengobati berbagai penyakit[4].
Kandungan senyawa yang ada dalam pelargonium sidoides antara lain kumarin, asam galat, flavonoid, asam fenolik, serta turunan dari asam galat dan fenolik yang efektif dalam mengobati berbagai penyakit, khususnya penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan bagian atas.
Dikarenakan pelargonium sidoides memiliki kandungan senyawa dan kandungan gizi yang baik maka tumbuhan ini dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Manfaat dari Pelargonium Sidoides antara lain sebagai berikut:
Human Immunodeficiency Virus(HIV) merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh seseorang yang menyebabkan tubuh tidak dapat melawan infeksi. Penyakit HIV apabila tidak segera diobati dapat berkembang menjadi penyakit AIDS(Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Virus HIV memiliki dua tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Kedua tipe tersebut sama-sama berbahaya bagi tubuh sehingga harus ditangani dengan cara yang tepat.
Menurut penelitian, ekstrak akar dari tanaman pelargonium sidoides menunjukkan aktivitas anti HIV-1 yang kuat dan aman untuk dikonsumsi. Ekstrak tersebut dapat mencegah virus HIV-1 menempel pada sel inang, sehingga dapat digunakan sebagai terapi bagi orang yang terkena virus HIV-1.
Selain itu, ekstrak akar dari tanaman ini juga dapat digunakan sebagai perlindungan dari infeksi virus HIV-1[2].
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran bronkus yang disebabkan karena terjadinya infeksi virus. Bronkus merupakan saluran yang menyalurkan udara dari paru-paru dan menuju kembali ke paru-paru.
Bronkitis yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, yaitu pneumonia. Oleh karena itu, bronkitis harus segera ditangani dan diobati agar tidak semakin parah dan menimbulkan penyakit lain.
Bronkitis dapat diobati menggunakan ekstrak akar tanaman pelargonium sidoides. Bahkan ekstrak akar tanaman pelargonium sidoides telah dilisensikan di Jerman dan dikenal sebagai EPs®7630 atau Umckaloabo®[2].
Ekstrak akar tanaman pelargonium sidoides dapat digunakan sebagai obat bronkitis, bahkan ekstrak tersebut telah mendapat lisensi dari Jerman yang membuktikan bahwa obat ini aman dikonsumsi dan efektif dalam mengobati bronkitis.
Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada dinding sinus. Sinus ini terletak di belakang kening, mata, pipi, dan hidung.
Sinus berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh dan menjaga kelembapan udara yang masuk ke paru-paru. Sinusitis menyerang manusia karena adanya infeksi virus dalam sistem pernapasan atas.
Oleh sebab itu, sinusitis dapat ditangani dengan menggunakan obat herbal pelargonium sidoides karena tanaman ini telah diuji secara klinis dapat menghambat virus, terutama virus yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Pengobatan sinusitis menggunakan tanaman pelargonium sidoides dapat dilakukan dengan pembuatan tingtur herbal, yaitu ekstrak herbal yang dibuat dengan alkohol dan dicampur dengan akar tanaman tersebut[3].
Influenza atau yang kerap disebut dengan flu adalah infeksi virus yang terjadi di hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Influenza merupakan penyakit yang mudah menular, terutama bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Seseorang yang terserang influenza biasanya mengalami demam, pilek, batuk, dan sakit kepala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karenanya penyakit ini harus segera diobati agar tidak bertambah parah, salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi obat herbal pelargonium sidoides.
Ekstrak tanaman pelargonium sidoides telah terbukti dapat menghambat virus influenza. Maka dari itu, tanaman ini efektif untuk dijadikan sebagai obat influenza[2].
Pelargonium sidoides efektif untuk mengobati influenza dan masalah pernapasan bagian atas lainnya karena tanaman ini terbukti memiliki sifat antivirus.
Tuberkulosis merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh virus Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini termasuk dalam penyakit pernapasan yang mudah menular dan dapat menular melalui batuk, bersin, serta percikan air liur.
Dikarenakan tuberkulosis mudah menular maka sebaiknya penderita tuberkulosis harus segera ditangani agar penyakit tidak menyebar luas. Penyakit ini dapat diobati menggunakan obat herbal pelargonium sidoides[4].
Pelargonium sidoides dapat digunakan untuk mengobati penyakit tuberkulosis atau biasa dikenal dengan TBC yang disebabkan oleh virus Mycobacterium tuberculosis.
Tidak hanya memberikan beragam manfaat, pelargonium sidoides juga dapat mengakibatkan efek samping bagi tubuh. Terjadinya efek samping ini harus dihindari karena dapat merugikan kesehatan tubuh.
Untuk itu, berikut ini efek samping yang ditimbulkan dari pelargonium sidoides:
Penggunaan pelargonium sidoides sebagai obat untuk penyakit bronkitis akut dapat menyebabkan efek samping berupa gastrointestinal. Gastrointestinal adalah masalah yang berkaitan dengan perut, seperti kembung, diare, atau susah BAB.
Gastrointestinal ini biasanya terjadi setelah penderita bronkitis akut mengonsumsi obat herbal selama 7 sampai 14 hari. Meski obat herbal dari pelargonium sidoides dapat menimbulkan gastrointestinal tetapi efek samping yang ditimbulkan masih tergolong aman dan tidak serius[4].
Pelargonium sidodies dapat menimbulkan efek samping eksantema, biasanya efek samping ini terjadi pada anak-anak. Eksantema ditandai dengan timbulnya demam dan ruam merah pada kulit.
Eksantema yang terjadi akibat konsumsi obat pelargonium sidoides biasanya bisa sembuh dalam dua hari dan tidak menimbulkan efek samping yang serius[4].
Penggunaan pelargonium sidoides sebagai obat herbal dapat menimbulkan efek samping berupa gastrointestinal dan eksantema, tetapi efek samping yang ditimbulkan oleh tanaman ini masih tergolong ringan dan aman. Hal tersebut telah terbukti dalam penelitian ilmiah.
Cara penggunaan suatu obat herbal harus diperhatikan dengan cermat agar terhindar dari efek samping yang berbahaya. Berikut ini tips penggunaan tanaman herbal pelargonium sidoides:
Pelargonium sidoides dapat dimanfaatkan daun dan akarnya dengan cara direbus. Daun dan akar pelargonium sidoides rebus dapat digunakan untuk melindungi luka dari belatung dan sebagai obat antelmintik pada anak sapi.
Cara membuat daun rebus ini cukup mudah, pertama siapkan beberapa helai daun pelargonium sidoides dan cuci hingga bersih. Kemudian masukkan daun ke dalam panci yang diisi dengan air dan rebus hingga mendidih. Daun rebus siap digunakan untuk melindungi luka.
Untuk membuat akar rebus menggunakan pelargonium sidoides, cara yang digunakan juga sama seperti membuat daun rebus di atas[4].
Tanaman pelargonium sidoides dapat digunakan sebagai bubuk yang dapat dijadikan sebagai krim wajah. Krim wajah dari tanaman ini bermanfaat untuk mengobati jerawat di kulit.
Cara menggunakan bubuk ini adalah siapkan bubuk dari tanaman pelargonium sidoides kemudian campur dengan air hingga mengental. Kini bubuk pelargonium sidoides dapat digunakan sebagai krim wajah[4].
Cara menggunakan pelargonium sidoides adalah dengan cara direbus dan dijadikan sebagai bubuk. Biasanya bagian yang banyak digunakan sebagai obat herbal adalah bagian daun dan akar dari tanaman ini.
Tips penyimpanan yang tepat pada suatu obat herbal dapat memaksimalkan manfaat yang diberikan oleh tumbuhan herbal tersebut. Hal ini juga berlaku pada penyimpanan pelargonium sidoides. Berikut ini tips penyimpanan obat herbal pelargonium sidoides:
Pelargonium sidoides dapat disimpan dalam bentuk ekstrak dari tanaman tersebut, misalnya ekstrak EPs®7630. Ekstrak ini diperoleh dari akar tanaman pelargonium sidoides yang dicampur dengan bahan-bahan lain.
Ekstrak EPs®7630 bahkan telah diakui di negara-negara Eropa dan dijadikan sebagai campuran obat-obatan sehingga aman untuk dikonsumsi dalam pengobatan. Ekstrak ini juga dapat disimpan dalam jangka waktu lama karena telah diracik oleh orang yang profesional di bidangnya[4].
Pelargonium sidoides dapat disimpan dalam bentuk ekstrak EPs®7630 yang diperoleh dari akar tanaman tersebut sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama dan dapat digunakan sewaktu-waktu.
1. Mei Wang, Amar G. Chittiboyina, Cristina Avonto. Comparison of Current Chemical and Stereochemical Tests for the Identification and Differentiation of Pelargonium Sidoides. 8:4 360-372. Record Of Natural Product; 2014.
2. Markus Helfer, Herwig Koppensteiner, Martha Schneider, Stephanie Rebensburg, Sara Forcisi, Constanze Müller, Philippe Schmitt-Kopplin, Michael Schindler, and Ruth Brack-Werner. The Root Extract of the Medicinal Plant Pelargonium sidoides Is a Potent HIV-1 Attachment Inhibitor. 9(1): e87487. PLOS ONE; 2014.
3. J. E. Maree and A. M. Viljoen. Phytochemical distinction between Pelargonium sidoides and Pelargonium reniforme — A quality control perspective. Volume 82 Pages 83-91. South African Journal of Botany; 2012.
4. Mack Moyo dan Johannes Van Staden. Medicinal properties and conservation of Pelargonium sidoides DC. 152(2): 243–255. Elsevier Public Health Emergency Collection; 2014.